Seboropasar, Ngombol, Purworejo
Seboro Pasar merupakan sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah petani. Dari luas keseluruhan 166 hektar, sekitar 118 hektar adalah areal persawahan. Komoditas utama pertanian desa ini adalah padi, dengan total produksi rata-rata per tahun sekitar 1500 ton gabah kering. Selain padi pada musim kemarau biasanya petani menanam palawija seperti jagung, kacang hijau dan kacang tanah untuk penghasilan tambahan selain padi.
Seboro Pasar | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Purworejo | ||||
Kecamatan | Ngombol | ||||
Kode pos | 54172 | ||||
Kode Kemendagri | 33.06.02.2057 | ||||
Luas | 1,66 km2 | ||||
Jumlah penduduk | 712 | ||||
Kepadatan | 457 jiwa/km2 | ||||
|
Secara geografis letak desa ini kurang lebih 11 km arah barat daya kota Purworejo dan 5 km arah barat laut Ngombol. Batas-batas wilayah desa ini dengan wilayah desa lain yaitu:
sebelah utara : Pogung Rejo dan Seboro Krapyak sebelah timur : Seboro Krapyak dan Wingko Tinumpuk sebelah selatan : Piyono sebelah barat : Secang
Di desa ini terdapat peninggalan tempat bersejarah tepatnya di dusun Seboro Karang yaitu:
1. Makam Ondomoi yang menurut cerita masyarakat sekitar merupakan Senopati dari Kerajaan Mataram yang gugur saat perang melawan Belanda.
2. Makam Tumenggung Setro Kumitir yang masih satu lokasi dengan makam Ondomoi. Dia merupakan salah satu kerabat kerajaan mataram yang tinggal di Seboro Pasar.
3. Sumur Windu yang terletak di pinggir jalan yang konon merupakan bekas tancapan tongkat Sunan Kalijaga. Dahulu sumur ini digunakan untuk istirahat dan minum orang yang lewat. Letak sumur ini tidak jauh dari komplek makam Ondomoi yaitu sekitar 100 m.
4. Sumur Bandung, letaknya di sebelah masjid Nurul Huda. Sumur tersebut merupakan sumur tua yang sampai sekarang masih digunakan. Sumur tersebut pada bagian dindingnya terbuat dari balok kayu yang disusun segi empat. Menurut cerita sumur tesebut adalah peninggalan Sunan Geseng.
5. Bale Kanem yaitu sebuah bale yang mempunyai enam tiang yang terletak di belakang masjid yang pada zaman dahulu digunakan sebagai tepat mengaji dan dipercaya manyarakat merupakan tempat Sunan Geseng dan muridnya belajar mengaji. Tempat tersebut sampai sekarang masih terawat dan bahkan untuk mempertahankan keasliannya atapnya masih tebuat dari alang-alang dan dindingnya dari bambu.
Selain tempat tadi ada hal yang menarik dari pendopo balai desa di desa ini yang berbentuk joglo. Pendopo balai desa di desa ini merupakan bekas pendopo kabupaten Ngambal pada waktu zaman pemerintahan kolonial. Kabupaten Ngambal sekarang sudah tidak ada dan menjadi sebuah kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Kebumen.
Setiap tanggal 27 Rojab di Dusun Seboro Karang diadakan merti deso (bersih desa) dengan menanggap topeng yang dilanjutkan ketoprak dan menyembelih kambing yang setelah dimasak dibagikan kepada warga.
Selain peninggalan bersejarah dan tradisi, di desa ini juga terdapat sebuah usaha dagang beras yang dikelola oleh "UD SRI REJEKI". Usaha ini mempunyai omset ratusan hingga milyaran rupiah dalam sehari. Pemasaran berasnya hingga keluar propinsi seperti ke Bandung dan Jakarta. Selain itu "UD SRI REJEKI" juga bekerja sama dengan PERUM BULOG untuk pengadaan beras miskin (raskin) wilayah Kedhu.