Kadirun Yahya

Revisi sejak 17 Desember 2013 09.58 oleh Jokoansari (bicara | kontrib) (tambahan artikel)

Allahyarham AlMukarram Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi dilahirkan di Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, pada hari Rabu tanggal 20 Juni 1917 / 30 Sya'ban 1335 H dari seorang ibu yang bernama Siti Dour Siregar. Ayah beliau bernama Sutan Sori Alam Harahap,seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung Sikarang-karang, Padang Sidempuan. Beliau dilahirkan dari keluarga Islamis religius. Nenek beliau dari pihak ayah dan nenek beliau dari pihak ibu adalah dua orang Syaikh Tarekat, yaitu Syaikh Yahya dari pihak ayah dan Syaikh Abdul Manan dari Pihak ibu. Keluarga ini selalu dikunjungi oleh para syaikh pada zaman itu. Tarekat Naqsyabandiyah yang dikembangkan beliau sangat berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat zikir/surau/halkah telah didirikan, dalam tiap tahunnya dilakukan i'tikaf/suluk sebanyak 10 kali di berbagai tempat. Beliau sangat berkepentingan terhadap dunia pendidikan, untuk hal tersebut beliau mendirikan Taman Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi (Universitas Panca Budi)di Medan. Beliau wafat dan dimakamkan di Arco, Bogor pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2001/15 Shafar 1422 H.

Riwayat Pendidikan

Secara Kronologis pendidikan yang ditempuh beliau adalah :

  1. H.I.S tahun 1924-1931 (tamat)
  2. MULO-B tahun 1931-1935 (tamat dengan voorklasse)
  3. AMS-B (Sekarang SMA 3 Yogyakarta) tahun 1935-1938 (tamat dengan beasiswa)
  4. Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
  5. Kuliah Ilmu Jiwa,Amsterdam tahun 1940-1942 (tamat)
  6. Belajar Tasawuf/Sufi tahun 1947-1954 mendapat 3 buah ijazah
  7. Kuliah Indologie dan Bahasa Inggeris tahun 1951-1953
  8. M.O Bahasa Inggeris le gedeelte tahun 1953 di Bandung
  9. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika tahun 1962
  10. Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Tahun 1968
  11. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Fisika-Kimia,tahun 1973
  12. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa Inggeris tahun 1975

Sejarah belajar Tarekat/ Sufi

Beliau mengenal tarekat sejak tahun 1943-1946 melalui seorang khalifah dari Syaikh Syahbuddin Aek Libung (Tapanuli Selatan). Pada waktu masa penjajahan Jepang, namun pada waktu itu beliau belum mendalaminya. Pada tahun 1947 beliau hadir di rumah murid Syaikh Muhammad Hasyim Buayan, Bukit Tinggi (Sumatera Barat),pada waktu itu akan dimulai pelaksanaan dzikir/tawajuh yang dipimpin oleh Syaikh Muhammad Hasyim.Menurut ketentuan seseorang tidak boleh mengikuti peramalan zikir/tawajuh sebelum ikut tarekat.Tetapi untuk beliau, Syaikh Muhammad Hasyim membolehkan ikut tawajuh/zikir dengan terlebih dahulu diajarkan secara singkat teknis pelaksanaan oleh khalifahnya. Ini merupakan hal yang langka bagi murid Tarekat Naqsyabandiah, yakni belum memasuki tarekat tetapi sudah dapat mengikuti tawajuh'

Peristiwa langka lainnya yang dialami beliau adalah pada tahun 1949 saat agresi Belanda. Dimana beliau mengungsi ke pedalaman Tanjung Alam Batu Sangkar, Sumatera Barat.Disini beliau mendapati surau, lalu salat dan berzikir, sampai berhari-hari. Pada suatu ketika datanglah ke surau sekelompok orang untuk melakukan suluk/i'tikaf yang dipimpin oleh seorang khalifah dari seorang Syaikh yang termasyur di daerah tersebut yaitu Syaikh Abdul Majid Tanjung Alam. Khalifah dari Syaikh Abdul Majid tersebut meminta beliau agar beliaulah yang memimpin suluk tersebut. Pada mulanya beliau menolak, tetapi setelah berkonsultasi selanjutnya beliau bersedia dengan syarat harus ada izin dari Syaikh Muhammad Hasyim,guru beliau. Lalu khalifah tersebut secara batin minta izin dahulu kepada Syaikh Muhammad Hasyim, setelah ada izin barulah beliau memimpin suluk. Jadi beliau belum pernah suluk, tetapi memimpin suluk.

Setelah kejadian itu,beliaupun menemui Syaikh Abdul Majid untuk meminta suluk. Kemudian mereka melakukan suluk bersama. Setelah suluk berakhir, beliau dianugerahi satu ijazah yang isinya sangat memberikan kemuliaan pada beliau. Beliau yang masih muda dan tidak memiliki apa-apa merasa tidak berhak menerima kemuliaan itu.Tetapi Syaikh Abdul Majid mengatakan hal itu telah digariskan dari atas, apalagi guru dari Syaikh Abdul Majid pernah berkata bahwa ia (Syaikh Abdul Majid) suatu saat akan memberikan ijazah kepada seseorang yang dicerdikkan Allah SWT.

Selanjutnya beliau menjumpai Syaikh Muhammad Hasyim untuk mempertanggung jawabkan kegiatan yang diluar prosedur tersebut dan sekaligus memohon suluk. Hal ini diperkenankan oleh Syaikh Muhammad Hasyim dengan langsung membuka suluk.

Pada tahun 1971, beliau bertemu pula dengan Syaikh Muhammad Said Bonjol. Setelah tawajuh, Syaikh Muhammad Said Bonjol memutuskan untuk memberikan kepada beliau sebuah mahkota yang dititipkan gurunya kepadanya dengan pesan agar diberikan suatu saat kepada seseorang yang pantas menerimanya. Puluhan tahun barulah hal tersebut terlaksana.

Tulisan lain tentang Nama-Nama Guru Beliau dapat dilihat dalam artikel IBARAT SEKUNTUM BUNGA DARI TAMAN FIRDAUS.

SILSILAH Beliau adalah Mursyid Tarekat Naqsyabandiah dengan silsilah sebagai berikut :

  1. Sayyidina Abu Bakar Siddiq r.a
  2. Sayyidina Salman AlFarisi r.a
  3. Sayyidina Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Siddiq r.a
  4. Sayyidina Ja'far Ash Shadiq r.a
  5. Al 'Arif Billah Sultanul Arifin Asysyaikh Thaifur bin Isa bin Adam bin Sarusyan, yang dimasyhurkan namanya Syaikh Abu Yazid 
     Al Bustami Quddusu Sirruhu (qs)
  6. Asyaikh Abul Hasan Ali bin Abu Ja'far Al Kharqani qs
  7. Asyaikh Abu Ali AlFadhal bin Muhammad Aththusi Al Farimadi qs
  8. Asyaikh Abu Yaqub Yusuf AlHamadani bin Ayyub bin Yusuf bin AlHusain qs dengan nama lain Abu Ali Assamadani
  9. Asyaikh Abdul Khaliq AlFajduwani Ibnu Al Imam Abdul Jamil qs
 10. Asyaikh Ar Riwikari qs
 11. Al'ArifBillah Asyaikh Mahmud AlInjiri Faghnawi qs
 12. Al'ArifBillah Asyaikh Ali ArRamitani yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Azizan qs
 13. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Baba Assamasi qs
 14. Al'ArifBillah Asyaikh Sayyid Amir Kulal bin sayyid Hamzah qs
 15. Al'ArifBillah Asyaikh Bahauddin Naqsyabandi qs
 16. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Al Bukhari AlKhawarizumi yang dimasyhurkan namanya dengan Asysyaikh Alauddin alAththar qs
 17. Al'ArifBillah Asyaikh Ya'qub Al Jarkhi qs
 18. Al'ArifBillah Asyaikh Nashiruddin Ubaidullah AlAhrar Assamarqandi bin Mahmud bin Shihabuddin qs
 19. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Azzahid qs
 20. Al'ArifBillah Asyaikh Darwis Muhammad Samarqandi qs
 21. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad AlKhawajaki AlAmkani Assamarqandi qs
 22. Al'ArifBillah Asyaikh Muayyiddin Muhammad AlBaqi Billah qs
 23. Al'ArifBillah Asyaikh Ahmad AlFaruqi Assirhindi qs
 24. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Ma'shum qs
 25. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Saifuddin qs
 26. Al'ArifBillah Asyaikh Asysyarif Nur Muhammad AlBadwani qs
 27. Al'ArifBillah Asyaikh Syamsuddin Habibullah Jani Janani Muzhir Al 'Alawi qs
 28. Al'ArifBillah Asyaikh Abdullah Addahlawi qs
 29. Al'ArifBillah Asyaikh Dhiyauddin Khalid AlUtsmani AlKurdi qs
 30. Al'ArifBillah Asyaikh Abdullah Affandi qs
 31. Al'ArifBillah Asyaikh Sulaiman AlQarimi qs
 32. Al'ArifBillah Asyaikh Sulaiman Azzuhdi qs
 33. Al'ArifBillah Asyaikh Ali Ridha qs
 34. Al'ArifBillah Asyaikh Muhammad Hasyim AlKhalidi qs
 35. Al'ArifBillah Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi qs

Allahyarham AlMukarram Prof. Dr. H. Saidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin Al Khalidi

Riwayat hidup Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc berikut menurut saya sangat lengkap yang di tulis oleh Anwar Rangkayo Sati saksi hidup dan merupakan murid sekaligus menantu dari Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi dan di kemudian hari  Beliau juga  mengakui S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc sebagai guru nya . Ayahanda Guru merupakan panggilan dari murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc kepada Beliau dan Nenek Guru adalah panggilan murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc kepada Maulana Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi. Tulisan ini di tulis pada tanggal 08 Desember 1986, tentu saja semasa Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc  masih hidup. Beliau berlindung kehadirat Allah pada tanggal 9 Mei 2001 dan di makam kan di Surau Qutubul Amin Arco, Jawa Barat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari  Saudara R.Darmawan <rodhar76@gmail.com>,

saya ucapkan terimakasih atas kemurahan hatinya dan tulisan ini pertama sekali disampaikan oleh Bapak Anwar Rangkayo Sati pada acara hari Guru ke-70. Tulisan ini telah saya sempurnakan setelah saya cocokkan dengan keterangan langsung dari Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc, Bapak Anwar Rangkayo Sati dan Bapak Zyauddin Sahib yang hadir pada hari Guru ke-70 tanggal 20 Juni 1987 di Surau Darul Amin  Medan.  Agar pembaca tidak bosan maka tulisan ini saya bagi menjadi dua bagian dan tulisan ini menurut saya merupakan tulisan terlengkap tentang sejarah ber guru Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc. Namun demikian jika ada kesalahan dan kekeliruan silahkan memberikan kritik di komentar atau kirim ke email : sufimuda@gmail.com.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk murid-murid Maulana S.S. Kadirun Yahya MA. M.Sc dan juga untuk seluruh pembaca Sufi Muda:

 

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

Dengan terlebih dahulu mengucapkan Astaghfirullah al’aziim yang sedalam-salamnya, serta membaca Al Fatihah dan Qulhu atau surat Al Ikhlas yang dihadiahkan kepada rohaniah silsilah Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah serta diiringi pula dengan shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, maka saya beranikan diri untuk menulis risalah yang saya anggap sangat berharga ini, untuk memnuhi permintaan dari saudara-saudara seperamalan saja yang diberi judul NAPAK TILAS…

Dengan tidak melupakan sifat ’ubudiyah atau sifat kehambaan, hina, papa, daif dan lemah saya pandang diri saya sekecil-kecilnya sehingga menjadi nol kosong melompong yang menurut hemat kami tidaklah bernilai sebesar rambut dibelah tujuh pada sisi Allah SWT, Rasul dan Aulia-Nya. Sangat miskin hatinya daripada ilmu-ilmu dan amal dan jauh sekali daripada kesempurnaan adab yang menjadi pokok utama di dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Dikarenakan oleh hal-hal yang saya uraikan di atas dengan penuh kerendahan hati, terlebih dahulu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya keharibaan Ayahanda Guru, sekira tulisan kami ini tidak berkenan di hati Ayahanda Guru, tidak tepat sasarannya, kurang lengkap keterangannya dan lain sebagainya, karena maklumlah sesuai pula dengan pepatah orang tua kita ”Dek Lamo Lupo, Dek Banyak Ragu”

Sesuai dengan judul Risalah ini, maka saya mulailah menguraikan apa-apa yang langsung saya ketahui dan mendengarkan sebagai berikut:

Pada tahun 1947 yang bulan, hari dan tanggalnya tidak teringat lagi, Nenek Guru H.SS Muhammad Hasyim Al Khalidi bersama saya (Anwar Rangkayo Sati) sebagai murid atau Khadam beliau, berangkat dengan bus umum dari Sawah Lunto ke Bukit Tinggi dengan maksud dan tujuan menemui salah seorang murid beliau yang tergolong intelek yaitu Sdr. Zyauddin Sahib, jabatannya sebagai kepala kantor pos besar di Bukit Tinggi.

Bahwa Sdr. Zyauddin Sahib pada waktu itu mendapat musibah, mertua lelaki beliau meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke rumah tempat tinggalnya Sdr. Zyauddin Sahib di lorong Saudagar No. 46 A pasar Atas bukit tinggi. Jadi kedatangan YMM Nenek guru memperlihatkan hati yang duka, muka yang sabak turut belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang menimpa diri Sdr. Zyauddin Sahib.

Sdr. Zyauddin Sahib jauh sebelumnya telah lama berkenalan dengan Bp. Kadirun Yahya M.A, guru SPMA dan bertempat tinggal di Aur Tajungkang Bukit Tinggi. Di samping jabatan beliau sebagai guru SPMA, beliau pun merangkap sebagai perwira menengah dengan pangkat Mayor pada komandemen Divisi IX Banteng Sumatra bagian persenjataan dan kami melazimkan memanggil beliau waktu itu Pak Mayor. Diangkatnya beliau sebagai perwira menengah bagian persenjataan dikarenakan beliau adalah ahli kimia. Sekarang beliau telah memperoleh gelar dan untuk lebih lengkapnya disebut Prof. Dr. Haji Saidi Syekh Yahya Muhammad Amin. Dalam kesempatan beberapa hari Nenek guru berada di rumah Sdr. Zyauddin Sahib, beliau mengajak teman beliau yaitu Bp. Kadirun Yahya MA bertemu muka dengan Nenek Guru dan kesempatan baik ini dimanfaatkan oleh beliau dan beliau berulangkali datang berbincang-bincang dan berceramah kaji tasawuf dengan Nenek Guru.

Ayahanda Masuk Tarekat

Pada suatu hari, kalau kami tak salah bertepatan dengan petang Kamis malam Jum’at Sdr. Zyauddin Sahib memohon kepada Nenek Guru berkenan mengadakan wirid tawajuh pada hari tersebut. Permintaan Sdr. Zyauddin Sahib diperkenankan oleh Nenek Guru. Lalu beliau dengan segera menemui teman-temannya mengajak datang ke rumahnya untuk ikut bertawajuh. Teman-teman yang ditemui:

1.     Sdr. Ghulam Gaus yang menghubungkan Sdr. Zyauddin Sahib dengan  Nenek Guru di rumah Ibu Saimah di Bukit Tinggi Apit No. 13 Bukit Tinggi

2.     Bp. Kadirun yahya MA

Selesai shalat Isya’ yang langsung diimani oleh Nenek Guru, maka tawajuh pun segera akan dimulai. Sdr. Ghulam Gaus tidak lagi datang dan hadir hanya kami 4 (empat) orang, yaitu Nenek Guru, saya sendiri (Anwar Rangkayo Sati), Zyauddin Sahib dan Ayahanda Guru.

Anehnya Ayahanda Guru belum lagi dibaiat masuk Thariqat Naqsyabandiyah, telah diizinkan ikut bertawajuh dan sebelum tawajuh dimulai, saya bisikkanlah dahulu secara ringkas sekali kepada Ayahanda Guru apa yang akan diamalkan selama bertawajuh.

Selesai bertawajuh yang lamanya + setengah jam, lalu Ayahanda Guru menyampaikan perasaan atau pengalaman yang beliau alami selama bertawajuh tersebut kepada Nenek Guru, lalu Nenek Guru menjawab dengan singkat dan padat : ”Masuk Thariqat …!”.

Saya jadi bertanya-tanya di dalam hati saya, mengapa Ayahanda Guru belum lagi dibaiat masuk Thariqat Naqsyabandiyah kok sudah diijinkan ikut tawajuh. Sedangkan selama ini belum pernah kejadian. Rupanya kasus pada Ayahanda Guru ada keistimewaan dari Nenek Guru. Tentu ada hikmah yang terkandung, bak pepatah mengatakan : ”Kalau tidak ada berada, tidaklah tempua bersarang rendah”.

Akan saya tanyakan langsung kepada Nenek Guru, saya takut kalau-kalau salah menurut adab, lalu saya tafakkur dan merenungkannya secara mendalam. Akhirul kalam … berkat syafaat Nenek Guru, terbukalah hijab saya dan saya bacalah yang tersiratnya, apa yang dibalik keistimewaan yang diberikan Nenek Guru kepada Ayahanda Guru. Nenek Guru berkata kepada Ayahanda Guru, ”Kapan saja anak datang untuk bersuluk akan saya layani walaupun Cuma satu orang” dan janji itu Beliau penuhi di kemudian hari ketika Ayahanda Guru pertama sekali ikut suluk

Kesimpulannya adalah sbb :

Kedatangan Nenek Guru ke Bukit Tinggi secara lahiriah menemui Sdr. Zyauddin Sahib yang sedang mendapat musibah, tetapi secara hakikinya bertemu dan menemui salah seorang yang bakal menjadi ulama intelek, ahli sufi, besar dan ulung, yang lengkap ilmu pengetahuannya baik dunia maupun akhirat yang akan menjadi penyambung, penerus, dan pewaris dari silsilah Tharikatullah ’Ubudiyah Naksyabandiyah Khalidiyah yang berpusat di Jabbal Qubaisy Mekkah yang cocok pula dengan jamannya, yaitu zaman mutakhir, zaman teknologi modern yang akan menjadi ikutan bagi para mahasiswa, para sarjana, para intelektuil, para pejabat pemerintah baik sipil maupun ABRI, dan lain-lain. Orang tersebut tak lain adalah Ayahanda Guru Prof. Dr.H.SS. Kadirun Yahya MA, Msc, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

Tidaklah berkelebihan rasanya saya sampaikan dalam risalah singkat ini, keistimewaan-keistimewaan lainnya yang diberikan oleh Nenek Guru kepada Ayahanda Guru, untuk lebih menguatkan hasil renungan saya tersebut di atas, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya tersebut akan menyusul pada lanjutan risalah ini.

Pada tahun 1947 itu juga setelah Nenek Guru kembali ke Sawah Lunto, datanglah Ayahanda Guru ke rumah Ibu Saimah di Bukit Apit No. 13 Bukit Tinggu untuk masuk thariqat. Ibu Saimah sekarang sudah almarhum (wafat tgl. 21-12-1985) adalah keponakan kandung Nenek Guru. Pada waktu sebelum Nenek Guru naik haji ke Mekkah tahun 1918 dan dibuang ke Boven Digoel tahun 1928-1932, almarhumah Ibu Saimah selalu berada di samping Nenek Guru dan ke mana saja Nenek Guru bepergian selalu dibawa dan beliau bertemu dengan Ompung Hutapungkut (Maulana H. SS Sulaiman) Guru Nenek Muhammad Hasyim dan Ayah Nenek Syekh Muhammad Baqi. Ayahanda Guru masuk thariqat dipimpin langsung oleh kalifah Nenek Guru, yaitu Inyiak Gadang (Almarhum). Alm Inyiak Gadang semasa hayat beliau, di samping sebagai khalifah Nenek Guru, juga sebagai seorang pendekar ulung yang sangat ditakuti dan disegani oleh masyarakat pada waktu itu, karena Nenek Guru juga seorang pendekar ulung, jago silat kawakan yang tak ada tolok bandingnya.

Setelah selesai Ayahanda Guru masuk thariqat, sesuai pula dengan situasi keamanan waktu itu, dengan bercokolnya pemerintah kolonial Belanda di kota Padang dan membunuh wali kota Padang Bagindo Aziz Chan, di samping kesibukan Ayahanda Guru dengan tugas-tugas Beliau utama sekali sebagai perwira menengah bagian persenjataan maka secara zahir Beliau boleh dikatakan belum dapat berulang menemui Nenek Guru ke Sawah Lunto. Pada waktu itu Pemerintah Kolonial Belanda menduduki kota Padang dan sesuai dengan perjanjian Linggarjati, daerah pendudukannya hanya sampai dekat lintasan kereta api di Tabing + 7 km dari pusat

kota Padang. Kemudian Belanda mengkhianati perjanjian Linggarjati dan bulan Juli 1947 dibunuhnya walikota Padang Bagindo Aziz Chan dan mereka melakukan serangan lagi sampai diadakannya pula perjanjian yang kedua yang disebut perjanjian Renville dan daerah pendudukannya berbatas di Batang Tapakis Kec. Lubuk Alung Kab. Padang / Pariaman.

Karena Belanda sangat berhasrat sekali hendak mengulangi kembali penjajahannya di bumi persada Indonesia yang kita cintai ini, maka kembali Belanda berkhianat melakukan serangan terhadap RI yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 yang disebut pada waktu itu Agresi Belanda Kedua yang dimulai pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 dan Belanda waktu itu telah mendarat dengan pesawat Catalina di Danau Singkarak.

Pada hari Kamis tanggal 23-12-1948 dengan mengambil langkah pada 08.30 pagi WSU (sekarang jam 09.00) mulailah Nenek Guru meninggalkan kota Sawah Lunto bersama anak-anak dan istri dan salah seorang di antaranya termasuk saya, berdarurat ke daerah pedalaman RI yaitu ke Nagari Lunto Kecamatan Sawah Lunto Kabupaten Sawah Lunto (Sijunjung). Di negeri ini banyak pengikut Nenek Guru, di antaranya yang telah dituakan :

1.     Khalifah Jini Gelar Lenggang

2.     Khalifah Bakar Gelar Karib Sutan

3.     Khalifah H. Abd. Rauf

Ketiga Khalifah tersebut kenal baik dengan Ayahanda Guru dan sama-sama suluk pada suluk pertama Ayahanda Guru dengan Nenek Guru di Alkah Nenek Guru di Kubang Sirakuk Sawah Lunto tahun 1950.

Ayahanda Guru beserta keluarga meninggalkan kota Bukit Tinggi berdarurat ke daerah pedalaman RI dalam daerah Kabutapaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kabupaten Tanah Datar.

Menurut cerita yang saya dengar langsung dari Ayahanda Guru, bahwa Beliau selama berdarurat selalu suluk-suluk saja atau berkhalwat dan setiap tentara-tentara Belanda sampai ke tempat Ayahanda Guru, mereka hanya melihat hutan belukar saja. Begitu juga dari Nenek Guru saya dengar pula kalau tentara Belanda sudah sampai ke Pondok Nenek Guru, mereka melihat lautan yang sangat luas.

Memperhatikan kejadian-kejadian tersebut di atas, jelas bagi kita bahwa kedua Beliau-Beliau tersebut di atas adalah ahli/kekasih Allah SWT yang selalu dilindungi dan mendapat perlindungan dari Allah Yang Maha Kuasa, Maha akbar, Maha Agung, dan Maha Suci, begitu juga bagi mereka yang selalu berhampiran dan selalu kontak dengan Beliau akan selalu dilindungi dan mendapatkan perlindungan sesuai dengan fatwa Nenek Guru ”Barang dihampiri diperoleh”.

Selama tidak berjumpa dengan Nenek Guru, Ayahanda Guru sangat rajin mengamalkan zikir ismu zat karena memang hanya zikir itulah yang beliau terima dari Nenek Guru. Suatu saat Ayahanda Guru sampai ke sebuah surau tua dan disitu beliau beramal dalam waktu lama. Kebetulan juga di surau itu ada seorang syekh beserta 12 muridnya ikut berzikir disitu. Syekh tersebut berzikir di kubah sedangkan Ayahanda Guru berzikir di samping surau.

Kemudian Syekh tersebut meminta Ayahanda Guru memimpin suluk, tentu saja tawaran tersebut Beliau tolak secara halus karena memang saat itu Beliau tidak mengerti sama sekali tentang ilmu suluk. Ayahanda Guru berkata, ”Saya tidak berani, silahkan tuan musyawarahkan dengan  Guru saya (syekh Hasyim) kalau Beliau mengizinkan maka saya berani melaksanakannya”. Kemudian Syekh tersebut berkomunikasi secara rohani dengan Nenek Guru, 3 hari kemudian syekh tersebut datang dan berkata, ”udah boleh engku mudo, udah boleh!”

Dalam suluk Syekh tersebut berkata, ”Hai engku mudo tolong tawajuhkan murid den ko (Hai anak muda tolong tawajuhkan murid aku ini)”. Pada waktu itu Ayahanda Guru belum lagi diangkat jadi khalifah bahkan suluk pun belum pernah sehingga Beliau bingung bagaimana harus melaksanakan sesuatu yang belum diajarkan. Akhirnya Ayahanda Guru menawajuhkan murid-murid Syekh tersebut namun karena seluruh energi zikir ditumpahkan maka seluruh yang ditawajuhkan itu pingsan. Selesai tawajuh Ayahanda Guru orang yang pingsan, ajaibnya seluruh yang pingsan sadar kembali. Pada waktu itu Ayahanda Guru masih berumur 33 tahun. Penomena ini sangat luar biasa, belum khalifah sudah menawajuhkan.

Kemudian rombongan syekh beserta murid-murid nya pindah ke kampung lain termasuk Ayahanda Guru ikut juga dan tersiarlah kabar akan diadakan suluk lagi, kebetulan saat itu datang bulan puasa maka berbondong-bondong orang kampung ikut suluk. Masyarakat kampung meminta Ayahanda Guru untuk menyulukkan mereka namun Ayahanda Guru tidak menerima permintaan itu dan Ayahanda Guru tinggal disebuah surau dan zikr sendiri. Kemudian orang kampung datang kembali kepada Beliau meminta untuk ikut suluk akhirnya Beliau penuhi dan pada saat itu banyak pula syekh-syekh yang datang ikut suluk dengan Beliau dan Para Syekh mengakui bahwa suluk yang dipimpin oleh Ayahanda Guru sangat luar biasa.

Suluk Dengan Syekh Abdul Majid

Setelah kejadian itu (memimpin suluk sebelum ikut suluk) maka Ayahanda Guru merasa bersalah dan dalam hati Beliau berkata, ”Ah tidak benar aku ini, bagaimana aku harus mempertanggung jawabkan semua ini kepada Guruku dan Allah?”. Akhirnya Beliau memutuskan untuk mencari seorang Syekh yang ahli tentang tasawuf untuk menanyakan hal-hal mengenai suluk sekaligus melaporkan apa yang telah Beliau kerjakan. Pada waktu Ayahanda Guru sampai dalam daerah Kabupaten Tanah Datar, Beliau bertemu dengan Syekh Abdul Majid (juga ahli tasawuf) murid dari Syekh Busthami yang terkenal dengan kekeramatannya. Jauh hari sebelum Ayahanda datang Syekh Busthami memberikan nasehat kepada Syekh Abdul Majid

Hai Majid, 30 tahun engkau menjadi Syekh akan datang kepadamu seorang anak muda yang akan meminta suluk kepada engkau, engkau akan memberikan ijazah kepada dia

Dan ternyata anak muda yang dimaksud tidak lain adalah Ayahanda Guru sendiri yang sudah 30 tahun dinantikan oleh Syekh Abdul Majid.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” Ayahanda Guru memberi salam kepada Syekh Abdul Majid ketika pertama sekali bertemu.

Ya Tuan Syekh, saya mohon disulukkan, saya sudah menyulukkan tapi rasanya tidak bertanggung jawab, mohon kami disulukkan

Syekh Abdul Majid berkata dalam bahasa Padang: ”oh indak begitu doh, awak suluk menyulukkan” maksudnya, ”Tidak begitu, kita ini saling suluk menyulukkan”.Saya tidak mau menyulukkan tuan tapi diantara kita salig suluk menyulukkan”, maksudnya antara Syekh Abdul Majid dengan Ayahanda Guru saling memimpin suluk.

Mula-mula Ayahanda Guru menganggap ucapan itu hanya gurauan atau basa basi, ketika jamaah suluk sudah berkumpul Syekh Abdul Majid mempersilahkan Ayahanda Guru untuk zikir dalam satu kelambu barulah Ayahanda Guru menyadari kalau ucapan ”Kita ini saling suluk menyulukkan” adalah ucapan yang serius dan dalam pandangan Syekh Abdul Majid kedudukan rohani Ayahanda Guru sudah sedemikian tingginya walaupun secara zahirnya belum pernah ikut suluk.. Ada kejadian menarik dan lucu yang sering kali diceritakan oleh Ayahanda Guru tentang suluk dengan Syekh Abdul Majid, berikut saya kutip:

Di dalam kelambu itu kalau berzikir duduk berdua seperti orang mendayung sampan, ketika tidur kaki saya ke kepala Beliau (Syekh Abdul Majid) dan begitu juga sebaliknya, awak anak muda yang lasak baru berumur 33 tahun  sedangkan Beliau orang tua yang jinak, waktu tidur bergulung badannya. Sesudah 3 hari ujung kaki saya masuk ke hidungnya….

Setelah kejadian itu, Ayahanda Guru merasa bersalah dan meminta izin kepada Syekh Abdul Majid untuk berzikir di tempat yang lain.

Abuya, tidak usah lah saya zikir satu kelambu dengan Buya, saya ini kalau tidur lasak, masak kepala Buya saya tendang, salah hadap saya ini, mohon diberi tempat lain untuk saya

”Kalau bergitu, jadilah”kata Syekh Abdul Majid.

Syekh Abdul Majid memberikan tempat zikir kepada Ayahanda Guru dibawah tempat biasa Beliau berzikir sedangkan Beliau tetap berzikir di atas ditempat biasa. Selama suluk itu banyak terjadi keajaiban, Ayahanda Guru berzikir selama 3 hari 3 malam tanpa keluar dari kelambu, tidak mandi, tidak  makan dan tidak minum sedikitpun. Syekh Abdul Majid terus memimpin suluk sedangkan Ayahanda Guru tetap zikir sendiri. Setelah 3 hari Syekh Abdul Majid mandi, selesai mandi kebetulan Ayahanda Guru juga keluar, ketika bertemu dengan Ayahanda Guru, Syekh Abdul Majid berkata, ”Abuya, setelah ini saya tidak boleh memimpin suluk lagi”. Ayahanda Guru terkejut karena Syekh Abdul Majid memanggilnya ”Abuya kepada Beliau, sebuah panggilan kehormatan untuk para ulama yang dihormati, ucapan itu lebih cocok dari Ayahanda Guru kepada Syekh Abdul Majid.

Ayahanda Guru bertanya, ”Jadi siapa yang akan memimpin suluk ini?”

Abuya” jawab Syekh Abdul Majid

Ayahanda Guru agak sedikit bingung, kenapa dipertengahan suluk Syekh Abdul Majid menyerahkan kepemimpinan suluk kepada Beliau padahal tujuan Ayahanda Guru menemui Syekh Abdul Majid adalah untuk ikut suluk.

Janganlah saya, saya tidak pengelaman tentang suluk” jawab Ayahanda Guru menolak tawaran Syekh Abdul Majid.

Oh tidak boleh saya lagi, nanti dihantam saya” kata Syekh Abdul Majid

Nanti siapa yang mentawajuhkan Jama’ah” Kata Ayahanda

Buya semua, termasuk saya ini mohon ditawajuhkan” Jawab Syekh Abdul Majid

Ayahada Guru kembali menolak, tidak mungkin mentawajuhkan (mendoakan) orang yang sudah berumur 105 dan telah lama menjadi Syekh.

Ah tidak mau saya mentawajuhkan Buya, durhaka saya nanti” kata Ayahada Guru.

Tidak lah, harus ditawajuhkan, ini perintah dari ATAS” kata Syekh Abdul Majid. Akhirnya Ayanda Guru memenuhi permintaan dari Syekh Abdul Majid untuk memimpin suluk. Syekh Abdul Majid mengalami gangguan pada matanya, namun setelah di tawajuhkan oleh Ayahanda Guru mata nya kembali sembuh. Sehingga kelak Syekh Abdul Majid pernah berkata kepada salah seorang murid dari Ayahanda Guru ketika berkunjung ke tempat Beliau, ”Guru mu itu sangat luar biasa, saya ini sembuh berkat syafaat dari Gurumu, jangan pernah kalian menggantikan Gurumu dengan yang lain

Kebetulan Suluk itu berlangsung pada bulan Zulhijah (suluk Haji) dan ditutp satu hari sebelum Hari Raya. Syekh Abdul Majid di akhir suluk  memberikan sebuah Ijazah yang istimewa kepada Ayahanda Guru. Disebut istimewa kerena selama ini Syekh Syekh Abdul Majid tidak pernah memberikan satupun ijazah kepada orang lain. Kebetulan pula Syekh Abdul Majid adalah seorang yang buta huruf tidak pandai menulis dan membaca. Tapi anehnya malam itu Syekh Abdul Majid menulis ijazah dengan huruf yang sangat bagus dan didalam ijazahnya tertulis keistimewaan-keistimewaan Ayahanda Guru.

=== Ikut Suluk dengan Nenek Guru === Walaupun telah mendapat Ijazah dari Syekh Abdul Majid namun dalam hati Ayahanda Guru belum puas, dari Guru nya Syekh Muhamamad Hasyim Buayan belum sempat diberikan Kayfiyat, meminta suluk kepada Syekh Abdul Majid malah disuruh memimpin suluk. Akhirnya Ayahanda Guru memutuskan untuk menemui Nenek Guru (Syekh Muhammad Hasyim) untuk meminta ikut suluk.

Saat itu kebetulan menjelang Ramadhan tahun 1950 dan Nenek Guru sudah memutuskan dan mengumumkan kepada seluruh muridnya bahwa pada bulan Ramadhan kali ini tidak diadakan suluk dikarenakan ada hal-hal yang teramat berat yang tidak bisa diberitakan oleh Nenek Guru. Ketika Ayahanda Guru datang dan meminta izin untuk suluk Nenek Guru terkejut, satu sisi Beliau sudah memutuskan untuk tidak suluk namun disisi lain Nenek Guru telah berjanji kepada Ayahanda Guru kalau kapan saja datang ke tempat Beliau akan diadakan suluk walau cuma satu orang. Akhirnya Nenek Guru memenangkan janjinya dan membuka suluk. Sebelum suluk dimulai Ayahanda Guru menyerahkan ijazah yang diberikan oleh Syekh Abdul Majid kepada Nenek Guru dan Nenek Guru menerimanya.

Suluk Pertama itu Ayahanda Guru langsung diangkat menjadi Khalifah dan Nenek Guru berkata kepada, ”Lihatlah itu, pelajarilah itu”. Maksudnya lihatlah apa yang dilakukan dalam suluk, lihatlah  cara memasak, cara membangunin jama’ah, mengatur jama’ah, menghidang dan lain sebagainya tidak pernah diajarkan kepada Ayahanda Guru cara zikir bahkan kifiyat pun tidak pernah diajarkan oleh Nenek Guru.

Itulah pertama kali Ayahanda Guru ikut serta suluk dengan Nenek Guru. Selama Suluk tersebut, Ayahanda Guru sangat kuat sekali beramal, betul-betul Beliau laksanakan adab yang 21 dan secara jujur kami akui, bahwa kami yang jauh lebih dahulu berguru dengan Nenek Guru tak sanggup mengikuti ketekunan Beliau dan kami menghaturkan salut yang setinggi-tingginya kepada Beliau. Pada suluk yang pertama kali itulah saya melihat dan mengetahui keistimewaan yang kedua kalinya diberikan Nenek Guru kepada Ayahanda Guru yaitu memberikan kaji suluk secara keseluruhan sampai kepada tingkat yang paling tinggi, sedangkan kami (Rangkayo sati) angkatan yang lama-lama sudah puluhan kali ikut suluk belum lagi mencapai yang demikian. Sungguh hebat dan luar biasa sekali yang diterima dan dialami oleh Ayahanda Guru dan di balik itu tentu Nenek Guru telah mengetahui dan melihat tanda-tanda bahwa Beliaulah satu-satunya nanti yang akan menjadi Pewaris Penerima Panji-Panji Silsilah Thariqatullah ’Ubudiyah Naqsyabandiyah Khalidiyah, setelah Nenek Guru nantinya telah tiada atau berlindung. Tepat sekali apa yang dikatakan oleh pepatan ”Bukan intan bukan baiduri, bukan emas dapat dibeli, siapa untung dapat sendiri”.

Setelah selesai suluk, Ayahanda Guru pun diberi ijasah oleh Nenek Guru  dan keesokan harinya Beliau bersama murid-murid kembali ke Bukit Tinggi. Semenjak itu sesuai pula dengan tugas-tugas dan kesibukan Ayahanda Guru, Beliau sering datang menemui Nenek Guru baik Nenek Guru sedang berada di Sawah Lunto maupun sedang berada di Buayan. Adakalanya kedatangan Beliau sebagai ziarah biasa saja dan adakalanya ikut suluk. Kedatangan Beliau selalu diiringi oleh beberapa murid Beliau.

=== Menjadi Ahli Silsilah Ke-35 === Kalau kami tak salah, selama Nenek Guru masih hidup, Ayahanda Guru ada 3 (tiga) kali ikut suluk dengan Nenek Guru dan yang terakhir suluk di Buayan. Pada suluk yang ketiga kalinya Ayahanda Guru diberi oleh Nenek Guru tentang asal muasal Thariqat Naqsyabandiyah yang diterima oleh YMM Nenek Guru dari Maulana Saidi Syekh Husin yang mendampingi Maulana Saidi Syekh Ali Ridho di Jabal Qubaisy Mekkah pada tahun 1918 dan langsung pula oleh Ayahanda Guru diizinkan untuk mendirikan suluk. Nenek Guru menumpahkan seluruh isi dada Beliau ke dalam dada Ayahanda Guru sebagaimana Rasulullah SAW menumpahkan seluruh isi dadanya kepada dada Saidina Abu Bakar Siddiq. Resmilah Ayahanda Guru menjadi pewaris ilmu Rasulullah sebagai Ahli Silsilah ke-35 yang telah diberitakan dalam hadist Nabi. Kali ketiganya kami mengetahui dan mempersaksikan keistimewaan yang diberikan oleh Nenek Guru kepada Ayahanda Guru dan cukup kuat hasil renungan kami sebagaimana yang kami uraikan di atas. Kali pertama Ayahanda Guru mendirikan suluk di Aur Tajungkang Bukit Tinggi tahun 1953 pada waktu Nenek Guru masih hidup dan dibantu oleh Nenek Guru dengan 2 (dua) orang khalifahnya, yakni :

1.     Alm. Engku Nuruda (Mertua Haji Hasan Hasyim).

2.     Alm. Kamu Mantari Ameh (semasa agresi Belanda kedua 19-12-1948 patuh dan setia mengikuti Nenek Guru sebagai khadam dan menjadi kuda tunggangan Nenek Guru selama berdarurat, karena Nenek Guru terpaksa pindah-pindah tempat naik bukit turun bukit selalu Nenek Guru dalam dukungannya, karena fisik dan usia Nenek Guru tidak mengizinkan lagi untuk jalan sendiri).

Betapa banyaknya murid Nenek Guru yang telah dituakan dan yang telah diangkat jadi khalifah jauh sebelum Ayahanda Guru bertemu dengan Nenek Guru, satu pun belum ada yang diijinkan Nenek Guru untuk memimpin suluk, hanya baru diizinkan menurunkan thariqat, memimpin wirid khatam tawajuh di tempat alkah masing-masing yang telah mempunyai alkah, dan mohon ampun, bukan karena Penulis menonjolkan diri hanya sekedar memenuhi sejarah yang berkaitan dengan risalah ini. Selain dari Ayahanda Guru, kami pun telah diijinkan untuk mendirikan suluk serta dilengkapi dengan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas berat tersebut. Pemberian ijin ini terjadi pada tahun 1947 di saat kami menerima ijasah dari Nenek Guru pada tanggal 18 Ramadhan tahun 1367 H. Kemudian Ayahanda Guru sepeninggal Nenek Guru, pindah ke Medan dan membuka Alkah sendiri dengan modal Nol, sampai mencapai sukses besar dan perkembangan yang pesat sekali sebagaimana yang telah kita persaksikan bersama dan yang telah banyak mempunyai murid yang terdiri dari berbagai macam tingkatan dan golongan sejak dari tingkatan yang tertinggi dan mempunyai banyak alkah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bahkan sampai ke luar negeri.

Kira-kira awal tahun 1954 kami satu rombongan dengan mencarter sebuah bus dibawa oleh Nenek Guru dari Sawah Lunto untuk ziarah ke Hutapungkut di Bukit Tinggi. Ayahanda Guru diajak ikut serta oleh Nenek Guru. Selama kami di Hutapungkut, Nenek Guru berkata pada kami ”Nanti sepeninggal ayah telaih tiada, kalian boleh langsung ziarah ke makam Nenek kalian”. Rupanya Nenek Guru sudah mulai sakit-sakitan dan tak berapa lama sesudah itu Nenek Guru berangkat meninggalkan Sawah Lunto menuju Padang, istirahat beberapa hari di Purus I di rumah Sdr. B. Rajo Bujang (sekarang bernama H. Abdul Majid dan masih hidup). Kemudian Nenek Guru terus ke Buayan dan sakit Nenek Guru bertambah parah juga, sehingga pada hari Rabu tanggal 7 April 1954 jam 1.05 WSU (+ 13.35 WIB) Nenek Guru dipanggil oleh Allah YME dan atas amanatnya Beliau dimakamkan di Tanah Dingin Buayan, Kecamatan Batang Anai, Kecamatan Padang/Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Sepeninggal Nenek Guru telah tiada sebelum Ayahanda Guru pindah ke Medan. Beliau selalu datang ziarah ke Kubang Sirakuk Sawah Lunto dan ke Tanah Dingin Buayan. Setelah Beliau pindah ke Medan, terakhir Beliau ziarah ke Kubang Sirakuk Sawah Lunto tahun 1957 dengan sedan dan didampingin oleh Bp. H. Nurdin dan Bp. Hamdan Siregar, menginap semalam di tempat Nenek Guru dan besoknya Beliau kembali ke Medan dan saya ikut mengantar Beliau sampai ke Muara Sipongi. Setelah itu Beliau ziarah ke Tanah Dingin Buayan saja 3 atau 4 kali dalam setahun di luar yang isidentil.

Ayahanda Guru sangat disiplin memegang amanat, segala sesuatu yang Beliau terima dari Nenek Guru berupa ilmu, nasehat dan petunjuk, pengajaran dan lain-lain, Beliau amalkan dengan sungguh-sungguh, seperti pepatah mengatakan ”Setitik dilautkan, sekepal digunungkan, digenggam erat didudur mati, siang dipertongkatkan, malam diperkalang, hidup dipakai mati ditomapang”, dan kepada Ayahanda Guru berlaku apa yang dijanjikan Tuhan ”Amalkan oleh kamu ilmu yang telah sampai kepada engkau, mewarisi Aku ilmu yang belum engkau ketahui”.

Seperti yang pernah diucapkan oleh Nenek Guru bahwa ilmu laduni yang dihunjamkan Allah SWT kepada Sirr hati hamba-Nya yang dikasihi-Nya dan Ayahanda Guru berhasil dengan gilang-gemilang betul-betul Beliau sebagai Penegak dan Pewaris Silsilah yang ke-35.

Berbahagialah kita semuanya di dunia dan di akhirat, baik yang dekat maupun yang jauh di mana saja kita berada yang selalu mengadakan kontak dengan Beliau. Amin … Amin Ya Rabbal ’Alamin … … … …

Demikianlah ala kadarnya yang dapat saya sumbangkan kepada teman-teman seperjuangan dan seperamalan saya dan akhirul kalam kembali saya mengucapkan ”Astaghfirullah Al ’Azim” yang sedalam-dalamnya dan diiringi dengan Laa Haula wa laa Quwwata Illa billaahil ’Aliyil ’Azim serta saya tutup dengan mohon ampun yang sebesar-besarnya ke haribaan Ayahanda Guru atas salah dan janggalnya. Semoga Ayahanda Guru berkenan bermurah hati mengabulkannya.

Alhamdulillaahirobbil ’Alamiin ………………….

Wabillahitaufik Wal Hidayah

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ……………

Buayan, 08 Desember 1986

(Anwar Rangkayo Sati)

Penutup dari Sufi Muda :

Napak Tilas Ayahanda Guru Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc yang kami ambil dari tulisan Menantu Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi ini semoga bermanfaat untuk kita semua para penempuh jalan kebenaran teristimewa kepada murid-murid Beliau dan juga kepada cucu murid Beliau (orang yang berguru kepada murid/penerus Beliau)  yang sampai saat ini masih terus berzikir memuja Allah, menyebarkan salam, menebarkan Rahmat Allah di seluruh penjuru dunia.

Kisah hidup dan perjuangan sampai Beliau berlindung kehadirat Allah SWT pada tanggal 9 Mei 2001 di Surau Qutubul Amin Arco tidak sempat kami ceritakan disini karena sudah ada disebutkan dalam berbagai buku Beliau.

Sekarang bukan saatnya lagi memperdebatkan siapa yang paling berhak sebagai penerus Beliau yang menyandang gelar Ahli Silsilah-36. Pada suatu kesempatan Beliau pernah berfatwa sebagaimana yang sering di kutip oleh putra Beliau Buya H. Iskandar Zulkarnain SH : ”Seorang Saidi Syekh bisa mencetak 4 orang Saidi Syekh”.

Walaupun Beliau telah tiada, namun Arwahul Muqadasah Rasulullah yang ada dalam dada Beliau akan tetap abadi membimbing murid-muridnya sampai akhir zaman. Beliau akan selalu datang dalam zikir dan mimpi. Mimpi dengan seorang Guru Mursyid adalah benar dan setan tidak akan bisa menyerupai wajah Guru Mursyid yang Kamil Mukamil. Fatwa Beliau kepada salah seorang muridnya ketika menanyakan yang mana paling benar Beliau berkata : ”Arco Benar, Panca Budi Benar dan Batam juga benar, silahkan kalian ikuti yang mana cocok bagi kalian karena kesemuanya bermuara pada yang SATU”.

Saudaraku, kalau hanya memandang dari kacamata kesurauan dunia ini terlalu luas, masih banyak tempat yang belum di singgahi Kalimah Allah. Mari kita satukan energi untuk membesarkan nama-Nya. Seorang Wali Allah akan tetap harum namanya walaupun semua manusia mencaci, walaupun semua kita tidak mau berdakwah. Akan tetapi sangat disayangkan kalau kita tidak menyiapkan diri untuk dilewati rahmat dan karunia-Nya.

Salam cinta dan sayang untuk semua yang membaca tulisan ini, Guru kita selalu berpesan untuk menghindari fitnah, gunjing dan caci maki karena itu akan mengurangi amal ibadah kita. Masih ingat pesan-pesan sejuk dari Guru kita, ”Jangan kau jelek-jelekkan saudaramu, belum tentu engkau lebih baik dari yang kau jelekkan”.

Menyatakan diri sebagai murid wali sangat mudah, tetapi menjalankannya sungguh sangat sulit. Maqam kita terkadang sudah melewati maqam Khalifah bahkan malaikatpun terkadang iri melihat kita. Tapi sayangnya zikir La Thaif sebagai zikir sangat dasar  belum duduk dengan benar dalam qalbu sehingga tanpa sadar setan bersemayam dengan nyaman di sana. Saling menyalahkan menandakan 7 tempat bersemayamnya Iblis belum selesai di bongkar.

Penutup tulisan ini saya mengutip sebuah lagu yang dibawakan oleh Bimbo yang kalau saya menyanyikan lagu ini terkenang suatu masa indah, tanpa terasa air matapun mengalir….

Rindu kami padamu ya Rasul

Rindu tiada terperi

Berabad jarak darimu ya Rasul

Serasa dikau disini

Cinta Ikhlas-Mu pada manusia

Bagai cahaya Surgawi

Dapatkah Kami Membalas Cintamu

Secara Bersahaja…

Dan ada sebuah syair lagu yang sering terdengar di surau :

…Kalau pergi bawalah kami, kami ini turut berbhakti (2x)

Meneluri pelosok negeri, menyebarluaskan kalam ilahi (2x)

Amin Ya Allah, Salam Ya Rasulullah

Terimakasih tidak terhingga selalu kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat yang luar biasa dengan diperkenalkannya kita kepada  salah seorang kekasih-Nya.

Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa terus memuja dan mengabdi kepada-Nya.

Amien Ya Rabbal Alamin..

Sumber: [http://sufimuda.wordpress.com/2008/12/03/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma-msc/http://sufimuda.wordpress.com/2009/01/08/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma-msc-2/http://sufimuda.wordpress.com/2009/03/19/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma- http://sufimuda.wordpress.com/2008/12/03/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma-msc/ http://sufimuda.wordpress.com/2009/01/08/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma-msc-2/ http://sufimuda.wordpress.com/2009/03/19/napak-tilas-maulana-ss-kadirun-yahya-ma-]msc-selesai/


CAPITA SELECTA I

(Catatan:Pada tulisan ini terdapat pula dialog beliau dengan Bung Karno)

Tentang Agama-Metaphysika-Ilmu Eksakta,diutarakan dalam kata sambutan Bapak Prof.Dr.H.Kadirun Yahya,pada peresmian gedung sumbangan Kopertis Pusat bertempat di Kampus Universitas Panca Budi Medan,tanggal 13 Maret 1981.

Yang kami hormati .

- Bapak Direktur Direktorat Perguruan Tinggi Swasta Dep. P dan K Bapak Prof.lr. Soekisno Hadikoemoro dan Staf.

- Bapak Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah I, Bapak Dr. A. P.Parlindungan SH.

- Bapak Sekretaris Kopertis Wilayah l, Bapak Chainurrasyid SH.

- Bapak—bapak pejabat instansi Pemerintah dan Perguruan Tinggi Swasta lainnya.

- Serta Para Guru Besar, para Dosen, para Mahasiswa, para Staf UNPAB dan hadirin sekalian.

Assalamualaikum W. W.

Kiranya selayaknyalah bila pada saat yang berbahagia hari ini, kami terlebih dahulu memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT. atas kurnia-rahmat yang telah dilimpahkan Nya kepada kita sekalian.

Selanjutnya kami mengambil sejenak kesempatan dengan se-sederhana mungkin untuk menjelaskan secara garis besar, sesingkat-singkatnya tentang Fakultas Kerohanian dan Metaphysika, karena dari semula selalu mengundang berbagai pertanyaan dan tanggapan.

Hanya karena sifatnya secara "to the point" sesuai dengan waktu singkat yang tersedia, rasanya belumlah memadai maka kami senantiasa melapangkan waktu bagi mereka yang membutuhkan penjelasan lebih mendetail lagi.

Hadirin sekalian,

Fakultas Metaphysika UNPAB, yang kini membawahi 3 jurusan yaitu jurusan paedagogik, jurusan kesehatan dan jurusan tasauf atau sufi, adalah merupakan satu kesatuan yang berupa Fakultas.

Berbeda seperti di Amsterdam, Washington atau Los Angeles, dimana metaphysika tidak berbentuk fakultas akan tetapi merupakan satu mata kuliah atau maximal satu jurusan dibawah naungan Fakultas Philosophy.

Fakultas Metaphysika UNPAB membahas dan mempermasalahkan metaphysika dengan menggunakan bahasa penyajian ilmu exacta, umpamanya mathematika, kimia, physika dan sebagainya, dengan dasar/titik tolak agama Islam Mulia Raya. Sehingga agama tidak lagi merupakan yang "mengkhayali"atau "menakut-nakuti" atau "menina bobokan" atau "membohong-bohongi" seperti anggapan sebagian ummat manusia yang sinis.

Akan tetapi agama, khususnya agama Islam yang berdasarkan Al Qur’an, Hadist dan Akal itu, ternyata merupakan satu agama yang rieal, serieel-rieelnya, yang konkrit dan nyata penyelamat di dunia sampai akhirat sarta sekaligus penempa terciptanya Insan Insan Kamil.

Jika sekiranya ilmu exacta umpamanya ilmu physika kita Ianjutkan, kita tingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu bilghoibi, ke dalam ilmu Kerohanian maka akan terungkaplah, akan di “discover" apa itu agama, akan jelaslah segala rahasia-rahasia yang selama ini dianggap sebagai kegaiban yang misterius, kini dapat dimengerti dangan nyata dan rieel. Sehingga keimanan manjadi kokoh.

Kokoh terhadap serangan-serangan atheisme dan manusia-manusia yang tidak percaya. Bahkan akan jelas kelihatan bahwa agama itu adalah hukum-hukum rieel seperti hukum physika, kimia dan sebagainya, hanya martabat dan dimensinya jauh lebih tinggi serta absolut dan sempurna.

Tetapi analogienya secara syari’i sama saja. Bila kita patuhi, kita ikuti hukum-hukum itu dengan seksama maka tersedia bagi kita kurnia yang sebesar-besarnya yang disebut "pahala". Coba kita lihat :berabad-abad lamanya para sarjana mengadakan riset dan percobaan / percobaan / experimen-experimen terhadap alam semesta sehingga menguasai rahasia-rahasia hukum-hukum alam jagad raya,umpamanya dalam bidang elektronika. Dan hasilnya sebagai “pahalanya" rahmat elektronika tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupan modern dewasa ini.

Bila pula riset dan percobaan-percobaan kita lanjutkan, Kita tingkatkan ke dalam alam methaphysika maka mau tidak mau, bila kita penuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya dengan metodenya yang tepat.Kita pun akan memperoleh energi alam metaphysika yang jauh lebih dahsyat sebagai "'pahala"/kurnia, energi yang dapat menghancurleburkan semua tenaga alam metaphysika yang bathil dan alam physika yang bathil, karena alam metaphysika absolut adalah lebih halus dan lebih tinggi dimensinya dan energinya (ingat saja rumus relativiteits theorie dari Einstein). Contoh-contoh energi metaphysika antara lain Iihat saja kehebatan Nabi Allah Ibrahim menghancurkan Namrud, Nabi Musa menghancurkan Firaun dan Nabi besar Muhammad SAW. yang telah merobah gelap gulita zaman jahiliyah, hanya dalam masa tidak sampai 23 tahun, menjadi alam adabiyah yang cemerlang dimana terdapat “baldatun toyibatun warrabbun gafur". Muhammad telah merobah manusia dan kemanusiaan yang negatif hidup dalam alam gelap gulita menjadi manusia-manusia positif yang beradab yang hidup dalam alam cemerlang.

Demikianlah antara lain kedahsyatan energi mataphysika” yang di samping hal-hal tersebut di atas,juga membukakan tabir apa sebab segala amalan-amalan "misterius" dapat membuahkan “pahaIa" yang hebat-hebat dan lain-lain dan sebagainya.

Longer more a Believe but it has become to be a science; Religion is science of the highest dimension".

Seperti halnya ilmu kimia yang dulunya juga dianggap misterius, tetapi menjadi ilmu yang nyata dan rieel, setelah diletakkan dasar-dasar ilmiahnya oleh sarjana-sarjana besar umpamanya Lavoisier, Berzelius, Gay Lussac, Avogadro, Proust, John Dalton, Rutherford, Niels Bohr, Arrhenius. Mendelejeff, Einstein dan lain-lain sehingga sekarang telah dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh ummat manusia modern dewasa ini, sehingga John Dalton berkata : “chemistry has proved to be a great blessing for mankind and humanity", kami tambahkan "in this physical life".

Kemudian kami ucapkan ; "ReIigion, Believe in God has proved to be greatest blessing ever existed for mankind and humanity in this life and in the hereafter". Satu contoh lagi, betapa hebat energi metaphysika Al Qur’an antara lain kelihatan dalam satu ayat berikut ini :

Lau anzalnaa haadzal qur-aana ‘alaa jabalin lara-aitahuu khaasyi'am mutashaaddi’am min khasyyatil laah wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa lin naasi la'allahum yatafakkaruun. (Alhasyr :21).

Artinya : “Andaikata Al Qur’an ini kami turunkan di atas sebuah gunung, akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi takutnya kepada Allah.Perumpamaan-perumpamaan itu kami adakan untuk manusia agar mereka berpikir".

