Festival Memeden Gadhu

Revisi sejak 1 November 2013 22.06 oleh Mario Rio (bicara | kontrib)

Festival Memeden Gadu (id: Festival Hantu Gadu) atau sering disebut (FMG) adalah suatu tradisi lama dari petani-petani kuno di Jepara tepatnya Kecamatan Bangsri. Festival ini diadakan di Desa Kepuk kecamatan Bangsri kabupaten Jepara.

Latar Belakang

Petani sudah kehabisan cara[1] mengusir musuhnya. Musuh alami hama perusak tanaman lenyap diburu orang. Ular, misalnya, diburu untuk kepentingan industri dan makanan olahan. Selain itu, katak dan burung dibabat habis untuk makanan dan hiasan rumah. Sehingga wajar bila hama Tikus, Wereng, dan sejenisnya makin merajalela. Sekelompok anak muda di Jepara mengingatkan bahwa masih ada cara jitu mengusir hama perusak tanaman, seperti burung. Tidak dibunuh, tapi dengan konsep lama, yakni membuat memedi sawah. “Cara ini ramah lingkungan,” kata Kustam Eka Jalu, Koordinator Gabungan Masyarakat Peduli Tradisi dan Budaya Jepara, kemarin. Karena itu, Kustam bersama kelompoknya menyelenggarakan Festival Memeden Gadu, Pameran Seni dan Kerajinan Tempo Doeloe, selama tiga hari sejak 9 Oktober di Desa Kepuk, Kecamatan Bangsri, Jepara. Dipilihnya desa itu karena pertaniannya sangat potensial dan sebagian besar masyarakatnya hidup dari petani atau buruh tani. Desa berpenduduk 5.400 jiwa itu memiliki area persawahan seluas sekitar 266 hektare.“Kami dukung, sekalian upacara sedekah bumi,”kata Tarno Kepala Desa. Selama ini, sebagian besar petani memang sudah meninggalkan budaya pengusir Burung yang disebut memeden gadu. “Mereka memilih berteriak-teriak atau dengan plastik yang digerak-gerakkan,”kata Kahar.

Asal Usul

“Cara ini paling mujarab[2] untuk mengusir burung yang suka makan padi yang mulai berbuah,” kata Rukan, anggota panitia. Bupati Jepara Hendro Martojo menyambut baik usaha itu. “Menengok kembali tempo dulu, bukan berarti mundur, tapi belajar dari masa lalu untuk memetik hikmah orang-orang dahulu yang positif,” kata Hendro Martojo.

Acara

Acara ini diadakan pada setiap tanggal 12 Oktober oleh petani dan warga setempat. Dalam festival itu, ada 200 memeden gadu yang dibuat 100 peserta. Bentuknya beragam, mulai perempuan berbusana jilbab hingga petani bercaping. Bahkan ada sosok lelaki berbusana jawara, orang bersepeda, serta suami-istri bercengkerama. “Cara ini paling mujarab untuk mengusir burung yang suka makan padi yang mulai berbuah,” kata Rukan, anggota panitia.

Referensi

  1. ^ www.farhansyafaat.blogspot.com/2011/10/memeden-gadu.htm
  2. ^ http://feeltiptop.com/4%20gadu

Pranala luar