Peristiwa 13 Mei 1969

Revisi sejak 31 Juli 2005 04.30 oleh AFP (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Rusuhan kaum yang berlaku pada tahun 1969 adalah puncak masalah perpaduan di Malaysia. Lebih dikenal sebagai Peristiwa 13 Mei 1969. Peristiwa ini telah mengakibatkan kehilangan nyawa dan harta benda dan mempunyai kaitan yang rapat dengan Pemilihan 1969.

Latar Belakang

Peristiwa 13 Mei 1969 diberi nama adalah karena peristiwa ini terjadi pada 13 Mei 1969. Semasa kampanye Pemilu 1969, calon-calon pilihan raya serta anggota politik terutamanya daripada parti oposisi, telah membangkitkan soal-soal sensitif berkaitan dengan Bahasa Kebangsaan (Bahasa Melayu), kedudukan istimewa orang Melayu (Bumiputera) dan hak kerakyatan orang bukan Melayu. Hal ini telah menimbulkan perasaan rasial dan syak wasangka. Parti Perikatan (UMNO-MCA-MIC) telah mengalami kekalahan yang telak dalam Pemilu 1969. Jumlah kursi yang dimenangkannya dalam Dewan Rakyat (Parlemen) telah menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi pada tahun 1969. Parti Perikatan telah hilang kebanyakan dua-per-tiga dalam Dewan Rakyat. Parti Gerakan, DAP dan PPP menang 25 buah kursi dalam Dewan Rakyat saat PAS menang 12 kursi .

Sebab terjadinya Peristiwa 13 Mei 1969 adalah konvoi kemenangan pihak oposisi. Penyokong-penyokong Parti Gerakan dan DAP telah mengutuk dan menghina orang-orang Melayu saat mengadakan konvoi di jalan-jalan raya di sekitar Kuala Lumpur.

Tragedi 13 Mei 1969 merupakan satu titik hitam dalam sejarah negara Malaysia. Peristiwa ini berlaku menyusul pengumuman keputusan Pemilihan Umum pada 10 Mei 1969. Isu-isu rasial yang menyentuh emosi dan sentimen menjadi tema utama sepanjang kampanye pemilu yang telah menaikkan semangat bangsa-bangsa di Malaysia. Dikatakan kaum Tiong Hoa yang menang telah berkonvoi dengan mengikat penyapu kepada kendaraan mereka sebagai lambang kemenangan mereka menyapu bersih kursi sambil meneriakkan slogan. Ada pula pendapat yang mengatakan penyapu tersebut sebagai lambang mereka akan menyapu ('menyingkirkan') orang-orang Melayu ke laut.

UMNO pula telah mengadakan konvoi balasan pada 13 Mei 1969 yang mengakibatkan terjadinya peristiwa ini. Hal ini adalah karena perasaan emosi yang tinggi dan kurangnya kawalan dari kedua pihak.

Puncak kelantangan suara itu telah menyebabkan meletusnya tragedi 13 Mei yang menyebabkan banyak jiwa yang tidak berdosa jadi korban dan harta benda musnah. Untuk menangani keadaan itu pemerintahan telah mendeklarasikan undang-undang darurat ke seluruh negara dan Parlemen dibubarkan. Sebuah badan pemerintah yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Tun Abdul Razak telah didirikan pada 16 Mei 1969 dan dikenal sebagai Majlis Gerakan Negara atau MEGERAN.

Keadaan akhirnya dapat dikendalikan dan beberapa keputusan telah diambil untuk mencari jalan penyelesaian termasuk pendirian beberapa badan seperti Majlis Perundingan Negara, Dasar Ekonomi Baru dan Rukunegara telah diciptakan.