Betapa dahsyat kekuatan energi yang tersimpan dalam Al Qur’an. Tetapi jika kita salah mengartikannya, dengan meletakkan satu buah kitab Al Quran yang dibaca sehari-hari itu, maka jangankan satu buah, segudangpun kita letakkan di atas bukit, bukan bukit yang akan hancur akan tetapi pasti kitab Al Quran itu yang akan pecah berantakan. Jadi bagaimana ini ? Al Qur‘an mana yang dimaksud?.

Metaphysika dapat memberi jawaban dengan tegas dan exact. Coba kita ambil perbandingan dengan ilmu electricity umpamanya, dimana Edison pernah berkata kitabku ini membuat gelap gulita menjadi terang benderang, Tentu di sini bukan benda "buku" karangan Edison itu dimaksud, karena jika bukunya itu diletakkan dalam gelap malahan ia yang akan hilang atau digelapkan orang. Tetapi bila metode yang diterapkan Edison dalam bukunya untuk membangkitkan energi electronika dan kemudian disalurkan dengan bola-bola pijar lampu maka akan terpijarlah cahaya yang cemerlang penghalau kegelapan .Demikian pulalah tenaga-tenaga energi metaphysika yang tersimpan dalam Al Qur'an, jangankan bukit yang sebuah benda mati akan hancur, bahkan dosa pun akan hancur, setan pun akan hancur, pendeknya apa sajapun akan hancur dihantam oleh energi yang terbit dari AlQuranul Karim jika disalurkan melalui ayat—ayat dahsyat yang tepat. Sehingga seorang sarjana physika Barat Steven Hawking, seorang physicus yang brilliant dewasa ini mengumpulkan data-data tentang energi Al Qur’an dalam bukunya, yang berjudul : The subatomic world in the Qur’an.

Energi tersebut di atas tidak hanya dapat menghancurkan tetapi sekaligus / pada saat itu "menerbitkan / menggantinya" dengan sesuatu yang hebat dan positif.

Lihatlah apa yang telah dipraktekkan Muhammad, dari menghancurkan jahiliyah,negatif hitam pekat, menjelma dunia adabiyah, yang positif bersih putih sebagai cangkokan dari surga di dunia. Kini timbul pertanyaan apakah energi-energi tersebut di atas sudah dapat dilaksanakan kaum muslimin?.

Apakah ini sudah dikuasai dan diperoleh umat islam, yang dimasyhurkan dengan nama khalifah Allah di atas bumi, terutama di zaman memuncaknya teknologi modern dewasa ini ?. Dimanakah letaknya tenaga rahasianya sehingga Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi Muhammad dan lain-lainnya yang juga anak manusia seperti kita juga, memperoleh karunia dahsyat metaphysika demikian ? Sehingga dapat menghancurkan musuh agama yang sedemikian tangguhnya atau memang itu semua hanya untuk beliau-beliau saja, sehingga bagi kita hanya cerita menjelang tidur atau di waktu istirahat, atau apakah Tuhan itu “berdiscriminasi “?

Berbagai permasalahan timbul yang harus dipecahkan, apa lagi dalam zaman hyper modern dewasa ini yang teknologi sudah mencapai tingkat mutakhir sehingga alam pikiran manusia sedemikian kritis dan tidak mau menerima semua itu begitu saja.

Segala-galanya itu akan tetap tersuruk, tersirat, ter-rahasia_ misterius, tersimpan dalam Al Qur’anul Karim dan lenyap kembali tanpa dapat dimanfaatkan oleh kaum muslimin, selama tidak dilakukan riset dan percobaan-percobaan dengan menggunakan "Kunci" utamanya ilmu metaphysika yang halus dan tinggi, berasal dan berdasarkan serta bersumber pada Al Quranul Karim dan Hadits dan ilmu pengetahuan exacta, yang khusus hanya ada di Fakultas Metaphysika UNPAB, Fakultas satu-satunya di Indonesia bahkan di Dunia, dimana disajikan, dikupas, diolah, dicernakan, diriset.

Agama/lImu Kerohanian dengan menggunakan bahasa alat ilmu Exacta.

The Creation of the Universe is a big exact event.

Penciptaan jagad raya adalah pekerjaan maha besar yang exact.

Membuat rumah, jembatan saja sudah pekerjaan exact. Betapa lagi penciptaan jagad raya, dimana semua hutan bintang, matahari, bumi, planet planet semuanya berputar pada as-nya dengan rapi dan teratur, dengan keseimbangan yang mengagumkan keseimbangan antara tanaga -tenaga centrifugaal dan centripetaal yang maha Raksasa, sudah jelas ilmu physika berhak mengamhil bagian dalam menerangkan kebesaran Kalimatullahil hiyal Ulya, Dalam hai ini kita jangan salah paham, kami tekankan di sini bahwa metaphysika sekali-kali tidak mancampuri soal dan cara ibadah. Sekali-kali tidak. Ibadah satu zarahpun tidak boleh diganggu gugat dan terganggu. lbadah adalah "murni”, sebagaimana yang telah disampaikan Allah SWT melalui Rasul Nya sarta telah tertuang nyata dalam Al Qur’an dan Hadist, Jadi tegasnya metaphysika hanya merupakan "Scientifical explanation" dari ayat-ayat AI Qur’an dan Hadist-Hadist, yang antara lain meriset sehalus-halusnya dengan exact, satu hal yang maha bernilai yaitu methoda untuk mendirikan "SHALATUL KHAASYI’IN" dan bagaimana pula cara terhayatinya "TIDAK LALAI BERKEKALAN MENGINGAT ALLAH DIMANA DAN BILAMANAPUN", dan lain-lain ayat yang hebat-hebat.

Semua ini adalah kunci-kunci dari ibadah dalam meraih"energi metaphysika"dari pada Allah SWT, yang tersimpan dalam Al Qur’anul Karim, Dan sesuai dengan ilmu exacta semua ini membutuhkan riset yang bertahun-tahun serta percobaan-percobaan yang tekun, teliti, dan terus menerus yang dihimpun dalam satu kata "ISTlQAMAH istilah dalam Al Quran, Hai ini disebabkan karena masalah shalatul khasyi’in adalah masalah “to be or not to be” sebab Allah SWT. satu noktah pun tidak mau mundur dari takaran bahwa shalat yang diterima adalah "Shalatul khasyi'in” , sedangkan hingga sekarang ini, dewasa ini tidak kita temukan seorang Ustad pun atau Mufti Besar sekalipun yang dapat menerangkan metode atau cara pelaksanaan teknis bagaimana menegakkan shalatul khaasyiin, seolah-olah metode ini tidak ada terdapat dalam Al Quran.

Sudah barang tentu hal yang begini Maha Penting, Maha Pokok sebagai "'TIANG AGAMA ISLAM", sudah barang tentu mesti ada dalam AI Qur’an, hanya saja tempatnya terletak tersembunyi, tersuruk, ter-rahasia dalam ayat—ayat Agung, justru karena nilainya yang sangat tinggi, yang hanya dapal diungkapkan dengan alat ilmu Tasauf yang dalam pula, bersama-sama ilmu Metaphysika Exacta yang tinggi.

Problema problema sekitar tenaga energi Metaphysika seperti tersebut di atas yang tersimpan dalam Al Qur'anul Karim Islam Mulia Raya inilah dengan alat-alat ilmu exacta menjadi tugas utama dan lapangan Fakultas Metaphysika Universitas Pembangunan Panca Budi.

Para hadirin yang kami muliakan.

Kita melihat di sini bahwa Fakultas Metaphysika UNPAB memang benar-benar mengawinkan agama dengan ilmiah exacta, sesuai dengan apa yang telah didesak, dianjurkan, dan ditonjolkan urgensinya berkali-kali oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno, dan sampai saat sekarang ini anjuran itu masih diteruskan permintaannya sebagai rising demands yang disampaikan oleh yang mulia Menteri Agama kita yang sekarang, yaitu Bapak Alamsyah R. Prawiranegara, agar supaya agama Islam didakwahkan secara ilmiah. Kalau kita bicara tentang ilmiah, ilmiah ini sangat luas dan banyak mengundang berbagai tanggapan kalau ilmiah itu di bidang sosial, tetapi kalau ilmiah itu di bidang exacta dimana segala sesuatu tak dapat ditawar-tawar, karena ilmu exacta mernpunyai mata sorot yang tajam yang riel sehingga segala macam khilafiah, segala macam yang "tersembunyi“ dapat dikupas secara nyata, dan pada ilmu bidang exacta segala sesuatu dapat diambil percobaan-percobaan, dan dapat dilihat perkembangannya.

Dalam puluhan tahun belakangan ini tidak putus-putusnya berdatangan berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tokoh-tokoh sarjana basar ,professor professor, doktor-doktor pria dan wanita dari Luar dan Dalam negari mengunjungi Universitas Pembangunan Panca Budi, dan melihat, meriset, mempelajari theorie dan prakteknya dalam pelaksanaan dari pada teknik Shalatul Khaasyiin, dan bukan sedikit pula yang mencucurkan air mata, ketika mereka sampai kepada ilmulyakin, ainal yakin dan terutama hakkul yakin, dimana dirasakan,diresapkan kebesaran Allah SWT. dalam shalatul khaasyiin.

Kami sendiri sejak zaman Belanda telah mengajarkan ilmu-ilmu exacta, physika,kimia, dan lain-lain pada Mulo B, HBS - B. terus sampai pada zaman Jepang, dan sampai zaman Kemerdekaan sekarang ini.

Dan kami berpuluh-puluh tahun pula mempelajari ilmu Agama Islam dalam bidang Tasauf-nya dan bidang Syufi-nya dari Tokoh-tokoh Besar Dunia yang masyhur-masyhur maka inilah yang memberi kami kemampuan untuk mengawinkan ilmu exacta dengan Agama Islam Mulia Raya, pada umumnya ilmu Ke-Tuhanan dengan ilmu-ilmu exacta yang dalam.

Kalau Al Qur’anul Karim merupakan wadah dari pada Firman-Firman Tuhan yang tertulis, maka ilmu exacta merupakan Sunnatullah yang tak dapat ditawar yang seperti diucapkan olah Menteri Agama kita yang dahulu Prof. Dr. H. Mukti Ali.

Pada resepsi Wisuda IAIN (Institut Agama Islam Negeri) pada tahuri 1978 di Medan, bahwa iImu-iImu alam adalah Firman-Firman Tuhan yang tidak tertulis dalam Al Qur’an; kedua ilmu ini pulalah yang dikawinkan pada Fakultas Metaphysika antara Ilmu Agama Islam yang mendalam mulai dari lapisan atas sampai lapisan bawahnya, mulai dari lapisan Ilmu Fiqihnya, Ilmu Tauhidnya, sampai kepada lapisan Ilmu Tasaufnya, dikawinkan, diparalelkan, digabungkan, digandengkan, dengan IlmuSunnatullah, sehingga terbitlah suatu perpaduan yang sangat kompak dan maha kuat yang semuanya menjunjung tinggi kebesaran Kalimatullahil Hiyal ‘Ulya yang secara rieel dapat meresap ke dalam sukma dan kalbu kaum mukmin intelektuil yang menjadikan akan dia lambat laun sebagai lnsan Kamil dan ,sebagai calon Khalifah Allah di atas bumi_karena mewarisi "Pusaka Rahasia" daripada Allah dan Rasulullah antara lain Shalatul Khaasyiin.

Dimana-mana ilmu Methaphysika ini dikuliahkan seperti pada Universitas Padjadjaran di tahun 60-an, sewaktu Rektornya dijabat oleh Prof.Drg. Suria Soemantri, pada tahun 1964 dimana kami sebagai Guest Professor, di SESKOAD t/C bandung sewaktu Direkturnya dijabat oleh Bapak Mayjen. Soedirman, dimana juga kami sebagai Guest Pofessor dan juga selama bertahun-tahun di Universitas Prof.Dr.Moestopo, pada Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Kedokteran Umum dimana kami sebagai Guru Besar Luar Biasa selama 5 tahun; juga selama 3 tahun pada Post Graduate Studies (yang pertama di Indonesia) di Jakarta, di mana kami sendiri sebagai Rektornya semasa Bapak Prof.Dr.lr. Toyib Hadiwijaya sebagai Menteri P.D. K.

Ilmu Methaphysika ini dimana-mana mendapat perhatian yang mendalam dan sangat berkesan pada para hadirin dan mudah-mudahan mereka itu semuanya mendapat tauhid pada Allah yang sekokoh-kokohnya.

Juga dalam tugas keliling kami sebagai Ketua Scientifical Department Pusat dari Team Konsultasi Penganut-penganut Agama Seluruh Indonesia (dimana duduk di dalamnya Presiden R.I. dan hampir seluruh angkatan Menteri Kabinet Dwikora), dan sebagai STAF PENASEHAT AHLI MENTERI NEGARA RI BIDANG KESRA (semasa Bapak DR. IDHANI KHALID) hingga pensiun di tahun 1972 (33 tahun Dinas pada RI.), ternyata ilmu Methaphysika exacta mendapat sambutan Dalam dan Luar Negeri (sebagai Anggota "International League" 1 Religion & Science ; Florence Italy tahun 1969 dan New Delhi India tahun 1972), yang benar—benar patut disyukuri akan kebesaran Allah SWT.

Demikianlah secara singkat kami telah mencoba menjelaskan apa itu Fakultas Methaphysika Universitas Pembangunan Panca Budi.

Selanjutnya para hadirin sekalian yang dihormati,

UNPAB didirikan sejak tahun1961 dan telah mengalami pergulatan dalam berbagai kesulitan.Dan pada suatu saat di masa lalu berada pada keadaan "to be or not to be" Keadaan yang umumnya pernah dilalui Universitas Swasta.

Dalam keadaan demikian datanglah cemeti rahmat yang kami pandang sebagai bantuan pertolongan, yaitu diberinya kesempatan untuk membenahi diri, berkat kemurahan dan kebijaksanaan secara nyata dari Bapak Dr. A. P. Parlindungan,SH selaku KOPERTIS WILAYAH I beserta Stafnya, sehingga UNPAB seolah-olah diberi tenaga baru dan dapat berbakti dengan wajar kepada Nusa Bangsa, sesuai dengan Piagam Panca Budi yang berbunyi ;

1. devotion or worship to God - pengabdian kepada Allah SWT

2. devotion or worship to the Nation - pengabdian kepada Bangsa

3. devotion or worship to the Country - pengabdian kepada Negara

4. devotion or worship to the World - pengabdian kepada Dunia

5. devotion or worship to Mankind and Humanity-pengabdian kepada Manusia dan Perikemanusiaan

Dan sekarang Universitas Pembangunan Panca Budi keadaannya seperti tercermin dengan apa yang dapat kita saksikan saat ini, apalagi sesudah mendapat bantuan-bantuan dari Departemen P & K Direktorat Perguruan Tinggi Swasta, yang di samping gedung/bangunan yang sedang kita resmikan sekarang ini, kami telah menambah pula pembangunan Fakultas Pertamanan dan Fakultas Metaphysika (bangunan bertingkat 3 dan kini telah rampung 30%) dan Fakultas Pertanian (sedang berjalan 20%) serta di samping gedung bantuan Kopertis sedang dibangun pula sebuah Kantor yang hampir selesai.

Semua ini dapat kami laksanakan dengan sangat murah,karena di Kampus kami ini bermukim sekitar 100 orang pemuda dari seluruh pelosok Indonesia dan dari berbagai macam suku serta berasal dan bermacam-macam golongan, ada yang yatim piatu ada yang keluarganya tidak berpunya, ada yang berasal dari drop out sekolah, pecandu narkotika, pemabuk, pengangguran, banditisme, setengah sinting, frustasi dan lain-lain, yang "good for the devil",yang kemudian setelah diluruskan mentalnya secara teknis metaphysic magnetis (sejajar dengan memagnitkan besi yang molekul-molekulnya duduk centang perenang setelah dimagnitkan menjadi teratur dan berkiblat ke Utara Selatan, kalau manusia berkiblat ke Tuhan), mereka dalam waktu sangat singkat berobah 180 derajat, kemudian mereka dimasukkan ke dalam "VocationaI job training centre" sehingga mereka dapat bekerja dan turut membangun, sesuai dengan bakatnya masing-masing, ada yang jadi tukang batu, tukang kayu, tukang listrik, tukang water leiding, sopir, administrasi serta lain-lainnya; tentu saja dengan dibimbing dan dituntun oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya masing-masing, semuanya secara cuma-cuma dibiayai oleh Yayasan kami.

Dengan sistem dan cara inilah kami membangun sehingga berdasarkan perhitungan selama ini kami dapat membangun dengan biaya 4 atau 5 kali lebih hemat.

Umpamanya seperti gedung sumbangan KOPERTIS ini berkisar biayanya sekitar Rp. 9 juta, sedangkan gedung yang sedang dibangun di sampingnnya yang kami bangun sendiri yang hampir sama besarnya, tetapi biayanya hanya sekitar Rp.2,5 juta saja, dan sampai sekarang baru keluar biaya sekitar tidak sampai Rp.1,5 juta.

Atas dasar itu, jika sekiranya kami diperkenankan mengajukan permohonan berupa usul yaitu jika sekiranya nanti ada sumbangan bangunan untuk Panca Budi maka sebaiknya sumbangan tersebut diberikan saja berupa uang tunai,sehingga kami dapat membangun dengan memakai dana yang sama untuk bangunan yang mungkin 5 kali lebih besar, tentu saja dengan pengawasan dan kerja sama dengan KOPERTIS WILAYAH I.

Akhirul kalam,Kami sebagai insan beragama bukan saja terutama sekali bersyukur sedalam-dalamnya ke hadirat Allah SWT, akan tetapi istimewa pula berterima kasih yang sebesar-besarnya baik kepada Bapak Prof. lr. Soekisno selaku Direktur PTS Pusat dan juga kepada Bapak Dr. A.P. Parlindungan,SH selaku KOPERTIS WIL I beserta Staf KOPERTIS WILAYAH I diiringi doa harapan semoga Rahmat Allah SWT senantiasa menyertai beliau-beliau itu, Amin.

Sekian dan terima kasih atas segala respons terhadap pidato singkat kami ini.

Wassalamualaikum wa rahmatullaahi wa barakatuh .

Medan, 13 Maret 1981.-

PROF. DR. HAJI KADIRUN YAHYA

"Dianjurkan agar ditelaah oleh yang benar-benar Sarjana atau Sederajat

'(Voor Denkers en Filosofen, Voor Zoekers en Serieuzen)"

K o m e n t a r 1:

METAPHYSIKA EXAKTA Adalah llmu yang ;

1. Membuktikan, bahwa AGAMA adalah Wet-Wet rieel/Hukum-hukum yang sempurna, yang nyata menyelamatkan Hidup dan Kehidupan INSAN Dunia dan Akhirat, dan yang mampu membentuk INSAN-INSAN KAMIL.

2. Tidak mengganggu gugat satu zarah pun soal-soal IBADAH, bahkan memperkokoh IBADAH dan AMALAN-AMALAN yang nawafil.

3. Merupakan Scientifical Explanation dari AYAT-AYAT SUCI AL QUR`AN & AL HADIST atas dasar ilmu Exakta.

4. Meng-ungkapkan (me-ontdekken), bahwa I Believe in God is no longer more a Believe but it has become to be a science; Religion is science of the highest dimension Chemistry, which was also Considered to be "Misterious" before, has proved to be a great blessing for mankind and humanity in this life".Religion, Believe in God has proved to be the greatest blessing ever existed for mankind and humanity in this life and in the hereafter.

5. Ternyata adalah sebagai/dapat disebut" PAHLAWAN AGAMA" BHAYANGKARA AGAMA", yang mempertahankan dan mempertebal IMAN dan TAUHID kepada ALLAH SWT,dan berdiri kokoh sebagai batu karang atas dasar Exakta menghadapi lawan (ATHEISME, Kafirisme, Syirik-isme dan lain-lain).

6. Menerangkan Phenomena—Phenomena dalam Agama dan Mu'jizat para Rasul diterangkan dengan llmu Exakta yang dalam dalam.

7. Jelas menunjukkan mana yang mu'jizat para Nabi, mana yang berupa Keramat para Solihin dan Siddiqin dan mana pula yang berupa istidraj dari Sihir, Jin, Syetan ala Fir’aun, Bal’an bin Bal’un, Basisa dan lain-lain.

8. Menunjukkan mana yang Tasauf Islam sejati, mana pula Aliran Kepercayaan Kebathinan yang bathil, walaupun sama-sama memakai Ayat-ayat AlQuran (perbandingan saja mana Manusia yang asal Nikah, mana pula Manusia yang asal Zina, sedangkan semua proses physis dan Manusia-physisnya pada zahirnya sama saja kelihatannya).

9. Menerangkan masalah yang paling sulit tetapi paling pokok dan paling bernilai, yaitu ; bagaimana methode/pelaksanaan technis/menegakkan Shalatul Khaasyin, atas dasar Al Qur’an dan Hadist & Ilmu Exakta (jangan lupa ilmu Exakta membuat semua masalah menjadi Objektif, tidak Subjektif).

10. dan lain-lain dan lain-lain.

K o m e n t a r II

METAPHYSIKA EXAKTA Adalah llmu yang :

Mengungkapkan, men-Discover,me-ontdekken ,bahwa kalaulah Sarjana Sarjana llmu Physika menemukan tenaga-tenaga dahsyat dari elemen-elemen Alam (naturelementer), umpamanya Air Danau yang hening bening sunyi senyap yang dipakai sehari-hari oleh orang-orang kampung hanya untuk mandi,mencuci dan lain-lain, dengan Methodik yaitu dibuat waterfall yang mengeluarkan Tenaga Raksasa berpuluh-puluh kilowatt atau tekanan-tekanan yang beratus-ratus Atmosfir, hanya dengan Methodik pemampatannya saja yang pada gilirannya dapat pula menerbitkan tenaga tenaga Atom, Nuclear, Hydrogen, Sinar Lasser yang dahsyat-dahhsyat dan lain-lain, maka paralel dengan itu,ilmu Methaphysika Exakta mengungkapkan men-discover, meontdekken pula tenaga-tenaga yang lebih dahsyat, lebih halus dan lebih hebat lagi yang keluar dari Ayat-Ayat Suci Al Qur’an, yang sahari-hari hanya dilagu-lagukan dalam Musabaqah dangan lagu-lagu yang merdu oleh para Qori dan Qori’ah, yang akan mengeluarkan dengan Methodik yang jitu tenaga-tenaga yang "Unlimited"dahsyatnya dari getaran getaran "Maha Ultra-sonoor" dari "Goddelljka isotopen yang Absolut" yang akan sanggup menghadapi tenaga-tanaga fisik dari Atom dan Nuclear dari Negara-Negara Super-power mana sajapun, walaupun dari "Manusia" Mars sekalipun, Semua itu tergantung kepada Methodik pelaksanaan teknisnya, sehingga mencapai getaran-getaran yang sebenarnya.

Coba kita dengarkan Ayat Al Quran yang berbunyi :

Wa allawistaqaamu ‘alat thariiqati Iaasqainahum maa-an ghadaqaa. (Surat Jin ayat 16),

Artinya : "Dan bahwasanya jika mereka tetap berdiri di atas methodik yang benar niscaya akan Kami turunkan hujan (rahmat) yang lebat (nikmat yang banyak)".

Tenaga-tenaga Metaphysika Al Quran ada tegas disebut-sebut Tuhan dalam Al Quran (antara lain, Surat AI Hasyr : 21 ) yang kita sitir pada pidato di atas dan telah dipertontonkan keunggulannya oleh para Rasul dalam menghadapi lawan-lawan Agama yang tangguh-tangguh yang bersenjatakan senjata yang hebat-hebat dan berlasykar yang besar-besar serta memiliki pula tanaga tenaga Metaphysika yang sakti-sakti (Fir`aun sampai sekarang sebagai mummi dikabarkan masih sakti) namun semua itu hancur dihantam kekuatan Al Quran.

Tenaga -tenaga fisika yang bagi kita, “Mortal beings”, sudah begitu hebat, tak disebut-sebut Tuhan dalam Al Qur‘an Tuhan hanya menyebut-nyebut tenaga AlQuran, itu tandanya bahwa tenaga Al Quran adalah Absolut sedangkan tenaga alam Fisika adalah relatif sesuai dengan apa yang disebut Prof.Dr. Alberlt Einstein dalam relativiteits theorinya.

Allah SWT yang maha Absolut itu tidak menganggap penting membicarakan yang relatif-relatif, karena semua itu “kecil bagi-Nya”, Tenaga Metataphysika banyak sekali diperlihatkan Tuhan dalam Kitab Kitab Suci (ingat saja kiamat Dunia pada zaman Nabi Nuh, kiamat pada zaman Nabi Luth mu’jizat-mu’jizat Nabi Sulaiman, Nabi Daud melawan Goliath, Nabi Isa menghidupkan orang mati. Kerikil-kerikil atau buah sijjil yang memusnahkan tentara Abrahah yang menyerang Ka’bah di tahun Gajah, Nabi Ibrahim melawan Namrud, Nabi Musa melawan Fir’aun, mu’jizat-mu’jizat Muhammad semasa hidupnya dan lain-lain).

Sedangkan tenaga alam fisik yang relatif itu, hanya disebut-sebut dan dipertontonkan para professor professor, para teknisi pada umat manusia itu pun sudah hebat sekali kelihatannya.

Undang -undang alam fisik sejak Dunia berkembang sudah ada, dan akan tetap ada dan tidak habis-habisnya selama Dunia ini ada, tetapi baru dalam abad-abad mutakhir ini dijuluk dan dikeluarkan oleh para sarjana di Negara Negara Super Power untuk dimanfaatkan umat manusia.

Undang-undang alam metaphysika sudah ada sebelum Dunia ada, dan di dunia ini ia tetap ada terus, tetapi tersembunyi dan di alam akhir ia masih tetap ada terus, karena ia adalah Absolut .Namun pada zaman Awal. Zaman purbakala dahulu ia sudah dikeluarkan / dijuluk dan dipertontonkan kehebatannya oleh para Nabi, diteruskan oleh para pewaris para solihin dan shidiqin oleh para Wali Songo sebagal Ahli-ahli “professi” metaphysika di zaman Purba,sedangkan di zaman modern sekarang ia seolah-olah sudah hilang bukan karena ia tidak ada lagi, tetapi karena tak ada lagi orangnya yang mengetahui rahasianya bagaimana methoda pelaksanaan teknis cara menjuluknya, supaya ia dapat terbit kembali dari alam tersembunyinya dengan dahsyatnya, yang akan sanggup menghadapi senjata apa sajapun dari lawan,walaupun sakti physis, atau sakti methaphysis sekalipun.

Sebenarnya tenaga metaphysika secara tradisionil di Indonesia sudah seringkali dipakai olah para Kiyai-Kiyai, Mbah-Mbah atau Tuan Syekh - Tuan Syekh kita yang sudah banyak kembali kepangkuan Allah SWT. Umpamanya di zaman Jepang dan di zaman Revolusi Fisik, dimana kami sendiri mempersaksikannya selaku pucuk pimpinan di Sumatera dan salah satu lasykar Islam, dimana berhari-hari bermalam-malam beliau-beliau itu beramal beramai-ramai dangan para jemaahnya, berwirid. dengan khusyuk 10-40 hari agar lndonesia jaya dalam perang kemerdekaannya.

Dan Beliau-Beliau itu berhasil succes dengan gemilang bersama-sama lasykar- lasykar pemuda kita walaupun mereka tak tahu teori ilmiah metaphysiknya.

Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa perang Saidina Ali r.a (perang dengan Kekuatan fisik) adalah perang betina dan perang saidina Abu Bakar adalah perang jantan (perang dangan kekuatan kebatinan).

Betapa hebatnya dan dahsyatnya kekuatan metaphysika itu sehingga tenaga metaphysika dapat mempertahankan dan menjamin keamanan Dunia dan keutuhan jagat Raya, dapat kita dengar dari sabda Rasulullah:

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

“Laa taquumus saa’atu hattaa laa yabqa ‘alaa wajhil ardhi mayyaquulu Allah Allah”

Artinya : “Tiada akan datang kiamat, kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah. (Hadist riwayat Imam Muslim).

(Tentu saja dengan methodik yang tepat, kalau tak memenuhi syarat segala sesuatu tentu tak laku, umpama : Kalimah Allah yang "sembrono" diucapkan asal saja, mana laku).

Jadi pada hakikatnya bukan karena Negarawan-Negarawan yang hebat-hebat, atau senjata-senjata yang mutakhir atau angkatan perang yang dasyat atau politik yang melangit tingginya, yang dapat menjamin keamanan dan keutuhan jagad ini, tetapi tenaga metaphysik yang terbit dari kalimah Allah yang Maha Agung. Disini kelihatan, bahwa kekuatan potensi kalimah Allah adalah Maha dahsyat sehingga mampu mempertahankan existensi Dunia dari kehancuran total oleh tenaga apa saja apapun. Ilmu yang begini dahsyat sudah barang tentu perlu sekali kita riset dimana letak ilmiahnya, dimana letaknya Clewnya, The How to do-nya, dari amalan-amalan yang kelihatannya “mubazir”, atau seolah-olah hanya untuk membuang-buang waktu saja, seperti yang dianggap kaum muda zaman sekarang, seolah-olah menghabis-habiskan waktu dengan percuma,karena tak ada kelihatan hasilnya, sebenarnya karena dilaksanakan tanpa methodiek yang tepat atau tanpa methodik sama sekali tetapi jika dilaksanakan dengan methodiek yang tepat, baru kelihatan segala kebenaran dari segala ucapan Rasul dan Allah dalam Al Qur'an; Al Qur’an dan Al Hadis bukan untuk orang tolol untuk menafsirkannya dan mengamalkannya, tetapi untuk orang yang benar-benar Ber-akal dan ber-ilmu tinggi dan dalam.

AL ISLAM adalah AGAMA yang sangat AGUNG dan sangat dalam “INNADDIINA INDALLAHIL ISLAM".

Inilah salah satu contoh problema berat yang menjadi tugas utama dari FAKULTAS METAPHYSIKA UNPAB untuk memecahkannya, yang satu-satunya ada di dunia.

Satu..lagi ucapan Rasul :

بِسْمِ اللهِ الذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌُ مَا فِى الاَرْضِ وَلاَ فِى السَّماءِ

“Bismillaahil ladzi laa yadhurru ma’as mihi syai un maa fil ardhi wa laa fis samaa’i”

Artinya : “Atas nama Allah, yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di langit dan di bumi ialah orang-orang yang beserta dengan nama—Nya”.

Ternyata Kalimah Allah itu benteng yang Maha hebat pula rupanya yang tak dapat ditembus oleh apa sajapun.

Kami yakin atas dasar kedua Sabda Rasul di atas bahwa nanti dihari-hari terakhir itu “Insinyur” Allah SWT yang hebat yang bernama Isa AI Masih akan turun ke Dunia dan dengan seorang diri saja mampu menghancurkan segala musuh agama,Dajjal dan Yajud Ma’jud dengan senjata Metaphysika yang tak ada taranya itu.

Sedangkan Archimedes saja di zaman dahulu sudah mampu dengan seorang diri saja memusnahkan habis sebuah Armada besar Xerxes, Raja Diraja Parsi, hanya dengan berdiri di atas Bukit Syracuse meng-covergeer sinar-sinar Matahari dengan cermin besar berbentuk setengah bola, yang ditujukan sebagai kaca api terhadap layar-layar Armada Xerxes.

Hasilnya mengagumkan, seluruh Angkatan perang Xerxes musnah terbakar.Begitu pulalah secara analog, insinyur Allah Ta‘ala yang bernama Isa anak Maryam itu akan mengconcentreer energie cahaya dari Nur Ilahi yang tak terhingga besarnya, melalui suatu apparatus metaphysis terhadap Dajjal dangYa‘jud Ma’jud, cahaya dahsyat halus yang bergerak tidak melalui wereld ether sebagai Media, tetapi melalui media yang lebih halus lagi, yang tak dapat ditangkap oleh radar media yang disebut dalam Ilmu Tasauf,Latifaturrabbaniah.And that Will blaze everthing and every enemy into Atomic pieces which will dissappearas as dust before the wind.

Dalam satu perkataan :vernietigd tot oeratomen door fanomenaie Goddelijke Isotopen (Musnah habis manjadi oeratom oleh Isotop-Isotop dahsyat tenaga Ketuhanan). The Hands of God, kata orang Awam.

Lihat Rumus Mathematikanya :

Musuh Dajjal, Ya’jud ma’jud + hantu + lawan apa saja lagi : = 0

= Goddalijke Isotopen (isotop-isotop Ketuhanan), tenaga Unlimited yang Absolut yang kekal dan Abadi, yang ada di Dunia dan di Akhirat = senjata Allah = Kalimah Allah, istilah pewayangan = Senjata Cakra dari Wisnu di tangan Ramawijaya yang mampu memapas habis jagad ini jika perlu.

Coba pula kita lihat Ayat ;

اَعُوْذُ بِاِ اللهِ مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ

“A'uu dzu billaahi minas syaithaanir rajiim”.

Artinya : “Aku berlindung dengan Allah dari pada Syetan yang kena rajam.”

Syetan Hantu, Jin + Gandarwo + Syetan Alas mana saja : = 0

∞ = Kalimah Allah.

Tetapi kalau ∞ bukan asli, tetapi palsu karena tanpa Methodiek atau salah Methodiek (jadi batal = tak jadi), maka semua lawan yang diatas tak akan lari, bukan Jin dan lain-lain yang lari, tetapi akhirnya kita sendiri yang terpaksa terbirit-birit, lintang pukang atau tunggang langgang atau Kita ditangkapnya dan habis dimakannya atau dicekiknya dan dibunuhnya.

Apakah ini tidak serieus namanya ? Lampu merah, atau barangkali sudah S.O.S bagi kita?, jika pada sakratul maut nanti ternyata Kalimah Allah kita lumpuh,tak berdaya, tak mampu/palsu, menghadapi dan menghantam segala macam godaan yang menyesatkan dari Syetan angkara murka dan iblis la‘natulIah yang sangat sakti, di saat-saat terakhir kita '?

Fisakratil maut hanya datang 1 kali dalam hidup dan kehidupan kita, ini berarti: HARUS LULUS Ujian terakhir : To be or not to be !

Jangan harap Nabi turun ke kubur. Nabi-nabi semua turun di Dunia,Di Dunia diselesaikan semuanya. Di Dunia harus semua sudah rampung.

Lebih-lebih lagi/istimewa lagi tentang menguasai senjata KALIMAH ALLAH YANG MAHA DAHSYAT dan MAHA SAKTI yang mampu mempertahankan JAGAD ini dari KEHANCURAN !

Berfikir secara EXAKT ; Bukankah kriteria : mampu mengendalikan / handling KALIMAH ALLAH, salah satu barometer yang nyata tentang Sempurnanya IMAN seseorang, karena dalam hidupnya telah mampu memanfaatkan KALIMAH ALLAH YANG MAHA DAHSYAT dan MAHA SUCI ?

Berfikir secara EXAKT, jika KALIMAH ALLAH yang MAHA SUCI yang MAHA DAHSYAT itu sudah jinak di tangannya, bukankah itu suatu pertanda, bahwa ia seorang MUKMIN SEJATI, karena MEWARISI PUSAKA ALLAH dan RASUL.

Berfikir secara EXAKT, dan bukankah ia telah menjadi seorang “EXPERT”.

Metaphysika Ketuhanan, seorang INSAN KAMIL, SEORANG KHALIFAH ALLAH di atas Bumi ? yang semuanya ini cara mencapainya ada terdapat pada LAPISAN SEBELAH DALAM AL-QUR’AN ?

Inilah dia orangnya yang termasuk golongan yang mengusai AWALUDDIINI MA’RlFATULLAH dan AKHIRUDDIINI MA’RlFATULLAH.

Dan inilah dia orangnya yang Menguasai sepenuh-penuhnya dengan ILMULYAKIN, AINALYAKIN dan HAKKULYAKIN, RUKUN ISLAM yang MAHA POKOK, yaitu :

Dua KALIMAH SYAHADAT yang MAHA DAHSYAT, inilah dia MUKMIN SEJATI,

Inilah manusia, INSAN yang telah dibina oleh AL QUR'AN secara yang sebenar-benarnya, itulah gunanya AL QUR’AN diturunkan, untuk membentuk MANUSIA-MANUSIA menjadi INSAN-INSAN KAMIL, KHALIFAH-KHALIFAH ALLAH DI ATAS BUMI, AHLI-AHLI SYORGA di DUNIA dan di AKHIRAT kelak, karena di tangannya/di dadaNya duduk bersemayam AKRAB SEKALI/JINAK SEKALI KALIMAH ALLAH YANG MAHA SAKTI yang tidak bercerai dengan yang PUNYA NAMA yaitu ALLAH SWT YANG MAHA KAMIL SENDIRI.

Hadist QUDSI :

قال الله تعالى : لَمْ يَسَعْنِيْ اَرْضِيْ وَلاَ سَماَءيْ وَوَسِعَنِيْ قَلْبُ عَبْدِيَ الْمُؤْمِنُ الَّيِّنُ الْوَادِعُ

Qaalallahu ta’aalaa : Lam yasa‘nii ardhii walaa samaaii wa wassianii Qalbu l‘abdiyal Mukminul layyinul waadi’

Artinya : “Allah Ta’ala berfirman: Tak dapat memuat Zat Ku, Bumi dan Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku, ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang”.(HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih).

Jadi bagaimana rahasianya, supaya ia asli ?tidak palsu atau negatif, atau batal atau tak jadi ?

Secara sangat sederhana coba lihat : + x - = - (Aljabar)

Hak x bathil = bathil; Haq gandeng bathil = bathil.

(Kita lihat pula Laa yamassahu illal mutahharun = Qur’an ini tak dapat disentuh tak dapat berhasil bagi yang tak disucikan)

Jadi bagaimana mestinya ? coba kita lihat lagi : + x + = + (Aljabar)

Haq dibaca diatas yang Haq (suci) - (Jasmani suci dan Rohpun suci) baru ia menjadi Haq = Asli = Syah = benar tak bathal.

Sebenarnya yang mengatakan : A’uu dzu billaahi minas syaithaanir rajiim”, siapa? Nabi ! kita yakin/iman pada Beliau, karena Sabda Beliau adalah sama atau dibenarkan oleh Firman Allah, kenapa pada Beliau berhasil, dan pada kita tidak.

Mau tak mau kita harus letakkan isi Dada Pribadi Rasul-Rasul itu di bawah teropong Microscoop Metaphysika kita, karena beliau-beliau itulah yang menguasai technieknya, dan beliau-beliau itu bagi kita adalah Turutan, Ikutan, Suri Tauladan, Contoh, bukan saja dalam Peri Akhlak atau ibadat saja, tetapi juga dalam semua hal-hal, juga dalam hal Ma’rifatullah, kalau tidak mana bisa kita masuk Surga ?

Untuk masuk Surga yang sama, kan syaratnya harus sama pula ? Mana pula ada syorga kelas kambing yang syaratnya lebih murah dan Tuhan tidak mengukur dengan 2 (dua) sukatan, Tuhan itu kan adil ? Surga itu kan Kampung Abadi, Kampung Allah Ta’ala?, Rumah Allah, istana Allah? yang suci bersih untuk Ahli-Ahlinya yang dikasihi? Rumah Allah hanya satu, yaitu pada sisi-Nya,

“Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah fadkhulii fii ‘ibadii wad khulii jannatii". (Al Fajru ayat 27 - 30)

Artinya : Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), Kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dangan (hati) ridha dan diridhai (Tuhan), maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah kamu ke dalam Syorga-Ku.

Di atas telah disebut-sebut bahwa perjuangan Kemerdekaan kita berisi penuh dengan "The Hands of God", yang dijuluk oleh para Kyai kita; coba renungkan saja; mana mungkin kita dapat menang perang terhadap Sekutu, yang sudah 2(dua) kali memenangkan perang dalam Perang Dunia yang besar-besar,sedangkan kita Bangsa yang tak terlatih dengan sebagian besar hanya bambu runcing pula sebagai senjata ? “The Hands of God” lagi.

Dalam Pemberontakan PRRI - PERMESTA yang sangat berbahaya yang hampir memecah belah Negara Kesatuan Pancasila kita . Tetapi berakhir dengan smooth dan baik-baik saja, “The Hands of God” lagi.

Begitu juga perang TRIKORA, DWIKORA, kemana jadinya perginya Karel Doorman, “The Hands of Gods” lagi, apalagi di saat-saat yang sangat mengerikan lagi, COUP GESTAPU yang terkutuk yang mernbunuh Putra-putra terbaik Bangsa kita? yang hampir menghapuskan Negara Pencasila secara Total dari muka bumi?

Coup Komunis internasional tak pernah gagal dimana-mana di Dunia, kenapa di Indonesia ia mesti gagal? nyata “The Hands of God” yang dijuluk oleh para Kyai dan Solihin kita yang sangat berjasa dimasa lalu, sehingga Negara Pancasila yang sangat kita cintai yang bersila Pertamanya “ Ketuhanan Yang Maha Esa” terhindar dari bahaya Kiamat dan hapus dari muka bumi persada Indonesia.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Laa taquumus saa’atu hattaa laa yabqa’alaa wajhil ardhi mayyaquulu , Allah Allah.

Artinya : "Tiada akan datang Kiamat,, kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah (Hadits riwayat Imam Muslim).

(Tentu saja dengan Methodik yang tepat, kalau tak memenuhi syarat, segala sesuatu tentu tak laku, umpama Kalimah Allah yang "Sembrono" diucapkan asal saja, mana laku, Red),

Dan lain-lain dan lain-lain

Sebagai Muslim yang bertanggung jawab akan hidupnya, begitu juga sebagai ABRI sebagai alat pertahanan Bangsa, kita wajib benar-benar menyelidiki sedalam-dalamnya dimana letak sebenarnya kekuatan Kalimah Allah itu.

Inilah termasuk dalam lapangan dan tugas dari Fakultas Metaphysika UNPAB.

Kita mengetahui bahwa ENERGIE dapat ditransformir menjadi tenaga apa saja yang construktif. Umpamanya Electronika dapat ditransformir jadi cahaya, panas, tenaga penggerak, suara, jarak dekat, jarak jauh, radio, televisi dan lain-lain dan lain-lain, tergantung pesawat apa (Media apa) yang dipakainya.

Itu sebabnya Tuhan dapat mengeluarkan tenaga dahsyat seperti Neraka untuk memusnahkan segala yang kotor-kotor, dapat dibayangkan betapa HEBAT panasnya api NERAKA itu digerakkan oleh tanaga inti yang tak terhingga ( ) besarnya. Dan tenaga itu () semuanya diwariskan Allah pada Pewaris-Pewaris (Para Rasul dan para Solihin dan para Mukmin sejati.

Sehingga Allah memberi nama julukan pada golongan istimewa itu sebagai “Khalifah Allah” di atas bumi, karena menguasai tenaga Maha Super power yang dapat dipakai untuk DAMAI dan untuk PERANG SUCI semata-mata, bukan untuk PERANG EXPANSI / AGRESSIE atau lain-lainnya, tetapi DEFENSIF AKTIF, kita akan lihat ayat-ayat itu HIDUP dan DAHSYAT bertenaga sepenuhnya karena telah diisi dengan tenaga inti Kalimah Allah ()

Ia mampu membabat semua lawan physis atau methaphysis, di lautan, di daratan, di udara dan di langit sekalipun (manusia angkasa)

Perbandingkan (sebagai illustrasi) :

1. Tenaga Singkang dari Silat Tiongkok Kuno yang dapat membuat sabuk sutra yang lemas menjadi Toya sebagai baja yang keras jika dialiri oleh Singkang tersebut.

2. Pukulan jarak jauh melalui udara dari tenaga Singkang yang hebat.

3. Senjata methaphysika Ramawijaya yang bernama Kiyai Dangu, berupa panah hidup yang mampu menawan Dasa Muka / Rawana yang kesaktiannya tak dapat ditandingi oleh Dewa manapun dan yang tak dapat mati-matinya sepanjang masa. Kiyai Dangu hidup bergerak dan terbang sendiri, mengelilingi angkasa sesudah diisi oleh Ramawijaya dengan digendangi oleh Tabuh Gala galur.

4. Kawat-kawat elektronika tak ada tenaga sedikit pun sebelum di isi dengan energi elektronika dari Central. Begitu dibuat Contact, kawat-kawat tersebut adalah sangat berbahaya, dapat membunuh, membakar, dan lain-lain, tetapi dapat pula dimanfaatkan guna pembangunan-pembangunan yang positif dan Construktief.

5. Jangankan Ayat-ayat Al Quran, batu-batu, air dan lain-lain jika diisi dengan KALIMAH INTI, akan mempunyai daya hancur yang menakjubkan, ingat saja BATU-BATU SIJJIL yang dijatuhkan burung·burung ABABIL, batu-batu pelontar pemusnah Setan oleh Nabi Allah Ibrahim pada Jumroh yang tiga di Mina. Air yang di bacakan FATIHAH oleh RASULULLAH untuk menyembuhkan berbagai-bagai penyakit dan lain-lain.TONGKAT yang diisi dengan KALIMAH ALLAH oleh MUSA menjadi Naga yang memakan semua ular-ular Fir’aun dan lain-lain.

6. KALIMAH INTI yang dipakai oleh Nabi ISA disalurkannya melalui tangannya untuk mengusir Syetan, Jin, Penyakit, Kematian dan lain-lain dengan :

Rumus EVERYTHING : = 0

DESEASE : = 0 ; JIN. SYETAN +HANTU : = O ; DEATH : = 0

Hadits :

من كان اخرالكلامه لااله الا الله دخل الجنة

“Man kaana akhiru kalaamihi laa ilaaha Illallah, dakhalal jannah”

Artinya "Tiada mati seseorang yang menyebut pada akhir katanya Laa ilaaha illallaah, melainkan hidup pada sisi Allah”

(Barang siapa yang pada akhir katanya Laa ilaaha Illallaah, masuklah ia ke dalam Syorga).

Para Pembaca yang budiman,

Maafkan kami, rasanya kami tidak dapat meneruskan penguraian dari theorie-theorie dari pelaksanaan technieknya di sini, karena bukan saja rasanya terlalu sacraal, tetapi juga terlalu sulit, dan akan terlalu panjang dan luas karena harus banyak sekali memakai hukum-hukum Agama dan hukum-hukum Physika berdampingan, karena selalu harus berdasarkan 2(dua)dasar pokok (Akal dan AlQuran)serta harus memakai 2(dua) istilah yang synoniem = sama arti, yaitu istilah dalam AlQuran & AlHadits dan istilah Academis Exact, yang meyakinkan dengan Wet-Wet pokok dari ilmu Fisika dan Ilmu AQuran.

Dengan lain perkataan ; Firman Allah harus disesuaikan selalu/harus Confirm dengan Sunnatullah Qur‘an (bidang Tasauf) & Akal (Bidang Exakta).

Tetapi sebagai gantinya di bawah ini kami akan Nukilkan suatu pengalaman kami yang berkesan, yang dapat berfungsi sebagai illustrasi dari soal-soal di atas,yaitu dalam pertemuan kami dengan Bung Karno, PBR, (Pemimpin Besar Revolusi) semasa hayatnya.

Kisahnya adalah sebagai berikut:

Pada sekitar bulan Juli 1965 kami sebagai Anggota Dewan Curator seksi ilmiah USU (tahun 1965 — 1970) diminta oleh Rektor USU, Drg. Nazir, atas nama USU menghadap Presiden di Jakarta untuk berbagai-bagai urusan.

Selama ini Anggota-Anggota teras USU belum pernah dan kurang berani menghadap sendiri pada PBR yang merupakan seorang Tokoh Besar yang paling hebat dan ditakuti/disegani pada zaman itu, berhubung banyak di antara Pimpinan USU bekas N.S.T., tetapi sejak Drg. Nazir sebagai Rektor (seorang dari Angkatan 45) mulailah dirintis hubungan langsung dengan PBR dimana kami (juga dari Angkatan 45) diutus ke Jakarta pada waktu itu (insya ALLAH semua urusan berhasil baik). Yah, kami merasa tak perlu takut-takut/enggan, karena kami merasa tak pernah bersalah, walaupun politis maupun sosial, culturil ,criminil atau lain-lain.

Pada saat itu kami diterima di beranda Istana Merdeka bersama-sama dengan Prof. Ir. Brojonegoro (alm), Prof. Dr. Syarif Thayib, Bapak Suprayogi,Admiral John Lie., Pak Sucipto Besar, Kapolri, Duta Besar Belanda, dan lain-lain semua beserta Staf, ada sekitar 20 orang semua.

Dan kami beserta rombongan (Drs. Iskandar, sekarang Koordinator Teknis Inspeksi Pajak Jakarta Pusat dan isterinya yang khabarnya masih keturunan dari Kadilangu jadi masih ada hubungan dengan Bung Karno, dan Bapak Drs.Yahya Senawat sekarang Pegawai Tinggi pada Departemen Pertanian R.I.)

Begitu berkumpul, Bung Karno berucap ; Wah pagi-pagi begini: saya sudah dikepung olah 3 (tiga) Professor-Professor, dan kemudian saya dipersilahkan langsung duduk dekat Beliau, dan Beliau berucap ; Professor, ik hoorde van jou al sinds 4 jaar, maar nu pas ontmoet ik jou (Saya dengar tentang engkau sudah 4 (ampat) tahun, tetapi baru sekarang aku ketemu engkau) lk wou je eigenlijk iets vragen (Sebenarnya ada sesuatu yang akan ku tanyakan padamu) tentang sesuatu hal yang kira-kira 10 (sepuluh) tahun, saya cari-cari jawabnya, tetapi belum ketemu jawaban yang memuaskan.

Saya bertanya-tanya pada semua Ulama-UIama dan para Intelektuil yang saya anggap tahu, tetapi semua jawaban tidak memuaskan saya, en jij bent U1ama tegelijk intellectueel van de Exacta en Methaphysica-man.

Kami menjawab : apakah soalnya itu Bapak Presiden ?

Beliau menjawab, saya bertanya lebih dahulu tentang yang lain, sebelum saya memajukan pertanyaan yang sebenarnya.

Manakah yang lebih tinggi, Presidentschap atau Generaalschap atau Professorschap dibanding dengan Surga-schap ?

Kami menjawab; Syorga-schap, Accoord, kata bung Karno. Manakah lebih banyak dan lebih lama pengorbanannya antara Pangkat-Pangkat Dunia yang tadi, dibanding dengan Pangkat Surga?

Kami jawab untuk Presidentschap atau Generalschap atau Professorschap, harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan ber-abdi pada Negara, Nusa dan Bangsa atau pada ilmu Pengetahuan, sedangkan untuk mendapat Surga harus berkorban untuk Allah segala-galanya berpuluh-puluh tahun terus menerus bahkan menurut Agama Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup dan berabdi, baru barangkali dapat masuk Nirwana. Accoord kata Bung Karno.

Nu heb ik je pakken Professor (Sekarang baru dapat kutangkap engkau, Professor).Tetapi sebelum saya majukan pertanyaan pokok itu, saya cerita sedikit:

Saya telah banyak melihat teman-teman saya meninggal dunia lebih dahulu dari saya dan hampir semuanya matinya jelek karena banyak dosa rupanya, saya pun banyak dosa dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Al Quran dan Hadits bagaimana caranya supaya dengan mudah hapus dosa saya dan dapat ampunan dan mati senyum, dan saya ketemu satu Hadits yang bagi saya sangat berharga.

Bunyinya kira-kira sebagai berikut : Rasulullah kira-kira bersabda , Seorang Wanita penuh dosa berjalan di Padang Pasir, bertemu dengan seekor anjing yang kehausan, Wanita tadi mengambil gayung dan air dan memberi Anjing kehausan itu minum, Rasul lewat dan ia berkata : Hai Para sahabatku, lihatlah, dengan memberi minum Anjing itu, hapus dosa Wanita itu Dunia dan Akhirat dan ia Ahli Surga.

Professor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapat Surga harus berkorban segala-galanya, berpuluh-puluh tahun untuk Allah baru dapat masuk Syorga, itu pun barangkali.

Sekarang seorang Wanita yang berdosa dengan sedikit saja jasa, itu pun pada seekor Anjing pula, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia Ahli Surga.

How do you explain it Professor '? Waar zit’t Geheim (Mana rahasianya itu?).

Saya hening sejenak lalu berdiri meminta kertas, sambil berkata :

Presiden, U zeit, dat U in 10 jaren‘t antwoord niet hebt kunnen vinden, laten we zien (Presiden, tadi Bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabnya, coba kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam 2 (dua) menit saja saya coba memberikan jawaban yang memuaskan.

Bung Karno adalah seorang insinyur dan saya adalah Ahli Kimia/Physika, jadi Bahasa kami sama , yaitu Exakta.

Saya tulis di atas kertas

10 : 10 = 1 ya kata Beliau.

10 : 100 = 0.01 ya kata Beliau.

10 : 10000 = 0.001 ya kata Beliau.

20

10 : ∞ = 0 ya kata Beliau.

1.000.000 : ∞ = 0 ya kata Beliau. ∞= (tak terhingga)

15

Berapa saja + Apa saja : ∞ = 0 ya kata Beliau

Dosa : ∞ = 0 ; ya kata Beliau.

Nah,

1 x ∞ = ∞ ya kata Beliau.

0.5 x ∞ = ∞ ya kata Beliau.

1 zarah x ∞ = ∞ ya kata Beliau.

Nah, sang Wanita walaupun hanya sezarah jasanya, bahkan terhadap seekor Anjing sekalipun, mengkaitkan, menggandengkan gerakannya dengan Yang Maha Akbar, mengikut sertakan Yang Maha Besar dalam gerakan-gerakannya, maka hasil dari gerakannya itu menghasilkan IBADAT yang begitu besar, yang langsung dihadapkan pada dosa-dosanya, yang pada saat itu juga hancur barkeping-keping, ditorpedo oleh PAHALA yang MAHA BESAR itu :

1 zarah x ∞ = ∞

Dosa : ∞ = 0

Ziedaar het Antwoord, Presiden ( Itulah dia jawabnya Presiden) Bung Karno diam sejenak dan kemudian berucap : Geweldig (Hebat).

Belum habis 2 (dua) menit jawabannya sudah dapat, didukung pula oleh ilmu Mathematika.

Ia diam sejenak, kemudian dengan tajam ia bertanya lagi.Bagaimana ia dapat hubungan dengan Sang Tuhan '?

Jawab : Dengan mendapatkan frequantie-Nya. Tanpa mendapatkan frequentie-Nya tak mungkin ada contact dengan Tuhan.

Lihat saja, walaupun 1 mm jaraknya dari sebuah Zender radio, kita letakkan radio kita dengan frequentie yang tidak sama, radio kita itu tidak akan mengeluarkan suara dari Zender tersebut. Begitu juga, walupun Tuhan itu dikhabarkan berada lebih hampir dari kedua urat leher kita tak mungkin ada contact jika frequentie-Nya tak kita dapati.

Tanya :Bagaimana mungkin kita dapat fraquentie dari Yang Maha Akbar sedang kita manusia kecil, sibaharu yang sedang berkekurangan ?

Jawab ; Melalui isi Dada Rasulullah ,Haditsh Qudsi berbunyi:

ان هذالقران طرفه بيد الله وطرفه بأيديكم فتمسكوابه

“Inna hadzal qur aana tharafuhu biyadillah wa tharafuhu bi aydiikum, fatamassakuu Bihi”. (Abi Syuraihil Khuza’ayya ra).

Artinya : “Bahwasanya Al Qur`an ini satu ujungnya di tangan Allah dan satu lagi di tangan kamu, maka peganglah kuat-kuat akan dia.

Quran adalah salah satu tali hubungan antara RASUL dengan ALLAH dan Firman Allah

Fa idzaa sawwaytuhuu wa nafakhtu fiihi min ruuhii faqa‘uu lahuu saajidiin.

Artinya : Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian RohKu, rebahkanlah dirimu bersujud kepadaNya (Al Hijr :29 )

Nur ilahi yang terbit dari Allah sendiri adalah tali yang nyata antara Allah dengan Rasulullah.Ujung Nur ilahi itu ada dalam dada Rasulullah. Ujungnya itulah yang kita hubungi pula, sudah jelas kita akan mendapat frequentie daripada Allah SWT.

