Kabupaten Sarolangun

kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia
Revisi sejak 1 November 2013 08.36 oleh Rafihn (bicara | kontrib) (Referensi)

Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Luas wilayahnya 6.174 km² dengan populasi 246.245 jiwa (Sensus Penduduk 2010). Kabupaten ini beribukota di Sarolangun. Sarolangun Lahir pada tanggal 10 Oktober 1999 yang berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sebelumnya, kabupaten ini bersama-sama dengan Kabupaten Merangin tergabung dalam Kabupaten Sarolangun-Bangko,Selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 2/DPRD/99 tanggal 9 Juli 1999 tentang pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi.

Kabupaten Sarolangun
Daerah tingkat II
Motto: 
”Sepucuk Adat Serumpun Pseko”
Peta
Kabupaten Sarolangun di Sumatra
Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Sarolangun
Peta
Kabupaten Sarolangun di Indonesia
Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Sarolangun (Indonesia)
Koordinat: 2°18′S 102°39′E / 2.3°S 102.65°E / -2.3; 102.65
Negara Indonesia
ProvinsiJambi
Dasar hukumUU 54/1999
Ibu kotaSarolangun
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 10
  • Kelurahan: 9 kelurahan, 134 desa (tahun 2010)
Pemerintahan
 • BupatiDrs. H. Cek Endra
 • Wakil BupatiDrs. Pahrul Rozi, M.Si
Luas
 • Total6,174 Km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 ((2010))
 • Total246.245
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1503 Edit nilai pada Wikidata
Kode Kemendagri15.03 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp. 526.690.838.732,23 (tahun 2010)
DAURp. 479.264.366.000.-
Situs webhttp://www.sarolangunkab.go.id/
Kepala adat di Sarolangun di tahun 1910-an atau 1920-an

Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak antara 01°53’39’’ sampai 02°46’02’’ Lintang Selatan dan antara 102°03´39’’ sampai 103°13´17’’ Bujur Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut (dpl), dengan pembagian wilayah dan batas sebagai berikut:

Utara Kabupaten Batang Hari
Timur Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
Selatan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan
Barat Kabupaten Merangin

Luas wilayah administratif Kabupaten Sarolangun meliputi 6.174 Km², terdiri dari Dataran Rendah 5.248 Km2 (85%) dan dataran tinggi 926 Km2 (15%). Secara administratif pada awal berdirinya Kabupaten Sarolangun terdiri atas 6 kecamatan, 4 kelurahan dan 125 desa. sampai dengan tahun 2010 Kabupaten Sarolangun terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan dan 134 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 246.245 jiwa dengan kepadatan penduduk 40 jiwa/Km2, rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun mencapai 3,32 persen[1].

Sarolangun merupakan kabupaten yang dilaui oleh jalur Lalu Lintas Sumatera. Karena letaknya yang strategis tersebut, maka kabupaten ini menjadi suatu tempat yang bisa diperhitungkan untuk membuka lahan usaha. Perekonomian kabupaten yang memiliki semboyan sepucuk adat srumpun pseko ini sabagian besar berasal perrtanian dan sumber daya alam yang berupa minyak bumi, batu bara, dan emas. Serta perhotelan dan restoran.[2]

Kabupaten yang dibelah oleh Sungai Tembesi ini memiliki kuliner tradisional berupa tempoyak dan asam rebung. Tempoyak adalah durian yang yang disimpan selama jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain tempoyak adalah durian yang dipermentasikan yang disantap dengan cara dimakan langsung bersama nasi, digulai, atau ditumis terlebih dahulu sesuai selera penyantapnya. Meskipun tempoyak banyak terdapat di tempat lain -seperti Palembang dan Riau-, namun tempoyak dari Kabupaten sarolangun ini mempunyai rasa yang sagat khas. Begitu pula dengan asam rebung, asam rebung juga merupakan makanan yang dipermentasikan yang bersal dari tunas bambu. Cara menyantapnya juga sama dengan tempoyak yaitu setelah dipermentasikan kemudian diolah bersama ikan khas Sungai Tembesi menjadi gulai yang disantap bersama nasi. Rasanya pun juga sangat khas, yaitu akan terasa hangat di tenggorokan.[3]

Untuk tempat wisata, kabupaten ini memang belum punya tempat wisata yang bisa diandalkan. Namun ada beberapa tmpat yang berpotensi menjadi tmpat wisat di daerah ini. Seperti Sungai Batang Asai, Goa Bukit Bulan, Tebing Alam Sialang, Mata Air Asin, Bukit Garam Candi Ulu Nago, Masjid Kuno, Dam Kutur, dan Arung Jeram di Sungai Batang Asai.[4]

Dari semua site plan objek wisata di atas, baru 4 diantaranya yang dikembangkan. Disamping itu juga telah dilaksanakan beberapa even wisata daerah, diantaranya Jelajah Goa, Semalam Bersama Suku Anak Dalam, Balumbo Biduk (Lomba Perahu Tradisional), Lomba Rakit Tradisional dan Lomba Arung Jeram.[5]

Referensi