Kutha Bedah adalah sebuah tempat penting dari Kerajaan Kalinyamat yang kini secara administratif masuk wilayah di Desa Robayan, Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.

Etimologi

  • Versi Pertama

Kutha Bedah merupakan tembok benteng Kerajaan Kalinyamat yang bedah alias roboh dikarenakan diserang oleh Panembahan Senopati dari Kesultanan Mataram yang hendak ingin menguasai wilayah Jepara. Mataram berhasil menyerang Jepara yang sebelumnya Kerajaan Mataram sangat susah menyerang Jepara dikarenakan di Jepara terdapat Benteng yang kuat dengan prajurit yang menjaganya, tetapi sejak Pangeran Arya Jepara (anak Sultan Maulana Hasanudin dari Kesultanan Banten), menggantikannya Ratu Kalinyamat sebagai penguasa Jepara. Pangeran, yang diberitakan pernah berusaha menduduki tahta Banten dan berhasil menduduki Bawean ini, berkuasa sampai tahun 1599. Kekuasaannya berakhir karena pasukan Panembahan Senopati dari Mataram datang menyerbu. Jepara diduduki dan kota Kalinyamat dihancurkan. Tidak ada kabar mengenai nasib keluarga penguasa dan orang-orang penting Jepara waktu itu. Sejak saat itu pula Jepara dipimpin oleh pejabat setingkat bupati yang ditunjuk oleh Kesultanan Mataram.

  • Versi Kedua

Kutho Bedah dalam bahasa Indonesia artinya kota yang meledak, dikarenakan dahulu tempat tersebut merupakan bagian dari kota kerajaan kalinyamat dan wilayah tersebut berada di dalam tembok benteng kerajaan kalinyamat. Selain itu wilayah ini juga pernah di bom oleh Belanda sehingga meledak, oleh karena itu dinamakan Kota yang meledak yang dalam bahasa Jawa artinya Kota Bedah.

Sumur Upas

Dimasa pusat pemerintahan berada di Keraton Kalinyamat yang kini di desa Kriyan, Kuto Bedah terdapat Harimau kembar yang berada didalam Sumur Upas yang bernama Macan Lurik, sumur tersebut untuk menghukum para penjahat atau pembangkang Kerajaan Kalinyamat, Sumur Upas berada di sebelah barat daya keraton yang terkenal dengan nama Sumur Upas Kuto Bedah yang saat ini berada di Desa Robayan.

Pasar Kalinyamat

Setelah Ratu Kalinyamat menikah dengan Sultan Hadlirin dan pusat pemerintahan berpindah ke Keraton Mantingan, maka Kutha Bedah dijadikan pusat jual beli alias pasar[1] Kerajaan Kalinyamat, Pasar tersebut sangat ramai. Bahkan ketika Ratu Kalinyamat sedang sedih, susah maka beliau menghibur diri dengan berjalan keliling istana dengan menaiki kereta kencana yang berjalan diatas benteng yang lebar tembok benteng tersebut mencapai 4 meter sehingga bisa di lalui oleh kereta kencana beliau.

Pemukiman

Kini Kutha Bedah menjadi kawasan makam dan pemukiman sejak jaman dahulu hingga kini, kutha bedah terkenal sebagai daerah paling angker di kawasan Kecamatan Kalinyamatan.

Referensi