Lihat saja Sunatullah : Hanya cahaya Matahari saja yang satu-satunya sampai pada Matahari, Tak ada yang sampai pada Matahari, melainkan cahayanya sendiri. Juga gas-gas yang seringan-ringannya tak ada yang sampai pada Matahari, walaupun “edelgassen” seperti : Xenon, Crypton, Argon, Helium, Hydrogen dan lain-lain tidak sampai, semua vacuum .

Yang sampai pada Matahari hanya cahayanya karena ia terbit dari padanya dan tak bercerai siang dan malam dengannya.

Kalaulah matahari umurnya 1 (satu) juta tahun maka cahayanya pun akan berumur sejuta tahun pula. Kalau Matahari hilang, maka cahayanya pun hilang. Matahari hanya dapat dilihat melalui cahayanya, tanpa cahaya, Matahari pun tak dapat dilihat. Namun cahaya Matahari, bukanlah Matahari-cahaya Matahari adalah getaran transversaal dan Longitudinaal dari Matahari sendiri.(Huygens)

Begitu pula Nur lllahi adalah terblt darl Fi’il - Sifat - Zat Allah - Ta‘ala (Tasauf: AlHikam - Tanwilur Qulub – Hidayatus Salikin dan lain-lain). Dan Rasulullah adalah satu-satunya manusia di akhir zaman yang mendapat Nur ilahi dalam Dadanya Muthlak jika hendak mendapat frequentie Allah, ujung dari Nur itu yang berada dalam Dada Rasul muthlak perlu kita hubungi!

Tanyanya lagi ; Bagaimana pula kita dapat menghubungi ujung tali Allah itu, yang berada dalam Dada Rasulullah.

Sedangkan Beliau itu sudah sekian lama wafat ? Dan dimana pula Roh Beliau itu sekarang? Semuanya tetap masih misteri ?

Memang tajam Bung Karno itu.

Jawab : Dengan khidmat dan tadarruk memperbanyak SHALAWAT ATAS NABI, kita berhubung dengan Roh Beliau, berarti kita dapat frequentie Beliau dan dengan langsung pula dapat frequentie Allah SWT karena Rasul tidak terdinding dari Allah SWT.

Hadits Qudsi :

اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِوَالاَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌُحَتَّى تُصَلِّي عَلىَ نَبِيِّكَ

Artinya :”Tidak Ku kabulkan doa seseorang, tanpa shalawat atas RasulKu. Doanya tergantung di awang-awang” (HR. Abu Daud dan An Nasai).

Terjemahan Akademis : “Tidak engkau mendapat frequentie-Ku tanpa lebih dahulu mendapat frequentie Rasul-Ku.”

Ternyata Rasulullah is the Big Conductor kita kepada Allah SWT.

Bung Karno berdiri dan berucap ; Professor, you are marvelous, you are wonderful, enormous, kemudian dengan merangkul kedua tangan saya, ia berkata Professor doakan saya supaya dapat mati senyum nanti di belakang hari.

Saudara-saudara Pembaca yang Budiman,

Saudara-saudara tentu saja dapat menerka, bahwa semua urusan berjalan lancar dan berhasil, Bung Karno sejak itu tak bertemu lagi dengan kami.

Beberapa tahun kemudian. Beliau diberitakan wafat. Dari resensi-resensi lbu Kota, harian-harian, majalah-majalah yang mengcover kepergian Beliau selalu memberitakan bahwa Beliau dalam keadaan senyum menutup matanya untuk selama-lamanya.

Ada seorang Wartawan bernama Mahmud Fatha yang memberitakan dalam Majalah-nya (Selecta/lndah), bahwa beberapa tahun sebelum Wafatnya Bung Karno bertemu dengan seorang ulama lntellectueel, dimana ia mohon didoakan pada Allah agar ia dapat mati senyum kelak; rupanya ternyata doa tersebut dikabulkan Allah SWT.

Para Pembaca yang budiman,

Kami telah tiba pada akhir komentar kami, yang akan kami tutup dengan Komerntar Nomor III,

“ Tetapi sebelumnya kami turunkan di sini beberapa Ayat & Hadits tentang Khalifah-Khalifah Allah INSAN-INSAN KAMIL MUKAMIL PEWARIS-PEWARIS Allah dan RASUL yang dimaksud dalam Komentar ini,

Pada halaman ini tertera beberapa Ayat & Hadits tentang Pewaris Allah dan Rasul / Mukmin Sejati.

1. “Wa nuriidu annamunna ‘alal ladziinas tudh’ifuu fil ardhi wa naj alahum aimmataw wa naj alahumul waaritsiin” Artinya :”Dan kami kehendaki dengan nikmat Kami kepada hamba-hamba Kami,di muka bumi lalu Kami jadikan mereka menjadi ikutan dan orang penerima warisan” (Surat Al Qashash :5)

2. “Faulaaika ma'alladziina ’an ‘amallaahu ’alaihim minannabiyyiina, washshiddiiqiina, wasysyuhadaa i washshaalihiin.”Artinya : Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi-Nabi, Siddiqin (Ulama), Syuhada, dan Salihin (Ulama).” (Surat Annisa 69)

3. “Waja'alnaa minhum aimmatay yahduuna biamrina lammaa shabaruu wakaanuu biaayaatinaa yu’minuun” .Artinya : Dan Kami jadikan mereka menjadi ikutan untuk menunjuki manusia dari perintah Kami dengan sabar serta yakin dengan keterangan Kami (Surat Assajadah :24 )

4. “Ulaaikal ladziina hadallaahu fabihudaa humuq tadih”.Artinya : Mereka itulah orang yang telah diberi Allah petunjuk, maka ikutlah dia dengan petunjuk itu. (Surat Al-An ‘am: 90 )

5. “Yaa qaumanaa ajiibuu daa’iyallaahi wa’aaminuu bihii yaghfirlakum min dzunuubikum wayujirkum min adzaabin aliim”Artinya :Wahai kaum Kami ikutlah (kata-katanya) orang yang menyaru kamu kepada Allah, dan parcayalah kepadanya, niscaya Allah mengampuni dosamu dan melepaskan kamu daripada azab yang pedih”(Surat Al Ahqaf :31 )

6. “Ulaaika humul mukminuuna haqqan lahum darajaatun ‘inda rabbihim wamagh firatun warizqun kariim” Artinya:Meraka itulah orang-orang sebenar-benarnya beriman,Mereka mendapat derajat yang tinggi dari Tuhannya, dan ampunan serta rezki yang mulia.” (Surat Al Anfal:4)

7. “Innalladziina yubaayi ‘uunaka innama yubaayiuunallaaha, yadullaaha fauqa aidiihim”Artinya:Barang siapa berjanji teguh dengan engkau sebenarnya mereka berjanji teguh dengan Allah; Tangan Allah di atas tangan mereka." (Surat Al Fathu:10)

8. “Ittabi‘uu malla yasalukum ajran wahum muhtaduun”Artinya:ikutlah orang yang tiada meminta upah kepadamu itu, karena mereka mendapat pimpinan yang benar(Surat Yasin:21)

9. “Wamay yatawallallaaha warasuulahu walladziina aamanuu fainna hizballaahi humul ghaalibuun “Artinya : Barangsiapa yang mengangkat Allah dan Rasul Nya dan orang yang beriman menjadi pemimpinnya, maka adalah ia masuk partai Allah itulah yang mendapat kemenangan (Surat Al Maidah:56 ).

10.

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

“Qaalallahu ta’aalaa:Lam yasa’nii ardhii walaa samaa-i wawassianii Qalbu ‘abdil Mukminuun layyinul waadi”Artinya :Allah Ta'ala berfirman tak dapat memuat zat-Ku, bumi dan langit-Ku,yang dapat memuat zat-Ku, ialah hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang.(Hadis Qudsi).

11. “Inna haadzihi tadzkiratun faman syaa‘at takhadza ilaa rabbihi sabiilaa”.Artinya : Sesungguhnya ini menjadi peringatan. Barang siapa yang hendak mendapat pengajaran, niscaya diambilnya methode untuk menyampaikannya kepada Tuhan.” (Al Muzamil : 19).

12.

ان الله قال من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب وما تقرب الي عبدي بشيئ احب الي مما افترضته عليه وما يزال عبدي يتقرب الي بالنوافل حتى احبه فإذا احببته كنت سمعه الذييسمع به وبصره الذي يبصربه ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها ولئن سألني لأعطينه ولئن استعذني لأعيذنه

“Innallaha qaala man ‘aadalii waliyyan faqad adzantuhu bil harbi wamaa taqarraba ilayya abdii bisyai'in ahabbu ilayya mimmaf taradh tuhu ‘alaihi wamaa yazaalu ‘abdii ya taqarrabu ilayya binnawaafiili hattaa uhibbahuu faidzaa ahbabtuhuu kuntu sam ‘ahul ladzii yasma‘u bihii wabasharahulladzii yubshiru bihii wayadaahullatii yabthusyu bihaa wariglahullatii yamsyii bihaa walain saalanii u`thiyannahuu walainnis ta’aadzanii Iau ‘ii dzanahuu.”

Artinya :

“Barangsiapa yang memusuhi seseorang penolong-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya, dan apabila hamba-hamba Ku menghampirkan diri kepada-Ku dengan sesuatu amalan, tanda lebih kasih ia kepada-Ku, dari pada hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Ku wajibkan atasnya. Kemudian ia terus menerus mendekatkan dirinya kepada Ku dengan amalan-amalan yang nawafil (yang baik), hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar, dan Aku lah penglihatannya bila ia melihat, dan adalah Aku tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu), dan adalah Aku kakinya bila ia berjalan; demi jika memohon niscaya Aku perkenankan permohonannya, demi jika ia meminta perlindungan pastilah Aku lindungi dia (Hadis Qudsi, diriwayatkan Imam Bukhari).

 

K o m e n t a r  I I I

METAPHYSIKA EXAKTA

Para pembaca yang budiman,

Kiranya janganlah para pembaca yang budiman beranggapan, setelah membaca pidato, komentar, mengenai Metaphysika Exakta yang mungkin masih baru terdengar bagi para pembaca yang budiman, mendapat kesan atau beranggapan bahwa kamilah orangnya yang dapat mempraktekkan segala apa yang kami utarakan di atas, bukan, sekali-kali tidak.

Kami hanya pencetus yang kira-kira paling banyak seperti yang kalau kita ambil sebagai contoh umpamanya :

1. Galileo Galilei yang mencetuskan pendapat, bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari, bukan Matahari yang berputar mengelilingi Bumi.Galileo Galilei yang mancetuskan, tatapi Copernicus yang membuktikan sesudah kira-kira 300 tahun di belakang.Ucapan barsayap dari pada Galileo Galilei :To Explain one word of a wiseman, science sometimes needs one thousand years for it.

2. Pascal mencetuskan Hukumn pemampatan dari pada air, tetapi yang melaksanakan prakteknya dengan tenaga-tenaga Raksasa Hydraulik untuk meluruskan Menara Eifel sewaklu miring letaknya, adalah para Technisi pada abad-abad berikutnya.

3. James Watt adalah orangnya yang mancetuskan tanaga Uap dalam pot Papin (Papiniaanse pot), tetapi yang membuat Kapal Api dan Lokomotif bukanlah dia tetapi Sarjana di belakang dia.

4. Edison sipencetus ilmu Electronika, tetapi yang mengelolanya secara luas adalah Sarjana besar Prof.Dr. Lorenz dari Negeri Belanda.

5. Hukum Black, mengenai panas, ia yang mencetuskannya tetapi yang mengolahnya adalah Prof. Kamerlingh Onnes dan Prof. Keesom dari Negeri Belanda juga (a.l. membekunya Helium dengan Helium-Liquifactor).

6. Arrhenius, adalah sipencetus ionen theoria tetapi pengelolanya dilaksanakan secara electrolysa oleh sarjana-sarjana lain dalam penciptaan pabrik-pabrik raksasa dalam menguraikan Unsur-Unsur tunggal dengan cara Electrolysa atas dasar ionen theorie dari Arrhenius dengan memakai Anode dan Kathode sebagai Pool positif dan negatif.

7. Prof. Dr. Albert Einstein ahli Physika terbesar di dalam abad 20 ini, yang mencetuskan theorie Relativiteit dengan Rumusnya yang masyhur, tetapi yang melaksanakan pembentukan Bom Atom bukanlah dia tetapi Sarjana – Sarjana di belakangnya di masa Perang Dunia Ke II dan diikuti pembuatan Nuclear dan lain-lain. Ia sendiri terkejut melihat hasil dari theorinya itu.

8. Dan lain-lain dan lain-lain.

Rasanya kami pun paling banyak paling banter, begitulah rasanya barangkali kira-kiranya. Jadi para pembaca yang budiman, kalau rasanya pembaca yang terhormat "tertarik"pada wejangan-wejangan di atas janganlah cari diri Pribadi kami, kami hanya pencetus, Wet-Wet itu dimana-mana ada dan kami adalah seorang Pensiunan Pegawai Negara yang sudah tua, yang lebih suka bermain-main dengan cucu-cucunya yang lucu-lucu yang dikumpulkannya berpuluh-puluh orang banyaknya di kelilingnya bersama-sama tinggal dalam Kampus.

Dan kami lebih suka beristirahat atau berjalan kaki di tempat-tempat yang tenang-tenang daripada mencampuri urusan Dunia yang tidak habis- habisnya, yang akhimya toh akan ditinggalkan juga.Namun, jika andaikata, umpamanya para pembaca yang budiman berkebetulan berada di Medan dan hendak mengunjungi Fakultas Metaphysika sudah barang tentu dapat diterima dengan hormat oleh para petugas-petugas kami, tentu saja sebaiknya diconfirm lebih dahulu,karena petugas-petugas kami semuanya selalu sibuk dalam tugas-tugasnya,yang mana insya Allah dapat memberikan keterangan-keterangan secukupnya yang diperlukan, karena kami sendiri selalu tak dimana

beradanya justru karena suka sekali sebentar-sebentar berkelana, suka tetirah ke Malaysia umpamanya, ke pegunungan-pegunungan dan lain-lain ke tempat yang nyaman-nyaman, atau hubungi saja perwakilan-perwakilan kami berada di seluruh Persada Tanah Air dan Luar Negeri yang alamatnya dapat dilihat pada kalender kami teristimewa Perwakilan Jakarta.

Segala tugas kami, sebagai Ketua Umum Yayasan dan Rektor Universitas maupun Pengobatan Metaphysika,untuk Luar dan dalam Negeri sebenarnya semua telah Kami pindah tangankan, hanya nama kami masih terpampang sebagai Simbolik, sebagai Sesepuh/Pembina untuk restunya saja lagi, kata mereka.

Sebagian besar dari Pengurus YAYASAN dan Pengurus Universitas adalah anak-anak didik kami sendiri, atau anak atau menantu, yang masih senang melihat kami, orang tuanya dan gurunya, sebagai “pemimpin” nya untuk semangat, dayamotor, semangat juangnya barangkali.

Segala kegiatan urusan Luar dan Dalam Negeri sebenarnya sudah kami letakkan, diambil alih oleh tenaga-tenaga muda Sarjana - Sarjana dari bermacam-macam bidang yang senantiasa berada di keliling kami, dan bermukim dalam Kampus.

Patah tumbuh, hilang berganti, kata pepatah.

Sebelum saya akhiri komentar ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya pada para pembaca yang budiman, rekan-rekan yang dihormati, Mufti-Mufti yang dikasihi, andaikata kiranya komentar ini terasa seperti menggurui rekan-rekan yang kami cintai semuanya,kami sadar benar, bahwa kita tak pantas jadi guru satu sama lain, karena ilmu kita itu hanya sekelumit, dibanding dengan keMaha-pintaran jagad ini.

Kami anggap yang semua kami paparkan ini hanya sebagai "The Egg of Columbus“ tak lebih tak kurang, jadi bukanlah sesuatu yang luar biasa, hanya sesuatu yang kebetulan ketemu saja, sudah tentu dengan Bimbingan, Taufik dan Hidayat dari yang Maha Rahman dan Yang Maha Rahim.

Sekianlah kiranya ala kadarnya uraian-uraian kami sebagai penutup dari komentar kami.

Semoga kita semuanya selalu kiranya mendapat Tautik dan Hidayah dari Allah SWT,serta hidup dalam ketentraman dan ketenangan serta senantiasa selalu beserta dengan yang Maha Rahman dan Maha Rahim hingga akhir hayat dan terusnya hingga nun di seberang sana kelak, Amin.

Terima kasih atas segala respons membaca Naskah ini.

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammad.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa wa nabiyyinaa wa habiibina wa syafii’ina wa zukhrina wa maulana Muhammad.

Hormat kami,

PROF. DR. HAJI KADIRUN YAHYA

CAPITA SELECTA 2

(Catatan : Didalam Capita Selecta jilid II ini juga diungkapkan tentang Isra' Mi'raj ditinjau dari sudut Ilmu Metafisika Eksakta serta Persiapan untuk menegakkan Shalat yang Khusyu')


TENTANG

AGAMA - METAFISIKA · ILMU EKSAKTA

Diutarakan dalam :

Kata Sambutan Bapak Prof. DR. H. Kadirun Yahya

REKTOR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI ( U N P A B)

Mengenai : Identitas Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika pada buku Tanggapan tentang PYRAMIDA, UFO dan ETI ditinjau dari sudut Ilmu Metafisika Eksakta disertai Komentar

M e d a n, 13 Maret 1982

KATA SAMBUTAN DARI BAPAK REKTOR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN

PROF. DR. HAJI SAIDI SYECH KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN.

Assalaamu`alaikum Wr. Wb.

Pertama sekali kami mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Drs. Haji Iskandar Zulkarnain Sm.Hk. Sdr. Drs. U.N. Lukman Hakim dan Sdr. dr. Haji Firman Sebayang Bsc atas usahanya dalam menerbitkan sebuah buku yang berjudul “TANGGAPAN MENGENAI : PIRAMIDA, UFO ( Unidentified Flying Object ) dan ETI ( Extra Terrestrial Intelligence Being. ), ditinjau dari sudut ilmu Metafisika.

Dengan terbitnya buku ini. maka terlihatlah beberapa hal yang sangat positif dan membesarkan hati kami, yaitu :

Pertama, adanya kemampuan dan keberanian dari alumni Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika UNPAB. untuk menyatakan buah fikirannya kepada masyarakat, melalui sebuah buku, yang berarti bahwa "Transfer of Knowledge" dari Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika kepada anak didiknya atau dari seorang Maha Guru kepada mahasiswanya, secara relativ telah berhasil sehingga penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat dalam bidang ilmu Metafisika, tentunya akan dapat disempurnakan dan ditingkatkan lagi untuk seterusnya.

Kedua, penulisan buku ini tentu tidak terlepas dari akibat, adanya dorongan dan tuntutan dari beberapa faktor yang saling mendukung satu sama lain, yaitu adanya kebanggaan dan kegembiraan sipenulis-sipenulis terhadap llmu Metafisika yang dipelajarinya, sedang di lain pihak terlihat pula adanya kebutuhan terhadap hukum ilmu Metafisika dari mahasiswa-mahasiswa Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika itu sendiri, yang dalam hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya minat masyarakat untuk mempelajari /memperhatikan /mempercayai serta meyakinkan,adanya faktor-faktor Metafisis, yang harus diperhitungkan dalam hidup dan kehidupan seseorang manusia, maupun dalam kehidupun bernegara dan eksistensi di dunia selanjutnya ; dan semua hal ini menunjukkan hak hidup atau eksistensi Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika telah sedemikian kokohnya ditinjau dari segala bidang.

Ketiga , dengan adanya dasar-dasar yang kokoh di atas, maka secara pribadi kami melihat bahwa cita-cita yang melatar belakangi pendirian Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika yang secara hakikinya semata-mata ditujukan untuk mempertahankan dan menerangkan secara ilmiah eksakta akan kebenaran dan kepercayaan terhadap kebesaran Allah SWT Yang Maha Akbar serta Firman-firmannya dan Fenomena-fenomena dalam AlQuran dan Hadits telah menjadi suatu kenyataan. Justru itu kami sangat bergembira atasnya, dan bersyukur pada Allah SWT tak putus-putusnya.

Kemajuan ilmu pengetahuan yang dewasa ini telah begitu hebat, mengakibatkan masyarakat ilmiawan berpikir secara lebih kritis dan lebih mendalam, dan hanya dapat dan mau bersedia meyakini sesuatunya melalui adanya pembuktian yang ilmiah dan nyata ; masyarakat tidak lagi dapat dipaksa berpikir secara dogmatis sedang di lain pihak, fenomena-fenomena alam Metafisika, bahkan Firman-firman Tuhan di dalam kitab-kitab suci banyak yang sulit untuk dimengerti dan ditafsirkan dengan logika biasa; misalnya saja Firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan itu berada di Arasy, sehingga nabi Muhammad SAW memerlukan kendaraan yang sangat cepat ( buraq )untuk melaksanakan Isra’ dan Mikrajnya seakan-akan bertentangan pula dengan Firman lainnya yang mengatakan bahwa Tuhan itu " berada lebih dekat bagimu daripada urat lehermu sendiri ", lalu dilemahkan pula oleh ayat-ayat yang mengatakan, Tuhan itu berada di mana-mana, dan ayat yang terakhir ini dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan, misalnya : apakah Tuhan itu berada di pokok kayu,di rumah berhala; di gua-gua, di Istana Nyai Loro Kidul, dan rumah maksiat, di meja judi, pada sisi orang musyrik, atau di tempat-tempat lain dan sebagainya ?

Akibat adanya hal-hal yang sulit·sulit itu, yang seolah-olah bertentangan ayat satu dengan ayat yang lain, dapat membuat masyarakat yang kritis menjadi jauh daripada kepercayaan terhadap Agama.

Pendapat-pendapat yang didukung oleh argumentasi-argumentasi yang seakan-akan rasionil, dapat menyudutkan ajaran-ajaran tentang kebenaran Agama. Masyarakat akan menjadi mudah terpengaruh kepada Filsafat-filsafat yang berbau atheisme dan akhirnya lambat laun akan kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan dan Agama. Masyarakat yang terombang-ambing itu secara mudah dapat melaksanakan larangan Agama membuat -buat filsafat hidup sendiri-sendiri. yang akhirnya akan menghancurkan masyarakat itu sendiri seperti yang kita lihat dan rasakan dewasa ini di mana di tengah-tengah syiar Agama yang diperhebat secara tradisionil dengan memakui biaya yang bermilyard-milyard rupiah, iman dan keyakinan terus juga menjadi pudar dan merosot terus-terusan di kalangan masyarakat, kriminalitas-kriminalitas, kemorosotan-kemorosotan akhlak dan moral, kenakalan-kenakalan remaja, bukan merupakan yang wajar lagi, tetapi menggidikkan bulu roma yang hanya dapat dilakukan sebagai manifestasi dari jiwa yang seolah-olah tak pernah disentuh atau dihinggapi oleh Agama, seperti tindak-tanduk atheisme, kafirisme total, dan lain-Iain semata-mata.

Keadaan inilah antara lain yang mendorong Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika mengangkat "senjata" dengan mendidik kader-kader Akademisi yang militan dan cerdas, agar memiliki kekuatan iman yang sempurna dan pengetahuan-pengetahuan Agama yang luas dan dalam, berdasarkan AlQuran dan Hadis serta dilandasi ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu eksakta.

Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika mengingatkan dan menunjukkan dengan nyata, dan dapat dirasakan dan dipraktekkan kepada umat manusia, bahwa Agama Islam Mulia Raya ada menyimpan tenaga energi Metafisika yang sangat Dahsyat yang terpendam dan tersembunyi sebagai Limpahan Kurnia dan sebagai Rahmat Allah, yang tak habis-habisnya yang mampu membendung semua yang negativ tersebut di atas, yang secara ilmiah disebut : "Tenaga Positif tak terhingga (∞) dari Alam Metafisika Ketuhanan" yang mampu menghancurkan segala keonaran - keonaran dalam diri pribadi ( dunia kecil ) dan di dalam Dunia yang luas ini. Teknik-teknik metodik pembangkit tenaga metafisis yang hebat itu perlu sekali di akhir zaman ini diriset, diselidiki dan digali kembali untuk dapat dimanfaatkan untuk kemenangan umat manusia yang ber-Agama, sebab tanpa unsur-unsur energi metafisik, Agama akan merupakan kebudayaan manusia belaka yang pasti lambat laun akan hancur berantakan dan akhirnya lenyap dari muka bumi a.l dilanda taufan teknologi modern yang dahsyat dewasa ini. Dan ibadat hanya akan merupakan kegiatan-kegiatan dalam lingkungan alam fisika saja, yang berarti tidak menembus alam metafisis (Ketuhanan) sedang dilain pihak, pada zaman nabi-nabi dahulu kala terlihat pula kenyataan-kenyataan bahwa tenaga-tenaga yang menghancurkan kezaliman dan menegakkan kebenaran, semuanya selalu memakai undang-undang tenaga metafisika.

Tanpa faktor energi metafisis tidak akan mungkin nabi Isa as dan nabi Ibrahim as, dapat menghidupkan makhluk yang sudah mati, nabi Isa as mampu berjalan di atas air dan mampu berjalan menembus dinding; nabi Ibrahim tahan di bakar hidup-hidup, nabi Nuh mampu menggiring ke dalam kapalnya segala macam binatang liar, ular- ular, kalajengking, lebah liar, dan lain-lain, dan kotoran-kotoran dan najis manusia yang dimasukkan kaum kafir ke dalam bahteranya, bertukar sifat menjadi obat yang sangat mujarab dan dikuras habis kembali oleh kaum kafir tadi, dan tanpa tenaga metafisik nabi Musa as tak akan mampu membelah lautan, dan nabi Sulaiman as tak akan mampu dapat berkomunikasi & menguasai alam hewan, dan alam halus, dan nabi Daud yang masih belum cukup dewasa, dapat menumbangkan lawannya yang perkasa raksasa Goliath, dan nabi Muhammad SAW yang tak pernah kalah dalam perangnya, walaupun tentaranya seringkali lebih sedikit bilangannya daripada musuh, dan mampu memutar umat dan dunia dari mental jahiliah hingga menjadi berakhlak adabiah yang terpuji dan gilang gemilang dalam waktu yang relativ amat singkat. Begitu juga Sholihin dan Shiddiqin Islam seperti Walisongo di Jawa, Syech Abdur Rauf di Aceh, Syech Burhanudin di Ulakan Padang Pariaman dan lain - lain berhasil dengan briliant menegakkan panji-panji Agama di Bumi Indonesia dengan bantuan tenaga metafisik (secara populer/tradisionil disebut dengan Rahmat atas Kurnia Allah SWT dan lain-lain, dan lain-lain Iagi.

Tenaga-tenaga ini mesti dan wajib diolah kembali sebab dengan tenaga ini kebesaran Agama dahulu kala dimulai, hanya dengan tenaga ini pula agama dapat dilanjutkan dan dipertahankan sampai akhir zaman, dan akhirnya hanya dengan tenaga ini pulalah kemenangan agama dapat terujud (Fadzikrillaahu la’allakum tuflihun).

Disamping mengajarkan ilmu metafisis secara teoritik, Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika juga mengajarkan metodik praktek metafisika itu sendiri. Sebab ilmu pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan praktek tidak akan ada hasilnya.

Sebagai contoh, suatu pengetahuan yang tinggi dan sempurna tentang perlistrikan, tidak akan ada manfaatnya sama sekali bagi manusia tanpa memulai mempraktekkan pembuatan generator-generator listrik itu sendiri.

Dengan memiliki kemampuan teori dan praktek, sarjana-sarjana lulusan Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika akan mampu melaksanakan dakwah Islam berdasarkan Al Quran dan Hadis dan ilmu eksakta, sedangkan “secara spesialisasi" sarjana-sarjana Jurusan Tasauf mampu memimpin dan membina Spirituil Islamic Training Centre dan Spirituil Mental Health Centre.

Sarjana-sarjana jurusan kesehatan dapat melaksanakan pengobatan-pengobatan terhadap penyakit psikis dan fisis dengan lebih gemilang dan sukses, lebih khusus lagi terhadap bermacam-macam penyakit mental, karena penterapannya memakai sistem berganda (multiple system ) yakni pengobatan berdasarkan ilmu kedokteran modern, dibantu dengan pengobatan alam ( Naturheil wissenschafft ) dan ramuan-ramuan alam ( Natural ingredients ) dan dibantu pula oleh Tenaga Metafisis yang disalurkan dan ditujukan langsung ke arah sasarannya yakni penyakit itu sendiri. Dengan getaran-getaran yang maha ultrasonoor, penyakit-penyakit gigih tersebut seperti kanker, leukemia, rheumatic, dan lain-lain, ikut intensif bergetar hingga di luar kemampuan kapasitasnya, dan akhirnya hancur dan pecah berantakan dengan sendirinya, sedangkan daya hidup si sakit, ditingkatkan semaksimal mungkin. Terhadap keluhan-keluhan dan kelainan-kelainan penyakit mentalnya dan penyakit jiwa lainnya, cukup diluruskan dan diarahkan mentalnya ke arah qiblat yang haqiqi yakni pada Allah SWT, di mana semua penyakit itu dilebur di dalamnya hingga 0 ( nol ) atau diluruskan seperti meluruskan maknikul-maknikul dalam sepotong besi yang centang perenang duduknya hingga lurus dan teratur, dan besi itu menjadi sebuah magnit yang mempunyai daya tolak dan daya tarik, sebagai karunia alam fisik, jika pada manusia akan mampu menolak bala dan menarik rahmat secara otomatis, sebagai karunia dari alam metafisik.

Sarjana-sarjana jurusan pendidikan, dapat mengajarkan teori - teori tentang filsafat Ketuhanan Yang Maha Esa dan Metafisika pada badan-badan pendidikan tinggi atau badan-badan lain yang diperlukan.

Melalui penelitian-penelitian, riset-riset yang kira-kira selama 35 tahun lamanya telah dilaksanakan, ilmu Kerohanian dan Metafisika eksakta sekarang telah mampu dan meyakinkan umum menerangkan secara ilmiah eksakta teori-teori dari setiap Kebesaran yang diperlihatkan Allah SWT melalui firman-firmanNYA dalam kitab-kitab suci, dan melalui mukjizat - mukjizat yang dikeluarkan oleh para nabi-NYA dan di samping itu Metafisika menerangkan pula kekeramatan - kekeramatan dari para ahli Tasauf yang hidup di belakang para nabi yakni Sholihin dan Shiddiqin kita. Adakalanya dengan menyelidiki sejarah kehidupan para ahli Metafisika IsIam (para ahli Tasauf/ahli Sufi) dari zaman dahulu kala, dan dalam hubungannya satu sama lain, kebenaran - kebenaran dan fakta-fakta dari Kitab - Kitab suci dapat pula diperkuat dan dibuktikan, melalui kenyataan-kenyataan dalam sejarah.

Dan yang paling kita syukuri tak habis-habisnya, ialah kenyataan- kenyataan, bahwa baru sekarang ilmu metafisika secara eksak dapat mempertemukan falsafah dari AlMukarram-AlMukarram Islam yang masyhur-masyhur. umpamanya dapat mempertemukan faham Tasawuf Al- Ghazali dan faham Tasauf Ibnu Thaimiyah dan Jalaluddin Rumi. Dengan sendirinya dapat pula dipertemukan faham Syech Ahmad Khatib dan Syech Mungka dalam ilmu Tasaufnya dan lain-lain, sehingga Metafisika eksakta besar sekali sahamnya dalam mempersatukan Al Islam Mulia Raya. Bahkan Iebih jauh lagi, ummat ber-Agama di Dunia dapat dipersatukan Metafisika dalam Hukum Universilnya (Alle meridianen komen by de polen samen) = semua meridian bersatu di titik pool Utara dan pool Selatan.

Jika DR Mohammad Natsir berkata :" Iqbal adalah jembatan yang mempertemukan Filsafat Barat dengan persediaan Bathin Timur (Buku Tasauf karangan Prof.DR.Hamka halaman 197) dan Prof.DR.Hamka menulis : Rumi dan Ghazali telah bertemu dalam jiwa Iqbal (Buku Tasauf karangan Prof.DR.Hamka halaman 197); dan kalau Iqbal mempertemukannya secara Filosofis sosial, Metafisika eksakta mempertemukan kedua Filsafat itu secara Filosofis Eksak yang tak dapat dibantah, seperti juga dapat diterangkan secara eksak, pertemuan antara darah hitam dan darah merah dalam tubuh manusia. Metafisika eksakta telah menemukan dan dapat menguraikan dengan Hukum-hukum dan dalil-dalil eksakta dan membuktikannya, dalam menerangkan mukjizat-mukjizat para nabi antara zaman yang satu dengan zaman yang Iain, walaupun telah beratus-ratus tahun jauhnya.

Perlu dijelaskan, bahwa melalui yang dipelajari, diriset dan dimanfaatkan pada Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika adalah semata-mata Metafisika islam yang absolut yang didasari atas dasar AI Quran dan Hadis tidak menyinggung atau mempelajari metafisika lain-lainnya yang bukan bersumber dari Agama. Bahkan Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika juga memberi penerangan kepada umat ber-Agama, agar jangan terpengaruh kepada aliran-aliran kebatinan yang batil / tidak bersumber Al Quran dan Hadis.

Kami teringat akan sejarah pada zaman dahulu kala, sewaktu Islam mulai mendarat di Tanah Jawa, dan Islam mulai membawa Hukum-Hukum Islam, maka rakyat di sana menolaknya dengan alasan: kami telah mempunyai agama kebatinan Jawa (mysticsm). Kemudian Islam menerjunkan ke depan kekuatan-kekuatan Metafisikanya ( Tasauf dan ilmu Sufinya ) sebagai Pahlawan dan Bhayangkaranya atau "RPKAD-nya". maka barulah kebatinan di pulau Jawa itu mundur dan tunduk menerima Islam, kemudian barulah dapat bersemi dan berkembang ilmu Fiqih sebagai pengatur yang sempurna dalam tatakrama kehidupan umat Islam pada waktu itu. Untuk kesekian kalinya terbukti lagi, bahwa Kekuatan Metafisika dalam Agama, sebagai Proyek yang sempurna dari Allah SWT tak pernah kalah dan selalu mampu mengungguli segala macam tenaga kebatinan dari aliran kebatinan mana saja pun yang tidak bersumber dari kitab-kitab suci.

Di dalam Agama ternyata tersembunyi tenaga-tenaga kebatinan maha dahsyat yang tak dapat dikalahkan oIeh tenaga aliran kebatinan mana sajapun, karena kebatinan Agama bersumber dari Energi Alam Metafisika Ketuhanan yang tak terhingga (lihat komentar).

Selanjutnya Sarjana-sarjana Fakultas ilmu Kerohanian dan Metafisika, tidak akan kesulitan dalam mencari atau menciptakan pekerjaan, sebab sarjana-sarjana Metafisika dapat berwiraswasta dengan mendirikan tempat-tempat peribadatan seperti Mesjid-mesjid, Surau-surau, Madrasah-madrasah yang selain untuk tempat mengaji dan beribadat pada Allah SWT, berfungsi pula sebagai Spirituil Mental Health Centre dan Spirituil Islamic Training Centre, yang antara lain melaksanakan kegiatan - kegiatan di bidang sosial, seperti tempat pengobatan pencandu narkotika, premanisme.

Vocational Job Training dan lain-lain yang pada saat ini sudah didirikan sebanyak lebih dari 70 (tujuh puluh) buah jumlahnya di seluruh Indonesia dan Luar Negeri.

Akhirulkalam, dan last but not least, tidaklah rasanya berlebihan, maka kami utarakan di sini, bahwa Fakultas llmu Kerohanian dan Metafisika adalah Senjata Trisula yang sangat Ampuh dari Pahlawan dan Bhayangkara Agama dan Ibu Pertiwi Indonesia, yang mempertahankan kemurnian Agama dan Keampuhan serta Kesaktian Panca Sila.

Senjata Trisula tersebut :

1. Sula Pertamanya merupakan Alat Penangkal dan Penghancur Filsafat atheisme dan ekses-eksesnya.

2. Sula Kedua merupakan Penangkal dan Pembasmi aliran kebatinan yang batil ( Syirik dan kafirisme ).

3. Sula Ketiga berfungsi untuk menggugah kembali hati nurani umat ber-Agama, untuk meneliti dengan seksama tenaga- tenaga rahasia yang sangat dahsyat, yang selalu tersedia, tetapi tersimpan tersembunyi dalam Al Qur 'an yang Suci dan Agung ( The Sub atomic world in the Qur `an), yang selama ini kurang diperhatikan, bahkan diabaikan sama sekali pembinaannya.(Baca kesimpulan seruan Simposium IAIN Ciputat ).

Dan finally, terakhir sekali Kepada Sdr. Drs. Haji Iskandar Zulkarnain Sm.Hk, Sdr. Drs. U.N. Lukman Hakim dan Sdr. dr. Haji Firman Sebayang Bsc. saya mengucapkan selamat yang setulus-tulusnya, serta terus berjuang dan maju terus, pantang mundur dalam menegakkan Panji-Panji kebesaran Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai Sila Pertama yang Maha Sakti dari Panca Sila yang kita cintai bersama, dan sekaligus mentenarkan nama Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika di Dunia sebagai sumbangsih dan bakti suci saudara-saudara pada Tuhan Yang Maha Esa, pada Nusa & Bangsa, pada Perikemanusiaan, dan pada Dunia khusus dalam segi : Mengangkat Moral / Harkat Agama di Dunia dan Panca Sila di bumi Persada Indonesia yang kita cintai. Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim memberkahi karya-karya saudara berlipat ganda.

A m i n.

 

REKTOR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI

PROF. DR. HAJI SAIDI SYECH KADIRUN YAHYA MUHAMMAD AMIN MSC.

K O M E N T A R

TASAUF  ISLAM  DAN ILMU METAFISIKA EKSAKTA

( 1 )

Di zaman memuncaknya teknologi modern dewasa ini, di akhir zaman, di Abad Kurun XV Hijriah yang tingkatan rasio telah begitu tinggi dan begitu pesat dan hebat perkembangannya, Agama masih tetap saja diterangkan dan dijabarkan secara tradisional dan secara dogmatis, sehingga dunia ilmiah internasional mulai mencapnya "kolot, usang, out of date, ketinggalan Zaman, tak Iaku", bahkan dianggap "dusta" dan macam-macam lagi yang dilontarkan pada Agama, karena kelihatan seolah-olah Agama tak mampu atau tak "berani dihebat-ilmiahkan", sehingga sama derapnya dengan perkembangan teknologi modern dewasa ini. Juga karena tenaga energi Agama tak pernah lagi kelihatan dan tak dapat terbuktikan lagi akan kebesarannya. Agama seakan-akan kehilangan bukti-bukti dan fakta-fakta tentang fenomena-fenomenanya dan keramat-keramatnya, yang khas ditunjukkan oleh para Rasul di zaman dahulu kala, sewaktu Agama baru mulai ditegakkan. lni adalah karena sebahagian besar dari perhatian dan pembinaan Agama, di dalam maupun di luar negeri, hanyalah pada bidang-bidang Islam yang menyangkut zahir Agama saja, seperti Fiqih,ilmu Mantik, Nahu, Bayan, Ilmu Syaraf,Tafsir, Bahasa Arab, Tarbiyah, Sejarah, Kebudayaan dan lain-lain, sehingga perhatian dan pembinaan terhadap Nyawa Agama, yang mengandung energi dari agama Islam itu sendiri, yaitu Bidang Tasauf dan Sufinya, yang sebenarnya begitu dahsyat dan dalam serta sangat ilmiah, diabaikan dan dilupakan sama sekali.

Sedangkan firman ALLAH dalam Al Quran :

Yaa ayyuhal ladziina aamanud khuluu fissilmi kaaffah ( QS.Al Baqarah : 208 ),

Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam lslam itu secara keseluruhan ".

Memang benar sekali firman ALLAH itu, karena sebenarnya ilmu Tasauf dan Sufi itu adalah ilmu yang sangat halus dan sangat dalam, yang mampu secara vertikal menembus sedalam-dalamnya dan sehalus-halusnya, terus masuk ke dalam lapisan terdalam dari AI Quranul Karim.

Ia ternyata mampu dan berhasil dengan gilang-gemilang secara teori dan praktek, bersama-sama dengan penerangan dari ilmu Metafisika eksakta, membukakan TABIR RAHASIA dan kekuatan KALIMAH ALLAH yang Mahasakti, yang terpendam dalam Al Qur’an, sesuai dengan firman-firman ALLAH Yang Maha Suci dan Yang Maha Perkasa, antara lain sebagai senjata Metafisika Mukmin yang Maha Ampuh, Yang Abadi, yang tak dapat luntur dan tak terkalahkan sepanjang masa, di alam mana sajapun, di dunia dan di akhirat; karena ilmu Rahasia yang dahsyat ini sebenarnya, adalah Pusaka ALLAH dan Rasulullah bagi para Mukmin sejati, sebagai modal segala-galanya baginya, yang semestinya harus telah dapat diterimanya di dunia langsung dari ALLAH SWT via Rasulullah SAW, disamping segala macam ilmu Hukum Islam, untuk kesempurnaan hidup di dunia sampai ke akhirat, sehingga terujud kesempurnaan HABLUM MIN ANNAS dan HABLUM MINALLAH.

Sesuai dengan kesimpulan Putusan dari Simposium IAIN tahun 1966 , yang antara lain memutuskan bahwa: Ilmu Fiqih dan ilmu Tasauf adalah sama-sama sangat penting, kedua-duanya adalah " saudara kembar ", yang tak terpisahkan satu sama lain,dan kedua-duanya tak boleh diabaikan dan harus dibina bersama-sama.

Sekali lagi sesuai dengan firman ALLAH tadi :

" Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam itu secara keseluruhan " ( AI Baqarah ayat 208 ).

Ilmu Fiqih mengatur kesempurnaan hubungan hidup beragama dan bermasyarakat, sedangkan Ilmu Tasauf mengatur kesempurnaan hubungan dengan ALLAH SWT sebagai sumber kekuatan dan kemenangan umat berAgama. Kedua-duanya meliputi lautan ilmu, kalau Fiqih merupakan lautan ilmu yang meluas secara horizontal, maka Ilmu Tasauf dan Sufi, merupakan lautan ilmu yang menembus vertical ke dalam. Kalau pelajaran ilmu Fiqih masuk ke dalam otak dan alam sadar manusia serta tindak-tanduknya manusia, maka pelajaran Ilmu Tasauf dan Sufi tembus ke dalam alam di bawah sadar dan alam di atas sadarnya, bahkan terus kepada Rohnya/nyawanya yang dihubungkan langsung dengan kebesaran ALLAH SWT via Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW.Jika ilmu Fiqih umpamanya mengajarkan lafaz, niat dan pelaksanaan teknis dari dimensi fisisnya/zahirnya ibadat, maka ilmu Tasauf/Sufi mengajarkan teknis pelaksanaan kerohanian daripada ibadat yaitu cara menghubungkan diri Rohani / Arwah, langsung kehadirat Allah SWT.

(2)

Dalam hal menerangkan teori-teori ilmiah daripada pelaksanaan teknis ilmu kerohanian ini yang termasuk dalam bidang Ilmu Tasauf dan Sufi, juga tentang proses-proses dan perkembangannya,Ilmu Metafisika eksakta mempunyai saham yang terbesar dalam menguraikan Hukum-hukum yang absolut, berkenaan dengan liku-liku ilmu Kerohanian Agama Islam ini. Di sanalah nyata kembali : PERANAN YANG SANGAT PENTINGNYA DARI ILMU KEROHANIAN DAN METAFISIKA EKSAKTA.

Mengenai penerangan dan pelaksanaan teknisnya sebenarnya kita telah masuk ke dalam alam gaib, yang tak dapat dilihat dan tak dapat dilukiskan dengan kata-kata yang tepat. Sejak zaman dahulu kala sampai sekarang ini belum diketahui atau belum ditemui Ilmunya yang cukup sempurna dan mampu secara memuaskan memberi penerangan bagi para cendekiawan Islam.

Sewaktu manusia masih sederhana pemikirannya, Agama tak mungkin dapat diterangkan secara ilmiah yang sempurna, walaupun Islam adalah Agama ilmiah dan amaliah.

الإسلام علمي و عملية

Al Islaamu ‘ilmiyyun wa ‘amaliyatun

Artinya : Islam adalah ilmiah dan amaliah (HR. Bukhari).

Oleh karenanya, penerimaan Agama bagi umat pada waktu itu untuk sebagian besar ditekankan dan diajarkan secara dogmatis dan kepercayaan semata-mata. Hanya sebagian kecil saja agama diajarkan secara ilmiah populer. Kemudian fakta-fakta/ fenomena-fenomena dari Agama itu sendiri yang ditonjolkan sebagai mukjizat-mukjizat para utusan- -utusan ALLAH yang diwahyui, yang memang dahsyat mengagumkan, meng-imponir dan meyakinkan para pengikut-pengikutnya.

Dengan meningkatnya taraf ilmu pengetahuan, maka nyata kelihatan, bahwa Islam adalah agama yang sangat ilmiah, ia mampu diuraikan secara lebih memuaskan, namun sejauh ini masih tetap didekati melalui metodologi ilmu sosial dan falsafah, belum memakai metodologi ilmu eksakta.

(3 )

Semua fenomena - fenomena / keajaiban - keajaiban atau kekeramatan - kekeramatan yang terbit dari alam gaib ke alam nyata, oleh Agama mulai zaman dahulu hingga sekarang dirubrisir sebagai berikut : Jika datangnya dari para Rasul, itu tandanya disalurkan dari kekuatan ALLAH SWT, dan jika tidak dari para Rasul, maka itu datangnya dari ahli-ahli sihir, yang disalurkan dari setan, jin dan iblis. Jadi pedoman bagi Agama,yang maha mutlak dari dahulu sampai sekarang, ialah : Segala sesuatu adalah HAQ atau SAH dari ALLAH, jika disalurkan/ datangnya melalui Rasulnya masing-masing. Dan ini masih berlaku sampai sekarang dan sampai kiamat dunia dan sampai ke Akhirat, karena ini adalah Hukum yang ABADI/Hukum yang HAKIKI dan MUTLAK, karena hanya dalam dada/Rohani para Rasul ditanamkan Nur Ilahi/Wahyu/ Frekuensi tak terhingga ( ∞) daripada ALLAH SWT, untuk disalurkan melalui lisan dan gerak-geriknya pada umat manusia di dunia (Para Rasul sebagai "SATELIT" ALLAH SWT. Di alam mayapada ini, yang selalu, setiap saat, dapat berkomunikasi dengan ALLAH SWT).

( 4 )

Kemudian ilmu pengetahuan jalan terus, berkembang dan meningkat terus. Teori-teori ilmu alam yang dahsyat-dahsyat ditemukan, dan sewaktu teori dahsyat itu diIaksanakan dalam prakteknya, terbitlah dan muncullah fenomena-fenomena dahsyat dari alam fisika, sebagai hasilnya atau “pahalanya”, yang disebut "Wonders or Marvels of physical Nature" (Kedahsyatan-kedahsyatan alam physika). Sedangkan Agama masih dianut secara tradisional dan dogmatis yang kalaupun ada pengupasan secara ilmiah, adalah hanya dalam bidang ilmu sosial atau falsafahnya saja. Oleh karenanya, sudah jelas Agama akan jauh ditinggalkan dan akhirnya tak dipedulikan sama sekali, dan kalau Agama sudah mulai ditinggalkan dan tak dipercayai lagi, maka kehancuran dunia sudah di ambang pintu!!!

(5)

Untuk mengimbangi ini semua, kaum Agama yang sadar akan hal ini memperhebat dakwahnya. Bermilyard-milyard dana di keluarkan, namun kelihatannya masih sia-sia belaka, demoralisasi akhlak jalan terus, iman terus juga memudar, amanah terus juga rusak, silaturrahim, kasih sayang dan Iain-lain antara sesama umat merosot, peperangan sesama ber-Agama Islam berkecamuk, semua urusan mulai diatur atas dasar materi semata-mata dan Iain- Iain,dan lain-Iain.

Sebagian Ulama-ulamanya gontok-gontokan, karena merebutkan HARTA, TAHTA dan AYATUL "KAROSI", Ustad-ustad nya banyak yang tak dapat dipercayai lagi, korupsi merajalela, ayat-ayat Quran dibelokkan untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan lain-lain, dan lain-lain. Kemudian kesalahan ini semua dicarikan di luar Agama, bukan di dalam pelaksanaan Agama atau di dalam diri pribadi sendiri.

Kesalahan-kesalahan semua itu, dicarikan kambing hitamnya yaitu kemajuan teknologi modern-lah yang menyebabkannya !!! Sebenarnya kemajuan teknologi, dengan segala fasilitas dan "pahalanya", adalah Rahmat Ilahi dari kekayaan-Nya dan ke-Rahmanan serta ke-Rahiman-Nya yang dijolok keluar dengan metode ilmu teknologi modern.

Tetapi, bagi yang kurang imannya, rahmatpun akan menjadi bala , apalagi didatangkan bala padanya, tentu akan menjadi "neraka" baginya (jadi fasiq). Bagi yang beriman, jika bala sekalipun yang didatangkan, disambutnya sebagai Rahmat, yang dianggapnya sama dengan Petunjuk dari ALLAH SWT., apalagi jika didatangkan Rahmat, itu baginya mendatangkan Kebahagiaan atau "Surga". Jadi : It is not the gun,and it is not the Man behind the gun, but is the Soul in the Spirit of the Man behind the gun.

(6)

Ilmu Tasauf dan Sufi seperti yang kami sitir di atas tadi, adalah suatu ilmu dalam Agama Islam yang sangat dalam dan sangat halus, yang mampu menembus ke dalam alam bilghoibi,aIam bathin, yang sudah jelas sulit sekali untuk diilmiahkan, apalagi pada zaman dahulu kala.

Justru di siniiah letak problema yang sebenarnya, apa sebab Ilmu Tasauf dan Sufi itu diabaikan dan kurang diperhatikan.

Karena sulitnya ilmu ini diterangkan secara kongkrit, persoalannya bahkan dapat menimbulkan khilafiah, seperti yang selama ini dirasakan, dan ada kalanya dapat merenggangkan Kesatuan dan Persatuan Umat Islam yang maha bernilai itu. Oleh karenanya dalam diskusi-diskusi para pemeluk Agama selalu dihindari penelaahan mengenai ilmu Tasauf dan sufi, karena persoalannya dianggap terlalu berat dan halus dan terlalu sulit dicerna oleh orang awam.

Ahli-ahli di bidang ini yang menguasai seluruh teori dan prakteknya atau Guru besarnya yang mampu memberikan penerangan ilmiah yang memuaskan bagi para ahli fikir Islam jarang sekali dapat dijumpai.

Pertikaiannya sering terletak pada tafsir masing-masing pengalaman serta rasa dalam beribadat yang tak mungkin dipindah rasakan kepada orang lain yang belum pernah merasakannya atau belum pernah merasakannya sendiri. Tetapi semua itu bukanlah alasan untuk melupakan atau untuk membuangnya sama sekali, apalagi untuk ditendang atau ditolak. Jangan, seribu kali jangan.Tindakan serupa itu adalah salah sama sekali. Karena justru kedahsyatan agama terletak pada energi yang tersimpan dalam lapisan sebelah dalam Alquran. Hal ini hanya dapat dijolok dan dikeluarkan melalui suatu metode yang terletak dalam bidang ilmu Tasauf dan Sufi bukan terletak dalam bidang hukum Fiqih. Fiqih islam bukanlah ilmu dan metodenya untuk mengupas pengaturan kesempurnaan hubungan antara Rohani kita dengan Allah SWT sebagai sumber kekuatan dan kemenangan umat ber-Agama. Ilmu Tasauf dan Sufi Islamlah yang mampu membuka dan menerangkan secara tuntas metodologinya untuk menembus dari alam sadar ke alam di bawah sadar dan terus kepada Rohnya/nyawanya yang dihubungkan langsung dengan kebesaran ALLAH SWT sejajar dengan kekuatan benda materi yang terletak dalam atomnya, yang hanya dapat dijolok dan dikeluarkan dengan suatu yang termasuk dalam bidang hukum-hukum Fisika, Kimia, bukan dalam bidang hukum-hukum Pidana ataupun Perdata dan sebagainya.

(7)

Cukup banyak pemeluk agama Islam yang telah merasa puas diri dengan mempelajari dan merasa menguasai Ilmu Fiqih. Sebenarnya dengan penguasaan pengetahuan ilmu Fiqih orang baru mengenali salah satu atau sebagian dari ilmu yang “bersaudara kembar” yaitu Ilmu Fiqih dan Ilmu Tasauf serta sufi. Orang yang belum mempelajari Ilmu Tasauf dan Sufi tentu merasa asing terhadap Ilmu Tasauf dan sufi tersebut. Karena asing dan belum mengenalnya, orang bisa saja tidak menyukainya atau menghindari untuk mempelajarinya. Keadaan ini sama halnya dengan Agama Islam pada awal kelahirannya, sebagaimana Rasulullah saw. pernah bersabda:

بدأالاسلام غريبا وسيعود كما بدأ غريبا فطوبى للغرباء

Badaa al lslaamu ghariiban wasaya`uudu kamaa badaa ghariiban fathuuba lilghurabaa-i (Hadits Riwayat. Muslim dari Abu Hurairah)

Artinya : "Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing".

Coba lihat saja kehebatan Kalimah ALLAH yang bertubi-tubi disebutkan dalam Al Quran dan Al Hadis. Kekuatan dan Kesaktian lslam benar-benar asing bagi sebahagian besar orang Islam sendiri,walaupun dapat dibacanya setiap saat mukjizat-mukjizat Kalimah Sakti yang Maha Agung itu. Karena Kesaktian Islam baginya tak pernah menunjukkan bukti kebenarannya secara nyata dalam praktek hidup sehari-hari, maka lslam hanya dipercayainya dalam alam khayalnya, yang tak pernah berbekas dan berkesan sedikitpun serta tak pernah dapat diaktualisasikan dalam kenyataannya. Kebesaran dan Kebenaran serta kemaha manfaatan dari Kalimah ALLAH ini, harus mampu kita realisasikan setiap waktu yang diperlukan. Bila hal ini terbukti, maka ilmu kita im baru sungguh-sungguh BENAR. Nilai kebesaran dari suatu ilmu ialah, bila ilmu itu dapat menghasilkan dalam realitasnya manfaat yang besar bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya. Ilmu yang hanya diketahui teorinya saja tanpa menguasai cara/metode pelaksanaan teknis daripada prakteknya, belumlah dapat dikatakan benar (masih "dusta"). Umpamanya saja seseorang yang hanya mengetahui teorinya atau dan pendengarannya saja tentang llmu bela diri terhadap serangan harimau, orang itu pasti akan tewas jika diserang harimau, walaupun ia telah yakin (ilmul yakin) akan ilmu bela diri itu, apalagi pernah melihat sendiri bahwa ilmu itu dapat menyelamatkan seseorang dari serangan harimau. Begitu juga orang yang selalu ataupun tiap hari melihat bela diri itu dimainkan, dilatih di mukanya sendiri, dipertontonkan dalam arena adu tempur dengan macan dan ternyata menang, dan walaupun ia sendiri barangkali telah pula mempelajarinya dan melatihnya sendiri ilmu itu tetapi belum tamat atau belum sempurna, maka besar sekali kemungkinannya ia pun akan tewas juga, kalau diserang harimau walaupun ia telah ilmulyakin dan ainal yakin sepenuhnya terhadap ilmu itu. Tetapi seseorang, yang telah menguasai ilmu itu sepenuhnya dalam teori dan prakteknya, atau dalam hidupnya memang itu pulalah profesinya, yaitu menangkap macan hidup-hidup dengan ilmu silatnya, maka barulah ilmunya itu dinamai Haqqul yakin (= sungguh-sungguh benar baginya). Tepat sekali dalam AL HIKAM disebut :

"llmul yakin (keyakinan yang didapat dari pengertian teori pelajaran).

Ainul-yakin ( keyakinan yang didapat dari fakta kenyataan lahir setelah terungkap / terbuka)

Haqqul - yakin (keyakinan yang benar - benar langsung dari ALLAH, dan tidak dapat diragukan sedikitpun, yaitu keyakinan yang mutlak".

Dengan demikian, Ilmul-yakin adalah masih dusta, Ainul-yakinpun masih dusta, HaqquI-yakin barulah benar.

