Suku Tulang Bawang

suku bangsa di Indonesia
Revisi sejak 5 Desember 2013 00.30 oleh Elekhh (bicara | kontrib) (kunci baru untuk Kategori:Suku bangsa di Indonesia: "Tulang Bawang" menggunakan HotCat)

Suku Tulangbawang (Tulangbawang Mego Pak), adalah salah satu komunitas adat yang terdapat di provinsi Lampung. Suku Tulangbawang ini tersebar di 4 wilayah adat, yaitu Menggala, Mesuji, Panaragan dan Wiralaga. Suku Tulangbawang ini berada di bawah hukum adat Pepadun. Pepadun adalah salah satu dari dua adat yang terdapat di Lampung. Menurut cerita asal-usul suku Tulangbawang, bahwa para leluhur suku Tulangbawang memasuki wilayah mereka sekarang ini melalui pinggiran Way Tulangbawang. Mego Pak. Maksud dari Mego Pak adalah suku Tulangbawang ini memiliki 4 mego (marga).

marga:

  1. Puyang Umpu
  2. Puyang Bulan
  3. Puyang Aji
  4. Puyang Tegamoan


Seni budaya pada masyarakat Tulangbawang adalah Tari Bedayo, yang memiliki usia sangat tua dibandingkan dengan tarian lainnya yang ada di Menggala. Menurut mereka Tari Bedayo dulunya diciptakan atas permintaan Menak Sakaria dan adiknya Menak Sangecang Bumi keturunan ari puti Bulan, di kampung Tus Bujung Menggala kecamatan Tulang Bawang Udik. Konon munculnya tari Bedayo akibat adanya wabah penyakit yang melanda kampung Bujung Menggala di masa itu. Berbagai usaha yang dilakukan pada saat itu, namun tidak kunjung hilang, selama pertapaannya menak Sakaria mendapatkan wangsit agar mengadaan upacara dan memotong kambing hitam diiringi sebuah tarian yang dibawakan penari wanita yang masih suci berjumlah 12 orang.

Masyarakat Tulangbawang, secara umum masih percaya dengan kata-kata orang tua, baik itu berupa pantun, dongeng, legenda mitos dan yang lainnya. Mayoritas masyarakat suku Tulangbawang adalah penganut agama Islam, yang telah lama berkembang di wilayah ini. Beberapa tradisi adat budaya suku Tulangbawang terlihat banyak mengandung unsur Islami. Mereka adalah penganut agama Islam yang taat, tetapi mereka juga terbuka terhadap golongan agama lain, seperti dari golongan agama Kristen, Hindu dan Budha, sehingga kerukunan agama di wilayah ini tetap terpelihara dengan baik. Kehidupan masyarakat Tulangbawang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pada tanaman padi, sayur-sayuran dan tanaman keras seperti kopi. Selain itu banyak juga yang bekerja pada sektor pemerintahan, menjadi pedagang, guru dan profesi lainnya. Di halaman rumah beberapa keluarga memelihara ternak seperti sapi, kambing, bebek dan ayam untuk menambah penghasilan hidup.