Zatch Bell adalah anime dan manga karya Makoto Raiku yang bercerita tentang perebutan kursi Raja Dunia Iblis. Judul lainnya adalah Konjiki no Gash Bell atau di Indonesia adalah Gash Bell.

Tokoh-tokoh

Berkas:ZATCHBELL.jpg
Kiyomaro dan Zatch

Kiyomaro Takamine adalah anak SMP yang sangat jenius, jadi dia dipandang aneh oleh teman-temannya. Akhirnya Kiyomaro ini tidak punya teman dan mulai memandang rendah teman-teman yang lebih bodoh daripadanya. Ia berubah setelah bertemu Zatch yang mengajarkannya indahnya berteman. Zatch sebenarnya kehilangan ingatan ketika dia berada di dunia iblis. Kiyomaro memegang buku Zatch yang berwarna merah.


Megumi Oumi adalah seorang top idol yang memegang buku Tio. Megumi ini sepertinya menyukai Kiyomaro. Meskipun jurus shield Megumi dan Tio sangat kuat, tetapi jurus serangan mereka sangatlah lemah sehingga mereka sebisanya menghindari bertarung. Setelah diselamatkan Kiyomaro dan Zatch, Megumi dan Tio selalu berlatih agar bisa terus membantu Kiyomaro dan Zatch.


Sherry adalah wanita Perancis pemegang buku Brago. Sherry dan Brago adalah pasangan terkuat yang paling banyak menghabisi iblis saat ini. Di episode 77 anime, mereka mengalahkan 21 iblis sendirian. Tujuan utama Sherry adalah menghabisi Zophise, iblis yang mencuci otak sahabat baiknya, Koko. Tapi setelah melihat Brago membantunya mati-matian, Sherry pun bersumpah akan menjadikan Brago raja walaupun nyawa sebagai taruhannya.

Folgore, seperti halnya Megumi adalah seorang idola, namun ia berasal dari Italia. Iblisnya, Kyanchome sangat pengecut seperti dirinya. Jurus Kyanchome rata-rata nggak berguna, hanya untuk mengubah diri saja. Namun pada akhirnya Folgore dan Kyanchome mencoba berubah menjadi pemberani seperti halnya Kiyomaro dan Zatch.

Sunbeam adalah pemegang buku Umagon yang sebelumnya dirawat oleh Kiyomaro dan Zatch. Awalnya Umagon menolak bertarung karena tidak mau menyakiti Zatch, tapi akhirnya ia bertarung untuk melindungi Zatch. Umagon yang merupakan kuda iblis ini berharap agar namanya diganti seperti nama dulunya, Sneider, namun karena ia cuma bisa bilang "merumerume" maka nggak ada yang ngerti.