( 8 )

Menguasai ilmu bela diri sebagai senjata, sampai pada haqqul-yakin sama sekali tidaklah wajib bagi kita, tetapi ilmu "handling", llmu menguasai teknik senjata Kalimah ALLAH sebagai pokok dan dasar segala ibadat, ini pastilah wajib sekali bagi seluruh kaum muslimin ! Karena kalau tidak dikuasainya, mana mungkin ia dapat menegakkan Shalat yang khusuk (Shalatul Khasiin), karena hanya Kalimah Allah yang Maha Suci yang dapat men-suci-kan hati sanubari kita dari noda-noda syirik khafi, yang dimasukkan iblis ke dalam diri kita.

Shalat yang tidak khusuk adalah karena Sang Iblis laknatullah masih tetap bersarang dalam hati kita. Dengan lain perkataan : Dalam menegakkan Shalat, walaupun kita (jasmani )telah disucikan dari segala macam najis, kita( rohani )seIaIu masih disertai lblis-Iaknatullah dalam Shalat kita. Sudah jelas Shalat yang begini rupa. Shalat yang tertolak.

Rumus Aljabar:

" + x - = - " yang haq ( shalat ) gandeng yang bathil ( lblis ) = BATHAL; daging kambing campur daging babi, tertolak; naik haji pakai uang curian, uang korupsi, uangjudi, uang maksiat, hajinya tertolak, bathal; membuat mesjid dari uang haram, tertoIak( bathal amalannya ) malahan mendapat murka ilahi, bukan ridha ilahi ( + x - = - ).

( 9 )

Dan Sang lblis ini bukan main saktinya. Coba bayangkan saja, lblis ialah Guru dari Firaun yang sangat sakti, dialah Guru Bal’an bin BaI’un yang bukan kepalang saktinya, dialah yang mampu mengalahkan Basisa yang bukan main dahsyat kesaktiannya, dia pulalah yang memperdayakan Adam a.s., Rasul Utama dan Rasul Pertama, sehingga "terpelanting" dari dalam Syorga. llmunya sangat halus dan tinggi, sehingga ia mampu menyusup ke dalam Syurga,apalagi menyusup ke dalam hati kita manusia yang lemah, tanpa terasa ! Tidak mungkin kita menang melawannya dan tak mungkin kita mampu mengusirnya dari hati kita dengan Kalimah ALLAH "buatan” kita sendiri, karena kita yang "membuat"-nya pun tidak khalis !! Selain sangat sakti dan tak kelihatan karena halusnya, iapun "tamatan sekolah tinggi di langit ", bukan main pintarnya, sedangkan kita hanya tamatan sekolah di bumi ! Belum lagi umurnya, entah sudah berapa ratus ribu tahun. Bila dibandingkan dengan Iblis, kita adalah sebagai bocah yang masih ingusan dan selalu dapat di "tokoh"/ ditipunya dengan mudah.

Hanya senjata Kalimah ALLAH "asli” dan "tulen" dari ALLAH yang diberikan-Nya, yang harus kita kuasai teknik /cara pendayagunaannya, itulah yang mampu menghancurkan iblis.

( 10 )

Firman ALLAH berbunyi :

Qad aflahal mukminuuna alladziina hum fii shalaatihim khaasyiuun (QS. Al Mu’minuun :1-2 ).

Artinya : "Sesungguhnya mendapat kemenanganlah orang-orang mukmin yang berhati khusyuk dalam Shalatnya".

Tiada khusyuk berarti tiada menang, dan tiada menang berarti kalah dan orang yang kalah pastilah dijajah, apalagi oleh iblis musuh bebuyutan itu. Selama ia tidak mampu khusuk, atau selama ia tidak mampu menguasai cara meng”handling" Kalimah ALLAH yang maha sakti itu, selama itu pulalah ia jadi anak jajahan iblis, dan kalau ini berlarut-larut sampai ke-fisaktaratil maut, alangkah karamnya hidup cucu Adam yang begini rupa! !! Tidak menang berani kalah, orang kalah pastilah dijajah, apalagi kalah oleh Iblis laknatullah, musuh bebuyutan itu selama-lamanya kita akan dijajahnya, disiksanya. dihajabnya, dianiayanya, diperdayanya, dan akhirnya "dijualnya" ke neraka, kecuali bila kita mampu menegakkan Shalat khusyuk atau sampai kita mampu “handling" Kalimah ALLAH itu. Begitu kita pandai Shalat khusuk, barulah kita mulai menang (Al Mu’minuun ayat 1-2 ) itu berarti barulah iblis mulai Iari, barulah mulai berjaya ucapan kita : "A`uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim " "dalam reaIitasnya", dalam HAQQUL YAKIN yang sebenar-benarnya. Kalimah ALLAH Yang disalurkan/yang terbit daripada ALLAH SWT sendiri, baruiah ia tulen/asli/HAQ/SAH dan Berjaya, yang kita salurkan via Rohani Rasulullah SAW dan via Rohani kita sendiri, terus melalui lisan kita, ditujukan pada sasarannya !!! Barulah maha dahsyat akan hasilnya !!!

Lihat Rumus Aljabamya :

Setan, iblis, hantu,jin dan Iain-lain : ∞ = 0 ∞ = Nama Allah

(∞=Kalimah ALLAH asli langsung dari sumbernya dengan potensi tak terhingga).

Coba kita dengar firman ALLAH yang berbunyi :

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnallaaha ramaa ( QS. Al Anfal : 17 ).

Artinya : " Bukan Engkau( ya Muhammad ) yang melontar, memukul, memanah, melainkan Aku ( ALLAH )".

Kesimpulan eksakta : Bukan Engkau (ya Muhammad) yang melontar, memukul, memanah, “menyebut" melainkan Aku (ALLAH)

( 11 )

Pengertian daripada llmu Tasauf dan Sufi serta rahasia teknis pelaksanaannya yang diuraikan oleh llmu Metafisika Eksakta yang harus kita pelaiari, kita kuasai dan kita mahirkan, kita raga-sukmakan, yaitu harus ada “Schakel" antara Gerak ALLAH dengan gerak kita, kira-kira seperti “Schakel” antar putaran mesin mobil dengan roda mobil.Atau jika mau lebih erat lagi, seperti sebatang pedang di tangan seorang ahli silat yang masyhur dan hebat yang memegang pedang itu, sehingga lawan benar-benar berhadapan dengan Pendekar atau "jagoan" yang tak terkalahkan, yang memegang dan mengendalikan pedang itu sendiri.Dapat diperkirakan, bahwa semua lawan akan terbabat habis ! Apalagi Kalimah ALLAH yang tulen, yang Haq, yang disalurkan dari sumber aslinya. Belum lagi ia sampai pada sasarannya, Radiasi-Nya / Sinar-Nya / Nur-Nya sajapun sudah memusnahkan segala lawan, segala setan, segala bencana, segala huru-hara, segala yang onar - onar di dalam dan di luar diri kita, dan dapat pula ditujukan dalam segi positifnya pada diri di sekeliling kita, pada diri kampung halaman kita, dan pada diri Negara kita dan akhirnya dapat pula ditujukan energi yang maha hebat tersebut pada Dunia kita, bahkan pada seluruh jagad ini, sehingga kiamat dunia dan kiamat jagad ini sekalipun dapat dibendung dan dicegah, apalagi bencana alam, galudo, gempa bumi dan Iain-Iain malapetaka, semuanya sudah pasti dan jelas dapat dihindarkan dan akhirnya dapat dibatalkan sama sekali, ditahan oleh energi tak terhingga dari Kalimah ALLAH yang maha dahsyat itu, yang dijolok turun dengan pelaksanaan teknis daripada handling ( pengalaman ) Kalimah ALLAH, ilmu mana terletak dalam bidang Tasauf dan Sufi !! yang teknis pelaksanaannya diuraikan secara ilmiah oleh ilmu Metafisika Eksakta yang hipermodern.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Laa taqumus saa’atu hatta laa yabqaa alaa wajhii ardhi mayyaquulu ALLAH ALLAH ( HR. Imam Muslim )

Artinya:"Tiada akan datang kiamat kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH ALLAH ".

Tentu saja yang dimaksud dengan “orang yang membaca ALLAH ALLAH”, ialah hamba-hamba ALLAH seperti yang tersebut di atas,yaitu Manusia-manusia Pilihan/Master-master Specialist atau teknokrat - teknokrat yang menguasai ilmu teknik Kalimah ALLAH atau yang menguasai ilmu Physika di alam Meta yang Maha Akbar ! (Alam KeTuhanan).

Lihat rumus Aljabar:

(ANCAMAN) BENCANA ALAM ') + KIAMAT DUNIA +KIAMAT JAGAD RAYA : ∞ = 0 :(baca dibagi)

Makna DIBAGI ∞ adalah DISAPU HABIS OLEH KALIMAH ALLAH

∞ =Kalimah ALLAH asli yang maha dahsyat, dengan penuh potensi-potensi tak terhingga, yang setiap saat “STANDBY”/ SIAP SEDIA untuk diterjunkan dan disalurkan melalui SALURAN HAQNYA dan ditujukan terhadap sasaran-sasarnya,jika dijolok turun oleh para Master-Master Specialist/

Teknokrat-teknokrat ahli PHYSIKA di alam META!! (Alam Ketuhanan).

Menurut istilah tradisionalnya jika didoakan oleh para KEKASIH-KEKASIH ALLAH, para RASUL, para AULIA, para RIJALULLAH (laki—laki ALLAH, PAHLAWAN-PAHLAWAN ALLAH) yang perkasa, maka turunlah perlindungan ALLAH dari sifat RAHMAN dan RAHIMNYA !!!

Kalimah ALLAH yang di “‘handling", di "amalkan", atau menurut istilah tradisionalnya di "do’akan" dengan "khusuk", Kalimah ALLAH yang demikian, mempunyai daya hancur, daya energi yang maha dahsyat yang tak terhingga. Ia tidak terkungkung pada jarak dan waktu, karena jarak dan waktu, Ienyap dengan potensi yang tak terhingga (∞), karena potensi Kalimah ALLAH mempunyai aksi radius yang tak terhingga ( ∞ ) ke segala jurusan dan segala masa dan zaman, sampai-sampai dapat tembus ke Akhirat.Sebelum dunia dan sesudah dunia diciptakan. sebelum alam semesta diciptakan dan sesudah alam semesta dilenyapkan. Kalimah ALLAH tetap jaya, karena la tak bercerai dengan Yang Punya Nama ialah ZAT YANG MAHA-MAHA SEGALA.

Waktu : ∞ = 0 Neraka : ∞ = 0 :(baca dibagi)

Alangkah bahagianya Kaum Mufarridun1 yang mendapat kurnia Ilahi yaitu mampu beserta nama ALLAH sepanjang masa dari Dunia sampai ke Akhirat . Berapa dahsyat Kalimah ALLAH yang begini rupa, yang dipusakakan ALLAH pada para KhaIifah-Nya yaitu para Rasul, para Anbia, para Aulia, para Sholihin, Shiddiqin, para Syuhada, para Mukmin sejati dan para Mujaddid2 yang menguasai ilmu metode pelaksanaan teknisnya secara ilmul, ainal dan haqqul yakin ! ALLAHU AKBAR !!!

(12)

Sudah jelas yang mempusakai ini bukan jasmani kita (termasuk otak, fikiran-fikiran dan lain-lain) tetapi Roh kita. Roh kita adalah kita juga. Di Dunia, sekarang ini ia ada beserta dengan jasmani kita nanti pada sakaratul maut ia bercerai dengan jasmani kita, masing-masing kembali pula asalnya. Kalau jasad kembali pada tanah karena isi dan asalnya adalah dari tanah, Roh kita ini kemana ia kembaIi ?!! Apakah selama ini, isinya, substansinya, berisi Kalimah ALLAH asli? Jika begitu sudah jelas ia pasti kembali pada ALLAH SWT, karena dalam hidupnya sudah, selalu, senantiasa ia beserta dengan ALLAH itu.

Hadits Qudsi :

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Qaalallahu ta’aalaa: Lam yasa`nii ardhii walaa samaaii wa wasianii qalbu ‘abdiil Mukminul Iayyinul waadi’.

Artinya :"ALLAH TA’ALA berfirman: Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan langitKu,yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin, lunak dan tenang" (R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih).

Ia tidak masuk Surga Iagi, karena sejak di dunia ia sudah masuk, sudah berada di dalam Surga sesuai sabda Rasulullah “Siapa yang di dunia sudah masuk Surga, di Akhirat ia tak masuk lagi”(Yang sudah di dalam, tentu tak masuk lagi ke dalam, mereka yang di Iuarlah yang masuk !). Surga hakiki ialah beserta dengan ALLAH. Roh yang senantiasa beserta dengan nama-Nya di dunia,maka Roh yang demikian adalah sangatlah sucinya, karena ALLAH selalu menyertainya, sejak dari dunia semasa ia masih hidup berdampingan dengan jasmaninya. ALLAH yang di Akhirat adalah sama juga dengan ALLAH yang di dunia dan Roh kita yang di Dunia, adalah sama dengan Roh kita yang di Akhirat, memang Roh kita yang di dunia itulah yang menyeberang ke Akhirat kelak, dan Roh kita itulah sejak dari Dunia ini,yang harus diajar menyertai ALLAH dalam gabungannya dengan Roh Rasulullah SA W sehingga pastilah Roh kita itu beserta dengan Nama ALLAH yang WAJIBUL WUJUD, karena senantiasa bersama-sama bahkan selalu bersatu, bergabung, berimam-imam tahqiq3 dengan Roh Rasulullah SAW yang tidak berdinding dengan ALLAH SWT.

Usaha menggabungkan Roh kita dengan Roh Rasulullah, menyertakannya, tidaklah merupakan suatu dosa atau suatu kesalahan, sekali-kaIi tidak! Bahkan suatu kehormatan yang tak dapat dinilai tingginya, suatu pekerjaan yang sangat perlu sekali diIaksanakan, agar Roh kita dapat bersujud dengan sebaik-baiknya dan sesempurna-sempurnanya,bersama-sama, berimam-imam tahkik dengan Roh Rasulullah yang khalis mukhlisin, sebagai tanda abdi kita yang setinggi-tingginya dan suci murni terhadap AI Malikul Mulki yang Wahdahu Laa syarikalah!!! (inilah Shalat yang muntahi, Shalat ihsan, Shalat Assalatul mi’rajuI mu’minin!).

Sebagai gambaran kita lukiskan di bawah ini secara eksak:

Roh yang demikian (IV), jika telah dilepas dari Jasmaninya,ia akan terbang "langsung" ke Alam Kalimah ALLAH secara kilat dengan kecepatan tak terhingga (∞), bersama-sama dengan Roh Rasulullah, yang telah dilazimkan berada bersamanya (berimam/beserta) sejak dari dunia dan ia hanya berhenti pada Alam Kalimah Tak terhingga (∞); Sang Roh memandang ke luar dan ke dalam hanya ada Kalimah ALLAH saja yang kelihatan. Sang Roh berucap: ALLAHU AKBAR ! sesuai dengan ayat Al Quran :

Fa ainamaa tuwallu fatsamma wajhullah

Artinya :"Barang ke mana saja kamu memandang di situlah wajah ALLAH"(QS.Al Baqarah :115)

Sang Roh telah tiba di Syorga, tanpa jasmani, untuk selama-lamanya.

Hadits Qudsi :

من كان اخرالكلامه لااله الا الله دخل الجنة

Man Kaana akhiru kalaamihi laa ilaaha illallah dakhalal jannah.

Artinya : "Barang siapa yang pada akhir katanya Laa ilaaha illallah, masuklah ia ke dalam Syorga"

Sewaktu di dunia, Roh yang seperti itu, selalu juga "tiba" di "syorga"(=beserta dengan ALLAH) karena telah dibiasakannya selalu berzikirullah dalam keadaan bersatu dengan Roh Rasulullah, tetapi kemudian selalu pula "Kembali" lagi ke “dunia", karena belum tiba waktunya untuk pergi selama-lamanya, berhubung masih ada tugas daripada ALLAH untuk dunia.

Qul inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin

Artinya : Katakanlah! Sesungguhnya shalatku dan segala ibadatku dan hidup matiku bagi Allah Tuhan sekalian Alam

(QS.Al- An’aam :162).

(13)

Kembali kita pada soal menyebut kalimah ALLAH! Rupanya bukan main sulitnya menyebut dan menyalurkan Kalimah ALLAH itu secara yang sebenar-benarnya sehingga mampu menghancurkan sasaran-sasarannya, kalau hanya untuk menyebutnya saja orang kafir pun dapat melakukannya dengan mudah,tetapi sekedar hanya untuk menyebut bunyinya saja. Tenaga tak terhingga (∞) Alam Metafisika Ketuhanan itu yang benar-benar harus/wajib mampu dihadirkan dan dimunculkan, barulah Sang lblis lari. Kalau tidak, ia tidak akan lari bahkan kita yang akan dihajarnya terus menerus habis-habisan. Agar supaya tenaga tak terhingga ( ∞ ) itu hadir, kita harus mendapatkan frekuensinya lebih dahulu, yang hanya dapat diperoleh dalam dada (rohani =hati) para Rasul, karena disitu ditanamkan Nur Ilahi, ke situ pulalah harus kita hubungkan rohani kita, kita masukkan, kita satukan, kita lebur rohani kita, baru Roh kita mendapat frekuensi yang tak terhingga (∞), karena Roh kita telah bersatu dengan Roh Sang Rasul. Kalau ini sudah dapat terlaksana berarti saluran telah dipasang, baru automatis mengalir energi - energi dari ayat-ayat ALLAH, antara lain energi "A’uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim” dan kita pun ikut "membonceng" menyebutnya,jadi bukan kita yang memproduksinya sendiri, walaupun pada zahirnya kelihatan dan kedengaran keluarnya sama saja dengan ucapan-ucapan orang-orang awam lainnya!

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnallaaha ramaa.

Artinya : " dan waktu kamu melempar itu sebenarnya bukan kamu yang melakukannya,tetapi Allah jualah ( QS.Al-Anfal :17 ).

Kesimpulan eksakta: Bukan Engkau( Ya Muhammad ) yang melontar, memukul, memanah, “menyebut" melainkan Aku ( ALLAH ).

( 14 )

Di Zaman teknologi modern sudah begitu memuncak, Agama yang mengandung unsur ilmu Ketuhanan yang maha dahsyat, sudah waktunya wajib diuraikan dan dijabarkan pula secara teknis ilmiah seperti tersebut di atas, dan harus mampu pula menonjolkan kemaha superior-an dari Ketuhanan itu sendiri. Ilmu Tuhan adalah Maha Superior, Maha Unggul dan harus berada di atas segala ilmu Alam mana sajapun. Tidak mungkin Tuhan kalah terhadap ilmu alam yang diciptakan-Nya sendiri !!!

Kataballaahu laaghlibanna anaa warusuulii innallaaha qawiyyun aziizun.

Artinya : "ALLAH telah menetapkan bahwa tiada kamus kalah bagi-Ku dan Rasul-Rasul-Ku. Sesungguhnya ALLAH Maha Kuat dan Maha Gagah (QS.Al Mujaadilah :21)

Hanya saja karena manusia hanya memupuk dan mendalami serta meningkatkan teknik daripada ilmu alam belaka, sedangkan para ahli Agama, tidak mampu, tidak biasa, dan tidak mengerti bahkan tidak faham dan asing baginya sama sekali untuk memupuk atau mendalami, apalagi meningkatkan teknik daripada Ilmu Ketuhanan yang maha dahsyat, sehingga Ilmu Teknik Ketuhanan ( Tasauf dan sufi) tidak berkembang dan tercecer atau ketinggalan jauh sekali di belakang, sehingga Agama Iambat laun kehilangan keramatnya.

Pemeluk Agama sendiri mulai bimbang, atau mulai kehilangan kepercayaannya pada Agama, mereka mulai dihinggapi rasa cemas, panik, gelisah akan huru-hara,takut dan khawatir dalam hidup. Mereka cari pegangan lain dan berjuang di bidang materi semata-mata, sehingga terbitlah suasana gontok-gontokan dan lain-lain yang negativ dan kurang sehat seperti hal tersebut di atas tadi, atau yang kurang imannya lari kepada alam kebathinan yang bathil.

Disini pulalah kesyukuran kita yang sebesar-besarnya pada ALLAH SWT, karena Ilmu Metafisika Eksakta ternyata mampu sepenuhnya dengan gilang-gemilang mengimbangi, bahkan mengungguli kehebatan-kehebatan teknik daripada teknologi modern. Sehingga perhatian dari puluhan ribu kaum cendekiawan Muslim di dalam dan di luar negeri tertarik kembali akan bukti-bukti kebesaran Agama, yang diuraikan secara teori dan praktek, atas dasar ilmu eksakta yang tak dapat ditolak akan kebenarannya. Hal ini meyakinkan dan mengagumkan akan kemaha ilmiahan dari AI Islam Mulia Raya, karena antara Iain mengungkapkan : Hukum-hukum kemenangan yang mutlak dari hidup dan kehidupan seorang Mukmin Sejati dari Dunia sampai ke Akhirat, di mana sajapun ia berada dan terhadap lawan manapun ia pasti akan menang !!

Ilmu Metafisika mengungkapkan, bahwa dalam diri pribadi seorang Mukmin yang perkasa, berada tersembunyi, atau ia beserta dengan suatu tenaga oer atom yang maha dahsyat, dan tak terhingga, yang hanya dapat dijolok keluar/dimunculkan dengan mengamalkan Firman-firman ALLAH dan AI Hadis yang terletak dalam hukum-hukum pada Bidang Tasauf dan Sufi dengan memakai suatu metode yang halus dan hebat dalam AlQuran yang selama ini tersembunyi /tersuruk bagi si awam Islam sendiri,justru karena halusnya dan tingginya!!

Kita jangan lupa, bahwa di dalam lapisan sebelah dalam dari jalan Agung yang dimasyhurkan dengan nama Sirathal mustaqim, berada jalan yang sangat halus dan sangat suci,langsung menuju Zat yang Maha Suci dan Maha Halus, yaitu Maha Raja Diraja Bumi dan Langit , AI Malikul Mulki, yang Maha Agung, Maha Perkasa, yang Wahdahu Laa Syarikalah !!!

( 15 )

Metode yang halus dan dalam seperti yang dimaksud di atas,itulah antara lain yang diuraikan oleh ILMU KEROHANIAN DAN METAFISIKA EKSAKTA, secara ilmiah, atas dasar teknologi modern dan atas dasar Hukum-hukum eksakta, sehingga benar-benar mengagumkan akan ke-ilmiahan dari Al-Islam Mulia Raya,dan sekaligus membukakan pula tabir Rahasia ke-Maha Dahsyatan Energi Kalimah ALLAH, yang kita agung-agungkan sepanjang masa, yang mampu melebur gunung, dosa, iblis, setan dan jagad ini, jika perlu ! Bahkan juga sebaliknya, mampu pula menghindarkan, menyingkirkan, membatalkan malapetaka alam, bencana alam, bahkan mampu menahan terjadinya Kiamat Dunia dan Kiamat jagad ini sekalipun! Allahu Akbar!

(16)

Di bawah ini kita akan baca beberapa ayat AlQuran dan AlHadis yang mengkiaskan kehebatan seorang Mukmin yang selalu disertai tenaga Oer atom yang maha dahsyat itu, agar Saudara-saudaraku kaum Muslimin dapat berpikir dan merenungkannya serta dapat memanfaatkannya untuk kemenangan hidup Dunia Akhirat dalam segala sektor kehidupan.

1.

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Qaalallaahu taalaa : Lam yasa’nii ardhi wala samaaii wa wasianii qalbu ‘abdiil Mukminullayyinul waadi`.

Artinya : " Allah Ta’ala berfirman,Tak dapat memuat zat-Ku, Bumi dan Langit-Ku yang dapat memuat Zat-Ku, ialah Hati hamba-Ku yang Mukmin lunak dan tenang"( R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih ).

Kesimpulan : Dalam kalbu seorang Mukmin, berada tenaga oer atom yang maha dahsyat yang ia harus pandai /mampu mencari metode/caranya untuk mengeluarkan dan memanfaatkannya.

2.

Wa nahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid

Artinya : "Dan Kami Iebih hampir kepadanya daripada kedua urat lehernya"( QS. Qaf ayat 16 ).

Kesimpulan : Tenaga dahsyat itu sangat hampir pada sang Mukmin, sayang ia tak mengerti cara pelaksanaan teknis untuk memanfaatkannya. la percaya tetapi tak dapat menghasilkannya!!! Sayang seribu kali sayang!!! Maka oleh sebab itu, ia tetap kalah dalam perjuangan hidupnya terhadap lawannya( iblis ).

3.

Wa huwa ma’akum aina maa kuntum

Artinya : "Dia beserta kamu di mana kamu berada "( QS. Al-Hadid : 4 ).

Kesimpulan : Sang Mukmin selalu rupanya beserta dengan Yang Maha kaya, Maha Segalanya, kenapa kita tetap menderita, karena barangkali belum benar mukmin kita.

4.

Wamay yutiillaaha warrusuula Fauulaaaika ma`alladziina an ‘amallaahu ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqiinn wasy syuhadaa’ wash shaalihiin wahasuna ulaaika rafiiqan.

Artinya : "Barang siapa mentaati ALLAH dan Rasul, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang-orang yang diberikan ALLAH Kurnia kepada mereka yaitu Nabi-Nabi, orang-orang yang benar, orang-orang syahid dan orang-orang yang saleh. Adalah sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka. ( QS. Annisa’: 69 ).

Komentar : Bersahabat dalam arti bukan saja semasa hidup di dunia yaitu antara jasmani dengan jasmani, tetapi yang lebih penting yang selalu dilupakan, adalah bersahabat antara rohani dengan rohani, yang merupakan persahabatan yang tidak akan bercerai-cerai dan akan tetap bersahabat, walaupun mungkin yang seorang telah mendahului berpulang ke alam baka dan telah menjadi penghuni Surga pada sisi Allah SWT.Karena mereka yang sederetan duduknya dengan para Nabi, syuhada,Shalihin, pastilah pada akhir katanya tak mungkin lupa menyebut /mengingat akan ALLAH, karena selama hayatnya di dunia, zikrullah itu telah dilatihnya sedemikian rupa,sebanyak-banyaknya dan tak henti-hentinya/istiqamah dengan methode yang tepat, sehingga zikrullah itu telah meraga sukma dalam dirinya ,tembus hingga ke alam di bawah sadar dan alam di atas sadarnya.

Sesuai hadis qudsi :

من كان اخرالكلامه لااله الا الله دخل الجنة

"Man kaana akhirul kalaamihii Iaa ilaaha illa llaah dakhalal jannah".

Artinya: "Barang siapa yang pada akhir katanya Laailaaha illallah, masuklah ia ke dalam surga.

5

Wa`lamuu annallaaha ma`al muttaqiin.

Artinya : "Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang taqwa" (QS. Attaubah:36 ).

Kesimpulan :

  1. Besertalah
    selalu dengan orang taqwa, karena ALLAH beserta dia.
  1. Orang
    taqwa selalu dipelihara ALLAH dari segala bala dan bencana.
  1. Kalau kita
    masih kalang kabut, tandanya kita belum taqwa, belum disertai ALLAH.

6. Al-Hikam menyebutkan, dalam sebuah hadis qudsi ALLAH bersabda :Para Wali-Ku di bawah naungan-Ku,tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali jika ALLAH memberikan taufiq hidayah-Nya. Supaya ia langsung juga mengenal kepada ALLAH dan kebesaran-Nya yang diberikan kepada seorang manusia yang dikehendaki-Nya.

7. Dalam Al-Hikam diceritakan pula : "Sahl bin Abdullah ketika ditanya oleh muridnya : Bagaimanakah mengenal Waliyullah itu ? Jawabnya : ALLAH tidak memperkenalkan mereka, kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka,atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka (yakni untuk mengenal dan mendekat kepada ALLAH). Rahmat kebijaksanaan ALLAH telah menetapkan para Wali itu dengan hijab basyariyah (kebiasaan manusia).

Komentar Dalam ilmu Sifat 20 ada tertulis : "Harus” Rasulullah itu bersifat manusia, dengan tidak mengurangkan martabatnya yang maha tinggi (Syaikh Thohir bin Saleh Aljazairi Al—Jawahirul Kalamiyyah terjemahan Dja`far Amir, Penerbit Raja Murah Pekalongan, halaman 59-60).

8.

من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب

Man ‘aadali waliyyan faqad adzantuhu bil harbi.

Artinya : " Barang siapa yang memusuhi penolong-Ku (WaIi-Ku) akan Ku nyatakan perang kepadanya" (Hadis Qudsi Riwayat Bukhari).

Kesimpulan : ALLAH Yang Maha hebat, bersiap-siap perang,kalau WaIi-nya diserang.

9.

Wa maa ramaita idz ramaita walaa kinnnallaaha ramaa (QS. Al Anfal :17).

Artinya : "Bukan Engkau (ya Muhammad) yang melontar / memukul / memanah,melainkan Aku (ALLAH)"

Kesimpulan : ALLAH yang berperang melawan musuh Aulia-Nya.

10.

“Faainamaa tuwalluu fatsamma wajhullaahi “

Artinya: Kemana saja kamu menghadap maka di sana lah wajah Allah”(QS.Al-Baqarah:115)

Kesimpulan : ALLAH menempatkan kekasih-kekasih-Nya dalam kapsuI/sangkar/benteng yang di Iuar dan di dalam dijaga dengan Nama-Nya.

11.

“Laa tahzan innallaaha ma’anaa”

Artinya : Jangan takut jangan berduka cita bahwa sesungguhnya ALLAH beserta kita"(QS.At-Taubah:40)

Kesimpulan : Benar-benar tak perlu takut dan cemas, jika kita adalah orang yang taqwa /mukmin. Kita yang Taqwa, tetap dijaga dan dipelihara ALLAH.

12

ان الله قال من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب وما تقرب الي عبدي بشيئ احب الي مما افترضته عليه وما يزال عبدي يتقرب الي بالنوافل حتى احبه فإذا احببته

كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصربه ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها ولئن سألني لأعطينه ولئن استعذني لأعيذنه

Innallaha qaala man ’aadaIii waliyyan faqad aazantuhu bil harbi wamaa taqarraba ilayya ‘abdii bisyai-in ahabhu ilayya mimmaftaradhtuhu ‘aIaihi wamaa yazaaIu ‘abdii yataqarrabu ilayya binnawaafiili hataa uhibhahuu faidzaa ahbabtuhuu, Kuntu sam’ahul ladzii yasma`u bihii wabasharahu ladzii yubshiruu bihii wayadahul latii yabthisyubihaa warijlahul latii yamsyii bihaa walain sa-alanii la-u’thiyannahuu walainista’aadzanii la u’iidzannahu

Artinya : "Barang siapa yang memusuhi seseorang penolongKu,maka Aku mengumumkan perang kepada-Nya, dan apabila hamba-hambaKu menghampirkan diri kepada-Ku dengan sesuatu amalan tanda ia lebih kasih ke pada-Ku, daripada hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya.Kemudian itu ia terus menerus mendekatkan dirinya kepada-KU dengan amalan amalan yang nawafil (yang baik) hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar dan Akulah penglihatannya bila ia melihat dan adalah Aku tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu) dan adalah Aku kakinya bila ia berjalan,jika ia memohon niscaya Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan pastilah Aku lindugi dia" (Hadis Qudsi, riwayat Imam Bukhari)

(17)

Segala macam Ayat dan Hadis tersebut di atas, selama ini kiranya sudah pernah kita ketahui semuanya, karena dapat dibaca dalam Al Quran dan buku-buku Hadis, tetapi tak pernah atau tidak secara serius, terlintas pada kita untuk mendalaminya dan memanfaatkannya karena kurang mengerti akan bagaimana cara mempraktekkannya. Tak pernah ada gurunya atau Guru besarnya yang mampu mengajarkan pelaksanaan teknis daripada prakteknya.

Tibalah saatnya sekarang ini, setelah berpuluh-puluh tahun, lebih dari 35 tahun terus menerus dengan seksama, diadakan riset, secara kontinu, terhadap Ayat-ayat Al Quran dan Al Hadis atas dasar Tasauf dan Sufi Islam dan ilmu Eksakta baru sejak itulah Metafisika Eksakta mulai berkembang. Ilmu ini mampu menguraikan Hukum-hukum Sufi dalam Islam secara ilmiah eksakta, sehingga Ayat-ayat dan hadis tersebut dapat berbuah atau ber-PAHALA nyata. Ayat-ayat Al Quran dan Hadis tersebut harus telah mampu menjadi kenyataan kenyataan kemenangan yang harus telah dapat nyata kelihatan dan terasa, sejak dalam hidup ini di dunia, dan yang pasti akan berkelanjutan terus sampai ke Akhirat, karena berdasarkan hukum-hukum yang benar-benar Absolut Benar dan oleh karenanya berlaku di alam mana saja pun,karena Kalimah ALLAH, di alam mana saja pun dapat berbuah dan berhasil sukses dengan gilang - gemilang, jika diamalkan, asal saja kita mampu memenuhi segala rukun dan syaratnya, zahir dan bathin, fisik dan metafisiknya.

Ia pasti akan berhasil dengan gilang gemilang dan mengagumkan.Ilmu Metafisika Eksakta menunjukkan metodenya yang tersimpan dalam Ilmu Tasauf dan Sufi Islam secara tepat dan jitu sekali, sangat eksak, sehingga tak mungkin dapat dibantah oIeh siapa pun, baik dalam teori, maupun dalam prakteknya, yang mengagumkan para cendekiawan Islam di seluruh dunia, terutama para ahli ilmu eksakta sendiri, karena merekalah yang Iebih mengerti akan hukum-hukum eksakta, walaupun ia bukan seorang muslim.

Ucapan-ucapan para Rasul dapat diuraikan secara eksak, dan sekaligus Ilmu Metafisika menunjukkan cara pelaksanaan teknisnya, bagaimana metodenya, agar dapat mewarisi semua hasil-hasil pahala-pahala yang tertuang nyata dalam ayat-ayat AlQuran dan AlHadis tersebut di atas. Dan metode itu ternyata ada dalam AlQuran dan Al Hadis dengan jelasnya.

Kesimpulan : Ilmu Metafisika Eksakta Islam mengangkat dan membuktikan, bahwa AlIslam Mulia Raya adalah benar-benar Agama yang maha ilmiah dan maha eksak, serta maha tinggi.

Innad-diina ‘indal-laahil Islam

Artinya : "Sesungguhnya Agama pada sisi ALLAH adalah Islam" (QS.Ali Imran : 19)

Hadits Riwayat Bukhari :

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Al lslaamu ya’luu walaa yu'laa `alayhi.

Artinya:"Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat meIebihinya"(Hadis Riwayat Bukhari).

Di sini nyata kembali kehebatan Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta !!!

(18)

Di bawah ini kami perinci beberapa hasil-hasil dari kehebatan-kehebatan Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta sebagai contoh-contoh :

1. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil dengan gemilang mengangkat HARKAT AGAMA ISLAM, dari Agama yang dianggap "kolot” dan dogmatis, menjadi Agama Ilmiah yang super modern dalam segala bidang, di forum Ilmiah INTERNASIONAL, sebagai Agama ciptaan ALLAH SWT, yang Maha Sempurna, sepanjang masa, dalam segala liku-Iikunya dan lapisan-lapisannya dan sebagai Agama yang mengandung ilmu dan energi yang maha dahsyat.

2. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan dalam teori dan praktek, bahwa Al Islam bukanlah semata-mata Agama untuk ibadat atau untuk suluk-suluk/beramal-beramal saja di mesjid-mesjid atau langgar-langgar, tetapi Islam menunjukkan hukum-hukum kemenangan hidup yang absolut, yang tak terkalahkan di zaman perang dan di zaman damai, di Dunia dan Akhirat.

3. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan, bahwa dalam Al Islam berada senjata Maha Ampuh, Modal yang tak habis-habisnya, Rezeki yang tak kering-keringnya, yang scmuanya tak lekang-lekangnya dari si pemeluk Agama itu (Mukmin sejati, khalifah ALLAH); bahkan Islam ada menyimpan dua Surga satu di dunia dan satu lagi di akhirat, yang tidak ada huru hara, karena tidak mampu menembus benteng “kapsul" Kalimah ALLAH yang mana keras, bahkan mampu memadamkan api huru hara yang sedang berkecamuk dalam kehidupan manusia ("the blowing, out of the fires") Sesuai dengan ucapan Rasul :

بِسْمِ اللهِ الذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌُ مَا فِى الاَرْضِ وَلاَ فِى السَّماءِ

Bismil laahil ladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa-i

Artinya: "Atas nama Allah,yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di langit dan di bumi ialah bagi orang yang beserta dengan nama-Nya".

4. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil membersihkan jiwa manusia dari syirik nyata dan syirik khafi (tersembunyi), sehingga berdiri Shalatul khasyiin yang sangat indah permai dan damai, penuh nikmat dan Kurnia Ilahi.

5. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berjasa dalam memberantas aliran-aliran kebatinan yang bathil dan thariqat-thariqat yang menyeleweng dari rel Agama yang sering dijumpai di kampung-kampung dan di segala benua, sehingga selama berpuluh-puluh tahun lamanya telah merusak nama harum dan citra ilmu Tasauf dan Sufi Islam di mata dunia dan di mata ahli Fiqih, kaum muslimin sendiri, ilmu yang begitu agung, luhur, halus, tinggi, murni dan suci serta mulia dan ilmiah, tetapi juga maha dahsyat!

Hanya ilmu Tasauf dan Sufi Islam yang berintikan Kalimah maha sakti, yang Super-Aktif, yang mampu sebagai PAHLAWAN dan BHAYANGKARA AGAMA, diterjunkan ke lapangan untuk menghadapi segala macam kekuatan-kekuatan Al Iblis dan antek- anteknya dan segala macam kekuatan ilmu aliran kebathinan apa saja pun, karena ilmu Tasauf dan Sufi Islam, mampu menyalurkan melalui saluran Haq-nya, yaitu isi Dada Rasulullah SAW, energi dari Alam Metafisika Ketuhanan yang maha dahsyat, untuk dihadapkan pada lawan yang bagaimanapun tangguhnya, pasti akan hancur luluh.

Ayat AlQuran:

“Lau anzalnaa haadzal qur’aana ‘alaa jabalil laraaitahuu khaasyiam mutashaddi ‘am min khasyatillaah wa tilkal amtsaalu nadhribuhaa linnaasi la’allakum yatafak karuun”

Artinya: Andaikata AIquran itu KAMI turunkan di atas sebuah gunung akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi takutnya kepada Allah" (QS.AI Hasyr : 21 ).

Komentar dan Konklusi eksakta (dari Al Hasyr:21)

i.Jelas Firman Allah berbunyi :

"Andaikata AlQuran ini KAMI turunkan …..

Jadi jelas bukan kamu, atau engkau atau kita, atau manusia mana saja pun, bukan! tetapi KAMI/AKU/ALLAH yang menurunkan AI Quran, bukan kamu; (AKU yang menyebut, bukan kamu;AKU yang menujukan bukan kamu), AIQuran-KU,yang isinya ayat-ayatKU (yang AKU, bukan kamu, yang sebut) atau KaIimah-kaIimah-KU (yang AKU bukan kamu, yang sebut) dan AKU, bukan kamu, yang tujukan pada sasaran-sasarannya, maka jelas musnahlah sasaran-sasaran itu jadi abu dan hilang lenyap (seperti gelap gulita pasti hilang lenyap diusir oleh sinar cahaya matahari yang cemerlang dan gilang gemilang!). Dan ini adulah Wet AKU, Iradat-KU dan Qodrat-Ku yang mutlak, Absolut dan ABADII!

Penjelasan :

Quran-KU, bukan Quran-mu! Quran-KU adalah Perkataan-KU, IA adalah SABDAKU, Titah-KU, Perintah-KU, IRADAT-KU, Qodrat-KU, Kalimah-KU!

IA adalah Suara-KU (lihat selanjutnya ilustrasi), tidak berhuruf bersuara,mengandung getaran-getaran maha ultrasonoor, maha dahsyat, yang dalam sedetik saja, mampu menciptakan apa-apa yang AKU hendak ciptakan, dengan hanya menyebut “Kun fayakun!" maka seluruh kekuatan jagad ini bergerak untuk mengujudkannya! SebaIiknya SUARAKU, yang tidak berhuruf bersuara itu juga, dapat pula memusnahkan segala-galanya dalam jagad ini,jika AKU kehendaki, hanya dalam sedetik saja juga !

Arti "AKU" di sini adalah ALLAH dan arti "engkau" atau "mu", adalah manusia (kita).

Quran-mu, adalah sebuah Kitab; yang terdiri dari kertas dan dawat (yang sudah jelas tidak akan mampu menghancurkan sepotong papan dalam lemari tempat ia diletakkan), tetapi memang adalah sebuah Kitab yang sangat tinggi nilainya, karena isinya adalah menunjukkan dan menggambarkan akan KEBESARANKU, agar engkau mengabdikan dirimu pada-KU, untuk keselamatanmu sendiri Dunia Akhirat dan akhirnya mencintai-KU dan Rasul-KU dengan sepenuh hatimu.

Sebagai ilustrasi:

Dalam ilmu silat Tiongkok kuno ada juga disebut-sebut senjata hebat dari suara getaran tinggi (digerakkan dalam ether) yang mampu dikeluarkan oIeh seorang ahli silat “Sakti”, yang disebut KHIKANG,yang mampu merobohkan puluhan lawan sekaligus dengan jantung putus, atau otak berdarah, karena organ-organ halus tersebut tak mampu mengikuti getaran-getaran ether yang dahsyat itu, hingga berantakan (putus-putus ataupun pecah-pecah tali-talinya!).

Untuk melawannya ialah dengan membentengi diri dengan Kalimah ALLAH. yang disalurkan, jangan yang “‘diproduksi” diri sendiri. Itu sebabnya selalu kita dengar di Jawa dan di Sumatera, masih banyak orang-orang Islam, bahkan pemimpin-pemimpinnya,yang masih dapat kena disantet oleh lawan-lawannya dari golongan ahli kebathinan negatif.

ii. Dan karena selama ini Firman ALLAH semuanya selalu senantiasa turun ke Dunia melalui SALURANNYA atau “KOMPUTER"-NYA yang maha sempurna,yaitu ROHANI para RASUL yang KHALIS MUKHLISIN (yang masih bersatu dengan jasmaninya pada waktu itu) maka pedoman bagi kita orang mukmin ialah, jika datangnya dari pada para Rasul adalah sama dengan datangnya daripada ALLAH sendiri! maka oleh sebab itu tidak ada lain jalan bagi kita, untuk mempusakai/memiliki apa yang dimiliki ROHANI para RASUL tersebut, ialah melanjutkan menyambung tali ALLAH, yang langsung menyalurkan suara ALLAH itu, via Rohani para Rasul terus pada Ruhani kita sendiri, agar Rohani kita tersebut berfungsi pula sebagai saluran lanjutan dari TALI ALLAH YANG MAHA DAHSYAT DAN MAHA KERAMAT (Sudah jelas, sesudah Ruhani kita tersebut ditempa,dilebur,dimurnikan pula lebih dahulu dalam Kancah/Tungku ZIKRULLAH berkali-kali, bertubi-tubi, bertahun-tahun, istiqamah terus-menerus, hingga akhirnya khalis mukhlisin khawas lil khawas, kaamil mukamil agar suitable, mampu dan sesuai, dipakai untuk Fungsi-Fungsi Agung dan dahsyat tersebut di atas!).

Methode pelaksanaan teknis daripada Zikirullah inilah yang perlu sekali diriset oleh seluruh Kaum Muslimin di dunia, agar ia menang dalam arti yang seluas-Iuasnya dan sedalam-dalamnya!!!)

Kemudian baru lisan kita ikut "membonceng", "meniru" ucapan ayat-ayat agung tersebut, seperti yang selama ini kata perbuat secara awam, tetapi sekarang berisi getaran-getaran yang maha ultrasonoor dari kodrat ALLAH SWT yang Maha Dahsyat, yang sedang disaIurkan!!! Methode inilah yang perlu dicari dan diriset!!!

iii. Alllah berfirman dalam Hadis Qudsi:

من عادلي وليا فقد اذنته باالحرب

Man ‘aadalii waliyyan faqad adzantuhu bil harbi

Artinya: "Barang siapa yang memusuhi penolongKu (Wali-Ku) akan kunyatakan perang padanya" (Riwayat Bukhari).

Jika ALLAH berperang, seluruh Angkatan Malaikat turut mendukung dan seluruh jagad ini ikut menggempur! Segala elemen-elemen, yang ada dalam alam ini, ikut membantu-Nya? lawan akan Iangsung berhadapan dengan getaran-getaran maha dahsyat, dari energi-energi tak terhingga dari ayat-ayat AI Quran yang mahasakti dari "KAMI"/ALLAH yang meluncur langsung dari “SUMBER” segala energi jagad ini melalui “TALI”/”POLONGAN”/”SALURAN” dari maha “KOMPUTER”-Nya yang hebat dan gagah perkasa, tepat tak mungkin meleset, lurus pada sasarannya!

Di sinilah kiranya tiba saatnya kelak, di mana “MERIAM" ALLAH SWT yang bernama Isa Al Masih, yang gagah perkasa,dalam peperangan dahsyat di akhir zaman terhadap Yahjud Ma’jud dan Dajjal,menghadang,mematahkan dan menghancurkan, segala serangan-serangan atom dan nuclear dari Dajjal dan Yahjud Ma’jud laknatullah itu.

Teknokrat Fisika di alam Meta akan berhadapan dengan Teknokrat Fisika di alam dunia, dalam adu tempur yang dahsyat!

Jendral ALLAH Ta’ala akan mengadu siasat tempur dengan Jendral Ya’jud Ma’jud dan Dajjal!

Peperangan maha hebat antara kedua top potensi ini yang belum pernah dipertontonkan di dunia selama dunia berkembang, sudah jelas seru dan dahsyat serta gegap gempita.

Semoga umur kita cukup panjang untuk mempersaksikan pertempuran maha hebat antara orang “kayangan”sebagai petugas Tuhan melawan Dajjal dan Ya’jud Ma’jud yang merusak dunia sebagai petugas Maha Raja Diraja Iblis! ·

Dan semua ini terjadi di alam mayapada kita ini!!

Kedua-duanya Maha terlatih; yang satu terlatih/Master dalam menguasai teknik Senjata Atom Kalimah ALLAH, yang satu lagi terlatih dalam senjata atom dari hidrogen yang sangat halus. Siapa yang akan menang akan terbukti oleh Firman ALLAH yang berbunyi :

Kataballaahu la-aghlibanna anaa wa rusulii,Innallaaha qawwiyyun aziizun

Artinya :”Allah telah menetapkan, bahwa tiada kamus kalah bagi-Ku dan rasul-rasul-Ku.Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Gagah” (QS Al-Mujadilah:21)

iv. a). Analog dengan getaran-getaran electron-electron listrik yang keluar langsung dari sebuah dinamo Raksasa, yang bertenaga beratus-ratus ribu volt, melalui tali-talinya yang sambung menyambung menuju sasarannya! Lampu-Iampu neon tanpa kawat, alat-alat penguji listrik (test-pen) tanpa kawat, berpuluh-puluh meter jarak dari padanya pun sudah semua nyala,begitu hebat radiasi tegangan listrik itu.

b). Jangankan kalimah Allah Radiasi-Nya, Cahaya-Nya atau NURNYA saja pun, yang baru mau dikirim sekali pun, lawan/iblis sudah pun terbirit-birit menghilang! (Jarak : ∞ = 0 , artinya "sebelum" pergi sudah pulang. dengan lain perkataan, sebelum perang sudah menang. Sedangkan Julius Caesar saja berani berucap : vini, vidi, vici, yang artinya : Saya datang, saya melihat, saya menang, apalagi AL MALIKUL MULKI, SANG MAHA RAJA DIRAJA Dl LANGIT DAN Dl BUMI, lANYA sebelum pergi perang, baru saja bersiap-siap untuk perang, IA sudah menang. (lawan/iblis sudah menghilang, karena mereka pun mempunyai "radar" halus).

c). Jangankan NURNYA, Nur Muhammad sajapun, yang selalu tak bercerai dengan NURNYA, (Nurun Ala Nur) jika dikirim sudah pun cukup untuk memusnahkan lawan/iblis secara total!

Itulah sebabnya Wajah Rasulullah yang di atasnya berada Wajhullah, tak mungkin dapat diserupai oleh setan iblis! Mendekat pun sang iblis tak berani sama sekali. Baru saja ia/iblis berniat hendak datang, iapun telah musnah!

d). Jangankan Nur Muhammad, yang selalu beserta NUR ILAHI, Rohani para Khalifah ALLAH pun yang telah menerima Kurnia daripada ALLAH, menerima : NURUN ala NURIN, yahdillaahu linuurihi manyasyaau (Surat An Nur ayat 35) = Nur Ilahi berdampingan Nur Muhammad, ltulah diberikanNya kepada manusia yang dikehendaki-NYA (yang dikasihi-NYA, diridhoi-NYA,yang selalu mendo’a : Ilahi anta maqsudi waridhoka mathlubi)! Wajah Rohani para Aulia ALLAH ini saja pun, sudah cukup memusnahkan Al lblis secara total! Itu pula sebabnya Ruhani para Aulia ALLAH/Khalifah ALLAH yang telah diberikan Nurun ala Nurin oleh ALLAH, juga tak mungkin, tak mampu, tak dapat diserupai atau didekati sekalipun oleh Al lblis! Sebelum Al lblis berniat menyerangnya, ia sudah musnah! dibakar habis, disinar musnah, oleh "DEKKING" yang MAHA DAHSYAT SANG ROHANI Aulia ALLAH itu, yaitu NURUN’ALA NURIN dari ALLAH SWT sendiri Sesuai dengan Firman-firman Allah dan Hadis antara lain :

ALLAH yang berperang melawan musuh Aulia-Nya; dan Iain-lain (Iihat pada halaman-halaman sebelumnya).

Sekian komentar dan konklusi eksakta tentang Surat Al Hasyir ayat 21 di atas.

Secara strategi, sesudah “tugas-tugas operasional" dimenangkan oIeh ilmu Tasauf dan Sufi Islam tersebut di atas, maka barulah Ilmu Fiqih diterjunkan di belakangnya, untuk mengatur selanjutnya segala sesuatunya secara "teritorial", bukan lagi secara operasional demi kelestarian hidup manusia yang penuh rukun dan damai, aman dan sentosa, adil makmur serta bahagia, dalam alam kehidupan suci putih bersih :

Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

Artinya "Negara aman makmur dan mendapat keridhaan" (QS. Saba’:15).

6. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berjasa dalam mempersatukan faham falsafah ahli-ahli Tasauf yang besar-besar di masa lalu, yang kelihatannya seolah-olah bertikai, tetapi sebenarnya berada dalam maqam lapisan-lapisan tersendiri dalam Ilmu Sufi Islam yang satu.

7. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan sebab-sebab kesulitan-kesulitan dalam menegakkan shalatul khasyiin dan memberikan jalan untuk mengatasinya dengan sebaik-baiknya.

8. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah mampu dan berhasil menerangkan atas dasar ilmu eksakta segala macam mu’jizat-mu’jizat dan kekeramatan para Rasul dan Wali-wali yang kenamaan.

9. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta dapat pula menguraikan dan "menterjemahkan" makna dari ayat-ayat suci dan sabda- sabda Rasul dalam bahasa ilmu eksakta, yang dikagumi para ahli Fisika kimia di dunia dan mampu mengambil konkIusi-konklusi yang tepat yang maha bernilai untuk pedoman dalam hidup dan beribadat!!!

10. Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta mampu dengan eksak menunjukkan betapa EKSAK-NYA (nyatanya) dan TINGGINYA Firman-firman ALLAH dan sabda-sabda Rasul, yang tak dapat ditolak oleh ilmu pengetahuan dunia, sekalipun yang setinggi-tingginya!

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Al islaamu ya’luu walaa yu’laa alayhi.

Artinya : "Islam adalah sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya". (HR Bukhari).

11.Ilmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta menunjukkan, bahwa kekalahan-kekalahan Umat ber-Agama di seluruh dunia ialah,karena ketidakmampuannya lagi (impotency) untuk menyalurkan energi-energi Alam Metafisika Ketuhanan untuk membentengi diri dari rongrongan iblis halus dari dalam diri dan dari gempuran-gempuran iblis kasar dari luar diri.

Agama adalah telah menjadi tidak lebih dari kebudayaan manusia belaka, yang tidak mampu menembus ke Alam Metafisika Ketuhanan.

12. Last but not Ieast, llmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta telah berhasil menunjukkan bukti-bukti nyata dalam eksperimen-eksperimennya yang maha bernilai akan kekuatan Kalimah ALLAH antara lain (semuanya didukung bukti authentik).

a. Dalam meredakan amukan badai dan topan di lautan lepas di Samudera Indonesia di sebelah Utara pulau Nias secara mengagumkan, terjadi pada awal Juni tahun 1981 (ada bukti).

b. Menyehatkan pasien-pasien yang tak sembuh oIeh pengobatan dokter-dokter.

c. Mengatasi anak-anak nakal, banditisme, narkotika dan lain-lain.

d. Membantu keamanan kawasan.

e. Memadamkan huru hara.

f. Membantu mencegah dan menghindari / menghentikan/ menyelamatkan peperangan.

g. Dan beribu-ribu kasus lain yang terjadi di luar akal manusia biasa yang kami tidak utarakan di sini.

Sehingga banyak orang-orang cendekiawan di luar negeri, yang tadinya bukan Islam atau sinis terhadap Agama, masuk ke dalam Agama Islam Mulia Raya atau kembali pada Agama At-Tauhid, karena yakin sepenuhnya akan kebenaran teori dan praktek ilmiah dari Ilmu Kerohanian dan Metafisika dalam menerangkan Agama At-Tauhid secara eksak, dan karena melihat bukti-buktinya yang nyata.

(19)

Bukan metode saja yang diterangkan oleh ilmu Metafisika Eksakta, tetapi ilmu Metafisika Eksakta mampu menerangkan segala mu’jizat para Rasul sebagai suatu fenomena eksak dan Iogis, dapat dipahami, diikuti dan dipelajari serta dipraktekkan. Dengan metafisika eksakta kita Insya ALLAH pasti akan berhasil, jika segala hukum-hukumnya dan segala syarat-syarat yang sehalus- halusnya dapat dipenuhi oleh si peneIiti/ si pelaksana. Para Rasul tersebut berhasil tak lain tak bukan, ialah karena mereka mampu memenuhi segala persyaratan-persyaratan, dengan sekhalis-khalisnya dan sehalus-halusnya dari hukum - hukum eksak alam Metafisika Ketuhanan, sehingga berbuahlah Pahala Alam Metafisika Ketuhanan bagi beliau- beliau itu. Jadi Metafisika bukanlah suatu ilmu yang tidak dapat dipelajari, tetapi memang tunduk pada wet-wet (hukum-hukum) tertentu, yang siapa saja pun dapat melaksanakannya dan berhasiI!! Begitu juga Agama adalah melulu undang-undang mutlak, absolut dan eksak, yang jika dituruti dengan seksama, kita pasti terdampar, di suatu pulau bahagia Dunia Akhirat, dimana para Rasul, Aulia dan Mu’min sejati, Sholihin dan Shiddiqin, para Syuhada bermukim untuk selama-lamanya, yaitu pada sisi ALLAH, Yang Maha Hidup dan Maha Sejahtera, yang tak ada kamus mati dan menderita dunia akhirat. Jadi metafisika bukanlah sesuatu yang khayali, yang barangkali, yang samar-samar, yang abstrak, atau untung-untungan, tetapi sesuatu yang benar-benar nyata dan pasti!!

Kesimpulan-kesimpuIannya antara lain :

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi manusia yang ingin mengamalkan Ilmu Metafisika Eksakta harus sama seperti yang dipenuhi para Rasul, karena ia adalah wet yang tak dapat diubah (seperti hukum-hukum ilmu alam physika tak dapat diubah).

2. Iradat ALLAH adalah Hukum.

3. Iradat ALLAH adalah sinonim dengan Qodrat-Nya, artinya siapa yang melaksanakan Iradat-Nya, memenuhi Wet-Nya, ia akan mendapat Kurnia; yaitu Qodrat ALLAH akan mengikutinya dengan sendirinya. Seperti halnya seorang insinyur yang memenuhi undang-undang alam fisika ia akan mendapat karunia alam fisika itu (kekuatan alam fisika itu menjadi miliknya, yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan).

