Kebijakan satu anak (Hanzi sederhana: 计划生育政策; Hanzi tradisional: 計劃生育政策; Pinyin: jìhuà shēngyù zhèngcè, diterjemahkan menjadi "kebijakan keluarga berencana")[1] dilaksanakan oleh negara China dari tahun 1978 sebagai kebijakan keluarga berencana. 76% penduduk mendukung kebijakan ini. Sekitar 250 dan 300 juta kelahiran dicegah dari 1978 hingga tahun 2000 dan 400 juta kelahiran dari 1979 hingga 2010.

Papan pengumuman di Nanchang: "Untuk negara yang makmur, berkuasa, dan keluarga yang bahagia, silahkan lakukan kelahiran berencana."

Kebijakan ini dikeluarkan oleh Presiden China Deng Xiaoping pada tahun 1979 untuk mengurangi populasi penduduk China. [2][3] Kebijakan ini bertentangan dengan kebijakan Mao Zedong pada 1949 'Dari semua benda di dunia, manusia adalah yang paling utama'. Lebih banyak penduduk, bermakna lebih banyak tenaga kerja.

Sejarah (anita)

Situasi saat ini (ricky)

Meski kebijakan satu anak per keluarga dijalankan dengan keras di wilayah urban, namun penerapannya berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain.[4] Di wilayah rural, satu keluarga diperbolehkan memiliki anak kedua bila anak pertamanya berjenis kelamin perempuan.[5], cacat fisik, atau pun cacat mental.[6] Namun demikian, ada pembatasan jarak umur antara pertama dan anak kedua (biasanya 3 atau 4 tahun). Bila lebih dari jumlah anak yang diperbolehkan, keluarga tersebut akan dikenakan denda dan mungkin kehilangan bonus dari tempatnya bekerja. Namun demikian, peraturan ini tidak diterapkan pada anak dari keluarga Cina yang lahir di luar negeri tetapi tidak memiliki kewarganegaraan Cina serta keluarga yang kembali dari Cina setelah lama tinggal di luar negeri.[7] Kelompok lain yang dikenai peraturan berbeda adalah warga negara China yang berasal dari etnis selain Han.[8] Selain itu, ada pula keluarga yang memilih untuk memiliki anak lebih dari satu dan membayar denda.

 
The Danshan, Sichuan Province Nongchang Village people Public Affairs Bulletin Board in September 2005 noted that RMB 25,000 in social compensation fees were owed in 2005. Thus far 11,500 RMB had been collected leaving another 13,500 RMB to be collected.

Berdasarkan studi yang dilakukan pada tahun 2007 oleh University of California, Irvine, kebijakan ini terbukti efektif menekan angka kelahiran.[9] Saat ini angka kelahiran rata-rata di Cina adalah 1,4 kelahiran per wanita. Namun sebagai efek sampingnya, penuaan populasi dan pertumbuhan populasi negatif terjadi di beberapa daerah.[10] Sebuah kelompok khusus yang terdiri dari akademisi dari Cina maupun luar Cina juga dibentuk untuk mempelajari hasil kebijakan ini sejak 2001. Pada tahun 2004, kelompok ini mengeluarkan laporan yang membahas tentang efek kebijakan terhadap distribusi usia dan jenis kelamin, namun demikian pemerintah tidak mendukungnya. Pemerintah Cina menyatakan bahwa kebijakan ini akan terus berlangsung setidaknya hingga tahun 2015.[11]

Efek (bona)

Ketimpangan jenis kelamin

Infanticide

Twins sought

Benefits (Andy)

Impact on health care

Criticism (hariadhi)

Sejak 2012, selain karena kekhawatiran atas aborsi paksa dan pertimbangan lainnya, pembatalan kebijakan ini mulai didiskusikan di beberapa tempat. Salah satu dasar pemikirannya adalah, kelahiran anak baru di Cina tidak akan memperlihatkan perbedaan signifikan antara dengan atau tanpa kebijakan ini.

=== Alternatif===

Salah satu kritik yang sering dilontarkan oleh penentang kebijakan ini adalah pengendalian populasi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara lain yang lebih tidak memaksa, misalnya penundaan atau pengaturan jarak kelahiran, yang akan memberikan hasil kurang lebih serupa dalam suatu periode waktu tertentu. Peninjauan kebijakan pada tahun 2003, bahwa sebenarnya beberapa alternatif tersedia untuk menggantikan kebijakan ini, namun masih belum dipertimbangkan oleh pemimpin politik Cina.

Exaggerated benefits

Human rights violations, forced abortions, and racism

"Four-two-one" problem

Possible social problems for a generation of only children

Unequal enforcement

Birth tourism

Leftover women

Economic growth

Prospek perubahan

Di bawah kepemimpinan Sekretaris Jendral Partai Komunis Xi Jinping, kebijakan ini mengalami banyak pelonggaran, yang salah satunya disebabkan oleh munculnya kritik dari beberapa tokoh berpengaruh, termasuk Tian Xueyuan.[12] Prospek perubahan juga muncul setelah direktur Biro Statistik Nasional Cina Ma Jiantang menyatakan perlunya kebijakan yang tepat dan didukung data saintifik setelah data statistik menunjukkan bahwa populasi umur-bekerja Cina menunjukkan penurunan pada tahun 2013.[12]

Relaxation of policy

See also

References

Further reading

Referensi

  1. ^ Information Office of the State Council Of the People's Republic of China (August 1995). "Family Planning in China". Embassy of the People's Republic of China in Lithuania. Diakses tanggal 27 October 2008.  Section III paragraph 2.
  2. ^ China's One Child Policy
  3. ^ China's One-Child Policy
  4. ^ "Status of Population and Family Planning Program in China by Province". Economic and Social Commission for Asia and the Pacific. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 March 2012. 
  5. ^ Huiting, Hu (18 October 2002). "Family Planning Law and China's Birth Control Situation". China Daily. Diakses tanggal 2 March 2009. 
  6. ^ "China's Only Child". NOVA. 14 February 1984. PBS. Diakses tanggal 13 October 2009. 
  7. ^ Qiang, Guo (2006-12-28). "Are the rich challenging family planning policy?". China Daily. 
  8. ^ Yardley, Jim (11 May 2008). "China Sticking With One-Child Policy". The New York Times. Diakses tanggal 20 November 2008. 
  9. ^ "First systematic study of China's one-child policy reveals complexity, effectiveness of fertility regulation". Today@UCI. University of California Irvine. April 18, 2007. Diakses tanggal 2007-04-19. 
  10. ^ "Wuhan sees negative population growth". People's Daily Online. 2005-03-02. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama policy outgrown
  12. ^ a b "China's one-child policy may be coming to an end". South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 January 2013.