Serat Wulangreh
Wulang Reh atau Serat Wulang Reh adalah karya sastra berupa tembang macapat karya Sri Susuhunan Paku Buwana IV, Raja Surakarta, yang lahir pada 2 September 1768. Beliau bertahta sejak 29 November 1788 hingga akhir hayatnya pada 1 Oktober 1820.
Naskah Wulang Reh saat ini dismpan di Museum Radya Pustaka di Surakarta
Salah satu keistimewaan karya ini adalah tidak banyak menggunakan bahasa jawa arkhaik (kuno) sehingga memudahkan pembaca dalam memahaminya [1]. Walaupun demikian, ada hal-hal yang perlu dicermati karena karya tersebut merupakan sinkretisme Islam-Kejawen, atau tidak sepenuhnya merupakan ajaran Islam, sehingga akan menimbulkan perbedaan sudut pandang bagi pembaca yang berbeda ideologinya.[2]
Struktur Serat Wulang Reh terdiri dari 13 macam tembang (pupuh), dengan jumlah pada/bait yang berbeda, yaitu : [3]
- Dandanggula, terdiri 8 pada/bait
- Kinanthi terdiri 16 pada/bait
- Gambuh terdiri 17 pada/bait
- Pangkur terdiri 17 pada/bait
- Maskumambang terdiri 34 pada/bait
- Megatruh terdiri 17 pada/bait
- Durma terdiri 12 pada/bait
- Wirangrong terdiri 27 pada/bait
- Pocung terdiri 23 pada/bait
- Mijil terdiri 26 pada/bait
- Asmaradana terdiri 28 pada/bait
- Sinom terdiri 33 pada/bait
- Girisa terdiri 25 pada/bait