4. Sebagai mukmin kita harus berjuang mati-matian, agar syarat-syarat atau hukum-hukum metafisika eksakta untuk Hablum minallah dapat tercapai (Sabda Rasul : Syurga itu di bawah naungan pedang yang tajam, dalam arti harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh).

5. Dan lain-lain.

Kami di sini tidak akan menerangkan teori-teori yang sehalus-halusnya dari metode metafisika yang kami gambarkan seperti tersebut di atas, karena kami menganggap hal itu tidak akan dapat memuaskan bagi semua pihak dan tak akan sepenuhnya dapat dipahami. Seperti juga Teori Relativitas dari Prof. Dr. Albert Einstein, yang menghasilkan tenaga dahsyat Atom dan Nuclear dan lain-lain faedah alam fisika yang hebat-hebat,juga terlalu sulit untuk dicerna bagi ahli fisika biasa, apalagi bagi orang awam. Teori Relativitas itu pun dipahami manusia tertentu setelah orang melampaui tahapan-tahapan/tingkatan yang meninggi.

Sudah jelas ilmu teknik "Metafisika Ketuhanan" lebih sulit lagi dicerna bagi manusia awam.

Satu contoh lagi : pendapat Galileo, bahwa bumi yang berputar mengitari matahari, bukan matahari yang mengitari bumi, paham tersebut tak dapat dicerna oleh masyarakat masa itu; baru 300 tahun sesudahnya, kebenaran itu dapat dibuktikan oleh seorang ahli fisika dan Filosof, Copernicus. Dan terus terang saja, sampai saat ini, orang awam masih tidak mengerti akan hal ini, karena kelihatannya bertentangan dengan kenyataan. Orang awam masih berpendapat, bahwa matahari yang mengitari bumi, bukan sebaliknya!

II. URAIAN RINGKAS MENGENAI ISRA’ DAN MI’RAJ RASULULLAH S.A.W.

DITINJAU DARI SUDUT ILMU METAFISIKA EKSAKTA

(20)

Saya akan mencoba untuk mengemukakan dan menguraikan satu contoh, sebagai illustrasi yang nyata, karena saya sendiri sebenarnya tidak pula merasa puas, kalau tak ada sekelumit gambaran, yang agak jelas, tentang apa yang dimaksud dengan kehebatan ilmiah metafisika eksakta itu. Contoh yang diambil ialah salah satu fenomena yang hebat sekali, satu fenomena yang sampai sekarang, tetap hangat dan aktual dan menggemparkan Dunia yaitu : ISRA’ dan MI’RAJ RASULULLAH SAW disorot dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA!

Marilah pelan-pelan kita ikuti uraian-uraian yang sangat ilmiah ini dengan tenang dan dimulai dengan Bismillah dan ingat akan Rahman dan Rahim serta Kasih ALLAH SWT, Penguasa Semesta Alam.

Terlebih dahulu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,jika ada sesuatu yang kurang sedap dalam uraian-uraian ini, karena mungkin kurang sesuai dengan selera kita. Tetapi kita harus sadar, bahwa ada kalanya kebenaran itu adalah pahit, tetapi kalau sudah dikenal, bahwa kebenaran yang pahit itulah obat satu-satunya, maka kebenaran itu akan menjadi manis (Truth is bitter, but Truth is also sweet).

Seperti juga bala yang diturunkan ALLAH, tentu terasa sakit dan pedih pada awalnya, tetapi kalau kita arif dan bijaksana, pandai mengambil pelajaran daripada bala yang diturunkan ALLAH itu, maka akhirnya bala itu akan menjadi petunjuk yang sangat berharga. Sedangkan musuh yang mencari-cari kelemahan-kelemahan kita siang dan malam, adalah sebenarnya alat yang baik sekali, untuk menunjukkan kekurangan- kekurangan kita yang kadang-kadang kita tidak sadari sama sekali.

Begitu juga Saya percaya, bahwa kita semua sadar benar-benar, bahwa kita bukan hidup di zaman Galileo Galilei lagi, di mana ucapan- ucapan ilmiah eksak yang benar, tetapi tidak atau belum dipahami, orangnya lantas akan "dikejar-kejar", atau difitnah seenaknya saja.

Dewasa ini, kita hidup di abad hipermodern, kurun XV H, yang sudah hampir kiamat lagi barangkali (oleh "permainan" atom, nuclear dan sinar Laser dari manusia-manusia atau "ulah/tingkah" galaxy di alam semesta ruang angkasa), yang semua problema-problema ilmiah benar-benar harus diselidiki kebenarannya, dan kalau memang benar, dapat diambil manfaatnya sesuai dengan firman ALLAH yang berbunyi :

Yaa ayyuhal-ladziina aamanuu injaa-akum faasiqun binaba-in fatabayyanuu an tushiibuu qauman bijahaalatin Fatushbihuu `alaa maa fa’altum naadimiin,

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman apabila orang-orang fasiq datang membawa berita kepadamu maka periksalah lebih dahulu dengan seksama. Supaya kamu jangan sampai mencelakakan orang lain tanpa mengetahui keadaannya, sehingga kamu akan menyesal atas kecerobohanmu itu" (QS. AI Hujurat : 6).

Kesimpulan :

  1. Apalagi
    jika berita itu datangnya dari seorang lslam Sejati! Dan seorang yang
    benar-benar ahli pula dalam bidangnya! 
  1. Perlu
    sekali diselidiki akan sesuatu hal sedalam-dalamnya dan seseksama mungkin
    dengan ilmu yang dalam, halus dan tinggi pula yang ada pada kita, sebelum
    diambil keputusan-keputusan yang menentukan, apalagi yang menyangkut
    soal-soal Agama Islam!sebagai proyek ALLAH TA’ALA Yang Maha Tinggi, yang
    sungguh-sungguh dalam, halus dan sangat tinggi sekali. 
  1. Karena
    kalau kita telah mengambil keputusan, umpamanya yang benar, disiarkan
    sebagai berita bohong, atau sebagai sesuatu yang Salah karena kurang
    selidik, atau kurang mampu menyelidik, alangkah celakanya kita ini, dan
    bukan main hebat kutuk ALLAH jatuh pada kita karena kita telah jatuh pada
    fitnah yang sangat keji, menyebarkan yang haq sebagai berita bohong, yang
    diancam dengan neraka jahannam Dunia Akhirat. 

Demikian sebagai pendahuluan, marilah kita mulai dengan Nama ALLAH Yang Pengasih lagi Penyayang mengikuti : Uraian ringkas ISRA’ dan MI’RAJ RASULULLAH SAW ditinjau dari sudut ILMU METAFISIKA EKSAKTA.

Maksud Isra’ dan Mi`raj Rasulullah SAW ialah untuk sujud/ hadir ke hadirat ALLAH SWT yang bersemayam di atas Arasy yang maha tinggi.

Jadi : ALLAH SWT berada di Arasy, sedangkan Rasulullah SAW berada di Bumi.

Jarak antara keduanya tak terhingga jauhnya ; dalam istilah ilmu pasti jarak yang tak terhingga dituIis : S = ∞

Menurut rumus Mekanika:

1) S = v x t

S = Spazium = distance =jarak,

v = Velocitas = speed = kecepatan.

t = tempo = time = waktu.

2) Jadi Jarak = kecepatan x waktu (lihat nomor 1 ).

3) S = v x t kalau jaraknya S = tak terhingga, maka ditulis S= ∞

4) Jadi S = v x t

Menurut Ilmu Aljabar:

5) Kalau ∞ = v x t, maka v- nya harus (v = ∞ ).

atau t-nya harus (t = ∞ ).

6) Jadi ∞ = ∞ x t atau ∞ = v x ∞

Waktu yang dipakai Rasulullah SAW berangkat sesudah Isya dan kembali sebelum Subuh, katakanlah + 6 jam pulang pergi, jadi satu kali jalan menggunakan waktu 3 jam atau t = 3 jam.

7) Diketahui : 2 t = 6 t = 3

8) S = v x t S= ∞ t = 3

∞ = v x 3

Maka v = ∞ : 3

v = ∞

9) Jadi v mesti ∞

Artinya : Bahwa menurut rumus ilmu eksakta di atas, Rasulullah SAW wajib memakai suatu alat/"Kendaraan"/faktor/frekuensi/yang berdimensi/berkecepatan tak terhingga/tak terbatas, yang v-nya = ∞

Dan ini ternyata benar! Memang Rasulullah diberikan alat buraq = Kilat. Yang kecepatannya dan frekuensinya tak terhingga : v = ∞ diberikan oIeh ALLAH SWT.

Betapa EKSAK-NYA lSRA’ MI’RAJ ITU!!!

KESIMPULAN:

1) Tanpa memakai faktor tak terhingga (∞) siapapun orangnya yang munajat ke hadirat ALLAH SWT tak kan sampai kepada ALLAH SWT!

-HUKUM EKSAKTA MEMBUKTIKANNYA!

- ISRA’ MI’RAJ MENUNJUKKANNYA, KEDUA- DUANYA TAK DAPAT DITAWAR-TAWAR, TAK DAPAT DITOLAK KEBENARANNYA.

2) Munajat artinya : beribadat, berzikir, bershalat, bersamadi, beri’tikaf dan lain-lain.

3) Sampai pada ALLAH artinya masuk Surga, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT (= ∞)

4) Dengan terang dan jelas kelihatan, bahwa tidak ada satu manusiapun yang sampai pada ALLAH SWT dengan akal apa saja pun dengan ma’rifat apa sajapun, bagaimanapun hebatnya, karena alat tak terhingga (∞)adalah kepunyaan ALLAH, dan bukan kepunyaan manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Manusia adalah BAHARU dan serba terbatas yang tak dapat menghasilkan yang tak terhingga (∞)

5) Alat yang diberikan ALLAH SWT pada Muhammad SAW adalah hanya satu-satunya yaitu "Nur-Nya”, mau tidak mau harus dapat kita salurkan pada diri kita alat yang itu juga, karena tidak mungkin ada alat Iain yang mencapai ALLAH SWT selain daripada Nur-Nya sendiri.

Faktor tak terhingga ( ∞) tidak dimiliki oleh manusia manapun juga, karena tidak ada manusia yang bersifat tak terhingga( ∞ ), melainkan ALLAH saja, maka faktor tak terhingga ( ∞ ) harus diberikan atau dimasukkan oleh ALLAH itu sendiri pada manusia,baru manusia memilikinya dan barulah manusia itu dapat berkomunikasi dengan ALLAH SWT (lihat uraian Isra` dan Mi’raj di atas) dan sesuai dengan Firman ALLAH :

Nuurun ‘alaa nuurin, yahdillaahu linuurihii man yasyaauu

Artinya : " ............. Nur llahi berdampingan Nur Muhammad, itulah diberikannya kepada manusia yang dikehendaki-Nya .... " (Surat An Nur ayat 35).

6) Faktor tak terhingga (∞) ini tak dapat dan tak boleh bertukar karena Nur Ilahi adalah satu tak boleh yang lain, harus yang itu juga, karena jika yang lain, hasilnya/sampainya tidak akan sama. Harus yang diberikan pada Muhammad SAW itu juga yang harus kita miliki, agar terjamin tempat mendaratnya Muhammad SAW itu,sama dengan tempat mendaratnya kita. Tempat mendaratnya Muhammad SAW adalah Surga, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT.

7) Untuk mencapai frekuensi yang sama, tidak ada jalan lain, Rohani kita mutlak harus dapat kita gabungkan dengan Rohani Muhammad, yang hidup kekal dan abadi pada sisi ALLAH SWT sebagai “SATELIT” ALLAH Ta’ala di alam semesta ini, yang senantiasa langsung berkomunikasi dengan ALLAH SWT. Rohani digabung dengan Rohani tidaklah ada salahnya dan tidak berdosa, asal pandai dan tahu cara pelaksanaan teknisnya, seperti juga frekuensi stasiun radio Nusantara lll Medan,selalu menggabungkan diri dengan frekuensi pusat Jakarta, dan kita akan mendengar langsung siaran pusat

Jakarta pada radio kita yang, sedang distel dengan frekuensi stasiun radio Nusantara Ill Medan. Begitu juga sewaktu Muhammad Ali bertinju di Stadion Rio de Janeiro, cukup kita menstel T.V. kita pada stasiun Medan, Medan menggabungkan diri dengan Jakarta dan Jakarta dengan Palapa, dan Palapa dengan Rio de Janeiro, kita melihat Muhammad Ali langsung bertinju di layar TV kita di rumah kita sendiri.

Ilmu elektronika menunjukkan, bahwa tak ada sesuatu yang dapat dihubungkan langsung dengan sesuatu melalui getaran,melainkan yang mempunyai frekuensi yang sama. Analog dengan itu tak akan ada sedikitpun kemungkinan kita untuk berhubungan langsung dengan ALLAH SWT dalam ibadah termasuk mendoa, jika frekuens-Nya belum kita dapati lebih dahulu, ini hanya didapati dalam Dada/Arwah Rasulullah SAW,karena di situ frekuensi tak terhingga (∞ ) diturunkan untuk Beliau dan untuk Umat yang tahqiq padanya yaitu mu’min sejati, yang rohnya selalu bergabung dengan Roh Rasulullah, Lain jalan tidak akan ada kemungkinannya.

كن مع الله فإن لم تكن مع الله كن مع من مع الله فإنه يصيلك الى الله

kun ma’allaahi fain lam takun ma’allaah fakun ma`a man ma`aIlahi fainnahu yushiluka ilallahi.

Artinya : Adakanlah, jadikanlah!) dirimu itu beserta Allah jika engkau(belum bisa) menjadikan dirimu beserta Allah. maka adakanlah (jadikanlah!) beserta orang-orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya, (orang itulah) yang menghubungkan engkau kepada Allah, (yaitu Rohaninya). (HR. Abu Daud).

Rasulullah SAW menerima Wahyu bukan untuk Beliau saja, tetapi juga untuk diteruskan kepada umat yang mukmin dan percaya, maka frekuensi tak terhingga (∞) adalah termasuk juga Kurnia ilahi yang mutlak harus diteruskan untuk kita miliki.

Kalau tidak demikian jangan kita mimpi atau berkhayal bahwa kita akan masuk Syorga bersama Muhammad SAW, karena Surga adalah pada sisi ALLAH SWT . Dan tiap beribadat, kita harus memakai alat tak terhingga (∞) itu , maka barulah ibadat kita mempunyai harapan sampai pada ALLAH SWT (“Tidak Kukabulkan do’a seseorang tanpa shalawat atas Rasul-Ku" H.R. Abu Daud dan An Nasay).

Shalawat bukan sekedar bermaksud menyebut-nyebut "Nabi sejahtera" saja, karena Nabi telah sempurna dan sejahtera, tetapi sukma kita, yang perlu kita hubungkan dengan Sukma Nabi, supaya kita sejahtera pula, karena bergabung dengan yang maha sejahtera atas dasar Hukum imbas-mengimbas antara satu sama lain.

(21)

Persiapan Untuk Menegakkan Shalat Yang Khusyuk.

Untuk menegakkan shalat yang khusyuk, harus Iebih dulu kita menggabungkan diri Rohani kita dengan diri Rohani Rasulullah yang suci bersih, khalis mukhlisin (atau Roh kita harus berimam secara fusif/tahqiq dengan Roh Rasulullah) yang mempunyai frekuensi tak terhingga (∞),maka Rohani kita akan ikut bergetar ikut bertasbih, ikut berzikir, ikut berfrekuensi tak terhingga (∞) dan akhirnya akan disucikan oleh Roh Rasul yang khalis mukhlisin; sesuai dengan firman ALLAH dalam AlQuran :

Nuurun ‘alaa nuurin, yahdillaahu linuurihii manyasyaau.

Artinya : "Nur Ilahi berdampingan Nur Muhammad, itulah yang diberikan-Nya pada manusia yang dikehendaki-Nya" (QS.An Nur : 35).

Nuurun 'alaa nuurin.

Artinya : "Nur llahi dan Nur Muhammad"

Laqad mannallahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatIuu’alaihim ayaatihi wa yuzakkiihim wa yu’alIimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu lafii dhalaalin mubiin.

Artinya : "Sesungguhnya ALLAH telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika ALLAH mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. la membacakan kepada mereka ayat-ayat ALLAH, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka AI Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu mereka berada dalam kesesatan yang nyata". (Surat Ali Imran ayat 164).

Jika Roh kita telah suci, yang hanya dapat terlaksana dalam gabungan dengan Roh Muhammad ( = beriman secara fusif dan tahqiq), barulah kita berzikir dalam frekuensi tak terhingga (∞) itu, maka sesudah itu, barulah tiba saatnya untuk mendirikan shalat dengan menyebut "ALLAHU AKBAR" dalam shalat yang khusuk.

Wadzakarasma rabbihii fashallaa.

Artinya : "Zikirlah akan Tuhanmu dan tegakkanlah Shalat." (QS.Al A’la : 15).

Tentu zikir yang dimaksud seperti yang kita utarakan di atas,yaitu dengan rukun dan syaratnya. Shalat yang begini rupa dipersiapkan sebelum munajat, akan mempunyai harapan besar sekali sebagai : Ashalatul mi’rajul mukminiin, dalam maqam ihsan,maqam muraqabah dan maqam musyahadah pada ALLAH SWT.

Bukan jasmani kita saja yang harus suci dalam shalat, lebih-lebih lagi roh kitapun harus suci dari noda-noda syirik khafi.

Jika jasad disucikan dengan air bersih, maka roh hanya dapat disucikan dengan Roh yang suci pula dan dengan Zikrullah.

Sebaliknya jangan coba-coba mengkhayal akan dapat masuk Surga.

Tanpa memakai faktor tak terhingga (∞ ) tersebut di atas, jangan berharap dapat berhubungan dengan ALLAH langsung, tanpa faktor tak terhingga (∞ ), walaupun ALLAH itu berada lebih dekat dengan urat Iehermu.

Kalau frekuensinya tak diperoleh, tak mungkin ada hubungan dengan ALLAH SWT. Seperti radio kita, kita Ietakkan 1 mm jaraknya daripada sebuah pemancar radio, dengan frekuensi yang tak sama, radio kita tidak akan mengeluarkan suara pemancar tersebut.

Waka-ayyin min aayatin fissamawaati wal ardhi yamurruuna `alayha wahum `anhaa mu`ridhuun

Artinya: "Dan banyak sekali tanda-tanda(kekuasaan ALLAH) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya" (QS.Yusuf :105).

Wayadhribul laahul amtsaalaa linnaasi wal laahu bikulli syai-in ‘aliim.

Artinya: "ALLAH banyak membuat perumpamaan-perumpamaan dalam melipat gandakan petunjuk-Nya kepada manusia. Dan ALLAH Maha Mengetahui segala-galanya. (Surat An Nur ayat 35).

OIeh sebab itu, semasa kita hidup, sebelum mati, kita harus berjuang sehebat-hebatnya dengan segala daya upaya, untuk mendapatkan faktor tak terhingga (∞) ini, dan ini hanya berada dalam Dada/Rohani Rasululiah SAW.

Sesuai dengan ayat AlQuran :

Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha haqqa tuqaatihi, wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun”

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada ALLAH sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati sebelum menjadi orang yang Muslim" (QS.Ali Imran : 102).

Pada baris nomor 6 rumus di atas, tertulis :

∞ = ∞ x t atau ∞ = v x ∞ ini berarti kalau v= ∞, maka t-nya boleh terbatas, tetapi kalau v-nya terbatas, maka t-nyalah yang harus ∞ Jadi kalau t = ∞ (tak terhingga), maka waktunya untuk sampai pada ALLAH adalah tak terhingga, dan ini berarti bahwa kita tidak akan sampai-sampainya pada ALLAH SWT sampai hari Kiamat, walaupun kita terbang dengan alat apa sajapun selama bermilyard-milyard tahun lamanya, walaupun dengan akal dan ma’rifat apa saja pun, karena kapasitasnya terbatas, bukan tak terhingga. Ini berarti bahwa Roh kita tetap akan gentayangan untuk selama-lamanya di alam roh yang Iuas, yang tak bertepi, tak berujung dan tak berpangkal, tanpa pedoman hingga akhirnya hancur berantakan, karena sudah pasti disambar dan diperdayakan oleh jin, setan atau iblis. Kemana hilangnya atau musnahnya? Wallahualam. Tetapi pasti tidak dan bukan kembali pada ALLAH SWT, karena untuk sampai pada ALLAH harus wajib memakai frekuensi tak terhingga (∞), yang hanya berada dalam dada Rasulullah yang hanya dapat diwarisi dari Rasulullah SAW.

Ini pulalah sekaligus kunci terbesar satu-satunya daripada segala ibadat, karena hanya dengan mendapatkan frekuensi tak terhingga (∞) daripada ALLAH SWT, mengalirlah kekuatan Kalimah ALLAH yang maha Sakti secara murni langsung melalui sukma Rasulullah SAW dan melalui arwahnya Sang Mukmin yang telah khalis mukhlisin, tepat menuju sasarannya, dengan energi yang tak terhingga, yang maha dahsyat yang dimiIikiNya, maka hancurlah bukit, gunung, iblis setan atau Iawan apa saja, walaupun atom dan nuclear sekalipun, akan hancur luluh, kalau dihadapkan pada oer atom Kalimah ALLAH yang maha-maha dahsyat ini.

Dengan tenaga tak terhingga dari segala kekuatan di bumi dan Iangit, dunia dan Akhirat, barulah berlaku realita : A’uudzu billahi minasy syaithaanir rajiim dan lain-lain ayat, dalam arti kata realita yang sebenar-benarnya, jika telah dihadapkan langsung pada Kalimah ALLAH mahasakti yang khalis dan tulen (bukan Kalimat tiruan “produksi" manusia”).

Inilah dia SENJATA MAHA SAKTI di tangan Mukmin yang PERKASA di segala zaman dari Dunia sampai ke Akhirat, yang diterimanya langsung dari ALLAH SWT via saluran yang Haq, sebagai maha “Controller” dan “Big Conductor” dari ALLAH SWT yaitu : Arwahul muqaddasah Rasulullah SAW (Fazikrullah la’allakum tuflihuun).

“Eureka! Eureka! Eureka! Wir haben das grosse Geheim gefunden!"

“Selamat! Selamat! Selamat! Kita telah menemukan Rahasia Maha Sakti Kalimah ALLAH Yang maha Dahsyat!"

Hidup kaum Mukmin! Hidup Al Islam Mulia Raya! Hidup kaum Mufarridun !

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd.

(22)

Kita telah menemukan Rahasia Maha Akbar, walaupun baru dalam teorinya saja. Rahasia yang dicari-cari Umat di Dunia,Umat yang pertama sampai Umat yang penghabisan, yang dicari Umat ber-Agama yang pertama dan Umat ber-Agama yang penghabisan.

Dan kalau ini belum ditemuinya, hidupnya belum sampai pada tujuan fitrahnya, masih sia-sia, karena ia tak akan pernah sampai pada Tuhannya hingga kiamat dunia dan tetap terlunta-lunta untuk selama-lamanya!!! (Sesat engkau sekalian kecuali yang Kuberi taufiq. Hadits Qudsi, sabda Nabi ). Dan inilah inti sebenarnya dari Hablum Minallah yang dihawa oleh tiap-tiap Agama At Tauhid melalui Rasulnya masing-masing, yaitu Nur llahi, Nur Muhammad, huwal awwalu wal akhiru, yang dapat menjelma menjadi 99 Asma’ul Husna, dengan segala sifat-sifat kebesaran-Nya, yang dapat menjelma di dalam ayat-ayat Al Qur’an yang Maha Angker, karena berisi dengan kalimah ALLAH = Nur Ilahi = Nur Muhammad Yang Maha Angker dan Maha Sakti, langsung dari maha sumber aslinya sendiri, yang dapat ditransfer menjadi segala macam ayat-ayat yang berisikan Kalimah inti yang Maha Hidup, sehingga semua ayat itu akan hidup dan bertenaga Maha Dahsyat, untuk memenangkan Agama ALLAH Mulia Raya sepanjang masa, kekal dan ABADI karena melalui frekuensi tak terhingga (∞), mengalir Kalimah ALLAH langsung dari Maha Sumber-Nya via Rasulullah, sebagai Controller dan Conductornya, bukan ayat-ayat yang diproduksi manusia-manusia sendiri, ayat-ayat yang memang berbunyi serupa, tetapi tidak berisi Kalimah Inti yang maha hidup!

Inilah rahasia Senjata ALLAH maha dahsyat di tangan para Rasul dan para Wali yang kenamaan dari abad ke abad, yang dijolok dan dikeluarkan melalui hukum-hukum llmu Tasauf dan Sufi Islam, dengan metode teknisnya yang tepat, yang ilmiahnya diuraikan dengan ilmu Metafisika Eksakta, bidang yang sama sekali bukan terletak dalam ilmu Fiqih Islam.

Di sinilah secara khas kehebatan llmu Kerohanian dan Metafisika Eksakta.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd!

III. SUMBER KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN UMAT BERAGAMA

(23)

Segala Firman-firman ALLAH yang tertuang nyata dalam AIquran, dalam bahasa yang tak berhuruf dan tak bersuara, terus disampaikan melalui Roh Rasul, kemudian diterjemahkan dalam bahasa manusia, dan melalui ucapan-ucapan Rasulullah, disampaikan kepada Umat sedunia. Jadi yang bicara sebenarnya, yang berfirman adalah ALLAH sendiri yang Haq, melalui Sang Rasul.Bila Umatnya hanya bisa menyebut-nyebut dan membaca ayat-ayat itu kembali, tanpa memakai alat/faktor tak terhingga (∞), ini berarti bahwa Umat hanya meniru bunyi, tidak ditingkatkan dan diteruskan pelajarannya untuk meniru pelaksanaan daripada tekniknya!

Di sinilah letaknya "kesaIahan" kita semua Umat yang ber-Agama,sehingga Agama Akhirnya kehilangan keramatnya, karena telah bertukar ujud, yaitu menjadi semata-mata ”kebudayaan manusia” belaka. Walaupun syiar Agama masih ada, tetapi isinya yang maha keramat telah hilang, karena ALLAH yang Maha Sakti tidak diikut-sertakan lagi di dalamnya, dalam arti yang sebenar-benarnya. Umat tidak diajarkan cara menggabungkan diri Rohaninya dengan diri Rohani Rasulullah lebih dahulu, sebelum mendirikan ibadatnya (ilmu tersebut termasuk dalam bidang Sufi) sehingga tidak memiliki frekuensi tak terhingga ( ∞) dan oleh karenanya ALLAH tidak ikut serta dalam gerak-gerik ibadatnya! Yang diajarkan hanya pelaksanaan teknis daripada zahir ibadat saja (ilmu Fiqihnya saja).

Di sinilah letaknya "Slip” yang terbesar dari seluruh Dunia ber-Agama.

Agama yang begini rupa beserta Umatnya, lambat laun akan kalah dan akhirnya hancur dibabat, oleh kehebatan-kehebatan teknologi modern, dengan segala kejahilannya dan kelalaian-kelalaiannya.

Konperensi Tingkat Tinggi (K.T.T.) seluruh Dunia Islam,yang beberapa kali bersidang pun, tak mampu mengutuk hanya satu negara Yahudi saja pun, yang telah nyata menodai Baitul Muqaddis. Mesjid suci ke-3 kaum muslimin sedunia; Israel oleh karenanya tambah lama tambah sombong dan congkak juga kejahatannya.

Sedangkan pada zaman dahulu kala, umpamanya pada zaman Maha Bharata, selalu dapat kita baca, bahwa tiap-tiap kutukan, berbekas dan memusnahkan!

Tanda bukti yang nyata, bahwa kutukan Islam sedunia, dewasa ini adalah kosong melompong belaka isinya, tak mempunyai kekuatan apa-apa lagi, karena tidak diikut-sertakan tenaga metafisika Ketuhanan (Islam), yang hanya dapat dijolok dan disalurkan menuju sasarannya oleh metode pelaksanaan teknis metafisis yang terletak dalam bidang ilmu Tasauf dan Sufi Islam.

Lihat para Rasul pada Zaman dahulu kala, umpamanya Nabi Musa a.s.,ia mampu “membelah” lautan. Jelas bukanlah Musa, sebagai anak manusia, yang mampu melaksanakan pekerjaan “maha hebat” itu, tetapi sudah jelas langsung tenaga Alam Metafisika Ketuhanan yang melaksanakannya, yang dijolok/disalurkan/di-"doa"-kan (ucapan secara tradisional) via anak manusia yang bernama Musa a,s. (itulah dia Insinyur ALLAH Ta`ala yang menguasai hukum-hukum ilmu PHYSIKA di ALAM META!).

Hukum-hukum ini tidak terletak dalam Hukum-hukum Fiqih. Analog dengan itu pula, lnsinyur elektronika di alam fisika yang "nyata" yang bernama Prof. Dr. Lorenz yang sudah tua itu, ternyata "mampu" pula mengangkat ribuan mobil yang beratnya ribuan kilo dari pelabuhan, ke dalam perut kapal yang besar, dengan menjolok/ menyalurkan/ men"doa"kan (= ucapan secara tradisional) tenaga-tenaga hebat dari alam fisika elektronika, sebagai karunia dari alam Ketuhanan.

Semua ilmu ini terletak dalam hukum-hukum Fisika (alam di bawah alam Metafisika), bukan dalam hukum Pidana atau Perdata!

Begitu juga para Rasul di zaman dahulu dapat menyalurkan kekuatan-kekuatan metafisika Ketuhanan itu, guna mendukung Sarana-sarana Pembangunan Mental = Pembangunan Agama At Tauhid di masa itu, dan jika perlu tenaga dahsyat tersebut dapat dipakai untuk menghancurkan lawan-lawan berat, yang anti pembangunan Agama At-Tauhid, misalnya menghancurkan kekuatan kekuatan hebat dan sakti dari raja-raja Agung seperi Fir’aun, Namrud,Abu Syufyan dan Abu Jahal, Rakyat Nabi Nuh, Rakyat Nabi Luth, yang engkar dan Iain-Iain. Begitulah kekuatan-kekuatan metafisika Ketuhanan pada zaman dahulu yang diperlihatkan oleh para Rasul, untuk Pembangunan Agama/ Mental/Jiwa luhur, sebagai syarat mutlak untuk pembangunan kelestarian kehidupan yang harmonis, serasi,aman, tenteram dan makmur yang merata.

Jadi tegas kelihatannya, kekuatan metafisika dalam Agama/Ketuhanan Yang Maha Esa, harus dijolok keluar dengan ilmu yang menembus alam metafisika itu dan dipraktekkan sekaligus, sesuai dengan metodenya yang tepat dan sesuai dengan kehendak hukum-hukum alam itu sendiri. Jelas kelihatan, bahwa dengan tenaga metafisika Ketuhanan di tangan para Ahli (= para Rasul) Agama At-Tauhid (yang membawa kehidupan aman tenteram, bahagia dunia akhirat) pada zaman dahuIu dimulai dipertahankan dan dimenangkan dengan sukses dan gilang gemilang dan pada zaman sekarang undang-undang hidup itu tetap berlaku, karena pada HAKEKAT-NYA,kemenangan dalam hidup dan kemenangan Agama ialah Kemenangan dalam pertempuran melawan AlIblis laknatullah yang dahsyat! Oleh sebab itu senjata sakti penakluk iblis itu harus dipelihara terus, harus dipelajari terus, harus diasah terus dan harus terus dimahirkan pendaya gunaannya. Kalau tidak, keruntuhan moral Agama dan moral Bangsa, telah dapat diramalkan walaupun syiar syariat agama masih berkumandang, namun kehancuran dunia lambat Iaun akan tiba berangur-angsur.

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Laa taquumus saa’atu hatta Iaa yabqaa ‘alaa wajhil ardhi mayyaquulu ALLAH, ALLAH.

Artinya : "Tiada akan datang Kiamat. kecuali kalau tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH, ALLAH" (Hadits riwayat Imam Muslim). (= Kalimah ALLAH asli yang disalurkan dari sumber-Nya, karena dijolok keluar oleh para “Teknokrat" Ilmu Kalimah ALLAH- para Khalifah ALLAH, para Aulia ALLAH/para Rijalullah laki-Iaki ALLAH yang gagah perkasa).

Oleh sebab itu tenaga-tenaga energi-energi metafisika tersebut di atas, penting sekali sebagai motor yang dapat mendukung Pembangunan Raksasa Bangsa Indonesia yang Besar menuju cita-cita Iuhur Proklamasi 45, berlandaskan falsafah PANCASILA dan UUD 45 NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang kita cintai bersama.

Di sini terbukti lagi keunggulan ILMU KEROHANIAN dan METAFISIKA EKSAKTA dengan salah satu tujuan emasnya yang gilang-gemilang, yaitu untuk mendukung dan mensukseskan PEMBANGUNAN BANGSA dan NEGARA REPUBLIK INDONESIA dengan tenaga Metafisika Ketuhanan.

(24)

Akhirulkalam, wahai kaum ber-Agama di seluruh Dunia, terutama kaumku kaum Muslimin yang kucintai semua, marilah kita sadari benar-benar, bahwa kita berada di dalam Kurun XV H, Kurun penuh dengan ancaman-ancaman bahaya-bahaya, dari segala macam rupa,corak dan ragamnya,

maupun dalam bentuk peperangan dahsyat yang mengancam terus menerus, huru-hara, kelaparan, demoralisasi, narkotika, penyakit aneh-aneh, bencana-bencana alam, gempa bumi, galodo, banjir, kebakaran, sindikat-sindikat destruktif dan lain-lain, yang semuanya ini, meminta keprihatinan yang sangat serius dari kita semua.

Marilah kita menghayati dan mendalami dan mengamalkan ayat Akbar dari ALLAH SWT dalam AI Quran, untuk menyelamatkan kita dari segala macam ancaman tersebut di atas, yaitu menghayati dan mengamalkan ayat :

Yaa ayyuhal ladziina aamanushbiruu wa shaabiruu wa raabithuu wattaqullaaha la’allakum tuflihuun.

Artinya :"Wahai orang -orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada ALLAH,supaya kamu beruntung (QS Ali Imran : 200).

Dan mudah-mudahan ia akan membuahkan pahala Agung,sebagaimana yang difirmankan ALLAH dalam AIquran, ayat yang penuh kebahagiaan dan kemenangan yaitu :

Yaa ayyatuhan nafsul muthmainnah, irji‘ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyyah, fadkhulii fii ‘ibaadii wadkhulii jannatii

Artinya :"Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), Kembalilah kamu kepada Tuhanmu,dengan (hati) ridha dan diridhai (Tuhan). Maka masuklah kamu dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah kamu ke dalam SyorgaKu" (Al Fajru, ayat 27-30).

Kesimpulan : Mulai dari Dunia terus sampai ke Akhirat.

(25)

Wahai kaumku kaum ber-Agama, khususnya kaum Muslimin yang kukasihi di seluruh dunia, bersama ini aku mohon diri; dan dengan kerendahan hati, mohon dimaafkan sedalam-dalamnya atas kemungkinan kaumku tersinggung di sana-sini akan uraian-uraian di atas, karena tajam dan pedasnya, tetapi melihat Kurun yang sudah begitu melarut, dan suasana dunia seperti sekarang ini, kami merasa hanya inilah obatnya satu-satunya untuk menyehatkan dan memenangkannya, yang telah terbukti mujarab sekali dalam Iingkungan terbatas yaitu antara + 2 juta manusia, yang telah diriset selama + 35 tahun lamanya atas dasar lslam (Fiqih dan Tasauf/Sufi) dan ilmu Metafisika

Eksakta. Maka inilah yang dapat kami sumbangkan pada Dunia, dengan niat yang sekhaIis-khalisnya demi keselamatan kita bersama.

Semoga Taufiq dan Hidayah ALLAH SWT selalu beserta kita sekalian. AMIN.

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi Wabarakatuh.

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina Muhammad!

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina wa maulana Muhammad!

Allahumma shalli ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa habiibina wa syafi’ina wa zukhrina wa maulana Muhammad!

Hormat kami,

PROF. DR. HAJI KADIRUN YAHYA

Catatan Kaki :

1. Menurut Rasul kaum Mufarridun ialah kaum yang mendapat Syurga (selalu beserta ALLAH sebelum mati)

2 ان الله يبعث لهٰذه الامة على رأس كل مأة سنة من يجدد لها دينك

Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk ummat ini tiap-tiap seratus tahun, orang-orang hambanya yang membaharui (cara pengertian) agamanya. (HR Abu Dawud).

Pengertian :

Allah akan membangkitkan/mengangkat seorang Hamba-Nya untuk mennjadi “Pembaharu" pada kalangan Umat yang beragama Islam.Untuk itu ketahuilah : Allah akan membangkitkan dalam Qurun setiap seratus tahun, seorang Hamba-Nya yang menemukan dan mengungkapkan penemuan-penemuan ilmu –ilmu baru dalam agama Islam ("meIalui ilmu laduni"). la akan mengungkapkan tentang Iandasan ilmiah daripada metode ibadat atau cara-cara beribadat dalam Islam yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan Umat manusia pada zamannya dan sesuai pula dengan peraturan-peraturan ALLAH dan Sunnah Rasul-Nya, Muhammad SAW. Ini berarti, ia juga menguatkan dan mengajak umat agar taat dan rajin melaksanakan amal ibadat Agama Islam, dengan syarat-syarat yang ditentukan ALLAH dan Rasul-Nya sesuai pula dengan dasar analisa ilmu pengetahuan manusia, kecerdasannya, baik untuk amal ibadah kehadirat ALLAH SWT,maupun untuk ibadah terhadap sesama manusia (Hablum minaIIaahdan Hablum minannaas), Dalam Agama dinamakan seorang Mujaddid. (lihat buku GERAKAN PEMBAHARUAN DALAM ISLAM)- At Tajdid fil

Islam - S. Ali Yasir,Jilid I, P.P. Yayasan Perguruan Islam Republik lndonesia, Yogyakarta. 1978).Komentar : Jadi ia bukan sekali-kaIi membuat Agama baru. Tetapi mengungkapkan pandangan- pandangan Ilmiah yang baru yang selama ini belum diungkapkan oleh kaum Muslimin di Dunia, karena waktu itu belum sesuai dengan zamanny a, sehingga Islam tambah hebat peranannya, dalam hidup dan kehidupan di Dunia sampai ke Akhirat, yang membawa kemenangan haqiqi di mana saja.

3 Berimam-imam dengan tahqiq, berarti mengikut dengan Tahqiq

4 H Salim Bahreisy :Terjemahan AI-Hikam (Pendekatan abdi pada KhalikNya) ; Penerbit "Balai Buku" Surabaya, cetakan ke 3. 1980 hal 116

at kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS. YUNUS:93)

MUTIARA ALQURAN DALAM CAPITA SELECTA JILID III

Jilid III

TENTANG

AGAMA - METAPHYSIKA - ILMU EKSAKTA

diutarakan dalam judul

QUO VADIS ummat Manusia dengan Ilmu BEDAHNYA?

QUO VADIS seluruh ummat Manusia dengan AGAMANYA?

dan

Uraian Ringkas tentang AYAT AL-QUR’AN: NURUN ALA NURIN

dan WASILAH

Tanggal 15 Februari 1985

I.BUKU ini KHUSUS ditujukan kepada Beliau-beliau yang di bawah ini :

1. Para Ahli Tasauf

2. Para Ahli Fisika dan Ahli Fikir lain-lainnya

3. Mereka yang meriset dan mencari kebenaran

4. Para Ahli Teknologi dan Ahli Eksakta lainnya (Para Dokter, Insinyur, Teknolog yang beriman dan Taqwa)

5. Para Ulama yang berpandangan Luas dan Dalam

6. Para Negarawan, Pimpinan Angkatan Bersenjata dan Pimpinan Masyarakat yang berilmu, beriman dan taqwa.

II. ISI BUKU ini DILARANG untuk diamalkan sendiri-sendiri TANPA PIMPINAN WALIYAM MURSYIDA, karena PERJALANAN yang ditempuh adalah sangat Halus dan Luas, penuh Bahaya Tersembunyi, yang tidak kalah mungkin dapat dilihat dan diukur oleh si Pengamal, tanpa KONTROL/Pimpinan dari WALIYAM MURSYIDA yang telah mendapat BREVET BESAR/IJAZAH BESAR dari Para Ahli Silsilah yang disyahkan.

III. Mereka yang Bukan Ahli Tasauf, Bukan Ahli Ilmu Eksakta,Bukan Ahli Filsafat atau Ahli Fikir, dan Ulama yang Tidak Berpandangan Luas dan Dalam, rasanya Tidak Mungkin dapat memberikan Penilaian akan Buku ini, karena Tidak memiliki Bahan secukupnya untuk itu.

KATA PENGANTAR

Perkembangan Ilmiah pada masa akhir-akhir ini telah bergerak sedemikian jauh, hingga sampai pada batas menjelajahi bidang-bidang yang selama berabad-abad sebelumnya, belum sampai dijamah. Bidang-bidang keilmuan telah mulai memasuki hingga sampai pada batas-batas keilmuan alam Fisika, dan mulai bidang-bidang Parapsikologi dan lain-lain.

Sebagaimana terlihat dalam Ilmu Fisika, tentang teori medan gabungan dari Einstein dan azas-azas ketidak tentuan Heisen Berg serta Ilmu-Ilmu Parapsikologi dan Ilmu Kosmologi.

Ilmiah sekarang mulai menjamah bidang-bidang batas keilmuan antara Ilmiah Filsafat dan Agama dan pada umumnya ilmiah mulai kelihatan gagal dalam missionnya, bila menghadapi masalah-masalah tersebut di atas, karena sebetulnya hakikat tertinggi dari wujud alam ini harus ditembus melaui ilmu-ilmu Agama (khususnya dalam bidang Tasaufnya) bersama-sama dengan Ilmu Teknologi Modern yang halus dan tinggi, sebagaimana terlihat dalam Kuliah-Kuliah /Uraian-uraian Bapak Prof.DR.H.S.S KADIRUN YAHYA MA, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi di Medan, seorang Guru Besar dalam Ilmu Fisika-Kimia, sekaligus pula Guru Besar dalam lmu dan Sufi (seorang sayyidi syaikh, yang benar-benar ahli dalam Ilmu Teori dan Prakteknya) yang kesimpulannya ialah : Belief in God is no longer more a Belief, but it has become a science of the highest dimension.

Kepercayaan pada Tuhan, bukan lagi merupakan kepercayaan semata-mata, tetapi kepercayaan telah bertukar wujud menjadi ilmiah yang setinggi-tinggi dimensinya.

Sesuai dengan sabda-sabda Rasulullah :

الإسلام علمي و عملي

“Islam adalah Ilmiah dan Amaliah”(HR Bukhari)

الإسلا م يعلوا ولا يعلى عليه

“Islam itu sangat tinggi (Ilmiahnya dan Amaliyahnya) tiada yang dapat melebihinya/mengalahkannya (ilmiayahnya dan amaliyahnya tak ada taranya = ∞ )” (HR.Bukhari)

Dengan demikian, Kepercayaan telah menjadi Keyakinan yang sangat Ilmiah,sehingga Iman dan Taqwa menjadi Maha Kuat.

Dan kepercayaan dogmatic pasti akan hilang lenyap ! Khilafiah pasti akan musnah habis ! Dengan sendirinya kesatuan faham dapat terwujud dengan gemilang ! Yang melahirkan kesempurnaan HABLUMMINANNAS dan kemurnian HABLUMMINALLAH. Ayat-ayat Quran yang mutasyabihat akan dapat diungkapkan maknanya yang sebenar-benarnya!

Segala Aliran Kebatinan yang tidak menentu dan menyesatkan, yang selama ini oleh Agama-Agama yang diakui, tidak mampu membendungnya, pasti akan lebur dengan sendirinya.

Dan semuanya ini berarti : Kemenangan yang tiada taranya, khususnya bagi seluruh Kaum Muslimin di Dunia, umumnya kemenangan bagi seluruh umat beramat di seluruh dunia.Teristimewa kemenangan terhadap atheisme, Syirik-isme, Kafir-isme dan lain-lain sebagainya, kemenangan secara zahir dan batin dan teknologis.

الحمدلله رب العلمين

LIMTI adalah sebuah Lembaga Ilmiah yang bergerak untuk membuktikan kenyataan-kenyataan di atas, lewat pembahasan - pembahasan yang sangat ilmiah dan pengalaman-pengalaman yang empiris, serta pembuktian Metafisika secara Ilmu Eksakta.

Buku ilmiah berikut ini, yang kami anggap sangat tinggi nilainya, juga menunjukkan jalan keluarnya terhadap pemecahan persoalan-persoalan yang sangat pelik yang dihadapi Dunia Internasional serta Perikemanusiaan dalam zaman mutakhir dewasa ini, kami beri nama :

MUTIARA ALQURAN DALAM CAPITA SELECTA III TENTANG AGAMA METAFISIKA ILMU EKSAKTA

Sebagai lanjutan dari pada CAPITA SELECTA Jilid I dan CAPITA SELECTA Jilid II, gubahan dari yang sangat kami hormati Bapak PROF.DR.H.KADIRUN YAHYA, yang kedua-duanya juga mempunyai nilai yang sangat tinggi, dalam membina Agama dan Kemanusiaan sepanjang masa.

Sumbangsih LIMTI ini, selain untuk tujuan yang tersebut di atas, khususnya pula adalah dalam rangka upayanya, untuk menegakkan TAUHID yang sebenarnya di Bumi Persada Indonesia, membela Panji-Panji Kebesaran KALIMATULLAHI HIYAL ULYA, demi terciptanya Manusia Pembangunan Seutuhnya, sebagai sumbangsihnya terhadap Negara Republik Indonesia yang kita cintai, yang berdasarkan Azas Tunggal PANCASILA dan UNDANG UNDANG DASAR 1945.

Akhirulkalam LIMTI mengucapkan terima kasih atas sumbangan dan buah pikiran dalam tulisan ini kepada DR.S.SOEWANDI FICS, semoga amal baktinya diterima Allah SWT.

Sekianlah prakata ala kadarnya dari Risalah “Sakral” yang sangat bernilai nilai ini, semoga kita semuanya mendapat Taufik dan Hidayah dari Allah SWT. Amin.

Medan, 15 Februari 1985

Wassalam dari kami,

LEMBAGA ILMIAH METAFISIKA TASAUF ISLAM

( LIMTI )

PROF.DR.HAJI SAYYIDI SYECH KADIRUN YAHYA………Chairman

DRS.HAJI M.JAFAR ALI SH……………………………………Direktur I

DRS.HAJI ACHMAD MUDJIB………………………………….Direktur II

DR.HAJI S.SOEWANDI FICS…………………………………...Direktur III

DRS.HAJI ISKANDAR ZULKARNAIN,SH…………………….Staf Ahli

DRS.HAJI A.KHALIK FAJDUANI,SH………………………….Staf Ahli

DRS.HAJI SYAHRIL MALIK…………..Perwakilan Jakarta/seluruh Jawa

KIYAI ZARKASYI………………………………………Staf Ahli, Jakarta

KIYAI MUCHTAR GHAZALI………………………….Staf Ahli, Jakarta

KIYAI HAJI A.WAHID…………………………………Staf Ahli, Jakarta

DRS.HANNA DJUMHANA B………………………….Staf Ahli, Jakarta

IR.ABDURRACHMAN MUSTAZIR…………………...Staf Ahli, Jakarta

MOTTO :

الإسلام علمي و عملي

Al Islam adalah Ilmiah dan Amaliah (HR Bukhari)

Namun LIMTI TIDAK mengilmiahkan TUHAN, LIMTI hanya mengilmiahkan APA-APA yang diciptakan-Nya. Sesuai dengan Hadis Riwayat Najjar dan Rafi’i dari Abu Hurairah : Berfikirlah kamu tentang apa yang diciptakan Allah dan jangan berfikir tentang ZATNYA.

LIMTI TIDAK mengumpamakan TUHAN dengan SESUATU apapun, LIMTI hanya menunjukkan, PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN yang ada di Alam Fisik, yang menunjukkan KEBESARAN-KEBESARAN ALLAH SWT di Alam METAFISIK. Sesuai dengan Firman Allah dalam Alquran :Surat Asy-Syura ayat 11:Tak ada suatu pun yang menyerupai-Nya, DIA Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Tafsir Mahmud Yunus) .Surat An-Nur ayat 35 : Allah menunjukkan beberapa perumpamaan untuk manusia, Allah Maha Mengetahui tiap-tiap sesuatu (Tafsir Mahmud Yunus).Surat Yusuf ayat 105: Beberapa banyaknya Ayat-ayat (tanda-tanda Allah) di langit dan di bumi, sedangkan mereka melewatinya, tetapi mereka berpaling dari pada-NYA (Tafsir Mahmud Yunus)  

LIMTI TIDAK mempersoalkan hal-hal yang bersangkutan dengan RUKUN IMAN,RUKUN ISLAM, AQIDAH ISLAM dan ILMU TAUHID, semua TIDAK diganggu gugat barang satu zarah pun, karena semua itu SETTLED dengan SEMPURNA oleh Allah SWT.

LIMTI adalah salah satu lembaga yang berfungsi sebagai BHAYANGKARA ISLAM dan yang bertekad menjadi Pahlawan Islam terhadap Kafir-isme, Syirik-isme dan lain-lain, atas dasar AlQuran, AlHadis dan Ilmu Eksakta.

LIMTI merupakan TEROMPET yang mengumandangkan Kemenangan AlIslam dan menunjukkan adanya ENERGI yang MAHA DAHSYAT yang selama ini Tersimpan, Terpendam dan Tersembunyi di dalam METAFISIK ALQURAN dan ALHADITS, dan menunjukkan cara mengeluarkannya, Energi mana bukan saja mampu membentengi diri Ummat Islam, tetapi juga MAMPU menghadapi segala macam senjata Mutakhir apa saja pun dan dari mana saja pun di akhir zaman.

LIMTI adalah TEROMPET dari Fakultas Ilmu Metafisika (atas dasar Ilmu Eksakta) dari Universitas Pembangunan Panca Budi yang merupakan hanya satu-satunya Badan Ilmiah di Dunia yang menggalai secara sangat Ilmiah Isi Teknologi Alquran dan AlHadits untuk dapat dimanfaatkan bagi kemenangan zahir batin ummat beragama di akhir zaman demi kebesaran Kalimatullahi hiyalulya!

KATA PEMBUKAAN

Surat An-Nur, ayat :

35. Allah (memberi) nur (cahaya)langit dan bumi. Umpama cahayaNya, seperti sebuah lubang di dinding rumah, di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam gelas. Gelas itu seperti bintang yang berkilau-kilauan. Pelita itu dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati, yaitu minyak zaitun yang (tumbuh) bukan di Timur dan bukan pula di Barat,minyak itu hampir bercahaya dengan sendirinya, meskipun tiada disentuh api. Cahaya berdampingan dengan cahaya. Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya kepada cahaya-Nya itu. Allah menunjukkan beberapa contoh untuk manusia. Allah Maha Mengetahui tiap-tiap sesuatu.

36. Pelita itu dalam rumah (mesjid) yang telah diizinkan Allah menghormatinya dan menyebut nama-NYA dalam rumah (mesjid = rumah Allah) itu, serta bertasbih di dalamnya pagi dan petang.

37. Beberapa orang laki-laki yang tidak lalai karena perniagaan dan tiada pula karena berjual beli dari mengingat Allah dan mendirikan sembahyang serta memberikan zakat; mereka takut akan hari yang berguncang segala hati dan pemandangan di waktu itu.

38. Supaya Allah membalasi mereka dengan yang terlebih baik dari amalan mereka dan menambah kurnia untuk mereka. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan tiada terhisab (tak terhingga).

39. Orang-orang yang kafir amalan mereka itu, seperti bayangan panas di padang pasir, orang yang haus mengira, bahwa itu adalah air. Sehingga apabila ia sampai ke tempat itu, ia tiada mendapati suatu apapun dan dia tiada mendapati rahmat Allah di sisi amalannya, lalu Allah menyempurnakan perhitungannya, Allah amat cepat perhitungan-Nya.

40. Atau amalan mereka seperti gelap gulita di tengah-tengah laut yang dalam dilamun ombak, di atas ombak itu ada ombak pula,di atasnya ada awan. Gelap-gulita bercampur gelap-gulita. Apabila seseorang mengeluarkan tangannya, hampir ia tiada dapat melihatnya. Barang siapa yang tiada diberi Allah cahaya, maka tidak adalah cahaya untuknya.

41. Tidaklah engkau tahu, bahwa siapa yang di langit dan di bumi dan burung terbang di udara, semuanya tasbih (tunduk) kepada Allah. Masing-masingnya Allah mengetahui do’anya dan tasbihnya.Allah Maha Mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan.

42. Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah tempat kembali.

Kesimpulan/Ringkasan :

Orang-orang yang diridhai Allah SWT ialah mereka yang mendapat Nurun ala Nurin,hati mereka selalu bergantung pada Rumah-Rumah Allah,dan selalu basah lidahnya dengan tasbih dan zikir pada Allah pagi dan petang, mereka tak dapat dilalaikan oleh urusan Duniawi, mereka mereka selalu taat beribadat dan pemurah hatinya, namun hidup mereka selalu dilapangkan Allah SWt, rezki dunianya berlimpah (lebih dari cukup) apalagi kekayaan rohaninya tak terbatas banyaknya dilimpahkan Allah padanya.

Orang-orang yang tidak mendapat Nurun ala Nurin dari Allah, hidupnya gersang, ianya selalu keluh kesah, hatinya gelap gulita pada Makrifat akan Allah, hidupnya seperti dipermainkan gelombang kehidupan,terombang-ambing seperti di atas Samudera yang gelap gulita dan di Akhirat mereka dikumpulkan bersama-sama dengan orang buta, sesuai dengan Firman Allah dalam Alquran :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةًَ ضَنْكًَا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَمَةِ أَعْمَىٰ

"Barangsiapa yang tidak mau zikir akan AKU dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di Akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta (karena semasa hayatnya tidak pernah mau berusaha/berjuang memiliki Nur Cahaya Agung:Nurun ala Nurin dan mereka tidak akan mendapat petunjuk daripada Allah SWT" (QS Thaha :124).

Sesuai dengan Firman Allah

مَنْ يَهْدِ اللهُ فَهُوَالْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًَّا مُرْشِيْدًَا

"Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya sesat,maka tidak ada seorang Waliyam Mursyida (pemimpin peramalan/Zikrullah) yang memberinya petunjuk"(QS Al-Kahfi :17)

-------Sekian KATA PEMBUKAAN ini--------

Tema yang berjudul "QUO VADIS SURGERY" (akan kemanakah ilmu bedah ini) yang dibicarakan pada kongres Internasional College of Surgeon (kongres Ahli Bedah Internasional) di Manila pada bulan Desember 1984 yang lalu telah menggugah

hati seorang Chirurg untuk membahas tema ini, dipandang dari sudut seorang ahli bedah.

Teknologi dan Ilmu Kedokteran makin lama makin maju.Transplantasi alat-alat vital dalam tubuh seperti jantung,ginjal dan hati telah mampu dikerjakan. Bayi tabung berhasil dijadikan.Apakah pada suatu ketika dokter Ahli Bedah itu tidak melakukan sesuatu,yang melampaui batas yang diridhai Allah SWT?

HENDAK KEMANAKAH UMMAT MANUSIA DENGAN ILMU BEDAHNYA ?

Kita mengetahui bahwa manusia itu berbeda dengan makhluk hewan, karena manusia ini merupakan makhluk yang dapat berfikir dan mencari kebenaran. Kebenaran yang dicari manusia dapat dicapai melalui 3 jalur,yaitu :

1. Ilmu Pengetahuan

2. Filsafat

3. Agama

Karena kebanyakan dari manusia merupakan orang awam dan bukan Profesor atau Ahli Filsafat, maka jalur yang paling mudah bagi umat manusia untuk mencapai kebenaran, adalah melalui jalur agama.

Namun di zaman modern dewasa ini, manusia juga sudah pula berfikir sangat sistematis dan sangat "critical".Bila manusia umpamanya hendak melaksanakan sesuatu projek, terlebih dahulu ditetapkannya apa"objective" atau "goal" atau "tujuan" yang hendak dicapainya, untuk kemudian menyusun suatu rencana pekerjaan berdasarkan suatu sistem analisis atau membuat suatu "flow chart".

