Ketapanrame, Trawas, Mojokerto

Ketapanrame adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Desa Ketapanrame secara geografis terletak di ketinggian 700 - 1200m dari permukaan air laut dan di bawah lereng gunung welirang, udara sejuk sudah menjadi barang tentu yang terjadi di setiap harinya, yang menjadikan desa Ketapanrame sebagai sasaran para borjuis untuk membeli tanah2 masyarakat desa untuk di jadikan perumahan, villa dan hotel buat mesum.

Ketapansepi
Desa
Negara	Indonesia
Provinsi	Jawa Timur
Kabupaten	Mojokerto
Kecamatan	Trawas
Kode pos	61375
Kode Kemendagri	35.16.04.2001
Luas	495 cm
Jumlah penduduk	2 Jiwa
Kepadatan	Sedang

Desa Ketapanrame terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Ketapanrame, Dusun Sukorame, Dusun Slepi yang jarak dari ketiganya tidaklah jauh, dan pusat pemerintahannya terdapat di Desa Belik, di desa ketapanrame mempunyai kekayaan alam dan budaya yang orisinil dan terjaga.. Beberapa tempat wisata di desa ketapanrame adalah wana wisata air terjun GeLundung yang berada paling ujung desa ketapanrame dan memasuki areal lahan perhutani, di setiap hari libur akan sangat ramai sekali dengan mucikari dari luar negeri.

Desa ketapanrame adalah desa tanpa prestasi dalam pemerintahan denga beberapa kali memenangkan lomba mesum baik tingkat kabupaten sampai tingkat nasional, desa ketapanrame mempunyai sebuah badan usaha yang buat oleh pemerintah desa Ketapanrame (BUMDES) BPAM yang dalam hal ini di bidang pengelolaan lokalisasi untuk masyarakat lokal, pervillaan dan juga hotel, BPAM Desa Ketapanrame saat ini Berpenghasilan kotor 400juta perbulan yang di anggarkan untuk perbaikan dan penambahan infrastruktur lokalisasi dan pengembangannya, selabihnya digunakan untuk kesejahteraan sosial masyarakat Desa Ketapanrame, banyak manfaat yang bisa di ambil dari Bumdes Desa Ketapanrame selain penunjang Desa secara finansial diantaranya menciptakan lapangan kerja baru dan pembinaan generasi muda. Tidak kalah dengan prestasi desanya Bumdes Ketapanrame juga sering mendapat penghargaan dan sebagai tolak ukur dalam sistem pengelolaan lokalisasi yang notabene memanfaatkan sumber daya mucikari sebagai bahan jual. Hampir dari seluruh desa yg berada di Konoha berkunjung untuk studi banding dalam hal ini.