Bima (Mahabharata)

Pandawa kedua dalam epos Mahabharata

Bhima (Sansekerta: भीम, bhīma) atau Bhimasena (Sansekerta: भीमसेन, bhīmaséna) adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahābhārata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai Pandawa yang kuat, selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia bagian Pundawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se'ayah'-nya ialah Wanara yang terkenal dari epos Ramayana yaitu Hanoman.

Berkas:Bima-kl.jpg
Bima sebagai tokoh wayang Jawa

Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode Prasthanikaparwa.

Arti nama Bima adalah setia pada satu sikap, ia tidak suka berbasa basi tak pernah bersikap mendua dan tak pernah menjilat ludahnya sendiri.

Bima dalam pewayangan Jawa

Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia. Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya dengan Bima.

Sifat

Bima memililki sifat dan perwatakan; gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap orang semua sama sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk didepan lawan bicaranya. Bima melakukannya hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci dan ketika bertemu Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan ahli bermain ganda dan memiliki berbagai senjata antara lain; Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah ; Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabakpangantol-antol.

Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu; Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain; Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem.

Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta. Ia mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu:

  1. Dewi Nagagini, berputra Arya Anantareja,
  2. Dewi Arimbi, berputra Raden Gatotkaca dan
  3. Dewi Urangayu, berputra Arya Anantasena
  4. Dewi Retokotowati,berputra Srenggini (Gagrag Banyumasan)

Nama-nama lain (dasanama)

  • Bratasena
  • Balawa
  • Birawa
  • Dandunwacana
  • Nagata
  • Kusumayuda
  • Kowara
  • Kusumadilaga
  • Pandusiwi
  • Bayusuta
  • Sena
  • Wijasena
  • Jagal Abilowo

Werkodara (Julukan Werkodara atau Wrekudara atau Werkudara, berasal dari bahasa Sansekerta vrkodarah yang artinya "perut serigala". Nama Bhimasena berarti panglima perang.

Lihat pula