Bila dewasa ini manusia mengadakan instropeksi tentang apakah sebenarnya yang menjadi tujuan hidupnya di dunia, maka kita akan sadari, bahwa hanya mungkin beberapa orang saja yang telah memikirkan benar-benar dan dalam-dalam apa yang sebenarnya yang menjadi tujuan hidup mereka.Kebanyakan mereka hanya mempunyai satu tujuan hidup duniawi semata-mata, umpamanya pangkat, kesuksesan, kekayaan, kebahagiaan duniawi dan sebagainya.

Di dalam pandangan hidup seorang Muslim, seperti telah diuraikan oleh H.Endang Saifuddin Anshari M.A dalam Kuliah Al-Islam untuk pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi tahun 1980, halaman 91, dinyatakan bahwa tujuan hidup ditinjau dari segi arahnya, dapat dibagi dalam :

1. Tujuan Hidup Arah Vertikal Untuk mendapat ridha /cinta Allah dan berhampir pada-Nya.

2. Tujuan hidup arah horizontal :

a.Ditinjau dari segi lingkungan,

1) Tujuan sebagai individu

2) Tujuan sebagai anggota keluarga

3) Tujuan sebagai warga lingkungan/kampung

4) Tujuan sebagai warga negara/bangsa

5) Tujuan sebagai warga dunia

6) Tujuan sebagai warga alam semesta (Universum)

b. Ditinjau dari segi umum.

1) Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat

2) Rahmat bagi segenap alam.

Bagaimanakah sekarang umat manusia dapat mencapai tujuan hidup secara horizontal ?

a. Dengan memakai Pedoman Hidup yang ditentukan oleh :

1. Alquran

2. AsSunnah

b. Melaksanakan tugas /fithrah hidup berupa ibadah ( mengabdi, melaksakan pengabdian, memperhambakan diri) kepada Allah.

Dapat diumpamakan tujuan hidup horizontal seperti sebuah taman yang diRidhai Allah SWT, di mana kunci pintu masuknya adalah Iman dan Taqwa seseorang pada Allah SWT.

Tetapi ini semua, Alquran dan Hadits, sebagai Pedoman Hidup, dan ibadah sebagai tugas hidup, semuanya merupakan perintah Tuhan bagi manusia dalam hidupnya di Dunia, agar mencapai Ridha Allah SWT Dunia dan Akhirat.

Dan semua itu dilaksanakan oleh jasmaniah dan akal/pikiran kita yang pada suatu ketika akan berhenti, bila kita mati dikubur dan menjadi tanah kembali, dimana akal pikiranpun turut pula lenyap tak berbekas untuk selama-lamanya.

انا لله وانا اليه راجعون

Sekarang kegiatan Tujuan Hidup arah Vertikal ke atas

(URAIAN RINGKAS TENTANG NURUN ALA NURIN)

Bagian dari manusia yang akan kembali ke pangkuan Allah SWT adalah Roh manusia. Oleh sebab itu Roh dalam hidup kita di dunia, selalu juga harus dilatih munajat secara vertikal ke atas, untuk sampai dan selalu berhampiran ke hadirat Allah SWT. Ini hanya dapat dilaksanakan dengan menggunakan saluran Tali Allah.

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berzikir dan Shalat) dan carilah cara (metode untuk mendekatkan diri pada-Nya) dan berjihadlah (sungguh-sungguhlah berjuang, secara intensiflah beramal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu) semoga kamu menang (QS Al-Maidah:35)"

Ayat tersebut jika diuraikan secara terperinci dan teranalisa merupakan TALI ROHANI yang sambung-menyambung, rantai berantai, namun tetap bersatu dengan Rohani Rasulullah, karena pancaran yang terus menerus dan selalu diteruskan dari Nuurun alaa nuurin yahdillaahu li nuurihii mayyasyaa'u.

نور على نور يهدالله لنوره من يشآء

(Nur Ilahi beriring dengan Nur Muhammad, yang diberikan-Nya pada orang-orang yang dikehendaki-Nya (QS An-Nur:35)

Hal ini sesuai pula dengan Firman Allah SWT dalam AlQuran :

وَاعْتَصِمُوْابِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًاوَلاَتَفَرَّقُوْا

"Berpeganglah kamu pada Tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai (QS.Ali Imran : 103)"

Dapat kita terangkan di sini bahwa arti TALI ALLAH dalam arti ZAHIR BATIN ialah :

Arti ke-1 (Zahir) :

Firman-firman Allah dan Hadis Rasulullah yang didengar oleh telinga dan tertulis dilihat oleh mata dan diolah oleh otak, kemudian untuk dijadikan Perangai dan Mental,maka Pribadi kita pun menjadi Islam-lah. Tali Allah zahir tersebut diturunkan Rasulullah secara turun-temurun melalui lisan jasmani Rasulullah. Arti ke-2(Batin) :

Nurun ala nurin bagi Roh kita, yang juga secara turun-temurun diterima dari Rasulullah SAW, bukan memalui lisan Beliau tetapi melalui Rohani beliau, otak kita dapat diajari secara lisan, sehingga ia jadi Islam, tetapi Roh kita tidak dapat di Islam-kan dengan ajaran melalui lisan manusia karena dimensinya berlainan, walau pun ia beserta dengan tubuh jasmani kita sendiri setiap saat.

Untuk meng-Islamkan Roh itu, ia harus diisi dengan Rohani Rasulullah yaitu Nur Muhammad atau Nurun ala nurin, yang diterima Rasul daripada Allah SWT yang berisikan Kalimah Allah murni dan tulen dari Allah sendiri, dengan segala kebesaran dan keagungan-Nya yang bergetar dengan getaran yang Maha Ultra Sonoor, yang Maha Dahsyat, yang tidak mampu diterima oleh bumi,langit,lautan dan seluruh alam,mereka semua kan hancur luluh, yang mampu menerimanya ialah jenis Bani Adam yang dikehendaki Allah SWT,yaitu para Mukmin sejati, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Qudsi Riwayat Abu Daud:

لَمْ يَسَعْنِيْ اَرَْضِيْ وَلاَسَمَائِ وَوَسِعْنِيْ قَلْبُ عَبْدِىالْمُؤْمِنُ الَّيِّنُ الْوَادِعُ

"Tak dapat memuat Zat-Ku,Bumi dan langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah hati hamba-Ku yang Mukmin,lunak dan tenang "

Barulah roh itu Islam dan menjadi Mukmin, seperti Roh Rasulullah SAW sendiri dan sekaligus Roh dari segala para Anbiya Allah, karena Roh ini telah berisi Zat yang sama yaitu Nuurun ala nuurin yahdillaahu li nuurihii mayyasya'u.

Bukankah para Mukmin yang tahqiq pada Allah dan Rasul, sebagai Waritsatul Anbiya berhak mewarisi segala apa yang diterima para Rasul dari Allah SWT , zahir maupun batin.

Janganlah kita beranggapan bahwa Islam yang dikenal selama ini secara zahir atau awam, sudah merupakan Islam keseluruhan. Itu baru hanya sebagian saja dari Al-Islam yang Maha Luas dan yang Maha Dalam.

Islam adalah Projek yang Maha Hebat dari Allah SWT yang Maha Pintar dan Maha Agung.

Projek Prof.Dr.Einstein saja pun menghasilkan Bom Atom dan Bom Nuklir sudah dahsyat, apalagi Projek Allah SWT adalah Maha Dahsyat.

Bukankah Islam dengan kehebatan kalimah Allah-nya, mampu mengatur dan menyelesaikan serta menyempurnakan Kehidupan Mukmin itu di dunia, di Kubur, di Padang Mahsyar,di Titian Sirathal Mustaqim dan di Surga ?

Semua itu harus dan mesti dapat diatur dan diselesaikan dalam kehidupan di dunia ini, bukan di mana-mana !Begitulah dahsyatnya, hebatnya aksi radius Kalimah Allah Haqiqi yang dibawa AlIslam melalui Nur-Nya, sehingga mampu menembus sampai ke kubur,Padang Mahsyar,ke titian Sirathal Mustaqim dan ke surga!

Begitu agung Islam itu, hingga Allah sendiri menyebut

إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّهِ الاِسْلٰمُ

"Sesungguhnya agama yang diridhai pada sisi Allah ialah Islam (QS Ali Imran :19)"

Di dalam Hadispun disebutkan :

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

"Islam itu sangat tinggi,tiada yang dapat melebihinya/ mengalahkannya (HR Bukhari)"

Kalau kedapatan dewasa ini orang-orang Islam kalah di mana-mana di dunia, ia harus benar-benar prihatin dan waspada, bahwa kekalahan Islam di seluruh dunia, adalah merupakan Barometer yang nyata yang menunjukkan bahwa ia sudah slip /tergelincir dari pengalaman Islam-nya, kalau ini berkelanjutan terus menerus begini, Quo Vadis Ummat Islam dengan Agamanya! Ia segera harus mengadakan instropeksi dirinya. Ia harus sadar, bahwa ia tidak lagi mewarisi Kekeramatan, Kedahsyatan, Keagungan, Kemenangan Islam yang haqiqi !Ia harus sadar bahwa kekalahannya bukan terletak pada Syi'ar Zahir Islamnya! Tetapi dalam hubungan haqiqi yang Maha Halus dengan Allah SWT,yang Channelnya, Salurannya sudah tertutup. Di situ letak "slip-nya" dan kekurangannya. !

Bukankah Nabi SAW bersabda :

مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُرَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَيَذْكُرُرَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّت

"Perbandingan orang yang (tahqiq) ingat akan Allah, dengan orang tidak ingat ingat (tidak ada hubungan) akan Allah, adalah seperti orang hidup dengan orang mati" (HR Bukhari,Muslim dan Baihaqi).

Kalau benar-benar orang Islam itu ada hubungannya dengan Allah, maka ia tidak akan mungkin dapat dikalahkan oleh siapa pun di dunia ini.Tidak mungkin orang hidup dapat dikalahkan oleh orang yang mati !

KONKLUSI :

Dan tidak mungkin pula Nuklir dari Negara-negara Super Power walaupun bagaimana hebatnya,mampu mengalahkan "Nuklir" kalimah Allah yang Maha Dahsyat dari Al-Islam.

Disini letaknya ke-Superior-an Khalifah Allah, sebagai satelit/komputer, Aparat yang Maha Dahsyat dari Allah SWT, yang sewaktu-waktu mampu "memuntahkan" atom-atom kalimah Allah, yang akan memusnahkan lawan yang bagaimanapun tangguhnya. Atas dasar Hukum Kehidupan,Energi dari Teknologi Alam Fisik, pasti di bawah/dikalahkan oleh Energi dari Teknologi Alam Metafisika Alquran, yang getarannya maha Ultra Sonoor dan Maha Dahsyat,yang frekwensinya tak terbatas (tak terhingga) dan dimensinya pun tak terbatas tingginya (tak terhingga).

Dalam Ilmu Kedokteran, akal pikiran dan proses kejiwaan, berhubungan dengan otak kita serta bergantung pada kesadaran seseorang. Bila kita tidak sadar atau tidur maka akal/pikiran kita akan berhenti atau hilang. Tetapi Roh kita tetap berada di dalam tubuh kita selama hayat dikandung badan.

Ingat saja bila seorang penderita dibius (berada dalam narkose) atau menderita gegar otak hingga tidak sadar. Pada saat itu segala akal/pikiran dan proses kejiwaan yang dimiliki seorang penderita  akan hilang untuk sementara waktu, selama penderita tidak sadar. Tetapi selama penderita masih hidup, rohnya yang hidup tetap berada dalam tubuhnya.

Karena itulah eksistensi Roh itu terpisah dari akal /pikiran kita, bahkan bertempat pada dimensi yang lebih tinggi dari akal/pikiran, mental dan jasmaniah manusia.

Dengan demikian,Roh tidak termasuk di dalam unsur akal budi dan alam pikiran atau mental, tetapi merupakan suatu unsur tersendiri, yang lebih tinggi kedudukannya dan Roh adalah alat untuk dipakai munajat ke hadirat Allah SWT, sedangkan jasmani bersama akal dan pikiran bukanlah alat untuk dipakai munajat ke hadirat Allah SWT, karena kasarnya.

Roh kita merupakan "zat" yang berasal dari karunia Tuhan dan roh tidak berasal dari air atau gas dan tidak pula berasal dari bumi.

Roh itu dapat mengambil bentuk seperti rupa manusia, karena Roh itu meliputi seluruh tubuh manusia itu sendiri, seperti juga cahaya, electricity, air atau gas, mengambil bentuk dari bejana atau botol, tempat di mana air atau gas itu dimasukkan, atau mengambil bentuk tempat yang dilaluinya. Roh kita berasal dari alam gaib/metafisik, karena berasal dari anugerah Allah SWT, hingga tidak dapat dilihat dengan mata kepala, walaupun ia tidak bercerai-cerai dengan jasmani kita selama hayat di kandung badan.

Tetapi begitu dimasukkan sebagai jenazah ke bumi, tempat asal mula jasmani itu jadi,maka sang Roh pun bercerailah daripadanya dan sang Roh pun menyeberang ke alam baka.

Maka mulailah sang Roh harus mempertanggung jawabkan segala tindak tanduknya,segala gerak-geriknya di dunia, selama ia diberikan alat jasmani serta akal yang komplit dengan segala organ-organ/alat-alat tubuh yang sangat sempurna dan sangat indah.

Jelaslah sudah, bahwa Roh ini mempunyai dimensi yang lebih tinggi dari akal-budi dan pikiran serta mental dan jasmaniah kita, dan oleh karenanya ia harus mempertanggungjawabkan gerik gerik akal dan jasmaniahnya selama ia di dunia.

Fungsi Roh adalah sebagai "Komputer". Ia bisa mendapat input dari alam gaib sebagai "wahyu" bila ia seorang Nabi atau Rasul, atau Ilham bila ia adalah seorang manusia yang saleh dan taqwa. Tetapi selain getaran wahyu/ilham yang positif, Roh itu dapat pula dimasuki getaran-getaran yang berasal dari Iblis di alam gaib/metafisik, yang juga dapat masuk ke dalamnya!

Input yang telah masuk ke dalam Roh itu kemudian mem"programkan"kan pula jasmaniah dan akal kita!

Apakah "program" yang diperintahkan Roh kepada akal/pikiran kita telah mengandung segala perintah Allah sepenuhnya, hingga manusia itu telah melaksanakan Fitrah hidupnya dengan sebaik-baiknya?Apakah ia telah mengabdikan segala-galanya, akal budi dan jasmaniahnya, hidup dan kehidupannya untuk Allah SWT sepenuhnya?

Apakah roh itu sebagai penanggung jawab tertinggi dari segala aparaturnya termasuk akal/pikiran dan lain-lain, telah mengabdikan segala-galanya kepada Allah SWT?  

Apakah sempat pula sang Roh itu tertipu oleh Al Iblis laknatullah, yang merupakan suatu Roh pula yang sangat pintar, sangat halus dan hebat serta sangat sakti dan dahsyat, karena ia merupakan bekas malaikat yang termasuk sangat tinggi ilmunya? Tetapi sayang menyeleweng sehingga ia menjadi musuh bebuyutan dari Roh semua bani Adam!

Di sinilah letak kunci dari segala-galanya di alam jagad ini bagi hidup dan kehidupan kita dari Dunia hingga ke Akhirat, karena manusia-manusia yang Rohnya dikendalikan oleh Iblis, pasti akan merusak jagad raya ini ! Ingat saja akan bom atom dan nuklir dari negara-negara Super Power, yang mampu memusnahkan jagad ini serta kebudayaan manusia seluruhnya hanya dalam beberapa detik saja, jika dikendalikan oleh nafsu angkara murka ! (Prof.Dr.H.S.S Kadirun Yahya,MA: Sekuntum Bunga Dari Taman Firdaus halaman 23-26).

Bagaimanakah sekarang kerusakan jagad raya ini dapat dicegah ? Hanya dengan mengisi Roh ini dengan Kalimah Allah (sesuai dengan Hadis Qudsi) :

لااله الاالله كلا مي وأناهومن قالها دخل حصني ومن دخل حصني أمن من عقا بي

“Laa ilaaha illallaah itu adalah perkataan-Ku, dan ia adalah Aku, siapa yang menyebutnya masuk ke dalam benteng-Ku, dan siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, maka terpeliharalah ia dari siksa-Ku “ (HR. Syairazi).

Menyebutnya tentu harus dengan methode baru dapat masuk dalam benteng Allah.

Juga sesuai dengan Hadis Rasulullah SAW :

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Tiada akan datang Kiamat, kecuali kalau di muka bumi, tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah (HR Muslim).

Zikir Allah, Allah jelas dan tegas sebagai penangkal Kiamat jagad ini.

بسم الله الذى لا يضرمع اسمه شيئ فى الأرض ولا فى السماء

“ Atas nama Allah, yang tidak memberi mudharat apa-apa yang di bumi dan tidak pula di langit ialah bagi orang yang beserta dengan nama-Nya” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Jadi jika Roh ini terisi dengan Kalimah Allah, maka akan jadi Surgalah seluruh alam jagad ini, yang akan berkelanjutan terus sampai ke Akhirat.

Oleh sebab itu Roh kita wajib dan perlu sekali diisi dengan Kalimah Allah.

Untuk melaksanakan ini harus ada metodiknya yakni sesuai dengan Hadis dan Quran dan sesuai pula dengan Ilmu Teknologi Modern, metode inilah yang dinamakan Thariqatullah.

Prof.Dr.H.S.S Kadirun Yahya MA, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi, dimana terdapat Fakultas Metafisika dan Tasauf Islam, telah meriset hal ini selama 40 tahun, serta telah menguraikannya dengan ilmu up to date, yaitu menurut hukum-hukum Islam (sesuai dengan aqidah Islam, berdasarkan Quran dan Hadis) dan sesuai dengan Ilmu Pasti dan Teknologi Modern dewasa ini. Intinya ialah berzikir kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya secara berkekalan dengan memakai suatu metodik (Thariqat=cara=jalan=cara pelaksanaan teknis).

Secara Teknologis :

Berzikir kepada Allah dengan memakai/dengan mempergunakan sebagai landasan, atau menyatukan diri rohani dengan frekwensi/ atau gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah, yang hidup pada sisi Allah, huwal awwalu wal akhiru, frekwensi/gelombang mana hanya dapat kita peroleh melalui frekwensi daripada Rohani para Ahli Silsilah yang menerima dan meneruskannya secara asli dan murni, sambung-menyambung,secara berantai, turun temurun secara asli dan murni hingga akhirnya sampai kepada Rohani Guru (Mursyid) kita.

Barulah sesudah mendapat frekwensi gelombang Rasulullah (Nurun ala Nurin) melalui Rohani sang Mursyid, barulah Rohani kita itu, dengan memakai/mempergunakan frekwensi dimana Rohani kita itu, yang pada hakekatnya telah menyatukan diri Rohaninya dengan diri Rohani Rasulullah, hingga memiliki frekwensi yang sama, barulah Rohani kita detik itu juga hadir di dadirat Allah SWT, karena Rohani Rasulullah itu sangat hampir pada Allah SWT, Firman Allah :

وَنَحْنُ أقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

“Dan Kami lebih hampir kepadanya daripada kedua urat lehernya “ (QS. Qaaf: 16)

Kemudian berulah kita berzikir kepada Allah, dan barulah kita menegakkan Shalat, seperti yang dikatakan Allah dalam Firman-Nya :

وَذَكَرَسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ

“Dan menyebut nama Tuhannya lalu Shalat (QS. Al-A’la:15)

Konklusi :

Zikirlah engkau akan Allah, tegakkanlah Shalat dan barulah dapat berdiri Ashshalaatu mi’rajul mu’miniin yang sangat khusyu’ dan sangat indah sekali, karena shalat kita itu dilaksanakan atas landasan berzikir pada Allah dalam maqam “IHSAN” sehingga bersama-sama dengan Rohani Rasulullah, berimam-imam, kita tidak terkena ancaman Allah dalam Alquran :

فَوَيْلٌُ لِلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَ تِهِمْ سَاهُوْنَ

“Maka neraka wail (celaka) bagi orang yang shalat. Yang mereka lalai (tidak zikir) dari shalatnya “(QS Al-Ma’un : 4-5).

Juga tidak terkena ancaman Rasulullah, yang bersabda :

ما من ثلا ثة في قرية ولابدوولا تقام فيهم الصلاة الا قداستحوذ عليهم الشيطان فعليكم بالجماعة فإنما يأكل الذئب القا سية

“Tiada tiga orang di sebuah desa, dan tidak pula di sebuah perkampungan terpencil yang tidak mendirikan Shalat, melainkan sesungguhnya syaithan menguasai mereka. Maka kamu harus berjama’ah (jasmani dan rohani). Sesungguhnya serigala itu menerkam kambing yang terpencil sendirian” (HR Ahmad,Abu Daud,Baihaqi dan Nasa’i).

Konklusi :

Barang siapa yang dalam shalatnya tidak berimam-imam (jasmani dan rohani) ia akan disambar iblis dan syaithan dalam shalatnya.

Walaupun proses ini kelihatannya panjang lebar diuraikan secara terperinci menurut Ilmu Teknologi, namun pelaksanaannya adalah hanya dalam seperseribu detik saja, dihati sanubari yang sangat halus.

Semuanya ini disebut juga Wasilah/Saluran/Channel. "Wabtaghuu ilaihil wasiilata....QS.Al-Maidah ayat 35. Atau Tali Allah yang dimaksudkan dalam Surat Ali Imran ayat,103 itu.

Dengan memakai istilah Ilmu Teknologi Modern, frekwensi / gelombang yang dimiliki Rohani Rasulullah, yang diterimanya dari Allah SWT adalah sebenarnya merupakan Nurun Ala Nurin yang mengandung gelombang dan frekwensi yang tek terhingga yang mampu mencapai hadirat Allah SWT, karena ia terbit daripada-Nya.

Semua ini sesuai dengan petunjuk Allah SWT, dalam alam ini yakni dalam Ilmu Radio-Televisi, juga sesuai dengan Surah Yusuf ayat 105 yang berbunyi :

“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah / kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya”

Kita mengetahui, bahwa untuk mendapatkan suara penyiar di stasiun Radio/ TV, alat penerima berupa radio / TV kita harus dipasang pada gelombang yang sama dengan gelombang stasiun pemancar Radio/TV itu.

Alquran dan Hadits yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya, dan para sahabatnya menyampaikannya pula kepada orang-orang Muslim di zaman sesudah Nabi, dan mereka menyampaikannya secara turun temurun, meneruskannya hingga akhirnya sampai kepada kita sekalian.

Tetapi haqiqi daripada Alquran yang merupakan Kalimah Allah yang Maha Agung, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rohani Rasulullah SAW, berupa getaran yang Maha Ultra Sonoor sebagai wahyu yang tidak berhuruf dan bersuara tetapi mengandung getaran yang Maha Dahsyat dan yang tak terhingga yang berasal dari ke Maha Agungan dari Allah SWT sendiri, yang tak ada yang mampu apapun namanya untuk menerimanya. Bukit, Laut, Bumi, Langit, segala-galanya akan hancur dibuatnya, jika diletakkan di atasnya.

“Andaikata Alquran ini Kami turunkan di atas sebuah gunung, akan kamu lihat gunung itu tunduk dan pecah berantakan demi takutnya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami adakan untuk manusia agar mereka berfikir (QS. AlHasyr :21).

Inilah dia Alquran haqiqi yang dimaksudkan dalam Surat AlHasyr ayat 21, yang mampu membuat segala-galanya jadi abu.

Inilah dia Kalimah Allah yang sebenar-benarnya, yang dibawa oleh Nurun Ala Nurin, yang amat sangat ditakuti oleh Al-Iblis, Sinar-Nya saja, yang baru saja akan muncul di ufuk Utara sudah mampu mengusir Al Iblis sampai menghilang di balik ufuk Selatan.

Inilah dia Energi Maha Dahsyat yang mampu memusnahkan bom Nuklir, bom Atom, bom Hidrogen, yang mampu memusnahkan Sinar Laser, dan rupa-rupa senjata Kimia dan lain-lain dari Negara-negara super power, yang selama ini membuat mereka sombong,angkuh dan merasa berkuasa.

Waspadalah terhadap senjata Allah yang Maha Dahsyat ini, yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan-Nya, melalui APARAT- APARAT NYA yang perkasa yaitu para Anbiya-Nya, para Rijalullah, para Aulia-Nya yang tahqiq pada Allah SWT. Mereka akan tahu rasa akan ke Maha Besaran Allah SWT. Senjata ini pulalah yang seharusnya paling pertama sekali dihadapkan terhadap Iblis Laknatullah, yang selama ini telah bertahun-tahun bersarang di hati kita, namun sebenarnya tak mampu kita memusnahkannya dengan dengan hanya sebutan Audzubillah, yang kita produksi sendiri.

Seharusnya kita harus mampu menyalurkan Kalimah Allah ini, baru ia bertenaga Maha Dahsyat, bukan hanya mampu menyebutnya saja atau meniru bunyinya saja.

وَمَا رَمَيْتَ إذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللهَ رَمَىٰ

Wa maa ramaita idz ramaita wa laakinnallaaha ramaa

“Bukan engkau (ya Muhammad) yang melontar/ memanah/ memukul/ menyebut, melainkan Allah-lah yang melontar / memanah/ memukul/ menyebut “(QS Al-Anfal:17)

Jelaslah sudah, bahwa Quran Haqiqi yang memiliki getaran yang tak terhingga yang diterima Rohani Rasulullah SAW dari Allah SWT, semestinya juga harus juga diturunkan dan diteruskan dari Rohani Rasul kepada Rohani Umat.

Kita melihat, bahwa Rasulullah , begitu juga segala Rasul-Rasul yang terdahulu, tanpa terkecuali, berbulan-bulan sebelumnya, di tempat yang sunyi dan suci, mempersiapkan diri, mensucikan diri, dipersiapkan Allah, disempurnakan Allah, akan persiapan-persiapannya itu, untuk menunggu saat-saat yang sangat SAKRAL yang sangat Agung ini, yaitu saat menerimanya, saat turunnya Kalimah yang dibawa Nurun Ala Nurin dengan getarannya yang Maha Ultra Sonoor yang Maha Dahsyat,

dimasukkan ke dalam diri Rohani Rasulullah SAW yang turut bergetar dengan dahsyatnya, walaupun telah dipersiapkan secukupnya sebelumnya. Disini kelihatan, bahwa Ruhani Rasulullah SAW mampu menerima isi Nur yang Maha Dahsyat itu, yang berisi Kalimah Allah murni yang Maha Agung yang langsung ditanam Allah SWT, via saluran-Nya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Wa lillaahil hamd.

Diriwayatkan, bahwa selalu Rasulullah itu, setelah menerima Wahyu selain daripada bergetar, seolah-olah menggigil kedinginan, kadangkala kepanasan, hingga mandi keringat, letih, lesu, namun kemudian kembali segar, kuat dan kokoh.

Sesuai dengan Hadits Rasullulah SAW:

قالت عائشة رضي الله عنها ولقد رايته ينزل عليه الوحي فى اليوم الشديد البرد فيفصم عنه وان جبينه ليتفصدعرقا

“Aisyah berkata : Sesungguhnya aku lihat Nabi, kepadanya turun wahyu di hari yang sangat dingin, lalu Wahyu itu berhenti, kelihatan dahinya betul-betul memancarkan peluh “(HR .Bukhari).

Begitulah hebatnya wahyu yang turun, begitulah Dahsyatnya dan Agungnya serta sangat Sakralnya proses pemasukan Nurun ala Nurin yang membawa nama Allah yang Maha Agung disalurkan dan ditanam, masuk dan terduduk terpatri dalam diri Rohani anak Abdullah yang namanya Muhammad itu.

Jelaslah sudah pula, bahwa proses saklar ini dalam pemasukan dan penanaman Kalimah Allah dengan dibawa Nurun ala Nurin, mesti juga harus kita pusakai, karena ini adalah Alquan haqiqi yang juga harus masuk dalam diri Rohani kita, via diri Rohani rasulullah, seperti juga AlQuran Syari’i (yang didengar dan yang terlihat pada tulisan) kita pusakai, Alquran yang selama ini kita lihat tulisannya, dan kita dengar bunyinya, yang kita pusakai secara turun-temurun, juga melalui (lisan) Rasulullah sampai pada telinga dan akhirnya sampai pada otak kita, tetapi tidak /belum sampai/ tembus pada Roh / Sukma kita, yang juga harus di Islamkan dengan cara / methode tersendiri.

Soal Roh ini sebenarnya tidak pula kalah pentingnya, ia pun harus disucikan juga dan di”Islam”kan karena ialah yang akan menyeberang ke kubur kelak, dan munajat ke hadirat Allah SWT. Dimanalah mungkin ia akan dapat masuk surga kelak, kalau Roh itu tak pernah disucikan, dan tak pernah ditanamkan ke dalamnya Kalimah Allah yang Maha Suci dan Maha agung, yang harus dilaksanakan dengan suatu Methode yang Agung pula.

“Hai nafsu (jiwa) yang tenang (suci), kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dengan (hati) yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamabaKu. Dan masuklah ke dalam Surga-Ku” (QS Al-Fajr: 27-30).

Wahai saudara-saudaraku, para pembaca yang budiman! Cobalah sama-sama kita renungkan ini semua sedalam-dalamnya !!

Jelaslah sudah pula, bahwa kalaulah Rasulullah dan Para Rasul- Rasul lainnya menerima Kalimah Allah ini melalui proses yang amat Sakral, dipersiapkan lebih dahulu dengan seksama, di tempat sunyi, suci dan bersih, sudah jelas pulalah, bahwa kita pun harus mencari saat yang sunyi, tempat yang suci dan bersih pula untuk menerima Kalimah Allah ini dengan segala Keagungan dan Kebesaran-Nya!

Inilah dia proses murni yang khas disebut Thariqatullah! Dilaksanakan di Mesjid-Mesjid, di Langgar-Langgar di saat sunyi senyap, tempatnya suci bersih, supaya suasananya menjadi relevan dan Sakral!

Jadi sama sekali bukanlah untuk sengaja di Rahasiakan atau disembunyikan, seperti orang awam yang jahil selalu mendakwakannya!

Mereka tidak tahu, bahwa Al Islam adalah sangat dalam dan sangat tinggi dan halus, yang bukan mengupas Ilmu Zahir saja, tetapi juga Ilmu Batin seluruhnya, secara sangat dalamnya.

Karena Islam adalah Projek Allah SWT., yang Sangat Sempurna Lahir dan Batin, Dalam, Halus, Agung dan Mulia serta Amat Tinggi Sekali,tetapi juga Maha Dahsyat !!

Jelaslah sudah, bahwa isi Rohani Rasulullah, yaitu Kalimah Allah Haqiqi yang Maha Suci tetapi juga Maha Hebat, yang langsung bersumber dari pada Allah SWT., yang dibawa Nurun ala Nurin sebagai salurannya, harus juga diturunkan pada Rohani Umat, tetapi tidak mungkin secara lisan Manusia seperti yang dilaksanakan pada cara menuturkan Al Qur’an dan Al Hadits, yang didengar dan dilihat,tetapi harus dengan Sistem yang sama seperti terlaksana pada Diri Rohani Rasulullah, dan harus dengan Wasilah yang sama pula, diteruskan dari Rohani Rasulullah, yang berisikan Nurun ala Nurin, si pembawa Asma Allah yang Maha Akbar, dan Maha Agung tetapi juga Maha Dahsyat itu.

Begitulah Tingginya, Halusnya, Agungnya, Mulianya, Metode ini yang dinamakan Allah dalam Al Qur’an, ATH-THARIQAH yang berisikan Wasilah Nurun ala Nurin, si pembawa Sumber Hidup dan Kehidupan yang Maha Agung itu, yaitu Qur’an Haqiqi; itulah dia Kalimah Allah yang Maha Dahsyat yang berkilau-kilauan dan gemerlapan, yang mengmdung 99 Sifat-Sifat Maha Agung dari Asmaul Husna yang mempunyai Kebesaran-Kebesaran Spesifik tersendiri pula dari ke Maha Akbaran Allah SWT.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillaahil hamd!

Wahai saudara-saudaraku para pembaca yang budiman! Apakah uraian-uraian yang begini tinggi, relevan dan mampu untuk difahami oleh khalayak ramai yang awam?

Bukanlah sekali-kali Rasulullah tidak mampu menguraikan uraian yang begini rupa, akan tetapi masyarakatnyalah yang tidak mampu menerimanya !

Make Oleh sebab itu Dakwah Islam harus disesuaikan dengan daya tangkap masyarakat ramai pada waktu zamannya.

Di Zaman Abad Mutakhir ini, di abad Nuklir, Atom, Sinar Laser, abad Antariksa dewasa ini, Dakwah Islam harus dan mesti ditingkatkan setinggi-tingginya, sehingga bukan saja untuk mcngembalikan A1 Islam dan Ummatnya beserta Qur’annya, ke tcmpat kejayaannya semula, yang tak ada tandingannya, tetapi juga guna meyakinkan Dunia, bahwa dalam segala hal Al Islam dengan Qur’annya, adalah TOP, LEADING dan SUPERIOR. Benar-benar dalam segala hal, mau pun dalam Agama dan Budaya, maupun dalam Filsafat dan dalam kekuatan Energi Metafisikanya, yang mampu menghadapi Atom dan Nuklir Dunia Barat!!

Hadits Nabi: Islam adalah sangat Tinggi, tak ada yang dapat melebihi (HR. Bukhari).

Inilah dia TUGAS UTAMA dari LIMTI, sebagai trompet dari FAKULTAS METAFISIKA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI, satu-satunya Fakultas Metafisika di Dunia, yang berdasarkan Agama Islam didukung ilmu Eksakta dan Teknologi yang tak mungkin dapat disangkal oleh Dunia ilmiah akan kebenarannya!

Jadi para Sahabat Nabi lewat Roh mereka telah langsung di-Islam-kan Rohnya oleh Rohani Nabi. Demikianlah Roh itu secara ,turun-temurun meng-Islam-kan Roh di bawahnya hingga merupakan Tali Silsilah Allah.

Gelombang/frekwensi tak terhingga ( ∞ ) ini dapat diperoleh seluruh umat manusia, asal saja mereka mampu menghubungkan Roh mereka dengan Rohani Tali Allah.

Karena itulah mutlak diperlukan bahwa seseorang Ulama yang menjadi Guru Agama dalam bidang Tasauf dan Sufi, mutlak harus memiliki frekwensi tak terhingga (∞ ) atau Nur Muhammad, yang terdapat pada Rohaniah Ahli Silsilah Tali Allah.

Dengan demikian hubungan dengan Allah SWT. terbuka langsung untuk seluruh ummat manusia, tetapi harus melalui jalur/saluran/ channel Tali Allah dan tidak mungkin langsung secara awam!

(ya ayyuhalladziina aamanuttaqullaaha Wabtaghuu llaihil Wasillata . . . ).

Seperti juga lampu di rumah-rumah kita baru dapat langsung menyala setelah melewati jalur jaringan kawat listrik dari Sentral Pembangkit Listrik lampu itu yang dihubungkan dengan sentral.

Jelaslah sudah, bahwa manusia tidak mungkin dapat secara bebas atau sesuka hatinya secara awam langsung berhubungan dengan Tuhan YME., tanpa mendapatkan wabtaghuu Ilaihil wasiilata .......lebih dahulu!

Juga karena Roh manusia itu tidak mungkin mengadakan hubungan langsung dengan Rohani Nabi Muhammad, yang belum pernah dikenalnya sejak ia lahir, bagaimana pula manusia itu mungkin mengetahui dan mengenal frekwensi yang dimiliki Rohani Nabi itu? Untuk itulah ummat manusia harus mencari Tali Allah di dunia ini, karena Tali Allah ini merupakan satu-satunya jalur dan jaminan untuk dapat berhubungan dengan Rohani Nabi Muhammad SAW., sehingga detik itu juga terus dapat hadir pada Allah SWT!

وَنَحْنُ أقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

(Wanahnu aqrabu llaihi min hablil wariid ......... ).

Seperti juga lampu di rumah-rumah kita langsung menyala bila tombol/schakelaar, diputar, demikian juga Rohani ummat, baru dapat langsung berhubungan dengan Allah SWT via Rohani Guru/Ulama yang berisi dengan atau memiliki Nur Muhammad yang frekwensinya tak terhingga ( ∞ )itu.

Segala sesuatu di dunia dalam alam fisik harus mengikuti peraturan-peraturan/hukum-hukum tertentu, demikian juga di dalam alam-alam metafisik!

Sebagai contoh :

Buah-buahan yang hendak kita pupuk, jika langsung dilepoh (dilengketkan/ dioleskan) dengan tahi lembu sebagai pupuk, sama sekali tidak akan berhasil!

Pupuk harus dimasukkan ke dalam tanah, kadang-kadang harus beberapa meter jauhnya dari si pohon, bahkan tidak menyinggung si pohon atau si buah sama sekali, namun si pupuk akan langsung sampai, bukan saja pada si buah, tetapi pada seluruh bagian dari pohon itu sendiri, langsung via sistem uratnya, yang sambung-menyambung, rantai-berantai, yang merupakan saluran bagi si pohon.

Begitu juga air bersih yang berada di rumah-rumah kita, kita tidak akan menerima air bersih tersebut jika saluran pipanya tidak disambung, sambung-menyambung dengan pipa yang berhubungan langsung dengan Induk Water Leiding (reservoir), yang langsung pula berhubungan langsung dengan Danau di gunung yang sangat jauh itu.

Juga dengan electricity halnya sama saja. Harus mempunyai saluran yang sambung-menyambung, baru kita LANGSUNG mendapat listrik ke rumah—rumah kita.

Begitu juga antara Rohani umat dengan Rohani Rasulullah, yang mana Rohani Rasulullah itu telah terjamin berkekalan berada pada sisi Allah karena ke dalam Rohaninya dimasukkan Nurun ala Nurin, yang terbit dari fi`il sifat Zat Allah SWT.

Karena Allah SWT. Maha Rahasia, Maha Jauh (di Arasy), Maha Tinggi Dimensinya, Maha Tinggi Frekwensinya, sudah jelaslah bahwa tidak akan mungkin manusia dengan segala alat apa saja pun yang dimilikinya, termasuk akal dan Rohaninya sekalipun, ia tidak akan mampu mencapai ke hadirat Allah SWT. Yang Maha Rahasia dan Maha Tinggi itu, tanpa Nurun ala Nurin, yang itu berada dalam diri Rohani Rasulullah.

Tidak ada lain cara, selain dan pada harus menghubungkan Rohani kita lebih dulu dengan Rohani Rasul, baru langsung dapat munajat ke hadirat Allah SWT. bersama-sama, berimam-imam bahkan karena semua unsumya sangat halus, praktis Rohani kita menjadi bersatu dengan Rohani Rasulullah dan barulah kita sama-sama bersujud di hadirat Allah SWT.

Sesungguhnya bagimu sudah ada pada diri Rasulullah ikutan yang baik (pemimpin diri rohani dan jasmani), yaitu bagi orang yang mengharap (ridha) Allah dan Hari Kemudian, dan bagi orang yang banyak mengingat Allah (dzikir) (QS. Al Ahzab: 2l ).

Katakanlah (ya Muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka, ikutilah aku (lahir-batin), niscaya ia akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Ali Imran : 31).

Inilah dia maqam Ihsan! (kalau kita tak memandang Allah,Allah pasti memandang kita, karena kita telah sampai ke hadirat-Nya). Sesuai dengan Hadits Nabi:

وَمَا الإحْسَانُ قَالَ اَنْ تَعْبُدُ اللهَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فَإنْ لَمْ تَكُنْ تَرَهُ فَإنَّهُ يَرَاكَ

Apakah arti ihsan? Jawab Nabi (ketika ditanya orang laki- laki), Engkau menyembah Allah seolah-olah melihat Dia. Meskipun engkau tidak melihat Dia, sesungguhnya Dia melihat engkau (HR. Bukhari).

Garansinya ialah, Rohani kita telah bergabung dengan Rohani Muhammad yang dijamin berada pada sisi Allah SWT. sepanjang masa!

Karena semua unsur adalah sangat halus, walaupun Arasy sangat jauh walaupun Rasulullah lebih kurang seribu empat ratus lima tahun hidupnya dari kita, namun segala proses hubungan itu dapat terlaksana dalam suatu titik yang sangat halus di hati sanubari! Yang maha penting ialah adanya faktor frekwensi dan dimensinya yang tak terhingga ( ∞ ) itu, yang kedua-duanya berada dalam Diri Rohani Rasulullah SAW.

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati Hamba-Ku/KekasihKu yang suci, lunak dan tenang .

Yang terjamin sebagai hamba-Nya yang diakui ialah Rasulullah SAW.,tidak ada lain cara selain dari pada kita harus fokuskan Rohani kita pada Rohani Rasulullah yang telah berfokus pula dalam Ruhani para Ulama Ahli Silsilah Kerohanian!

Semua ini dapat terjadi dalam satu titik materi yang sangat halus dalam hati kita sendiri, inilah yang dikatakan Latiifaturrabbaaniah dalam llmu Tasauf. Seperti halnya dengan tali laba-laba yang halus, yang berada di punggung laba-laba kelihatannya semua bersatu karena halusnya, tetapi kalau direntang ia menjadi beratus-ratus meter panjangnya!

Hadits Nabi :

كن مع الله فإن لم تكن مع الله كن مع من مع الله فإنه يصيلك الى الله

Adakanlah! (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta Allah, jika Engkau belum bisa menjadikan dirimu (Rohanimu) beserta Allah, maka adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta dengan orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau kepada Allah (yaitu Rohaninya) (HR. Abu Daud).

Bahwa Roh inilah yang akan menyeberang ke alam baka kelak, dan hanya akan mampu kembali ke hadirat Allah SWT., jika ia telah disucikan, dan berisikan Kalimah Allah; jika tidak, ia pasti akan gentayangan selama-lamanya di alam yang tak bertepi dan tak terbatas,karena tidak memiliki unsur yang tak terhingga (∞) karena tak pernah diberikan padanya selama hayatnya hingga ia tak mampu kembali ke hadirat Allah SWT. yang tempatnya tak terhingga (∞ ) itu, hingga akhimya ia pasti hancur berantakan, disambar oleh setan dan iblis laknatullah.

Namun, bila Roh ini dengan Kalimah Allah dengan metodik yang benar, Roh itu akan menjadi gagah perkasa, bahkan ia akan mampu, sebagai "gift sampingan" dari pada Allah SWT., antara lain dengan menyalurkan tenaga Maha Dahsyat dari alam Metafisika Kalimah Allah, ia akan mampu melindungi jagad raya ini, dari segala macam bahaya dan bencana, bahkan dapat melindungi dunia dari kehancuran total, berkat Kekuatan, Kebesaran Kalimah Allah, yang ditanamkan dan bermukim di dalam dirinya!

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

Ia telah menjadi "APARAT” yang sangat ampuh dan tak terkalahkan dari Allah SWT. yang Maha Akbar!

Firman Allah :

Allah telah menetapkan, bahwa tiada kamus kalah bagiKu dan Rasul-Ku. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Gagah Perkasa (QS. Al Mujadalah : 21).

`Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang-orang yang diberi Kurnia (oleh Allah, yaitu Nabi-Nabi, orang-orang benar, orang-orang syahid dan orang-orang saleh. Dan sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka (QS. An Nisa’ :69).

Barangsiapa yang mengangkat Allah dan Rasul-Nya dan orang- orang yang beriman menjadi pemimpinnya, maka (ia masuk partai mereka, dan) sesungguhnya partai Allah-lah yang mendapat kemenangan (QS. Al Maidah, ayat 56).

Dengan tenaga dahsyat tak terhingga ini pada zaman dahulu Agama At Tauhid dapat dimenangkan sepanjang masa. Namun kalau tenaga ini telah hilang atau pudar seperti yang kita sinyalir dewasa ini pastilah agama pun lambat laun akan hambar dan pudar seperti lampu kehabisan minyak, walaupun Syi’arnya menanjak terus, tetapi energinya/kekuatan ghaibnya telah mulai hilang.

Agama akhirnya akan tinggal nama saja lagi, karena ia telah menjelma menjadi Kebudayaan manusia belaka!

Nur Ilahi akan lenyap dan umat manusia akan pasti binasa serta jagad raya inipun akan hancur berantakan!

Semua ayat-ayat A1 Quran agar dapat terwujud dan direalisasi,agar dapat menjadi kenyataan rieel yang sebenar-benarnya, yang nyata memberi manfaat mulai dari Dunia hingga berkelanjutan sampai ke Akhirat, yang mengubah dengan nyata manusia-manusia itu dari manusia jahil dan biadab, menjadi insan-insan kamil yang terpuji sebagai para Khalifah Allah sebenar-benarnya yang perkasa, karena Rohnya telah terisi dengan Kalimah Allah, yang dibawa oleh Nurun ala Nurin yang Khalis Mukhlisin, mentalnya, akal budinya luhur, karena terisi akh1ak-akhlak mahmudah yang terpuji, yang dibawa ayat-ayat suci Al Qur’an dan A1 Hadits yang khalis mukhlisin, agar semua itu menjadi sukses yang gilang gemilang, haruslah manusia itu, di samping mengamalkan isi Al Qur’an dan A1 Hadits secara yang lazim, juga haruslah ummat manusia itu mengamalkan bagian bathiniah Islam, yaitu Thariqatullah MURNI YANG SYAH DIAKUI oleh ALLAH SWT., dipimpin seorang GURU Ahli Silsilah Kerohanian yang Kamil Mukammil dan Khalis Mukhlisin!

Dengan demikian baru umat manusia terjamin dapat memperoleh kemenangan yang absolut terhadap Al Iblis Laknatullah yang kalau kita melihat situasi Dunia saat ini, hampir menguasai seluruh umat manusia.

Kita akan bertanya:

Quo vadis seluruh umat manusia dengan segala syi’ar Agamanya?

Berikut ini,kami buatkan risalah dari pokok-pokok yang telah kami utarakan dalam tulisan ini :

- Bahwa sebenarnya Tujuan Hidup, Pedoman Hidup dan Fitrah Hidup, telah diuraikan dalam Ayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadits yaitu pengabdian pada Allah SWT.

- Bahwa dahulu Roh itu dianggap merupakan sebagian dari unsur akal/pikiran kita, tetapi sebenarnya Roh itu merupakan unsur yang tersendiri, yang mempunyai dimensi yang lebih tinggi dari unsur akal/pikiran dan jasmaniah.

- Bahwa Roh ini juga harus disucikan dan di-"Islam"kan lebih dahulu, baru mungkin ia kembali ke hadirat Allah SWT". Melalui jalur "Tali Allah" sesuai dengan Surat A1i Imran, ayat 103.

- Bahwa Al Qur’an dan Hadits yang diajarkan secara lazimnya melalui lisan, baru meng-"lslam"-kan jasmaniah dan akal/pikiran serta mental Umat, tetapi belum meng-"Islam"-kan Rohani Umat. Untuk meng"Is1am"-kan Rohani Umat, Rohaninya harus diisi dengan Kalimah Allah yang berasal /mengalir dari Rohani Rasulullah. Untuk itu perlu suatu metodologi, yang dinamakan Thariqatullah.

Kesimpulan :

Umat manusia agar tidak tersesat dalam kehidupan di dunia (Quo Vadis ?) harus mengikuti Tujuan Hidup, Pedoman Hidup dan Fitrah seperti telah dinyatakan dalam Al Qur’an dan Al Hadits.

Di samping Iman dan Syari’at Islam yang hanya meng-"Islam"-kan jasmaniah dan akal/pikiran serta mental kita, Rohani umat manusia perlu mewarisi dan memiliki Nur Muhammad atau secara teknologi harus memiliki getaran tak terhingga( ∞) ) untuk dapat naik vertikal ke atas untuk sampai Kehadirat Allah SWT. dan meraih Ridha-Nya. seperti yang digambarkan ISRA’ dan Ml’RAJ.

Rasulullah SAW. di mana Beliau juga diberikan suatu unsur yang tak terhingga (∞ ) cepatnya, yaitu Al Buraq, baru mampu Beliau mendarat di hadirat Allah SWT!

Untuk ini diperlukan 2 persyaratan :

1. Bahwa umat manusia di dunia siapa saja pun orangnya, termasuk kami anggota-anggota LIMTI, mutlak perlu mencari dan menemukan Seorang Guru Agama yang termasuk Tali Silsilah Allah, yang mewarisi Rohani Rasulullah dengan Nur Muhammad di dalamnya. Al Hikam menyebutkan: Dalam sebuah Hadits Qudsi Allah bersabda; Para Wali-Ku di bawah naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang Wali, kecuali jika Allah memberikan Taufik Hidayah-Nya.

Supaya ia langsung juga mengenal kepada Allah dan Kebesaran-Nya yang diberikan kepada seorang manusia yang dikehendaki-Nya. Dalam Al Hikam diceritakan pula: "Sahl bin Abdullah ketika ditanya oleh muridnya: Bagaimanakah mengenal Waliyullah itu? Jawabnya: Allah tidak memperkenalkan mereka, kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka, atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka (yakni untuk mengenal dan mendekat kepada Allah). Rahmat kebijaksanaan Allah telah menetapkan, para Wali itu dengan hijab basyariyah (kebiasaan manusia).

2. Bahwa Rohani manusia harus menggabungkan dirinya (frekwensinya) dengan Rohani Guru yang dimaksud pada butir l, melalui suatu metodik Thariqatullah murni, agar segala ibadahnya melalui saluran yang hak sampai ke sisi Allah SWT.

Di bawah ini kami uraikan sekelumit tentang cara pelaksanaan Dzikrullah yang kita kutip dari Hadits-hadits Rasulullah SAW. Dan Ayat-ayat A1 Qur’an, kemudian keutamaan-keutamaan dari Pengamalan Dzikrullah dan akhimya Kelebihan-kelebihan yang dikurniakan Allah SWT pada para Ahli-Ahli Dzikrullah.

Hadits Nabi SAW. :

قال رسول الله صل الله عليه وسلم لسيدناعلي كرم الله وجهه ياعلي أغمض عينيك وألصق شفتيك وأعل لسانك وقل الله الله

Rasulullah SAW. bersabda kepada Saidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah: "Ya Ali, pejamkan kedua matamu, tempelkan/rapatkan kedua bibirmu dan naikkan lidahmu, dan katakanlah Allah-Allah (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Di lain keadaan Rasulullah bersabda :

عن علي كرم الله وجهه قلت يا رسول الله اي الطريقة اقرب الى الله واسهلها على عبادالله وافضلها عندالله تعالى فقال يا علي عليك بدوام ذكرالله فقال علي كل الناس يذكرون الله فقال صلى الله عليه وسلم ياعلي لا تقوم الساعة حتى لا يبقى على وجه الأرض من يقول الله الله فقال علي كيف اذكر يا رسول الله فقال صلى الله عليه وسلم غمض عينيك واسمع مني ثلاث مرات ثم قل مثلها وانا اسمع فقال صلى الله عليه وسلم لا اله الا الله ثلا ث مرات مغمضا عينه ثم قالها علي كذالك

Dari Ali Karamallahu Wajhah: Aku katakan ya Rasulullah, manakah jalan Thariqat yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah?

Maka Sabda Rasulullah SAW.: "Ya Ali penting atas kamu berkekalan/senantiasa berzikir kepada Allah". Berkatalah Ali: Tiap orang berdizikir pada Allah. Maka Rasulullah SAW. bersabda: "Ya Ali, tidak ada terjadi Kiamat sehingga tiada lagi tinggal di atas permukaan bumi ini, orang yang mengucapkan Allah-Allah.Maka sahut Ali kepada Rasulullah SAW. bagaimana caranya aku berzikir ya Rasulullah? Maka Sabda Rasulullah SAW.: "Pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali. Kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan.

Maka sejenak Rasulullah SAW. mengucapkan: ”Laa ilaaha illallah, tiga kali sedang kedua matanya tertutup. Kemudian Ali pun mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallaah seperti demikian (HR.Thabrani dan Baihaqi)

Ajaran tersebut kemudian Sayyidina Ali ajarkan pula kepada Hasan Basri dan dari Hasan Basri diajarkan kepada A1 Habib Al Ajay, dari Al Habib diajarkan kepada Daud Athaiy, dari Daud diajarkan kepada Al Makruf Al Karaci dan dari Al Makruf ke pada Assuraa, dan kemudian dari Assuraa kepada Al Junaid.

Sebuah Thariqat yang sangat istimewa, karena sangat tinggi ilmiahnya, Thariqat mana dinamakan pada awalnya: THARIQATUS SIRRIAH, kemudian dinamakan kepada nama ABUBAKAR SIDDIQ, bernama SIDDIQIAH, yang dewasa ini dimasyhurkan dengan nama: THARIQAT NAQSYABANDIAH. Thariqat Naqsyabandiyah mempunyai kedudukan yang istimewa karena berasal dari Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan mengenai diri S. Abu Bakar, Nabi Muhammad SAW.bersabda: “Tidak sesuatupun yang dicurahkan Allah dalam dadaku,melainkan aku mencurahkannya kembali ke dalam dada Abu Bakar" (dada = hati = sukma = Rohani).

Jadi jelas dalam Hadits di atas termasuk mencurahkan Talqin Dzikir seperti yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, kepada Sayyidina Ali (juga termasuk mencurahkan/meneruskan/menurunkan NURUN ALA NURIN antara Rohani Nabi kepada/ke dalam Rohani ABU BAKAR SIDDIQ!). (Buku Pengantar Ilmu Tasauf - Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Tahun 1981- 1982 yang diterbitkan tanggal 30-12-l981,halaman 267).

Sebutlah Tuhamnu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan takut, dan bukan dengan suara yang keras, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai (tidak ingat = tidak dzikir) (QS. Al-A’raf, ayat 205).

Jadi Dzikrullah itu dilaksanakan tidak kedengaran (tersembunyi dalam hati = dzikir khafi).

Hai orang-orang yang beriman, berdzikrullah-lah dengan Dzikir yang sebanyak-banyaknya (QS. AlAhzab : 41).

اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيٰمًَا وَ قُعُوْدًَا وَ عَلَىٰ جُنُوْبِهِمْ

(Orang-orang yang berakal itu) orang-orang yang mengingatAllah sambil berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring (Dzikir khafie) (QS. Ali Imran, ayat 191).

Penjelasan :

Dalam Kitab Suci Al Qur‘an dan Hadits Rasulullah SAW. banyak sekali kita jumpai ayat-ayat, berupa perintah, anjuran dan himbauan agar kita melaksanakan Dzikrullah demikian banyaknya sehingga kalau dibandingkan dcngan ayat-ayat yang menjelaskan tentang Rukun Islam, seperti Shalat, Zakat. Haji, ternyata ayat-ayat tentang Dzikrullah lebih banyak jumlahnya. Karena itu dapatlah kita simpulkan di sini betapa besarnya keutamaan dari Dzikirullah itu, sehingga pantaslah kalau kita sebut bahwa Dzikrullah itu nyawanya ibadah. Sebagaimana dalam Kitab Tanbihul Ghafilin halaman 600, terjemahan H. Salim Bahreisy sebagai berikut:

Abu Laits berkata: Dzikir kepada Allah itu paling Utama dari semua ibadat, sebab itu Allah telah menentukan bagi tiap ibadat itu kadar dan waktu tertentu, bahkan ada kalanya dilarang bila tidak tepat pada waktunya atau berlebihan dari ketentuannya. Sebaliknya Dzikir, maka Allah tidak membatasi banyak atau waktunya.

عن ابي الدرداء رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنبئكم بخيرأعما لكم وأزكاها عندمليكيكم وأرفعها في درجاتكم وخيرلكم من ان تلقوعدوكم فتضربواأعناقهم ويضربواأعناقكم قالوابلى قال ذكرالله

Abu Darda’ RA. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, bertanya kepada Para Sahabatnya RA.: "Maukah aku kabarkan kepada kamu mengenai sebaik-baiknya amalanmu yang amat suci di sisi Allah yang meninggikan derajat ke tingkat yang tertinggi yang lebih mulia dari pada menafkahkan emas dan perak (di jalan Allah) yang lebih utama dari pada menghadapi musuh di tengah-tengah medan jihad, maka kamu tanggalkan lehernya atau mereka menanggalkan lehermu?". Para Sahabat RA. berkata.: "Ya mau" (Ya Rasulullah apakah itu'?) Sabda Rasulullah SAW.: "Dzikrullah". HR. Ahmad, Tirmizi, lbnu Majah, Ibnu Abiddunia, Hakim dan Baihaqi .

