Indraprastha

kota kuno yang kini termasuk wilayah kota Delhi, India

Kota Indraprastha (Sansekerta: इन्द्रप्रस्थ ) adalah sebuah kota besar di India utara pada zaman dahulu kala. Kota ini muncul dalam kisah epik Mahābhārata dan diperintah oleh Panca Pandawa. Kota ini terletak di tepi sungai Yamuna, lokasinya dekat dengan ibukota India zaman sekarang, Delhi.

Kota ini merupakan negeri yang gersang dan terkutuk sebelum diberikan kepada Panca Pandawa. Melihat keadaan itu, Sri Kresna memanggil Indra, pemimpin para Dewa, untuk membantu Yudistira memperbaiki keadaan negeri tersebut. Dewa Indra memunculkan Wiswakarman, arsitek para Dewa yang merancang kota megah. Dengan suatu upacara, Wiswakarman berhasil mengusir segala penyakit di negeri tersebut dan menyuburkan kembali daerah yang gersang. Perlahan-lahan kota tersebut menjadi kota yang makmur dan berduyun-duyun orang-orang dari negeri tetangga bermigrasi ke negeri baru tersebut. Kota Indraprastha pun menjadi kota besar. Setelah Yudistira naik tahta, kota Indraprastha tetap mendapat pengawasan dari Hastinapura.


Sejarah Indraprastha versi Jawa

Sejarah ini dikenal dengan kisah atau lakon Babad Alas Wanamarta. Kurawa yang telah merasa berhasil membunuh Pandawa dalam cerita Bale Sigalagala terkejut ketika mengetahui ternyata Pandawa masih hidup. Prabu Duryudana yang tidak ingin kerajaan Astina atau Hastina diminta oleh Pandawa selaku penguasa yang sah mencari berbagai cara agar bisa membunuh kembali Pandawa. Untuk memperhalus niatan tersebut, Pandawa diberikan daerah yang masih berupa hutan yang bernama hutan Wanamarta (Wana = Hutan). Hutan tersebut terkenal keangkerannya, begitu angkernya sehingga digunakan istilah Manusia Datang, Manusia Mati, Hewan Datang, Hewan Mati (Jalma Mara, Jalma Mati, Sato Mara, Sato Mati) untuk menggabarkan keangkerannya.

Pandawa kesulitan dalam membuka hutan Wanamarta karena dikuasai oleh lima makhluk halus yang wajahnya mirip dengan para Pandawa. Kelima makhluk halus tersebut adalah Yudhistira yang mirip dengan Prabu Puntadewa, Dandungwacana yang mirip dengan Bima, Dananjaya yang mirip dengan Arjuna, Nakula dan Sadewa yang mirip dengan si kembar Pinten dan Tansen. Kelima penguasa Wanamarta ini tidak sudi diganggu ketenangannya. Arjuna yang mempunyai minyak Jayengkaton mengoleskannya ke setiap mata Pandawa agar dapat melihat kelima makluk halus penguasa Wanamarta.

Akhirnya Pandawa dapat mengalahkan kelima penguasa hutan Wanamarta tersebut dan kelimanya menitis masuk kedalam tubuh para Pandawa sehingga Pandawa memiliki nama yang sama dengan para penguasa hutan Wanamarta tersebut serta seketika itu juga hutan Wanamarta berubah menjadi kerajaan yang megah luar biasa bernama Indraprastha atau Amarta.

Sebagai bentuk syukur atas berdirinya kerajaan Indraprastha atau Amarta ini atas petunjuk Sri Batara Kresna maka dilakukan upacara yang disebut dengan Sesaji Raja Surya atau Sesaji Rajasuya.

Makna Filosofis Babat Alas Wanamarta

  1. Lawan adalah diri kita sendiri (wujud yang sama dengan Pandawa)
  2. Untuk mengetahuinya digunakan cara ayau sudut pandang yang lain (penggunaan minyak Jayengkaton)
  3. Jika mampu mengalahkan diri sendiri maka akan terjadi hal yang luar biasa (berubahnya hutan Wanamarta menjadi kerajaan yang megah)