Di sini jelas kelihatan, bahwa DZIKRULLAH pada Allah SWT. adalah sangat tinggi martabatnya pada sisi Allah SWT.

عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الذكرالذي لا تسمعه الحفظة يزيدعلى الذكرالذي تسمعه الحفظة بسبعين ضعفا

Dari Aisyah RA. Rasulullah SAW. bersabda : Dzikir yang tidak didengar oleh Malaikat Hafazhah (khafie) itu pahalanya lebih banyak dari pada dzikir yang didengar oleh Malaikat Hafadhah (Jahar), dengan lipat tujuh puluh kali (HR. Baihaqi)

Sedikit Uraian tentang Suluk (khalwat/I’tikaf, sesuai dengan Hadits-hadits Nabi SAW. :

حبب اليه الخلاء وكان يخلوا بغارحراء فتحنث فيه وهوالتعبدالليالي ذوات العدد

Nabi Muhammad SAW. diberi kesenangan menjalankan khalwat (menyendiri) di Gua Hira dengan tujuan beribadat kepada Allah pada beberapa malam yang tidak sebentar (HR. Bukhari).

عن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال سبعة يظلهم الله في ظله يوم يوم لا ظل الا ظله امام عادل وشاب نشاء في عبا دة الله عزوجل ورجل قلبه معلق با المساجد ورجلان تحابا في الله اجتمعها عليه وتفرقا عليه ورجل دعته إمرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما ينفق يمينه ورجل ذكرالله خاليا ففاضت عيناه

Dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW. mengabarkan bahwa beliau berkata: Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah dengan Rahmat-Nya pada hari tiada naungan kecuali naungan Allah yaitu:

1. Penguasa adil.

2. Seorang remaja yang mengawali keremajaannya dengan beribadat kepada Allah ’Azza Wajalla.

3. Seorang laki-laki yang hatinya dipertautkan dengan masjid-masjid.

4. Dua orang yang saling mencintai kaum Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah pula.

5. Seorang laki-laki yang ketika dirayu seorang perempuan Bangsawan lagi rupawam, kemudian menjawab; ”Sungguh aku takut kepada Allah”

6. Seorang yang mengeluarkan sedekah kemudian disembunyikannya, sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.

7. Seorang yang berdzikir kepada Allah Ta’ala di tempat yang sunyi (menyendiri) kemudian kedua matanya mencucurkan air mata. (HR. Bukhari dan Muslim).

عن عائشة رضي الله عنها قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم يعتكف فى العشرالأواخرمن رمضان فكنت أضرب له خباء فيصلى الصبح ثم يدخله

Dari Aisyah RA. katanya: Adalah Nabi SAW. i’tikaf pada sepuluh hari akhir bulan Ramadhan. Maka saya buatkan untuk Beliau sebuah tenda (kelambu). Sesudah shalat Subuh beliau masuk ke dalam tenda (kelambu) (HR. Bukhari).

Janganlah kamu gauli isteri-isterimu, sedang kamu i‘tikaf di dalam masjid (QS. Al-Baqarah : 187)

Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, i’tikaf, yang rukuk dan yang sujud (QS. A1Baqarah, ayat 125).

Tentang Keutamaan Halqah/Alkah dzikrullah dalam Suluk/I’tikaf:

اذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالو وما رياض الجنة قال حلاق الذكر

"Apabi1a kamu melalui taman-taman Syurga, maka ikutlah atau masuklah kamu padanya." Bertanya salah seorang Sahabat: "Apakah taman-taman syurga itu ( Ya Rasulullah?) Sabda Rasul: “Yaitu Halqah-halqah Dzikir (Halqah-halqah Dzikir ialah lingkaran orang banyak duduk berkeliling) (HR. Ahmad dan Tirmizi).

عن أنس رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ما من قوم إجتمعوايذكرون الله لا يريدون بذالك الا وجهه الا ناداهم مناد من السماء ان قوموا مغفورالكم قدبدلت سيئاتكم حسنات

Dari Anas RA., dari Rasulullah SAW., ia bersabda: Tiada satu kaum yang berkumpul untuk berdzikrullah sedangkan mereka ( tidak mengharapkan selain dari keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari langit: Sesungguhnya dengan bangunmu telah Ku-ampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah Ku-ganti dengan kebaikan (HR. Ahmad, Bazaar, Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi).

Sekian untuk sementara waktu tentang: Kebesaran-kebesaran dalam Mengamalkan Dzikrullah dan tentang Kelebihan-kelebihan orang-orang yang mengamalkan Dzikrullah yang diberi Allah SWT. sebagai KURNIA-NYA yang sangat bernilai.

Sambungan dari Hal-ikhwal ini, kami anggap SANGAT penting, sehingga tidak dapat dilewatkan begitu saja, namun agar TALI dari JUDUL BUKU ini jangan TERPUTUS, kami tempatkan Hal-ikhwal Dzikrullah selanjutnya pada Halaman terakhir dari Buku ini.

Kemudian kami lanjutkan dahulu dengan:

URAIAN RINGKAS TENTANG NURUN ALA NURIN

Al Qur’an, Surat An-Nur ayat 35:

Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li nuurihi man yasyaaa-u , Nur di atas Nur, yang diberikan Allah SWT. Pada orang yang dikasihiNYA.

Sudah jelas bahwa bagi kita Ummat Islam, yang ber-Nabi kepada Nabi Muhammad SAW. manusia pilihan Allah itu, yang diberikan Allah SWT. paling pertama Nurun ala Nurin sudah pasti dan jelas ialah kepada Nabi Muhammad SAW.

Dan semua apa saja yang diterima Nabi dari pada Allah SWT.,semuanya dicurahkan pula ke dalam dada (Rohani, Sukma) Abu Bakar Siddiq, termasuk Talqin Dzikir dan NURUN ALA NURIN!

Ada 2 pertanyaan dari beberapa Tokoh di Luar Negeri yang berbunyi :

I. Apakah Nurun ala Nurin itu dapat turun-temurun, tali-bertali, pindah-berpindah dari Rohani Rasulullah, kemudian kepada Rohani para Sahabat, selanjutnya terus ke bawah melalui Tali Silsilah hingga sampai pada saat sekarang ini?

Jawabannya akan dibagi dalam 2 bahagian:

- Berdasarkan Ilmu Eksakta (Ilmu Fisika).

- Berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits.

Contoh ke-I :

Jika umpamanya ada 35 buah stasiun TV/Radio, yang berurut-urutan, menghubungkan gelombangnya satu sama lain, umpamanya yang nomor 35 menghubungkan/menggabungkan gelombangnya dengan stasiun nomor 34 dan yang nomor 34 ini, telah menggabungkan pula gelombangnya dengan nomor 33 dan begitulah seterusnya, gabung-bergabung antara gelombang dengan gelombang mulai dari stasiun nomor 35 sampai dengan gelombang stasiun nomor 1, maka kita akan melihat, bahwa seluruh gelombang/frekwensi dari ke 35 stasiun itu telah bersatu dengan gelombang dan stasiun yang pertama.

Jika Sang Kepala Negara berbicara di muka corong yang pertama, maka suara itu detik itu juga didengar oleh seluruh stasiun yang 35 itu. Begitu juga jika Ruhani dan 35 Guru Ahli Silsilah telah menggabungkan diri Rohaninya satu sama lain secara bertingkat, sudah jelaslah, bahwa seluruh Rohani itu bergabung pada Rohaniah yang pertama, yaitu Rohani Rasulullah SAW. Sudah jelas pulalah bagi kita, bahwa Nurun ala Nurin yang diturunkan Allah SWT. pada Rohani Rasulullah telah pula oleh seluruh Ahli Silsilah ke 35 nya semuanya !

Maka, karena seluruh Rohani itu telah tergabung dalam Rohani Rasulullah yang hidup pada sisi Allah SWT. hingga detik ini, maka sudah jelaslah bagi kita, bahwa siapa pun orangnya yang menggabungkan diri Rohaninya kepada Rohani yang ke 35 itu, pada detik itu juga ia akan berhubung dengan Rohani Rasulullah, di mana di dalamnya berada Nurun ala Nurin sebagai saluran atau Wasilah yang langsung pula menyampaikannya ke hadirat Allah SWT. Kemudian, karena semua

Rohani itu adalah sangat-sangat halusnya, yang disebut juga dalam llmu Tasauf LATIIFATURRABBAANIAH, maka seluruh proses gabungan Rohani ini dapat terlaksana dalam hati sanubari seorang Mukmin yang Khalis Mukhlisin.

Hadits Qudsi:

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Tidak dapat memuat Zat Ku Bumi dan Langit-Ku, yang dapat memuat Zat-Ku ialah Hati Sanubari HambaKu yang Suci, Lunak dan Tenang.

Barulah Insan itu berdzikir, dan kemudian baru menegakkan Shalat dalam keadaan Rohani bersatu dengan Rohani Rasulu1lah atau secara istilah agama: Berimam-imam Rohani kita pada Rohani Rasulullah,kemudian Sujud bersama-sama di hadirat Allah SWT.

Di dalam Shalat sedemikian rupa, yang kelihatan pada zahirnya, kita berimam-imam, bersama-sama melaksanakan Shalat dengan berjemaah-jemaah dalam mesjid-mesjid, namun dalam Rohani kita, kita telah bergabung dengan Rohani Rasulullah, hingga Rohani kita terpelihara dari gangguan, Iblis dan Setan, barulah terlaksana Shalat yang khusyuk dalam makam Ihsan. Berjemaah, berimam-imam Shalat dengan masyarakat ramai di dalam Mesjid secara jasmaniah dan sekaligus berimam-imam pula kepada Rasulullah secara Rohaniah, kemudian melaksanakan Sujud ke hadirat Allah SWT. Shalat yang demikianlah yang Shalalul Muntahi atau Ash shalaatu mi’rajul mu’miiin!

Contoh ke II :

Contoh kedua ini mungkin lebih jelas lagi ialah :

Jika kita umpamanya mempunyai sebuah bak yang besar,yang berhubungan dengan pipa saluran yang menyalurkan air gula ke dalamnya, kemudian bak besar itu, kita hubungkan dengan beberapa bak lain, sudah jelaslah, bahwa dengan sendirinya air gula yang berada dalam bak pertama akan masuk ke dalam bak-bak yang telah dihubungkan tadi, sesuai dengan prinsip bejana berhubungan dalam ilmu Fisika.

Jika kemudian bak-bak pada tingkat dua tersebut di atas, dihubungkan pula dengan bak-bak tingkat ketiga dan seterusnya, maka seluruh bak-bak itu akhirnya akan terisi oleh air gula semuanya, karena air gula terus mengalir tak habis-habisnya. Dan si pemilik bak itu akhirnya akan banyak beruntung.

Menurut A1 Qur’anul Karim: Manusia-manusia yang menerima Nurin ala Nurin dari Allah SWT., mereka akan sangat beruntung dan selalu basah 1idahnya dengan Dzikrullah pagi dan petang dan dia akan hidup sangat beruntung karena Tuhan menjamin mereka mendapat rizki yang tak terhingga banyaknya, sesuai Surat An-Nur, ayat: 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42; namun mereka yang engkar akan menderita seperti orang yang kehausan di Padang Pasir dan tidak pernah menerima kepuasan dan selalu keluh kesah dan gelisah dalam hidupnya, kalau tidak pada zahirnya pasti pada bathinnya.

2.Apakah Nurun ala Nurin itu dapat beserta dengan Guru Ahli Silsilah?

Jawabnya:

a. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :

وان تقرب الي شبرا تقربت اليه ذراعا وان تقرب الي ذراعا تقربت اليه باعا وان أتاني يمشي أتيته هرولة

Apabila hamba-Ku mendekati Aku sejengkal, maka Aku mendekati dia sehasta. Apabila dia mendekati Aku sehasta, maka Aku mendekati dia sedepa. Dan apabila dia datang mendekati Aku berjalan, maka Aku mendekati dia dengan berlari. (HR.Bukhari dan Muslim).

b. Hadits Qudsi :

وما تقرب الي عبدي بشيئ احب الي مما افترضته عليه وما يزال عبدي يتقرب الي بالنوافل حتى احبه فإذا احببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصربه ويده التي يبطش بها ورجله التي يمشي بها ولئن سألني لأعطينه ولئن استعذني لأعيذنه

Apabila hamba-Ku menghampirkan diri pada-Ku dengan suatu amalan yang lebih-Aku cintai daripada sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya, dan terus menerus menghampirkan diri kepada-Ku dengan amalan -amalan yang baik, hingga Aku mencintainya, maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar, Aku lah penglihatannya bila ia melihat, adalah Aku tangannya bila ia mengambil (melakukan scsuatu), Akulah kakinya bila ia berjalan, jika ia memohon niscaya Aku perkenankan permohonan nya dan jika meminta perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia (HR. Bukhari).

c. Dikuatkan oleh Ayat Al Qur’an :

Tangan Allah di atas tangan mereka (QS. Al Fath, ayat 10).

Wajah-Ku di atas wajahnya, Roh-Ku di atas rohnya dan Nama- Ku di atas/ beserta namanya (HR. Athabrani, Al Hakim dan Abu Naim).

d. Hadits Qudsi :

Aku menurut akan sangka kekasih-Ku (HR. Al Baihaqi dari Abu Hurairah).

e. Hadits Qudsi :

Kalau engkau melihat bahwa seseorang dikunjungi oleh masyarakat ramai dan kau lihat ia menaburkan segala macam kebajikan dan rahmat, naik saksilah engkau, bahwa ia adalah seorang kekasih-Ku, yang Aku wakilkan kepadanya,untuk menaburkan Rahmat-Ku sebanyak-banyaknya,

bernaunglah engkau di bawah lindungannya, engkau akan selamat Dunia dan Akhirat! (HR.Al Qudha’ie dari Abu Said RA).

f. Ayat Al Qur’an :

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa (yang dikasihi) dan orang-orang yang berbuat Ihsan (QS. An- Nahl : 128).

g. Hadits Qudsi :

لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

Tidak dapat memuat Zat-Ku Bumi dan Langit-Ku (yang membawa Asma-Ku dan Kalimah-Ku), melainkan yang dapat menerimanya ialah HATI HAMBAKU YANG MUKMIN, SUCI, LUNAK dan TENANG (HR. Abu Daud).

h. Ayat Al Qur’an :

Kami sangat akrab padanya (yang Kami kasihi) lebih hampir dari pada urat lehernya (QS. Qaaf, ayat 16).

Para pembaca yang budiman, jelaslah dari ayat-ayat dan hadits-hadits di atas bahwa kalaulah Allah SWT. sendiri berkenan mengakrabkan diri pada orang yang dikasihi-Nya, apalagi Nurun ala Nurin sudah jelas berada dalam diri Rohani yang dikasihi-Nya itu dan juga dalam diri Rohani orang yang berhubungan dengan Rohani Sang Kekaaih itu pula.

Kami pikir sekianlah, cukup jelas penjelasan dari kami.

Sebagai tambahan, kita utarakan di bawah ini, beberapa keistimewaan-keistimewaan atau keutamaan-keutamaan yang dianugerahkan Allah SWT. pada para Aulia-Nya/para Kekasih-Nya di samping apa-apa yang telah kita sebutkan di atas tadi pada butir a - h.

Akan jelaslah nanti bagi kita kelihatan, kelebihan-kelebihan yang hebat yang sangat menonjol, yang telah dikurniakan Allah SWT.pada hamba-hambaNya yang shalihin, yang dikasihiNya, yang telah menerima Nurun ala Nurin, dan yang selalu doanya dikabulkan Allah SWT. karena welas asihnya Allah SWT. terhadapnya.

Namun segala kurnia itu adalah semata-mata sebagai "Gift sampingan" yang luar biasa sekali, yang terbit dari peramalannya, yang secara ikhlas dan sekhalis-khalisnya dilaksanakan, dengan niat yang sekhalis-khalisnya pula untuk menuju ke hadirat Allah SWT., semata-mata untuk meraih Cinta Kasih dan Ridha-Nya, sebagai tercermin dalam doanya yang masyhur yang sangat dalam maknanya yaitu:

إلٰهي انت مقصودي ورضاك مطلوبي

Ilaahii anta maqshuudii waridhaaka mathluubii.

"Ya Allah tiada lain yang kumaksud, melainkan semata-mata untuk menghampirkan diriku (Rohaniku) pada-Mu dan cinta dan Kasih Ridha -Mu lah yang kupohonkan pada-Mu. "

Sungguh-sungguh benar suci dan tinggi serta halus dan agung martabat peramalan Dzikrullah dalam Ilmu Tasauf dan Suti itu, jika dilaksanakan dengan metodologi Thariqatullah, yang mengandung, tersimpan, tersembunyi Nurun ala Nurin, sebagai Wasilah yang mempunyai frekwensi yang tidak terhingga, yang menyalurkan dan menanamkan dalam Rohani, Hati dan Sukma kita Kalimah Allah yang Maha Agung dengan izin dan Ridha dan Kasih Allah SWT, seperti juga yang telah diturunkanNya kepada Rasulullah SAW, pada segala Rasul-Rasul, kepada Para Sahabat, pada Tabi’in, kepada Tabi'it Tabi’in yang shalihin, kepada para Ulama yang shalihin dan Shiddiqin, sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul, yang sederetan duduknya dengan para Nabi-Nabi, yang kesemuanya itu mcrupakan Tali Silsilah dalam bidang Kerohanian atau Tali Allah dalam arti Kerohaniannya, dalam arti kezahirannya TALI ALLAH adalah AL QUR‘AN dan ALHADITS yang didengar dan dibaca, serta tertulis dan dilihat dengan mata dan dapat diolah oleh otak Kaum Muslimin dan diperangaikan oleh seluruh Kaum Muslimin yang beriman dan yang taqwa.

Sekianlah uraian tambahan sekedarnya mengenai kwalifikasi para Ahli Silsilah, para Aulia-Nya, para Kekasih-Nya, yang sebenarnya pada hakekatnya mereka itu, adalah merupakan Aparat yang tak terkalahkan di tangan Allah SWT. yang Maha Agung, Maha Akbar dan Maha Kuasa, yang berfungsi sebagai channel/saluran langsung ke hadirat Allah SWT., yang menyalurkan Nurun ala Nurin, terhadap mereka yang akan diridhai Allah SWT. pula.

Dalam hal ini Rohani Beliau-beliau itu sama sekali BUKAN PERANTARA, tetapi Rohaniahnya, sebagai Aparat Allah, merupakan channel atau saluran langung antara Khalik dengan Hamba-Nya, seperti kawat listrik menyalurkan langsung Energi Electricity ("NUR ELECTRICITY") dari sumbernya langung menuju sasarannya masing-masing.

Beberapa kurnia yang dimaksud di atas ialah sebagai berikut :

أطلبوا الخيرعند الرحماء من امتي تعيشوا في أكنافهم فإن فيهم رحمتي ولا تطلبوه من القاسية قلوبهم فإن فيهم سخطي

Carilah kebaikan pada orang-orang yang mempunyai sifat belas kasih dari pada umat-Ku, tentu kamu akan dapat hidup di bawah lindungannya, karena rahmatKu ada pada mereka. Dan janganlah mencari kebaikan dari orang-orang yang kejam hati, karena murka-Ku menimpa di atas mereka (HR. Al Qudha’ie dari Abi Said).

إن السمٰوات والارض ضعفت عن ان تسعني ووسعني قلب المؤمن

Sesungguhnya langit-langit dan bumi tidak berdaya menjangkau-Ku namun Aku telah dijangkau oleh hati seseorang mukmin (yang Kukasihi) (HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih). ·

إن اولياءي من عبادي واحباءي من خلقي الذين يذكرون بذكري وأذكر بذكرهم

Sesungguhnya Wali-wali-Ku dan Kekasih-kekasih-Ku dari para hamba-Ku ialah, mereka yang disebut namanya, jika orang menyebut nama-Ku, juga Aku disebut orang bila menyebut nama mereka (HR.Ath-Thabrani,Al Hakim dan Abu Na’im)

(Sebut nama Wali-Ku/ KekasihKu, Aku telah hadir pada sisimu, ingat saja: disebut nama Muhammad dalam shalawat, Allah langsung hadir pada sisi kita untuk memberi pertolongan, jelas kelihatan, bahwa Nama-Ku tak bercerai dengan nama Muhammad dan ulama Wali-Ku/Kekasih-Ku).

Hadits Riwayat AlBazzar dari Ibnu Abbas menyebutkan :

إنما أتقبل الصلوٰ ة ممن تواضع بها لعظمتي ولم يستطل علٰى خلقي ولم يبن مصرا علٰى معصيتي وقطع نهاره في ذكري ورحم المسكين وابن السبيل والأرملة ورحم المصاب ذالك نوره كنورالشمس أكلئوه بعزتي وأستحفظه بملا ئكتي أجعل له في الظلمة نورا وفي الجهالة حلما ومثله في خلقي كمثل الفردوس في الجنة

Sesungguhnya Aku hanya menerima shalat dari orang yang merendah diri (tadarruk) karena keagungan-Ku dan tiada menyombongkan dirinya di atas makhluk-Ku, tiada terus-menerus bermaksiat pada-Ku, menghabiskan masa harinya berdzikir kepada-Ku, berbalas kasih kepada orang miskin, orang musafir Ibnussabil, perempuan janda dan orang yang terkena musibah. Ia memancarkan Cahaya laksana matahari. (ia meneruskan Pancaran NURUN ALA NURIN pada orang-orang yang dikehendaki Allah, karena ia adalah APARAT ALLAH SWT.,seperti juga RASULULLAH adalah APARAT ALLAH SWT. yang PERTAMA, dan ia adalah PENERUS Tugas Rasulullah,sebagai KHALIFAH ALLAH dan KHALIFAH RASUL yang sebenar-benarnya, sebagai Al-Ulama-u Waritsatul Anbiya-i yang sebenar-benarnya, Lahir Batin, dalam Jasmani dan dalam Rohani).Aku lindungi ia dengan Kebesaran-Ku dan memerintahkan Malaikat-Ku menjaganya. Aku beri cahaya dalam menerangi hidupnya. Ia di antara makhluk-makhluk-Ku laksana "Firdaus gemerlapan di antara barisan Syurga-syurga-Ku (HR.AlBazzar )

dan ia memberi Syafa’at pada seluruh UmmatKu:

يشفع يوم القيامة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء

Yasyfa’u yaumal qiamatil Anbiaa-u tsummal ’Ulamaa-u, tsummasy syuhada- u (HR. Ibnu Majjah)

Begitulah hebatnya Kurnia Allah SWT. kepada para Kha1ifah Nya dan Hamba-Nya yang saleh yang dikasihi dari Dunia sampai ke Akhirat.

"Yaa Ayyatuhan nafsul muthmainnah irji’ii ilaa rabbiki raadhiatam mardhiyyah fadkhulii fii ’ibaadii fadkhulii jannatii" (QS. Al-Fajr :27- 30).

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd.

SEKELUMIT KOMENTAR TENTANG TASAUF & SUFI

BERDAMPINGAN DENGAN TEKNOLOGI MODERN

Sekarang jelaslah bagi kita di sini, bahwa dalam Islam terdapat dua Golongan Ulama, yang pada Zahirnya tidak ada perbedaannya kelihatannya satu sama lain dalam ibadatnya, karena sama-sama berpegang pada hukum-hukum Fikih dalam melaksanakan Ibadat.

Golongan Ulama yang pertama adalah ahli Fikih (ahli Zahir) semata-mata, sedangkan golongan yang kedua, di samping mengetahui Hukum-hukum Fikih, juga menguasai Ilmu Tasauf dan Sufi dalam Islam (golongan Kebatinan dalam Islam). Kedua Golongan Ulama dalam Islam sangatlah diperlukan bagi Perkembangan Pendidikan ummat Islam di seluruh Dunia, karena tugasnya adalah isi-mengisi antara satu sama lain.

Hanya saja, karena Ilmu Tasauf dan Sufi merupakan Ilmu Kebatinan dalam Islam yang sangat halus, dalam dan tinggi ilmiahnya, sulit sekali untuk mendapatkan GURU BESAR-nya, yang expert, yang mampu menguasai Ilmu-ilmu ini dalam Teori dan Prakteknya sepenuhnya sekaligus, sehingga selalu tidak pernah diajarkan pada Sekolah-sekolah Agama, walaupun sampai ke UNIVERSITAS-UNIVERSITAS Islam sekalipun, justru karena Guru Besarnya sulit sekali diperdapat, mengingat sulitnya mata-mata Kuliah tersebut.

Akhirnya para kaum Ulama yang tergolong muda yang tammat di zaman ini, sama sekali tidak pernah mengenal akan Ilmu Tasauf dan Sufi, apalagi cara-cara pelaksanaan Teknis dalam mengamalkan Dzikrullah dan Ayat-ayat lain yang hebat-hebat, di mana di dalamnya tersimpan tersembunyi MUTIARA-MUTIARA, yang tak dapat dinilai betapa TINGGI akan harganya, sehingga MUTIARA-MUTIARA yang maha bernilai itu, berlalu hilang lenyap tak berbekas sedikit pun, tanpa dapat dimanfaatkan sama sekali oleh umat Islam.

Alangkah ruginya dan malangnya kaum Muslimin di seluruh Dunia! Pantas saja mereka Kalah di mana-mana saja, karena TIDAK MENGAMALKAN AL ISLAM SECARA KESELURUHANNYA LAGI!

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu dalam Islam itu secara keseluruhan. (QS. AI-Baqarah, ayat 208).

Yang paling Berbahaya lagi ialah, karena para kaum ulama yang muda-muda tersebut di atas, tidak pernah mengetahui tentang Ilmu Tasauf dan Sufi yang begitu dalam, halus dan tinggi dalam Islam Mulia Raya mereka malahan cenderung, dengan serta memfatwakan, bahwa Ilmu Tasauf dan Sufi adalah BlD’AH dan sebagainya! Masya Allah, memang benar, alangkah besarnya ruginya Kaum Muslimin dewasa ini di seluruh Dunia! Betapa besar kekeliruan yang diperbuat selama ini ! Cara pelaksanaan teknis menegakkan Shalat KHUSUK pun tak pernah dikupas, di mana mungkin, Kaum Mus1imin akan menang dalam hidupnya menghadapi segala macam perjuangan dalam hidup yang beraneka ragam ini !

Sedang Allah berfirman dalam AlQur’an, hanya mereka yang KHUSYUK dalam shalatnya, itu yang meraih Kemenangan dalam Hidup ini!

Sesungguhnya mendapat Kemenangan orang-orang Mukmin yang berhati Khusyuk dalam Shalatnya. (QS. Al-Mukminun :1- 2).

Betapa Lumpuhnya Kaum Muslimin selama ini, karena tidak sepenuhnya lagi mengamalkan Al Islam, yaitu Bahagian Tasauf dan Sufinya telah ditinggalkan dan menjadi ASING sama sekali baginya!

بدأالاسلام غريبا وسيعود كما بدأ غريبا فطوبى للغرباء

Permulaan Islam ini asing, dan akan kembali asing pula, maka gembiralah orang-orang yang dianggap asing (HR.Muslim dan Abu Hurairah).

Justru di dalam Tasauf dan Sufi itulah tersimpan TENAGA MAHA DAHSYAT dari METAF ISIK AL QUR’AN!!

Mereka mengajarkan Ilmu TAUHID, tanpa mengajarkan WASILAHnya, (pembahasan tentang washilah pada Supletoir II di bawah), sehingga Umat mencari hubungan LANGSUNG KE-TUHAN,secara AWAM (yang JELAS tak mungkin dapat berhasil!!), TUHAN BUKAN ZAHIR SEPERTI KITA. DIMENSI-NYA BUKAN SEPERTI MANUSIA dan FREKWENSLNYA PUN BUKAN SEPERTI MANUSIA! DIMANA MUNGKIN IA DAPAT DIHUBUNGI SEPERTI

MANUSIA! (Secara AWAM!). Di samping beribadat secara Manusia Zahir, TUHAN MEMERINTAHKAN KITA MENCARI WASILAH DAN MENEMUKANNYA !

Hai orang yang BERIMAN, TAQWALAH pada ALLAH, dan CARILAH/ TEMUKANLAH WASILAH yang membawa engkau pada ALLAH (itu dia NURUN ALA NURIN), SUNGGUH-SUNGGUHLAH engkau di atas jalan itu, niscaya engkau MENANG (Dunia -Akhirat). (QS. Al-Maidah : 35).

Dan mereka mengajarkan shalat, tanpa melanjutkan pengajarannya, sesudah sang murid dewasa, bagaimana metodologinya dari cara pelaksanaan teknis, agar shalat itu dapat KHUSYUK.

Sehingga akhirnya sang murid meninggalkan Dunia yang fana ini dalam lanjut usia, masih tetap dengan ilmu shalatnya yang diperolehnya sewaktu ia umur 7 tahun, tidak maju-majunya.

Ia tidak pernah diajar cara pelaksanaan teknis memusnahkan.AL‘IBLlS dalam Hati Sanubarinya, yang sebenarnya adalah POKOK/PANGKAL dari shalat yang tidak khusyuk.

Ia hanya diajarkan menyebut A‘udzubillaahi minasy syaithaanir rajiim yang diproduksinya sendiri secara awam, ia sebenarnya hanya baru diajarkan meniru bunyi, tanpa pernah diajarkan bagaimana cara pelaksanaan teknisnya menyalurkan Ayat tersebut dari Sumbernya yang Maha Dahsyat, yang diarahkan pada sasarannya, sehingga musnah sama sekali, walaupun memang ada dipesankan padanya untuk berusaha menegakkan Shalat Khusyuk.

Dalam hal yang begini rupa insan tersebut akan mengalami kecelakaan besar yaitu ia akan kembali ke Alam Baqa dengan masih bersama-sama dengan iblis di hatinya, karena ia tidak pernah mampu memusnahkannya selama hayatnya, karena tak pernah mengetahui cara metode pelaksanaan teknisnya! Bukankah keadaan Bani Adam yang begini rupa, sama sekali tidak kita inginkan karena sangat mengerikan!

Tidak pernah ada Ustadz baginya semasa hidupnya yang mengupas secara mendalam dan mendetail, bahwa shalat yang khusuk, adalah sebenarnya merupakan suatu kemenangan yang gilang-gemilang, sebagai hasil yang sangat tinggi nilainya, dari suatu peperangan besar terhadap Iblis Laknatullah. Ia harus mampu memusnahkan Iblis yang dahsyat itu dengan Strategi perang yang gilang-gemilang yang tak ada taranya,yang termaktub dalam Ilmu Thariqatullah yang Brilliant!)

Rasulullah pernah bersabda kepada para Sahabatnya yang kira-kira bunyinya: Kita telah kembali dari memenangkan suatu peperangan kecil di medan laga, sekarang kita mulai menghadapi suatu peperangan besar, yaitu memusnahkan iblis Laknatullah yang berada di hati sanubari kita sendiri

Di sini kita lihat : .

1. Di dalam perang kecil, Nabi selalu bersama para Sahabat memusnahkan kaum Kafirin dengan pedang yang tajam di Medan Yuda, dengan strategi akal muslihat yang diwahyui Allah yaitu Rasulullah SAW. dipimpin langsung dalam peperangannya oleh Allah SWT. sendiri, dengan para Panglimanya, antara lain Sayyidina Ali RA.

2. Apalagi di dalam perang besar yang ghaib, yaitu dalam memerangi musuh ghaib yang dahsyat yang berada dalam dada diri Rohani sendiri, adalah tetap sebagai Pemimpin AGUNGNYA dari diri Rohani Rasulullah, adalah tetap Allah SWT. sendiri.

"Pedang" ghaib Allah SWT. digerakkan langsung oleh Tangan Allah yang Maha Ghaib, yaitu Senjata Allah yang Maha Akbar yang disebut Kalimah Allah yang Maha Dahsyat dan Maha Tajam, yang langsung disalurkan dari Tangan Allah ke tangan Rohani Rasulullah SAW, sebagai Rasul dan Aparat Allah SWT. (QS. Al Fathu, ayat l0 :Tangan Aku di atas tangan mereka ........ ), bersama-sama/tidak bercerai-berai dengan para Panglima besar-Nya sebagai Khalifah-Khalifah Rasulullah, antara lain diri Rohani Arwahul Muqaddasah Sayyidina Abu Bakar Siddiq RA. yang telah "menguras" habis isi dada/isi Rohani Rasulullah, yang intinya ialah Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang Maha-Maha Tajam dan Maha Akbar. Dan Rohani Rasul tidak pernah pula bercerai cerai dengan Rohani para Sahabatnya.

Dengan metode "strategi" Akbar yang Maha Dahsyat barulah mampu Al iblis yang sangat ghaib dan sangat sakti itu, dimusnahkan dari dalam diri hati sanubari kita, dan barulah mungkin SHALAT YANG KHALIS MUKHLISIN dapat berdiri dengan sempurna, yang merupakan Ashshalaatu mi’raajul mu‘miniin. BARULAH KITA MENANG DALAM HIDUP KITA DARI DUNIA SAMPAI KE AKHIRAT.

Kalaulah di tanah air kita dewasa ini jarang sekali kita jumpai perang kecil yang dimaksud seperti pada Hadits Nabi tersebut di atas, maka perang besar seperti tersebut pada Hadits Nabi di atas, harus dan wajib kita laksanakan sekurang-kurangnya lima kali sehari semalam, yang harus dan wajib selalu mesti pula kita menangkan, dan setiap peperangan ini hanya mungkin dapat dimenangkan dengan metodologi strategi yang sama seperti metodologi yang dipakai Rohani Rasulullah yaitu berdasarkan Ayat Qur'an: "Tangan Aku di atas tangan mereka", Kalimah Aku di atas Kalimah Allah yang mereka sebut, begitulah Kalimah Allah yang harus kita sebut, yaitu Kalimah Allah Haqiqi yang tersalur dari Maha Sumber-Nya yang Maha Dahsyat, melalui saluran Haqnya: Arwahul Muqaddasah Rasulullah yang senantiasa hidup pada sisi Allah, dan seterusnya melalui Arwahul Muqaddasah Waliyyam Mursyida, dan sesuai pula dengan Firman Allah: Wa maa ramaita ...... (QS. Al-Anfal, ayat l7) (bukan engkau yang menyebut, melainkan Aku) barulah terlaksana dengan sempurna: Wadzakarasma Rabbihii Fashallaa (QS. A1-A’laa, ayat 15) dan karena selalu pula berdzikir dalam shalat, kita tidak pula terkena hukuman Allah dalam Al Qur’an: Fawailul lil mushalliin dan seterusnya ...... (QS. A1-Ma’un, ayat 4-5). Artinya: Neraka Wail bagi orang yang shalat, yang shalatnya lalai (tidak dzikir/lupa dzikir) dalam shalatnya, karena begitu kita lupa dzikir, begitu pula lblis pun sudah kembali lagi pada tempatnya semula dalam hati kita.

Kwalifikasi dari Kehebatan-kehebatan Iblis antara lain ialah:

1. Ia sangat sakti, hingga mampu menyusup ke dalam Syurga yang dipagari oleh Malaikat, apalagi menyusup ke dalam hati kita yang tidak berpagar sama sekali. (Maka oleh sebab itu, hati kita itu wajib dan harus dipagari oleh "pagar" yang melebihi Kekuatan pagar Malaikat, yaitu "pagar Kalimah Allah" yang disalurkan dari Sumberya yang Maha Dahsyat).

2. Iblis itu karena saktinya mampu merayu dan "menyihir" Adam dan Hawa, sehingga terpelanting dari Surga. Apakah kita mampu membetengi diri dari rayuan dan sihir Iblis yang sangat halus itu, kalau tidak dibentengi dengan "Kalimah Allah yang Hak yang disalurkan dari Sumbernya yang Maha Dahsyat ?".

Untuk menaklukkan iblis yang sangat dahsyat itu tentu harus dipakai Metodologi/Strategi yang sama seperti dalam peperangan besar yang dimenangkan Rasulullah SAW.

Entahlah barangkali, kalau iblis itu sudah pula mulai inflasi kesaktiannya, maka barulah kita boleh pula memakai pagar yang inflasi pula, dan Surga yang diharapkan adalah Surga yang inflasi pula alias Surga kelas kambing atau "hau-hau" atau sama sekali bukan Surga.

3. Umur Iblis sudah berjuta-juta tahun, umur kita tidak ada artinya dibanding dengan umurnya, maka oleh sebab itu, kita harus menghadapinya dengan menyalurkan Kalimah Allah yang Haq, yang kekal abadi dan tak lapuk-lapuknya untuk mengalahkannya.

4. Iblis itu sangat sakti, sebagai maha guru dari segala tukang sihir yang hebat-hebat di Dunia. Ia tamatan sekolah tinggi di langit, kita hanya tamatan sekolah tinggi di bumi! Ia hanya mampu dihadapi dengan Kalimah Maha Sakti yang disalurkan dari Sumbernya yang Maha Dahsyat. Kalimah Allah yang kita ucapkan selama ini adalah Kalimah Allah palsu yang memang berbunyi sama, tetapi kosong isinya, sehingga tidak berfungsi sama sekali sebagai peluru penghancur lblis; sedangkan Kalimah Allah yang disalurkan, yang bunyinya juga sama saja, tetapi mengandung energi yang Maha Dahsyat, yang mampu memusnahkan, bukan saja Iblis laknatullah, tetapi juga gunung, bukit, segala-galanya akah musnah, termasuk Atom dan Nuklir dan lain-lain, jika ditujukan kepada sasarannya oleh Aparat Allah SWT. yang sangat hebatnya!

Bukan sebagai Aparat dari diri pribadi sendiri, sebagai manusia lemah yang sangat berkekurangan! Menyebut Kalimah yang terakhir ini adalah hampir sama saja dengan Kalimah Allah yang disebut-sebut orang-orang "Kafir".

Coba kita lihat lagi sebagai contoh:

Bukankah tongkat ahli-ahli sihir Fir’aun yang mampu menjelmakan ular-ular yang sangat berbisa, yang kemudian hendak menyerang Nabi Musa AS., cukup dihadapi oleh Tongkat Nabi Musa AS., di mana telah disalurkan Kalimah Allah yang Maha Dahsyat, Kalimah Allah yang Maha Sakti, yang dalam sekejap mata saja mampu melenyapkan ular-ular jadi-jadian itu; karena dimensi dari Kalimah Allah yang Haq, yang Maha Tinggi dan Maha Agung, tidak dapat ditentang oleh apa saja pun dalam jagad ini.

Pendek kata segala kapasitas Al Iblis yang walaupun bagaimana hebat fenomenanya, mampu dihadapi oleh Kalimah Allah yang Haq yang disalurkan dari Maha Sumbernya melalui salurannya yang Haq pula.

Paralel dengan fenomena-fenomena di dalam Alam Fisika, kita dapat menyalurkan tenaga-tenaga dahsyat, dengan Metodologi/Strategi tertentu, umpamanya dari air hening-bening dari Danau Toba yang tenang yang mampu mengeluarkan beratus-ratus ribu KVA energi Electricity, yang kemudian disalurkan dan mampu melebur Aluminium dan segala macam logam yang lain di Kuala Tanjung, belum lagi jika tenaga dahsyat tersebut, di "transfer" menjadi tenaga Atom dan Nuklir dan lain-lain, yang mampu melebur Dunia ini dalam beberapa detik saja! Namun segala-gala fenomena-fenomena dari Alam Fisika yang sangat dahsyat sekalipun, segala-galanya dengan mudah dapat dibungkam atau dimusnahkan oleh tenaga Energi Metafisika dan Al Qur’anul Karim, yang tak terbatas, yaitu Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang Maha Agung dan Maha Dahsyat dan Maha Perkasa, yang disalurkan melalui saluran Haq-nya. (Qs.A1-Hasyr,ayat 2l ).

Dan Ilmu ini semua ada dalam Ilmu TASAUF dan SUFI, bagian SEBELAH DALAM dari Al Qur’an, yang juga harus kita Pelajari dan AMALKAN dengan sungguh-sungguh BARU ISLAM ITU HEBAT DAN DAHSYAT! Tak ada tolok bandingannya!

Dan betapa pula kelumpuhan dan impotensi total yang dialami oleh Kaum Muslimin terhadap lawan-lawannya, antara lain Masjidil Aqsa di Palestina, Mesjid suci ketiga Kaum Muslimin di seluruh Dunia, masih tetap dinodai oleh Kaum Jahudi, hingga saat sekarang ini!

Dan kaum Muslimin di seluruh Dunia tidak mampu berbuat apa-apa terhadap penodaan itu! Penodaan selanjutnya bukan tidak mungkin pula dilaksanakan oleh Kaum Zionis laknatullah terhadap Makkatul Mukarramah dan Madinatul Munawarah, tanpa Kaum Muslimin seluruh Dunia, mampu mencegahnya! Karena tidak menguasai, tidak memiliki, tidak mewarisi lagi Maha Energi dari kekuatan metafisik AlQur’an yang Maha Dahsyat, seperti yang disitir dalam A1 Hasyir,ayat 21 !

Doa Kaum Muslimin adalah seperti melempar balam dengan batu,yang 99% tidak akan mengenai sasarannya! Dia "harus memakai Teknologi dari Metafisik Al Qur'an, sehingga ia mampu di dalam do’anya terhadap Allah SWT., seperti menembak sasaran dengan telescope, di mana jika fokusnya telah tepat, pasti menurut undang-undang dan hukumnya, tak pelak lagi tepat mengenai sasarannya! _

Kita jangan hanya pandai bercerita tentang Maqam Ihsan di mana memang benar pada Maqam Ihsan itu tidak ada do’a yang ditolak Allah SWT. Yang paling utama ialah, bagaimana cara menguasai pelaksanaan teknisnya agar sampai mencapai Maqam lhsan itu,di mana Allah SWT. tidak akan menolak tiap-tiap do`a dari hamba-Nya yang khalis mukhlisin, yang dikasihi, yang di dalam dadanya bersinar Nurun ala Nurin, barulah Allah SWT. tergugah dan menurunkan langsung buah-buah Sijjil-Nya atau sebangsanya, sebagai peluru-peluru berkepala Atom Kalimah Allah yang pasti akan menghancur leburkan sasaran-sasarannya!

Kita harus faham bahwa Maqam Ihsan adalah pada sisi Allah SWT di tempat yang jauh letaknya, di Arasy yang tak terhingga jauhnya ( ∞), mau tidak mau harus ada yang membawa Rohani kita ke situ yang mempunyai kapasitas yang ∞ pula, itulah dia Nurun ala Nurin yang semestinya kita Warisi dari Rohani Rasulullah!

Dan semua ini termaktub dalam bidang Tasauf dan Sufi yang hanya dapat diuraikan dengan hukum-hukum teknologi modern,berdampingan dengan Al Qur’an dan Al Hadits!

Semoga Allah SWT. membukakan hijab bagi kita semuanya dan menurunkan Rahmat-Nya dan Kurnia-Nya dari Sifat-Nya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, Amin.

Sekian Komentar.

SEKELUMIT TENTANG PERBEDAAN ANTARA ILMU TASAUF (AGAMA ISLAM DALAM ILMU KEROHANIANNYA) DIBANDING DENGAN ALIRAN KEPERCAYAAN DUNIA TIMUR DAN BARAT (TERMASUK HYPNOTISME, SPIRITISME, TELEPHATIE, SOMNAMBULISME, TELEKINESE, MEDIUMSHIP DAN LAIN-LAIN)

Sebenarnya kami dari LIMTI, berniat juga untuk membahas sedikit dalam Buku ini sccara Ilmiah Eksakta dan berdasarkan Al-Qur’an/Al Hadits (secara ILMU TASAUF dan SUFI) segala macam Ilmu Kebatinan, agar Dunia spiritual (Agama At Tauhid, Kepercayaan Aliran Kebatinan di Dunia) dapat membedakan dan mengetahui dengan JELAS, di mana letaknya SELISIHNYA antara KEBATINAN AGAMA AT TAUHID, yang dimasyhurkan dengan nama TASAUF,dengan SEGALA MACAM ILMU KEBATINAN di Dunia.

Hingga saat ini tidak satu pun Agama At Tauhid yang betul-betul mampu untuk meng-expose-nya berdasarkan Ilmiah (apalagi Ilmiah Eksakta) dan berdasarkan Ayat-ayat dalam Kitab-kitab Suci, sehingga JELAS dapat dideteksi di mana "Slip-nya". Segala macam Ilmu Kebatinan yang bagaimanapun Hebatnya kelihatan dan walaupun jelas memakai Ayat-ayat Kitab Suci Al Qur’an sekalipun dalam Amalannya* (Penjelasannya akan diurai di bawah), dan walaupun mampu menghasilkan FENOMENA-FENOMENA yang luar biasa hebatnya, seperti mampu mengobati berbagai-bagai macam Penyakit, bahkan mampu berjalan di atas air, atau mampu Terbang DI AWANG-AWANG SEKALIPUN. Semua ini tidak ada artinya bagi Agama At Tauhid, yang menguasai BIDANG ILMU KEBATINANNYA; semua hal-ikhwal tersebut itu adalah KECIL pada Sisi Allah SWT. dan pada sisi ilmu TASAUF ISLAM.

TUJUAN POKOK dari ILMU TASAUF, YANG PALING TINGGI pada sisi Ilmu Tasauf ialah : Mampu sampai Kehadirat Allah SWT meraih Ridha dan KasihNya.

Hadits Nabi :

قال الله تعا لى: لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

"Sesungguhnya Langit-langit dan Bumi-Ku tidak berdaya menjangkau-AKU, namun AKU telah dijangkau oleh Hati seseorang Mukmin (yang KU-kasihi), (yang telah menerima NURUN ALA NURIN dari-KU)”.(HR. Ahmad dari Wahab bin Munabbih ).

Dan ini HANYA DAPAT DICAPAI antara lain melalui saluran Haq-nya yang diakui Allah SWT., yaitu melalui Rohani salah SEORANG dari para RASUL pilihan-NYA, yang Tali Silsilahnya masih NYATA ADANYA! Karena hanya di- situlah tersembunyi :FREKWENSI ALLAH SWT yang TIDAK TERHINGGA HA LUS, Tinggi, Agung dan Sempurnanya, tetapi juga MAHA-MAHA DAHSYAT yang tidak dapat diukur.

Dan kalau dihadapkan pada Ilmu Kebatinan apa saja pun namanya,ilmu Kebatinan akan LEBUR jadi ABU sama sekali, begitu juga jika dihadapkan pada Lawan Fisis sekalipun.

Segala macam dan jenis Lawan Metafisis apa pun namanya, walaupun yang berasal dari Bumi, Udara, Lautan dan Angkasa sekali pun, semua akan tunduk dan bersujud pada DIMENSI yang TAK TERHINGGA itu, yang bermanifestasi melalui APARATNYA di TANGAN YANG MAHA BERKUASA YANG TAK ADA TOLOK BANDINGANNYA, di alam mana saja pun!

"NONE IS COMPARABLE UNTO HIM"! NOBODY AND NOTHING, WHOEVER AND WHATEVER IS ABLE TO COMPETE HIM! BISMILLAAHIL LADZI LAA YADHURRU MA’AS MIHII SYAIUN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA-I!

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil Hamd.

RUMUS ALJABARNYA :

Apa saja, siapa saja, Metafisik apa saja, dari Langit dan Bumi,Atom, Nuklir, Galodo, Kiamat Dunia, Setan, Iblis dan lain-lain ,dan lain-lain dibagi ∞ = 0

Semua akan MUSNAH HABIS OLEH TENAGA YANG TAK TERHINGGA, yaitu ENERGI NUCLEUS DARI KALIMAH ALLAH sebagai INTI AL QUR’AN HAQIQI ( ∞)

Kami cukupkan hingga di sini dahulu untuk sementara waktu pengupasan tentang Hal lkhwal Ilmu Kebatiman di Dunia, mudah-mudaham di lain kesempatan kami dapat menyambungnya lagi dengan lebih tenperinci, hingga jelas dan tak ada ragu-ragunya lagi bagi kita sekalian.

Sekian! Wassalamualaikum w.w.

*) Penjelasan :

Seperti juga mengamalkan Kalimah Laa ilaaha Ilallah sekalipun, tanpa memakai Frekwensi Unsur Muhammad, amalan itu tidak akan sampai Kehadirat Allah SWT. Dzikirmya akan tergantung di awang-awang!

Begitu juga akan tergantung di awang-awang doa seseorang tanpa Shalawat atas Nabi (tanpa memakai Frekwensi Unsur Muhammad).

اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلّى عَلىٰ نَبِيِّكَ

“Sesungguhnya do’a itu akan terhenti di antara langit dan bumi,sedikitpun tidak dapat naik, sehingga engkau bershalawat atas Nabimu “(HR Tarmizi)

Begitu juga mengucapkan Asyhadu alla ilaaha illallah, tidak akan sampai kalau tidak memakai Unsur Muhammad, dalam Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.

Untuk mencapai Frekwensi Muhammad, kita harus menyatukan diri Rohani kita dengan diri Rohani Muhammad, yang telah bersatu dan berada dalam diri Rohani Guru/yang Ahli Silsilah. Dalam keadaan bersatu Rohani dengan Rohani,maka Frekwensi Ruhani kita telah bersatu pula dengan Frekwensi Rohani Muhammad, barulah Kita dapat beramal segala macam Ayat-ayat Al Qur’an dan barulah segala Ayat-ayat tersebut berjaya dengan sehebat-hebatnya.

Namun Teori ini tidak boleh dan tidak dapat dijalankan sendiri-sendiri, tanpa Pimpinan Guru Waliyam Mursyida, Mursyid yang Kamil Mukammil, yang Khalis Mukhlisin dan Khawas lil Khawas, yang diri Rohaninya telah berkekalan bersatu dengan diri Rohani Muhammad, sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah SWT. barulah metode Sakral ini akan dapat berbuah dengan sebaik-baiknya.

Semuanya harus dilaksanakan dengan TALKIN DZIKIR o1eh Sang Guru/Ahli Silsilah tersebut de atas, kalau tidak PEKERJAAN ini adalah SANGAT BERBAHAYA! Karena pekerjaan ini sangat halus, suci serta mulia, maka sudah pasti banyak pulalah Musuh-musuhnya yang juga hebat-hebat dan halus-halus, yang ingin mengganggu dan coba menyesatkan, yang harus dimusnahkan pula lebih dahulu oleh Kekuatan Dzikir dari Sang Guru/Ahli Silsilah, yang berpengalaman dan ber-Ijazah (yang telah mendapat IZIN dan RIDHA dari Sang

Guru/Ahli Silsilah di atasnya).

Sedangkan Rasulullah sendiri dalam Isra’ dan Mi’rajnya/dalam munajat Kehadirat Allah SWT., masih hendak dicoba diganggu/digoda oleh Iblis yang bernama JIN IFRIT, yang kemudian musnah terbakar oleh "semburan" ATOM kalimah Allah dari Sang Pengawal.

Sekian keterangan singkat.

P E N U T U P

Wahai Saudara·saudaraku yang aku kasihi, para pembaca yang Budiman! Sebagai penutup kami sampaikan di sini dengan hormat agar Saudara-saudaraku sudi kiranya menelaah isi Buku ini yang berisikan uraian-uraian tentang Nurun ala Nurin, tentang Kerohanian, dan tentang cara menghampirkan diri ke hadirat Allah SWT., dan semua ini termaktub dalam Ilmu Tasauf dan Sufi dalam Islam.

Sudahlah jelas pula, bahwa semua uraiannya tidaklah mudah dapat difahami oleh mereka yang awam. Apalagi, jika ia tidak memahami Ilmu Teknologi dan tidak berilmu atau berpengalaman dalam Ilmu Tasauf. Sekali lagi, bukanlah Rasul tidak mampu untuk menerangkan Agama lslam dalam bidang Ilmu Kerohaniannya, seperti diuraikan di atas. Namun masyarakatnyalah pada zaman dahulu tidak akan mampu menerimanya, karena Ilmu Kerohanian yang ghaib itu setepat-tepatnya hanya dapat diterangkan dengan Ilmu Teknologi Modern, karena harus memakai getaran-getaran dan frekwensi yang ∞ dari dimensi yang tak terhingga pula, karena sesuatu Zat yang tak terhingga hanya dapat dihubungi dengan faktor yang tak terhingga pula, yang terbit dari pada Zat yang tak terhingga itu sendiri.

Segala faktor atau unsur yang tak terhingga, hanya dapat kita miliki, jika diberikan sendiri oleh Zat yang tak terhingga itu sendiri, karena hanya ia yang memilikinya. Barulah kita mempunyai harapan untuk sampai kepada-Nya, dalam lbadat dan Amalan kita sebagai manusia yang sangat berkekurangan itu.

Ayat-ayat Al Qur’an yang jelas menunjukkan semuanya itu, antara lain ialah ayat: Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu . . . Nur di atas Nur yang diberikan Allah kepada yang dikasihi-Nya.

Sudah jelas Al Buraq pun merupakan Nur yang tak terhingga kecepatan frekwensinya yang dapat membawa Rohani Rasulullah ke hadirat Allah SWT., juga dianugerahkan oleh Zat yang tak terhingga itu. Sebenarnya dalam Buku kecil ini, kami sendiri tidak merasa puas untuk menguraikan segala sesuatunya tentang kekayaan alam keRohanian, beserta kedahsyatan alam Metafisika Al Qur’an; sebenarnya semuanya baru dapat diuraikan dengm sebaik-baiknya dalam suatu Fakultas Metafisika atas dasar Eksakta!

Saudara-saudara yang aku cintai semua!

Sekali-kali bukanlah kami bermaksud di sini untuk mendakwa bahwa Saudara-saudaraku yang tidak memakai metode bathiniah dalam ibadatnya tidak termasuk dalam golongan Islam, sekali-kali bukan itu maksud kami!!! `

Islam itu sangat luas seperti lautan, yang ikannya berlapis-lapis jenisnya, kalau kita telah merasa puas diri dengan menangguk di permukaan laut dengan mendapatkan ikan kecil-kecil/ikan teri, itu pun namanya ikan juga, itu pun sudah bagus, tetapi jika mereka hendak memakai suatu angkatan armada perikanan itu sudah jelas lebih menguntungkan. Namun kalau ikan di laut ada masa-masanya berkurang, lautan Rahmat Allah Ta’ala tidak akan pernah habis-habisnya, jauh lebih banyak dari pada bintang di langit, lebih banyak dari pada pasir di lautan, walaupun kalam di rimba dan dawat di lautan sudah habis untuk menuliskan akan Rahmat-Nya itu, namun RahmatNya tidak akan habis-habisnya sesuai dengan ayat Al Qur’an :

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat (Rahmat-rahmat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Gagah Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Luqman, ayat 27).

Itulah dia antara lain gambaran dari Kekayaan Allah SWT. di alam Metafisika. Dan ini semua hendaknya bukan hanya untuk disebut-sebut saja, tetapi juga untuk dihayati, difahami, dipelajari pelaksanaan teknisnya, agar dapat dimanfaatkan untuk hidup dan kehidupan Ummat beragama di Dunia dan di Akhirat.

Dan ini telah dilaksanakan sejak dahulu kala oleh para "Mandataris" dan "Aparat" Allah SWT., yaitu para Rasul, para Nabi, para Solihin, para Siddiqiin, para Rijalullah, para Aulia Allah sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang mewarisi semua ini, begitulah hebatnya dan perkasanya orang Mukmin di masa itu, karena keAkbaran Allah SWT juga. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil hamd!

Akhirul kalam, kami serukan di sini, bagaimanapun atau apapun ijtihad kita masing-masing, di atas segala-galanya, marilah kita pelihara kesatuan dan persatuan Islam, kerukunan antar beragama di Negara RI yang kita cintai ini yang berazaskan Panca Sila dan UUD 45, di bawah kibaran bendera Sang Saka Merah Putih yang berjiwa keperwiraan dan kesucian.

Semua ini ialah, guna kesejahteraan hidup kita sebagai umat beragama di dunia, dan demi kesejahteraan kita berbangsa, bernegara dan bertanah air.

Semoga kita semuanya mendapat Taufik dan Hidayat dari Allah SWT., serta hidup dalam ketenteraman dan ketenangan, dan senantiasa beserta dengan yang Maha Rahman dan yang Maha Rahim, hingga pada akhir hayat kita dan seterusnya hingga nun di seberang sana kelak. Amiin, Amiiin, ya Rabbal ’Aalamin!

SUPPLETOIR I

Sebagaimana yang telah disebut pada bagian terdahulu, di mana disebutkan, guna untuk memperlengkapi Ayat-ayat Allah dan Hadits Nabi, guna mendukung Dalil-Dalil Dzikrullah, bersama ini kita turunkan Ayat-ayat dan Hadits-hadits yang dimaksud agar dapat dimaklumi oleh Kaum Muslimin, betapa Pentingnya Peramalan Dzikrullah itu.

Namun di atas segala-galanya, ibadat Nawafil tersebut, harus dilaksanakan dengan memakai Frckwensi yang tak terhingga, seperti yang telah kita uraikan secara panjang lebar pada Buku ini.

Di bawah ini, kita sitir lebih dahulu, beberapa Hadits dan Ayat Qur’an yang menguatkan akan ucapan tersebut. Kita jangan lupa bahwa Ayat Al Quranul Karim dan Al Hadits bukan hanya berlaku untuk Jasmaniah Manusia tetapi juga untuk Rohaniah Manusia. Karena Al Islam mengatur Jasmani dan Rohani Manusia dengan sesempurna-sempurnanya.

Dengan lain perkataan Ayat Al Qur-’an dan Al Hadits di bawah mengenai Rasulullah, para Khalifah Rasul dan Para Khalifah Allah juga meliputi selain Jasmani Beliau-beliau itu juga Rohaninya.

Sebagai contoh kita sitir Hadits di bawah ini :

اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ

Sesungguhnya Do’a itu terhenti di antara langit dan bumi sedikitpun tidak bisa naik, sehingga engkau bershalawat atas Nabimu (HR. Tarmizi).

Konklusi :

”Tidak Ku-kabulkan do’a seseorang, tanpa Shalawat atas Rasul-Ku.Do’anya tergantung di awang-awang, ”

Terjemahan Akademis: "Tidak engkau mendapat akan frekwensi-Ku tanpa lebih dahulu mendapat frekwensi Rasul-Ku yang berada dalam diri Rohaninya". Ternyata Diri Rohani Rasulullah is the Big Conductor (wasilah) bagi Rohani kita dalam munajat ke hadirat Allah SWT.

A.1)

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لما اعترف ادم الخطيئة قال يارب أسئلك بحق محمد الا ماغفرت لي فقال الله تعالى ياادم كيف عرفت محمد ولم اخلقه قال يارب إنك لماخلقتني رفعت رأسي فرأيت على قوائم الارش مكتوبا لااله الا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف الى اسمائك الا أحب الخلق اليك فقال الله صدقت ياادم إنه لأحب الخلق الي فإذاسألتني بحقه فقد غفرت لك

Berkata Rasulullah SAW. : "Pada ketika telah membuat kesalahan Nabi Adam, ia bertaubat dan berkata : Wahai Tuhan, saya mohon kepada-Mu dengan hak Muhammad supaya mengampuni saya. Maka Tuhan menjawab : Wahai Adam, bagaimana engkau mengetahui Muhammad sedang ia belum dijadikan? Adam menjawab : Wahai Tuhan, setelah ENGKAU jadikan saya,saya mengangkat kepala ke tiang Arasy di mana tertulis kalimah LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH, maka saya tahu bahwa ENGKAU tidak akan menyertakan Nama ENGKAU, kecuali dengan nama orang yang ENGKAU kasihi. Maka Tuhan menjawab: Engkau benar hai Adam, Ia seorang laki-laki yang paling Ku kasihi; kalau engkau memohon kepadaKu dengan HAQNYA. (dapat frekwensiNya). Engkau Ku ampuni. Kalau tidaklah karena Dia, engkau tidak akan AKU jadikan" (HR. Imam Baihaqi dalam Kitab Dalailu Nubuwah, Imam Hakim dan Imam Thabrani).

2)

فلا تصرف وجهك عنه وهو وسيلتك ووسيلة أبيك ادم بل استقبله واستسفع به فيسفعه الله فيك قال الله تعالى ولو أنهم اذظلموا انفسهم جاءوك فاستغفروالله واستغفر لهم الرسو ل الله لواجدوالله توابا رحيما

Janganlah engkau palingkan mukamu dari pada-Nya karena beliau adalah wasilah engkau dan wasilah bapak engkau ADAM kepada Allah. Menghadaplah kepada-Nya dan mintalah Syafa’at dengan DIA, maka Allah akan memberi Syafa’atNya kepada-mu.

Tuhan berfirman: ”Kalau manusia telah menganiaya dirinya (dengan berbuat dosa) datang menghadap-Mu (hai Rasulullah),lalu mereka memohon ampun kepada Allah (di hadapanMu) dan Rasul pun memohonkan untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat dan Penyayang?

Riwayat ini diterangkan oleh Ijadh dalam Kitab Syifa‘ dan oleh Imam Qasthalani dalam Kitab Mawahubuladuniyah, oleh Imam Subki dalam Kitab Khulasatul Wafa’ dan oleh Imam Ibnu Hajar dalam Kitab Tuhfatuz Zuwar.

3)

اللهم إني أسئلك واتوجه إليك بمحمد ن النبي الرحمة يا محمد إني قد توجهت الى ربي في حاجتي هذه لتقضى

"Ya Allah, saya bermohon dan menghadap kepada-Mu dengan Nabi kami Muhammad, Nabi yang membawa Rahmat, Hai Muhammad, saya menghadapkan mukaku (dengan Engkau) kepada Tuhan, supaya permintaan saya diterima” (HR. Imam Thabrani dan Imam Bajhaqi).

4)

إن الناس أصابهم قحط في خلافة عمر رضي الله عنه فجاء بلال بن الحارث وكان من اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم الى قبر النبي صلى الله عليه وسلم وقال يارسول الله استسق لأمتك فإنهم هلكوا

"Bahwasanya kemarau menimpa manusia pada zaman Khalifah Umar bin Khatab RA. Seorang sahabat Nabi yang utama bernama Bilal bin Harits datang ke makam Nabi Muhammad SAW. di Madinah dan berziarah kepada Beliau. Pada ketika itu ia berkata : "Hai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk ummat Engkau karena mereka hampir binasa". Maka datanglah Rasulullah kepadanya (dalam mimpi) mengabarkan bahwa hujan akan turun (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan lbnu Abi Sayibah dengan sanad yang sahih).

(Jelas Rohani Rasulullah hidup pada sisi Allah SWT, dan tetap memberi syafa’at, begitu juga yang sederetan duduknya dengan para Rasul, tetap memberi syafa‘at pada ummat sampai ke Akhirat).

5)

“ Jikalau mereka telah menganiaya dirinya (berbuat dosa) lantas datang kepadamu (hai Rasulullah) lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang" (QS. An-Nisa, ayat 64).

6)

عَنْ أَنَسَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ عُمَرَ ابْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ كَانَ إذَا قُحِطُوا إسْتَسْقىٰ بِالْعَبَّاسِ ابْنِ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ فَقَالَ اَللّٰهُمَّ كُنَّا نَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ نَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا وَاِنَّانَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَافَيُسْقَوْنَ

Dari Anas bin Malik, bahwasanya Umar bin Khatab RA. Apabila terjadi kemarau, minta hujan ia dengan Abbas bin Abdul Muthalib, maka beliau berkata: "Ya Allah, bahwasanya kami telah tawassul kepada ENGKAU dengan Nabi kami, maka ENGKAU turunkan hujan, dan sekarang kami tawasul kepada ENGKAU dengan paman Nabi kami, maka turunkanlah hujan ". (HR.Imam Bukhari).

Jelas bahwa Rohani Nabi memberi syafa’at, dan Rohani paman Nabi juga memberi syafa’at, karena telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna.

7)

وَمَنْ يَتَوَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَإِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ

"Barang siapa yang mengangkat Allah dan RasulNya dan orang yang beriman menjadi pemimpinnya (lahir batin telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna) maka (ia masuk partai mereka, dan) sesungguhnya partai Allah-lah yang mendapat kemenangan.” (QS. Al-Maidah, ayat 56).

8)

“Sesungguhnya bagimu sudah ada pada diri Rasulullah ikutan yang baik (pemimpin diri Rohani dan Jasmani), yaitu bagi orang yang mengharap (ridha) Allah dan Hari Kemudian, dan bagi orang yang banyak mengingat Allah (dzikir)." (QS. Ahzab, ayat 21).

9)

يشفع يوم القيامة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء

"Yang memberi Syafa’at di hari Qiamat ialah : AMBIA (para Nabi), ULAMA dan para SYUHADA" (HR. Ibnu Majah).

10)

"Sabarlah engkau bersama (berkawan atau ber-imam) orang-orang yang menyeru Tuhannya pagi dan petang, sedang mereka itu menghendaki keridhaan Allah, janganlah engkau palingkan pemandanganmu (tetap hadir/tetap dalam frekwensi) dari mereka karena mengharapkan perhiasan hidup di dunia.Janganlah engkau ikut orang-orang yang lalai hatinya dari mengingat Kami dan ia menurutkan hawa nafsunya dan adalah perbuatannya itu lebih dari patut/melampaui batas (tak baik)".(QS. Al-Kahfi, ayat 28).

11)

"Wahai kaum kami ikutlah (berimam lahir-batin) orang yang menyeru kamu kepada Allah, dan percayalah kepada-Nya,niscaya Allah mengampuni dosamu dan melepaskan kamu dari pada azab yang pedih". (QS. Al-Ahqaf, ayat 31).

12)

”Dan Kami kehendaki dengan nikmat Kami kepada hamba-hamba Kami, di muka bumi ,lalu Kami jadikan mereka menjadi ikutan (lahir batin) dan orang penerima warisan. (QS. Al-Qashash, ayat 5).

13)

"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi-nabi, Siddiqin (Ulama), Syuhada dan Solihin (Ulama)". (QS. An-Nisa:69).

14)

"Dan Kami jadikan mereka menjadi ikutan (lahir batin) untuk menunjuki manusia dari perintah ketika sabar serta yakin dengan keterangan Kami (QS. As-Sajadah, ayat 24).

15)

"Mereka itulah orang yang telah diberi Allah petunjuk, maka ikutilah mereka (lahir batin) dengan petunjuk itu" (QS. Al-An’am, ayat 90).

16)

”Mereka itulah orang-orang sebenar-benarnya ber-Iman. Mereka mendapat derajat yang tinggi dari Tuhannya, dan ampunan serta rezeki yang mulia." (QS. Al Anfal, ayat 4).

17)

"Sesungguhnya orang-orang yang teguh dengan engkau (Muhammad) sebenarnya mereka berjanji teguh dengan ALLAH. Tangan ALLAH di atas tangan mereka (Wajah-Ku di atas wajah mereka, RohKu di atas Roh mereka). (QS. Al-Fathu, ayat 10).

18)

"Demikianlah tanda kekuasaan ALLAH. Siapa yang ditunjuki ALLAH dapat petunjuk1ah dia, dan siapa yang disesatkanNya, tiadalah akan mendapat pimpinan yang menunjukinya (Waliyam Mursyida= orang yang menerima Nurun ala Nurin dengan sempurna (QS.Al-Kahfi,ayat 17)

19)

“Ikutlah (lahir-batin) orang yang tiada meminta upah kepadamu itu, karena mereka mendapat pimpinan yang benar". (QS. Yasin,ayat 21).

20)

لم يسعني الارضي ولا سماءي ووسعني قلب عبدي المؤمن اللين الوادع

"Tidak dapat memuat ZATKU, bumi dan langit-KU, yang dapat memuat ZATKU, ialah Hati hamba-Ku yang mukmin, lunak dan tenang" (yang telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna (Hadits Qudsi),

21)

"Sesungguhnya ini menjadi peringatan. Barang siapa yang hendak mendapat pengajaran, niscaya diambilnya jalan /metode untuk menyampaikannya kepada TUHAN" (dari orang yang menerima Nurun ala Nurin dengan sempurna sebagai aparat ALLAH TA’ALA). (QS. AlMuzammil, ayat 19)

22)

"Sesungguhnya orang-orang yang berjanji teguh dengan engkau (Muhammad), sebenarnya mereka berjanji teguh dengan ALLAH. Tangan ALLAH di atas tangan mereka (Wajah ALLAH di atas wajah mereka. Jelas kelihatan, bahwa mereka adalah aparat ALLAH, Mursyid itu, setelah menerima dengan sempurna penerusan dari pada Nurun ala Nurin). Barang siapa yang melanggar janjinya maka bahayanya itu atas dirinya sendiri dan barang siapa yang menyempurnakan janjinya dengan ALLAH, maka ALLAH menganugerahkan pahala yang besar kepadanya." (QS. Al-Fathu, ayat 10).

23)

من عاداىلي وليا فقد اذنته باالحرب وما تقرب الي عبدي بشيئ أحب الي مما افترضته عليه وما يزال عبدي يتقرب الي باالنوافل حتى احبه فإذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع به وبصره الذي يبصربه ويده التي يبطش بها ورجلة التي يمشي بها ولئن سألني لأعطينه ولئن إستعاذني لأعيذنه

"Barang siapa yang memusuhi seseorang penolong-Ku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya (jelas kelihatan, ia kekasih Allah adalah Aparat Allah SWT., di tangan Allah karena telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna), dan apabila hamba-KU menghampirkan diri kepadaKu dengan sesuatu amalan, yang lebih Aku cintai, dari pada hanya sekedar mengamalkan apa-apa yang telah Kuwajibkan atasnya, kemudian itu ia terus-menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan-amalan yang nawafil (yang baik), hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku pendengarannya bila ia mendengar, dan Akulah penglihatannya bila ia melihat, dan adalah Aku tangannya bila ia mengambil (melakukan sesuatu), dan adalah Aku kakinya bila ia berjalan demi jika memohon, niscaya Aku perkenankan permohonannya, demi jika ia meminta perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi dia." (Hadits Qudsi, diriwayatkan Imam Bukhari).

24)

ايهاعبد الطلعت على قلبه فرايت الغالب عليه التمسك بذكري توليت سياسته وكنت جليسه ومحادثه وانيسه

"Manakala AKU timbul di hati hambaku (jadi sudah berada di hatinya, semua jadi gerak ALLAH = sebagai Aparat ALLAH SWT.), lalu Aku lihat orang yang menguasai hatinya menggantungkannya dengan mengingat Aku maka AKU-lah mengendalikan siasatnya (geraknya, perbuatannya),Akulah teman duduknya, Aku-lah yang memberitahu, Akulah yang menggembirakannya", (Tanda nyata, orang ini telah menerima penerusan dari Nurun ala Nurin dengan sempurna). (Hadits dalam Al-Atsar: Ihya Ulumuddin, halaman 85).

25)

"Pergilah engkau bersama saudara engkau (lahir-batin) dengan membawa mu'jizat-Ku. Janganlah luput mengingat AKU".(QS. Thaha. ayat 42. Yang diturunkan ALLAH kepada Musa dan Harun, sewaktu diperintahkan untuk mengalahkan Fir’aun).

Di bawah ini kami turunkan beberapa Ayat Al Qur’an dan AlHadits, yang gunanya sebagai lanjutan dalam menunjukkan Kebesaran-kebesaran Dzikrullah dan keutamaan-keutamaan bagi orang yang mengamalkannya yang dihadiahkan Allah SWT. baginya sebagai"GIFT" sampingan.

B.1 )

"Dan bagi pria yang banyak berdzikir kepada ALLAH dan bagi wanita yang banyak berdzikir kepada ALLAH disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Tuhan." (QS. Al-Ahzab,ayat 35 ).

(Banyak berdzikir pada Allah inilah yang dilaksanakan para Ahli Thariqat didalam Suluknya selama berhari-hari).

2)

"Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta" (QS. Thaha. ayat 124).

3)

"Orang-orang mukmin hatinya tenteram karena mengingat ALLAH, ingatlah ALLAH, karena dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenteram". (QS_ ArRa’ad,ayat 28)

4)

“Hai sekalian orang-orang yang beriman. Ingatlah ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pagi dan petang" (QS. AlAhzab, ayat 41-42).

(Berdzikir dan bertasbih sebanyak-banyaknya, pagi dan petang inilah yang dilaksanakan oleh para Ahli Thariqat).

5)

"Dan ingatlah TUHAN-mu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah di waktu petang-petang dan pagi-pagi”. (QS. Ali Imran, ayat 4l).

(Berdzikir dan bertasbih sebanyak-banyaknya pagi dan petang inilah yang dilaksanakan para Ahli Thariqat).

6)

عَنْ أبِيْ مُوْسىٰ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللّٰهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

"Dari pada Abu Musa Al Asy’ari RA. dari pada Nabi Muhammad SAW. beliau telah bersabda: Ibarat orang yang mengingat akan ALLAH dan yang tiada ingat kepada-Nya ialah seperti yang hidup dan yang mati". (HR.Imam Bukhari).

7)

قال الله تعالى لا اله الا الله كلامي وأنا هو من قالها دخل حصني ومن دخل حصني أمن من عقابي

"Telah berfirman ALLAH TA’ALA: La ilaha illallah, itulah perkataan-KU dan IA adalah AKU, barang siapa yang mengatakannya, niscaya masuk ia ke dalam benteng-Ku dan siapa masuk ke dalam benteng-Ku niscaya amanlah ia dari pada segala siksaan-Ku." (HR. Syairazi).

8)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم سبق المفردون قالوا وما المفردون يا رسوالله قال الذاكرون الله كثيرا والذاكرات

"Dari pada Abu Hurairah RA. berkata ia : Telah bersabda Rasulullah SAW. Terlebih dahulu maju (menanglah) para AL MUFARRIDUN. Sahut para sahabat: Siapakah Al Mufarridunitu ya Rasulullah? Sabda Rasul: Yaitu orang-orang yang membanyakkan (selalu berdzikir) ingat akan ALLAH, laki-laki dan perempuan".

(HR. Imam Muslim).

Orang-orang yang terdahulu maju = orang-orang yang terdahulu menang, ialah orang-orang yang mendapat SURGA terdahulu yaitu mulai dari Dunia ini berkelanjutan terus sampai ke Akhirat.

(Yang membanyakkan selalu berdzikir laki-laki dan perempuan ialah para Ahli Thariqat dalam Suluknya berpuluh hari).

9)

اَلدُّنْيَامَلْعُونَةُ وَمَلْعُونَ مَافِيْهَا اِلاَّ ذِكْرُاللهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالمِاًَ وَمُتَعَلِّمًَا

"Dunia dan apa-apa yang ada padanya dikutuk ALLAH (yakni terjatuh dari rahmat ALLAH), kecuali Dzikrullah, apa-apa yang menghampiri padanya orang Alim dan para penuntut ilmu".(HR. Tarmizi, Ibnu Majah dan Baihaqi).

10)

عن ابي الدرداء رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الا أنبئكم بخيرأعما لكم وأزكاها عند مليكيكم وأرفعها في درجاتكم وخير لكم من ان تلقو

عدوكم فتضربوا أعناقهم ويضربوا أعناقكم قالوابلى قال ذكرالله

"Abu Darda’ RA. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bertanya kepada Para Sahabatnya RA. : Maukah aku kabarkan kepada kamu mengenai sebaik-baiknya amalanmu yang amat suci di sisi Allah yang meninggikan derajat ke tingkat yang tertinggi sekali yang lebih mulia dari pada menafkahkan emas dan perak (di jalan Allah) yang lebih utama dari pada menghadapi musuh di tengah-tengah medan jihad, maka kamu tanggalkan lehernya atau mereka menanggalkan lehermu'? Para Sahabat RA. berkata: Ya mau (Ya Rasulullah apakah itu?). Sabda Rasulullah SAW. : Dzikrullah". (HR. Ahmad, Tarmizi, Ibnu Majah, Ibnu Abiddunia, Hakim dan Baihaqi).

11)

عن عبد الله بن بسر رضي الله عنه أن رجلا قال يا رسول الله إن شرائع الاسلام فلا كثرت علي فأخبرني بشيئ انثبت به قال لا يزال لسانك رطبا من ذكر الله

”Abdullah bin Basar RA., memberitahukan bahwa adalah seorang laki-laki telah berkata: Ya Rasulullah: Sesungguhnya aturan-aturan, (kelakuan-kelakuan) Agama Islam (Syari’at Islam) telah banyak benar atas kami, maka cobalah ceritakan akan kami suatu aturan yang mudah kami pegang betul-betul dengan dia. Sabda Rasul: Hendaklah lidahmu senantiasa basah dari pada dzikir ALLAH (yakni selalu ingat akan ALLAH)". (HR. Imam Tarmizi).

(Yang senantiasa lidahnya basah dzikir pada Allah ialah mereka yang berdzikir berpuluh hari dalam Suluknya).

12)

"Siksaanlah bagi orang yang engkar hatinya mengingat ALLAH.orang-orang itu dalam kesesatan yang nyata". (QS. Azzumar,ayat 22).

13)

"Janganlah kalian luput dari mengingat AKU“ (QS. Thaha,ayat 42).

14)

"Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ALLAH dengan ingatan yang banyak-banyak" (QS. Al-Ahzab, ayat 41).

15)

"Wahai orang-orang yang beriman,janganlah kamu lalai oleh harta-bendamu dan anak-anakmu dari mengingat ALLAH., barang siapa yang berbuat demikian maka adalah ia orang yang merugi." (QS. Al Munaafiqun, ayat 9).

16)

"Ingatlah akan AKU, supaya AKU ingat pula akan engkau, dan janganlah engkau menyangkal akan nikmat-Ku" (QS. A1-Baqarah, ayat 152).

17)

"Barang siapa berpaling dari berdzikir (mengingat, menyebut akan ALLAH), Kami turunkan kepadanya seekor syaitan yang terus-menerus menjadi kawan seiring baginya." (QS. Azzukhruf,ayat 36).

18)

اذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالو وما رياض الجنة قال حلاق الذكر

"Apabila kamu melalui Taman Syurga, maka ikutlah atau masuklah kamu padanya.Bertanya salah seorang sahabat: Apakah Taman Syurga itu, ya Rasulullah? Sabda Rasul: Yaitu halqah-halqah dzikir (Halqah-halqah ialah bundaran orang banyak duduk berkeliling = BERTAWAJUH (HR. Imam Tarmizi).

19)

لا يقعد قوم يذكرون الله الا حفتهم الملائكته وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده

"Apabila duduk suatu kaum mengucapkan dzikir ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka Rahmat dan turun atas mereka sakinah (ketenangan jiwa), dan ALLAH menyebut mereka pada sisi-Nya"(HR. Imam Muslim).

(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam Suluknya).

20)

مامن قومن إجتمعوا يذكرون الله لا يريدون بذالك الا وجهه الا ناداهم مناد من السماء ان قوموا مغفورا لكم قد بدلت سيئاتكم حسنات

“Tiada satu kaum yang berkumpul untuk berdzikrullah sedangkan mereka tidak mengharapkan selain dari keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari Langit: Sesungguhnya dengan bangunmu (bangun/bangkit/setelah selesai melaksanakan dzikrullah berhari-hari dalam Suluk/I’tikaf Dzikrullah) telah Kuampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah Ku-ganti dengan kebaikan. (HR. Ahmad,Bazzar, Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi).

21)

ما جلس قوم مجلسا يذكرون الله فيه الا حفتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة وذكرهم الله فيمن عنده

”Telah duduk satu kaum dengan mengingat ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka Rahmat dan Tuhan mengingat mereka pada yang disisi-Nya". (HR. Imam Muslim).

(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam Suluknya).

22)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan tetap hatinya ingat kepada ALLAH (selalu berdzikir pada ALLAH), mereka itu isi surga dan kekal di dalamnya" (mulai dari Dunia hingga kelak di Akhirat). (QS. Hud:23)

(Orang-orang yang selalu berdzikir pada Allah ialah mereka yang sengaja berniat dan melaksanakan dzikir berhari-hari dalam Suluknya).

23)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول الله تعالى أنا مع عبدي ما ذكرني و تحركت بي شفتاه

"Dari Abu Hurairah RA. berkata: Sabda Rasulullah SAW.Telah berkata ALLAH TA`ALA: AKU beserta hamba-KU, bila diingatnya akan AKU. Dan selama kedua bibirnya tetap bergerak untuk ingat kepada-Ku? (HR. lmam Ibnu Majah, disyahkan oleh Imam Bukhari bahwa Hadits ini mempunyai ta’liq).

(Yang selalu kedua bibirnya bergerak untuk dzikrullah ialah mereka para Ahli Thariqat yang diajarkan sedemikian rupa).

24)

قال النبي صلى الله عليه وسلم يقول الله تعالى أنا عند ظن عبدي لي وأنا معه إذا ذكرني فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي وإن ذكرني في ملاء ذكرته في ملاء خير منهم وإن تقرب الي شبرا تقربت اليه ذراعا وإن تقرب الي ذراعا تقربت اليه باعا وإن اتاني يمشي أتيته هرولة

"Berkata Nabi Muhammad SAW. : Berkata ALLAH TA’ALA ,AKU menurut keyakinan hamba-KU dan AKU bersama dia apabila ia mengingat AKU, kalau ia mengingat AKU secara tersembunyi (dalam hatinya saja), AKU ingat pula ia secara itu, kalau ia mengingat AKU di hadapan umum, maka AKU ingat pula ia di hadapan yang lebih baik dari itu. Kalau ia mendekatkan diri kepada-KU sejengkal AKU dekatkan diri-KU kepadanya sehasta, kalau ia mendekatkan diri sehasta Aku dekatkan diri-KU sedepa padanya, kalau ia datang kepada-KU berjalan kaki, AKU akan datang kepadanya berlari". (HR.Imam Bukhari dan Imam Muslim).

25)

“Sebutlah nama Tuhanmu dan beribadatlah kepada-Nya dengan sepenuh hati" (QS. Al-Muzammil, ayat 8).

(Yang berhari-hari menyebut nama Allah dan beribadat kepada-Nya sepenuh hati adalah pengajaran khas dari pada Thariqatullah).

26)

"Dan sebutlah nama Tuhanmu pagi dan petang (QS. Al-Insan, ayat 25)

27)

"Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU dia akan mendapat kehidupan sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta". (QS. Thaha :124).

28)

"Sesungguhnya ALLAH jadikan isi neraka jahanam itu, kebanyakan terdiri dari pada bangsa Jin dan Manusia. Yang mana mereka itu berhati, tetapi tidak mengerti (tidak faham, tidak mendapat petunjuk, bebal).Mereka bermata tetapi tidak melihat, mereka bertelinga tetapi tidak mendengar. Mereka seperti hewan, bahkan mereka lebih sesat lagi dari padanya. Mereka itulah orang yang lalai (tidak dzikir)".(QS. A1-A’raf, ayat 179).

29)

"Bukanlah buta mata kepala mereka, tetapi buta matahati ( yang di dalam dada mereka". (QS. A1-Hajj, ayat 46).

Mata hatinya gelap, karena tak pernah berusaha untuk memperoleh/menerima NURUN ALA NURIN yang hanya dapat diperoleh dari ALLAH SWT. melalui SALURAN-NYA/WASILAHNYA, yaitu TALI ALLAH/APARAT ALLAH SWT.

30)

"Beruntunglah orang yang suci hatinya (disucikan Dzikrullah).(QS. Al-A’laa, ayat 14).

Siapakah orang yang suci hatinya itu atau bagaimanakah hati yang suci itu?

Sesuai dengan sabda Nabi SAW. (lihat Ihya Ulumuddin, ha1aman 37) yang berbunyi: Hati yang bersih itu di dalamnya ada lampu yang bersinar (Nurun ala Nurin). Yang demikian itulah hati Mukmin.

31)

"Sesungguhnya orang-orang yang taqwa itu, berada di dalam kebun surga (Dunia sampai ke Akhirat), di mana mengalir mata air (Rahman Dunia sampai kc Akhirat).(QS. Al Hijjir,ayat 45).

32)

"Barang siapa yang buta hatinya di dunia niscaya buta juga di akhirat nanti, bahkan sesat jalannya lagi (QS. Al Isra’, ayat 72).

Konklusi : Siapa yang mendapat Surga di Dunia niscaya juga berada dalam Surga di Akhirat kelak.

33)

من لم يكثر ذكرالله فقد برئ من الايمان

"Barang siapa tiada membanyakkan menyebut ALLAH, terlepaslah ia dari IMAN". (HR. Imam Thabrani).

34)

لا يقعد قوم يذكرون الله الا حفتهم الملائكته وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده

"Apabila duduk suatu kaum mengucapkan dzikir ALLAH, maka melingkungi akan mereka malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka Rahmat dan turun atas mereka sakinah (ketenangan jiwa), dan ALLAH menyebut mereka pada sisi-Nya" (HR.Imam Muslim).

(Kaum yang mengucapkan dzikir pada Allah ialah mereka yang berniat dan melaksanakan dzikir berpuluh hari dalam Suluknya).

35)

مامن قومن إجتمعوا يذكرون الله لا يريدون بذالك الا وجهه الا ناداهم مناد من السماء ان قوموا مغفورا لكم قد بدلت سيئاتكم حسنات

"Tiada satu kaum yang berkumpul untuk berdzikrullah sedangkan mereka tidak mengharapkan selain dari keridhaan-Nya (Allah) kecuali Tuhan berseru dari Langit: Sesungguhnya dengan Bangunmu (bangun/bangkit/setelah selesai melaksanakan dzikrullah berhari-hari dalam Suluk/I’tikaf Dzikrullah) telah Kuampuni dan kejahatan-kejahatanmu telah Ku ganti dengan kebaikan.“ (HR. Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la, Thabrani dan Baihaqi).

36)

لاَتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يَبْقىٰ عَلَى وَجْهِ الاَرْضِ مَنْ يَقُوُلُ اللهُ اللهُ

"Tiada akan datang kiamat, kecuali kalau dimuka Bumi tidak ada lagi orang yang membaca ALLAH, ALLAH," (HR. Imam Muslim).

Orang yang selalu membaca Allah, Allah dengan Rukun dan Syaratnya ialah Para Ahli Tasauf).

37)

"Dan bagi pria yang banyak berdzikir kepada ALLAH dan bagi wanita yang banyak berdzikir kepada ALLAH disediakan ampunan dan pahala yang besar oleh Tuhan". (QS. Al·Ahzab,ayat 35).

(Orang-0rang yang selalu berdzikir pada Allah ialah mereka yang sengaja berniat dan melaksanakan dzikir berhari-hari dalam Suluknya).

38)

"Barang siapa yang tidak mau mengingat AKU, dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta". (QS. Thaha, ayat 124).

39)

عَنْ أبِيْ مُوْسىٰ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَى اللّٰهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

"Dari pada Abu Musa Al Asy’ari RA, dari pada Nabi Muhammad SAW. Beliau telah bersabda : Ibarat orang yang mengingat akan ALLAH dan yang tiada ingat kepada-NYA ialah seperti yang hidup dan yang mati".(HR. Imam Bukhari).

Sudah jelaslah bagi kita bahwa para Ahli Dzikir yang benar-benar mengamalkan Dzikrullah dengan teliti dan seksama menurut syarat-syarat yang diperlukan serta menguasai ilmu teori dan prakteknya secara sempurna, termasuk/ tergolong sebagai Khalifah Allah dan Khalifah Rasul yang mempunyai pengharapan besar menerima kurnia dari pada Allah SWT. yang Maha bernilai itu, mulai dari Dunia hingga ke Akhirat kelak.

Juga ia dapat digolongkan ke dalam golongan yang disebut Allah dalam Al Qur’anul Karim sebagai "AHLI DZIKIR" di dalam Ayat AlQur’an, Surat An Nahl. ayat 43, yang berbunyi :

"Maka bertanyalah kepada ahladz dzikir jika kamu tidak mengetahui".

Jadi jelasnya ahladz dzikir, adalah ahli dzikir, yakni mereka yang benar-benar memahami masalah dzikrullah dengan pengetahuan yang luas, baik secara teoritis maupun praktis, benar-benar mengamalkannya, di samping mengamalkan ibadah-ibadah lainnya yang wajib.

Mereka itulah yang dimasyhurkan sebagai orang-orang "’yang basah lidahnya menyebut nama Allah". Merekalah yang benar-benar memahami rahasia pelaksanaan amalan Dzikrullah, sehingga amalan mereka membuahkan yang sebesar-besarnya.

Semoga kita semua mendapat Rahmat dari Allah SWT. sebanyak-banyaknya. AMIN YA RABBAL AALAMlIN.

S U P P L E T 0 I R II

PENJELASAN TENTANG WASILAH

Kita akan mencoba menguraikan di sini soal yang maha pelik,yang maha sulit, tetapi juga maha penting yakni soal WASILAH dalam ibadah, agar supaya mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai Ilmu Tasauf, khususnya mengenai Ilmu Thariqat dan Sufi.

Kita akan mencoba menguraikan kunci yang paling penting ini, tetapi yang juga paling sulit untuk diuraikan bahkan yang dapat kita golongkan sebagai Rahasia Tertinggi. Tanpa Wasilah tiap-tiap orang yang munajat ke Hadirat Allah SWT tidak akan mencapai sasaran, dengan lain perkataan tidak akan sampai ke Hadirat Allah SWT.

Dalil-dalil yang akan kita pakai di sini adalah semua dalil-dalil yang bersangkut-paut dengan Wasilah. Yang utama tentu saja kita pakai ayat-ayat Al Qur’anul Karim dan Al Hadits yang tertulis, didukung oleh ayat-ayat yang tertulis "di dalam Ilmu Alam", yaitu Sunnatullah, ilmu-ilmu, hukum-hukum Ilmu Alam yang tidak tertulis di dalam Al Qur’an, tetapi terkandung di dalam Al Qur’an.

Tentu saja ayat Tuhan yang tidak tertulis di dalam Al Qur’an, tetapi tertulis dalam Ilmu Alam, yang benar-benar mengetahuinya, adalah para ahli-ahli llmu Alam dan Teknologi, disesuaikan dengan Firman-firman Allah dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi.

1.Yang demikian adalah sesuai pula dengan Firman Allah dalam Surat Yusuf, ayat 105:

Dan banyak sekali ayat-ayat Allah (Keterangan-keterangan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling daripadanya. (Tafsir M. Yunus).

Konklusi :

Telah banyak Ayat-ayat-Ku, Aku tuliskan di langit dan di bumi, tetapi mereka berlalu juga dan tidak memperhatikannya

2. Kemudian sesuai pula dengan Surat An-Nur, ayat 35:

Allah banyak membuat perumpamaan-perumpamaan dalam melipat gandakan petunjuk-Nya kepada manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala-galanya. (artinya: masih banyak lagi yang harus diriset).

2.Sesuai pula dengan Hadits Rasul yang bersabda :

الإسلام علمي و عملي

Islam adalah llmiah dan Amaliah (HR. Bukhari).

Ayat yang kita kupas yang mengenai Wasilah ialah Surat Al- Maidah, ayat 35:

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berdzikir dan shalat) dan carilah cara (metode untuk menghampirkan engkau pada-Nya) dan berjihadlah (sungguh-sungguh berjuang, secara intensiflah ber-amal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu) semoga kamu menang.

Ayat ini setepat-tepatnya kita lihat ditujukan pada orang-orang yang beriman dan yang taqwa. Yang beriman, ialah orang-orang yang benar-benar telah percaya pada Allah sepenuhnya, yang Islamnya dan Imannya telah diuji berpuluh-puluh kali. Yang taqwa, ialah mereka yang tetap setia dan dengan teliti melaksanakan Suruh Allah SWT dan menghentikan Tegah-Nya selama bertahun-tahun. Jadi inilah orang yang warak! Jadi bukan saja ditujukan kepada orang yang beriman tetapi juga kepada orang yang taqwa. Kedua-dua ini adalah tinggi sekali martabatnya!

Agar dapat disebut orang yang beriman ialah mereka yang telah menjalani segala macam cobaan berpuluh-puluh kali dan tetap tabah.

Cobaan yang berat-berat yang berpuluh-puluh macamnya, yang telah ditempuhnya dengan sukses. Kemudian orang yang taqwa ialah mereka yang berrtahun-tahun tak pernah tinggal/retak sembahyangnya!

Setelah benar-benar beriman dan taqwa, barulah ia diperintahkan :Wabtaghuu ilaihil Wasiilata. Berarti mencari dan menemukan Wasilah ini adalah sangat tinggi ilmunya dan Martabatnya! Justru karena sangat halus dan tingginya, ia menjadi sulit dimengerti oleh ahli-ahli fikih biasa dan juga oleh ahli-ahli Tasauf kebanyakan sekalipun,sehingga ahli Tasauf selama berabad-abad tidak mampu menerangkannya dengan cara memuaskan. Kalau mereka ditanya mengenai Thariqat, mereka diam, karena mereka merasakan kehebatannya, tetapi tak mampu menerangkannya, karena ilmunya terlalu tinggi, yang hanya mampu diterangkan oleh orang yang berilmu tinggi pula.

Kami bukan hendak mengatakan di sini bahwa mereka tidak memakainya. Bukan, justru beliau-beliau itulah yang memakainya dengan sangat gilang-gemilang dan dengan hasil yang sangat memuaskan. Tetapi untuk menuangkannya ke dalam keterangan yang berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadits yang didukung oleh ilmiah, sampai sekarang hampir dapat dikatakan, belum ada yang cukup mampu dan memuaskan.

Hal ini disebabkan Al-Qur’an dan Al hadits yang tertulis, haruss didukung pula oleh Ayat-ayat Allah yang tidak tertulis di dalam AlQur’an dan Al Hadits tetapi terkandung di dalamnya, namun tertulis dalam Hukum-hukum ilmu Alam yang tinggi.

Oleh sebab itu yang mampu menerangkan semua ini ialah mereka yang paham Tasauf, paham teknologi dan mereka yang taqwa dan yang beriman! Orang yang tidak beriman dan yang tidak taqwa dan bukan ahli teknologi atau ahli eksakta serta tidak mengetahui tentang Ilmu Tasauf, janganlah ia hendaknya memberikan komentar di sini, karcna ia tidak punya bahan sama sekali untuk menilai tulisan ini.

Kami bukanlah pula hendak mengatakan bahwa para Masyaikh yang terdahulu tidak melaksanakan Wasilah, bahkan Beliau-beliau itulah yang melaksanakannya dengan sangat gilang-gemilang! Hanya saja Beliau-beliau tidak menerangkannya secara ilmiah, karena pada zaman dahulu, belum perlu penerangan ilmiah seperti pada zaman sekarang ini.

Kami di sini menerangkan pula, bahwa penerangan secara ilmiah teoritis semata-mata tidak akan tepat, tanpa didukung oleh kedua unsur pokok, yaitu A1 Qur’an dan Al Hadits yang tertulis dalam Kitabullah.

IImu-ilmu teknologi dalam Ilmu Alam, sudah jelas dapat dipakai untuk menjelaskannya, karena Rasul bersabda:

الإسلام علمي و عملي

yang artinya Islam adalah Ilmiah dan amaliah.

Nanti kita akan lihat, bahwa Al Islam itu benar-benar Maha Tinggi ilmiahnya, tidak ada yang mengalahkannya secara ilmiah, sesuai dengan hadits Nabi SAW

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Islam itu sangat tinggi (Ilmiahnya dan Amaliahnya) tiada yang dapat melebihinya/mengalahkannya (Ilmiahnya dan Amaliahnya tak ada taranya =∞).

Tuhan mengakui bahwa Al Islam tidak ada tandingannya. Allah SWT yang Maha Sempurna, Maha Tinggi. Maha Agung, Maha Besar, Maha Kuasa, mengakui hanya Islam itulah Agama pada sisi-Nya.

Kalau Yang Maha Tinggi, Maha Sempurna itu mengakui bahwa Islam adalah Agama satu-satunya pada sisi-Nya, maka Agama yang diakui oleh Yang Maha Akbar itu adalah Agama yang sangat-sangat tingginya, dalam segala hal, baik tentang Ilmiahnya maupun tentang Amalannya ! Jadi sudah jelas sulit sekali untuk dapat dipahamkan oleh orang awam dan oleh para ahli Tasauf sendiri,yang ilmunya belum begitu tinggi.

1. Firman Allah :

Sesungguhnya Agama yang diridhai pada sisi Allah ialah Islam. (QS. Ali Imran, ayat 19).

2. Hadits Nabi :

الإسلام يعلوا ولا يعلى عليه

Islam itu sangat tinggi, tiada yang dapat melebihinya/mengalahkannya. (HR. Bukhari).

3. Hadits Nabi :

الإسلام علمي و عملي

Islam adalah ilmiah dan Amaliah. (HR. Bukhari).

Atas dasar Surat Yusuf, ayat 105, Surat Al-Maidah, ayat 35 dan pengakuan Rasulullah SAW melalui Hadits Bukhari dan Hadits Muslim, kita akan menerangkan soal yang maha pelik itu, yaitu Wasilah.

Apakah Wasilah itu? Apakah Wasilah itu manusia? Jawabnya tegas, bukan manusial Dalilnya, tidak ada manusia yang sampai ke haderat Allah SWT ! Manusia terdiri dari tiga unsur: yang pertama adalah jasmani, yang kedua adalah Akal, yang ketiga adalah Ruh. Ketiga-tiganya adalah baharu yang hanya mempunyai kapasitas kemampuan yang sangat terbatas. Si baharu tidak akan mungkin sampai dan tak mungkin ia mampu dapat membawa siapa pun kepada Yang Maha Kadim, karena gelombang si baharu adalah sangat terbatas, sangat berkekurangan, sama sekali tidak berkemampuan untuk dapat menjangkau Arasy tempat Allah SWT bersemayam pada dimensi yang tak terhingga. Walaupun Ruhnya sekalipun ! Karena yang akan dijangkaunya berada pada dimensi yang tak terhingga jauhnya.

Satu contoh yang jelas, Rasulullah SAW sendiri harus diberi suatu faktor yang tiada terhingga (∞ ), baru mampu beliau munajat sampai ke Hadirat Allah SWT. Faktor yang tak terhingga itu diberikan/dianugerahkan sendiri oleh Zat Yang Maha Tinggi yang berdimensi tidak terhingga pula. Hanya DIA yang mampu memberikan faktor yang tiada terhingga cepatnya itu. Ini adalah suatu contoh yang sangat jelas bahwa manusia tidak akan sampai pada Allah tanpa diberi bantuan sesuatu alat yang tak terhingga kapasitasnya.

Dalam Surat Al Majdah, ayat 35, dituliskan, Wabtaghuu ilaihil Wasiilata, wasilah yang menyampaikan kepada Allah SWT. Tadi telah kita sebut salah satu Wasilah, yaitu yang menyampaikan Rasulullah SAW dengan Unlimited speed, yang digambarkan sebagai Al-Buraq, ke Hadirat Allah SWT di Arasy, menembus Raf-raf, menembus Sidratul muntaha sampai ke Hadirat Allah SWT. Faktornya nampak jelas, Wasilahnya pun nampak jelas, ialah suatu alat yang tiada terhingga, yang tidak dimiliki oleh manusia, siapa pun orangnya termasuk Rasulullah SAW sendiri, sebagai Anak bani Adam.

Kembali kita kepada hal yang akan kita sebutkan tadi, apakah Wasilah itu manusia? Jelaslah sudah, bukan manusia! Karena jasmani manusia tidak akan sampai, akal manusia tidak akan sampai, bahkan Ruh manusia pun tidak akan sampai pada Allah karena semuanya adalah baharu. Semua yang baharu tidak akan sampai ke Hadirat Allah SWT Yang Maha Kadim, karena semuanya hanya berkemampuan dan memiliki kapasitas terbatas, sedangkan yang akan dijangkaunya berada di tempat/dimensi yang tidak terhingga. Jelas kelihatan, dengan dalil ini bahwa manusia tidak sanggup sampai pada Allah dalam munajatnya sekalipun, tanpa diberikan sesuatu alat untuk itu, yang berkapasitas tak terhingga yang mampu menjangkau Hadirat Allah SWT.

Sekali lagi :

Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah pada Allah (termasuk banyak berdzikir dan shalat) dan carilah cara (metode untuk menghampirkan engkau padaNya) dan berjihadlah (sungguh-sungguh berjuang, secara intensiflah beramal) pada jalan-Nya itu (pada metode itu) semoga kamu menang. (QS.Al Maidah, ayat 35). Untuk menyelidikinya lebih lanjut, kita cari dahulu siapakah yang pertama sekali, manusia manakah yang pertama sekali yang telah mendapatkan Wasilah itu? Manusia manakah yang sempurna beriman dan taqwa, yang telah mendapatkan Wasilah itu yang telah dapat menyampaikannya kepada Allah SWT, yang bersungguh-sungguh di atasnya, dan yang telah mendapatkan kemenangan dari padanya, Tentu saja kita kembali kepada manusia yang utama, pemhawa Al Islam Mulia Raya: Abduhu wa rasuuluhu, Abdi Allah dan Pesuruh-Nya.

Tidak pelak lagi Rasulullah SAW-lah yang merupakan manusia satu-satunya, yang terjamin beriman, yang terjamin taqwa, yang terjamin telah menemukan Wasilah dan memanfaatkannya, yang telah sungguh-sungguh beramal di atasnya dan yang akhirnya telah mendapat kemenangan. Karena kalaulah bukan Rasulullah SAW yang mendapat maka ia bukanlah Rasul. Allah mengajarkan:

أشهد ان لا الٰه الا الله و أشهد ان محمدا رسول الله

Jaminan daripada Allah.Timbal balik pengakuan: Asyhadu allaa ilaaha illallaah, pengakuan Rasulullah SAW kepada Allah SWT, dan wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullah, pengakuan Allah kepada Rasul-Nya.

Mau tidak mau, Rasulullah Muhammad SAW adalah satu-satunya yang terjamin dan diakui Allah SWT yang telah menerima Wasilah, yang menyampaikannya ke Hadiral Allah SWT. Ini tak pelak lagi!

Kemudian kita lihat, kemanakah ditanamkan Wasilah itu dalam diri Rasulullah SAW. Ke dalam jasmaninyakah? Tidak mungkin, jasmani itu kasar, Ke dalam akalnyakah ? Tidak mungkin, akal itu adalah produk dari pada otak. Otak itu adalah baharu dan itu adalah kasar. Ke dalam Ruhnyakah? Nah, inilah yang kita harus teliti! Kita lihat di atas bahwa Ruh itu pun terbatas kemampuannya, tetapi

jika padanya dipancarkan sesuatu zat yang tidak terbatas kapasitasnya dari Yang Maha Tidak Terbatas itu, yang disebut Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u (Nur ilahi beriringan dengan Nur Muhammad, yang diberikan-Nya pada orang-orang yang dikehendaki-Nya) (QS. An-Nur, ayat 35), maka sudah jelas1ah bahwa Ruh itu sekarang berkemampuan untuk munajat ke Hadirat Allah SWT. dan segala amal ibadahnya pun akan sampai pula ke Hadirat Allah SWT, karena didukung/dibawa oleh Wasilah yang mempunyai kapasitas tak terbatas itu (seperti Al-Buraq mampu membawa Nabi langsung sampai ke Arasy, di tempat Allah SWT bersemayam).

Hampir kita sudah mulai dapat me"nomenklatur"kan bahwa Wasilah itu adalah Nurun ala Nurin.

Kita akan mencari lagi dalil-dalilnya untuk menguatkannya. Bukan satu dalil, kita akan cari dua, tiga, empat, lima, kalau dapat sampai sepuluh dalil. Ini baru satu dalil saja: Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u.

Sebagai tamsil kita sekarang masuk ke dalam ayat yang tertulis dalam alam. (Antara lain Surat Yusuf, ayat 105 dan Surat An-Nur, ayat 35).

Lihatlah matahari yang memancarkan cahayanya ke seluruh alam. Cahaya matahari adalah satu, sinar matahari adalah tak terhingga banyaknya. Kalau matahari umumya sejuta tahun, sinar matahari pun umurnya sejuta tahun pula kurang satu detik, atau kurang 1/100 detik, 1/1000 detik, atau 1/1000.000 detik; sesudah matahari berdiri, maka berdirilah cahayanya. Memancarlah cahayanya pada detik itu juga, pada saat itu juga, 1/ 1000 detik itu juga, hanya selisihnya tak terhingga pula kecilnya. Barangkali 1 /1000.000 detik.

Umurnya pun begitu. Dan kita mengetahui bahwa tidak ada apa pun yang sampai ke matahari, zat apa saja pun walaupun gas yang seringan-ringannya, Helium, Argonium, Krypton. Hidrogenium, semuanya tidak akan sampai. Seluruhnya adalah vacuum. Vacuum, hampa di sekeliling matahari!

Yang sampai kepada matahari adalah yang terbit daripadanya, yaitu cahayanya sendiri yang berdiri di atas matahari yang memancarkannya ke seluruh alam.

Menurut ahli-ahli ilmu Alam, cahaya matahari adalah getaran-getaran transversal dan longitudinal daripada matahari.

Ada pula yang mengatakan cahaya matahari adalah partikel-partikel dari pada matahari itu sendiri.

Jadi jelas pulalah Wasilah yang menyampaikan sesuatu itu kepada Allah SWT, tidak lain dan tidak bukan yang dapat menyampaikannya ialah semata-mata yang terbit daripada Fi’il. Sifat Zat Allah SWT sendiri, yang memiliki getaran-getaran yang maha dahsyat, Nurun ala Nurin. Cahaya di atas cahaya yang berisikan Kalimah Al-Haq yang terpancar dari yang Maha Punya Nama.

Nurun ala Nurin yang memasuki Rohani Rasulullah SAW, satu-satunya manusia yang pasti dimasukinya, karena tanpa Wasilah ini, tidak akan ada alat komunikasi antara Muhammad dengan Allah SWT, sesuai dengan Hadits Nabi :

اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ

Tidak Ku kabulkan doa seseorang, tanpa shalawat atas Rasul-Ku.Doanya tergantung di awang-awang. (HR. Abu Daud dan An Nasai ). Yang pasti mau tidak mau, ‘Abduhuu wa rasuuluhu, inilah manusia yang terjamin telah menerima Nurun ala Nurin ini. Kalau tidak, dia bukan Rasul karena tak akan ada alat untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Begitu juga segala para Rasul pilihan yang terdahulu, pasti menerima Wabtaghuu ilaihil Wasiilata, kalau tidak, beliau-beliau itu bukan Rasul, karena tidak akan ada mempunyai alat komunikasi dengan Allah SWT. Dan turunnya bukan kepada Jasmani atau kepada Akalnya, turunnya pasti kepada Ruhnya karena ayat Al Qur’anul Karim mengatakan :

Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian Ruh-Ku, rebahkanlah dirimu bersujud kepadaNya (QS. Al-Hijr, ayat 29). (Sujud pada Ruh-Ku yang telah Aku tiupkan ke dalam Khalifah-Ku Adam, jadi bukan sujud pada Sang Adam).

Konklusi :

Kalau Adam itu telah Kusucikan, Kusempurnakan, Kubersihkan, maka Aku tiupkan Ruh-Ku , masuk ke dalam Ruh Adam (maka di saat itulah Ruh Adam menerima Alat Komunikasi daripada Allah SWT). Tentu sama saja juga kejadiannya dengan Rasulullah, yaitu dimasukkannya Alat Komunikasi ke dalam Ruh Rasulullah SAW, juga ke dalam Ruh para Rasul yang terdahulu.

Bagi kita, Adam terlalu jauh untuk dijangkau, Luth terlalu jauh, Ibrahim terlalu jauh dari kita, Ismail terlalu jauh, Ishaq terlalu jauh, Ya’qub terlalu jauh, Yusuf terlalu jauh, Musa, Daud, Sulaiman terlalu jauh, Isa terlalu jauh.

Rasulullah SAW, yang pasti telah mendapat Wasilah, alat komunikasi, Channel terhadap Allah SWT, yakni : Nuurun ’alaa Nuurin yahdillaahu li Nuurihii mayyasyaa-u, yang dimasukkan ke dalam Ruh Rasulullah SAW dan telah tetap tertanam di dalamnya Wabtaghuu ilaihil Wasiilata, Nurun ala Nurin itu.

Abubakar Siddiq R.A. juga mempunyai Jasmani, mempunyai Akal, dan mempunyai Ruh. Abubakar Siddiq R.A. menggabungkan pula Ruhnya dengan Ruh Rasulullah SAW yang telah berisikan Nurun ala Nurin, yang telah ditanam di dalamnya ilaihil Wasiilata,yakni: Channel yang langsung berhubungan dengan Allah SWT.

(Nabi bersabda: Apa-apa yang dicurahkan Allah ke dalam dadaku aku curahkan pula ke dalam dada Abubakar Siddiq). (dada=hati=Sukma = Ruh).

Benda padat dengan benda padat, tak dapat digabung. Benda cair dengan benda cair dapat digabung, gas dengan gas dapat digabung. Apalagi Rohani dengan Rohani yang sangat-sangat halusnya pasti dapat digabung. Dia bersatu, berfusi antara Ruh dengan Ruh, yang di dalam Ruh yang pertama tertanam ilaihil Wasiilata, Nurun ala Nurin. Dengan sendirinya Ruh yang kedua (Ruh Abubakar

Siddiq) automatis pasti pula memiliki sekaligus apa yang dimiliki Ruh dimana ia menggabungkan dirinya ke dalamnya, yaitu Ruh Rasulullah SAW.

Kedua Ruh yang halus itu telah bergabung dalam satu frekwensi yang sama, dan di dalam Ruh yang pertama (Ruh Nabi) telah tertanam ilaihil Wasiilata (Channel pada Allah untuk selama-lamanya)!

Menurut ilmu akal, ilmu logika eksakta di sinilah letaknya Rahasia terjaminnya Ruh Abubakar Siddiq masuk surga; begitu juga dengan Ruh semua Khalifah Rasul yang pilihan yang semua bergabung menjadi satu dalam Ruh Rasulullah, yang terjamin memiliki Channel langsung dengan Allah, dan yang dengan sendirinya memiliki pula kekebalan benteng yang tak tergoyahkan dan yang tak dapat ditembus oleh iblis mana pun juga, hingga suci, bersih, murni dan terang, bersama-sama pada sisi Allah SWT.

Kalau kita membeli seekor lembu, bukan kepalanya saja yang kita beli. Bukan kakinya saja yang kita beli. Tetapi seluruh lembu itu telah kita miliki apa saja yang ada dalam lembu itu. Jika kita telah memiliki lembu itu segala apa yang berhubungan dengan lembu itu kita miliki pula jantungnya, paru-parunya, susunya dan sebagainya. Kalau kita menikah dengan seseorang, semua yang ada pada diri orang itu telah menjadi hak milik kita pula.

Kalau kita telah bergabung antara Ruh dengan Ruh, apa yang ada pada Ruh yang pertama itu automatis telah menjadi kepunyaan kita pula.

Di sinilah terletaknya Rahasia terbesar dalam Ilmu Tasauf/ Sufi,terjaminnya Ilmu Batin Islam itu, yang dinamakan Thariqat itu Sah dan Haq, karena Ilmu kerohaniannya, karena Ilmu Kebatinannya berada di dalam/bersatu dengan Ruh Rasulullah SAW sebagaj frekwensi yang menyampaikan segala macam ibadahnya, termasuk shalat,dzikir dan lain-lainnya ke Hadirat Allah SWT.

Hadits Nabi :

اِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوْفٌُ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ لاَيَصْعَدُ مِنْهُ شَيْئٌُ حَتّىٰ تُصَلِّيَ عَلىٰ نَبِيِّكَ

Tidak Kukabulkan doa seseorang, tanpa shalawat atas Rasul-Ku.Doanya tergantung di awang-awang. (HR. Abu Daud dan Nasai).

Hadits Qudsi berbunyi :

Bahwasanya Al Qur’an ini satu ujungnya di tangan Allah dan satu lagi di tangan kamu, maka peganglah kuat-kuat akan dia! (HR. Abu Syuraihil Khuza’ayaa R.A.)

Alqur‘an adalah salah satu tali hubungan antara RASUL dengan ALLAH dan Firman Allah :

Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian Ruh-Ku, rebahkanlah dirimu bersujud kepada-Nya. (QS. Al-Hijr, ayat 29).

Konklusi :

Nur llahi yang terbit dari Allah sendiri adalah tali yang nyata antara Allah dengan Rohani Rasulullah. Ujung Nur Ilahi itu ada dalam dada/Rohani Rasulullah. Ujungnya itulah yang kita hubungi dengan Ruh kita pula, sudah jelas Ruh kita akan dapat frekwensi daripada Allah SWT. (Lihat Capita Selecta jilid I).

Kemudian murid Sayidina Abubakar Siddiq R.A., yaitu Salman al Farish R.A., begitu juga melaksanakannya. Jadi Nurun ala Nurin itu via Ruh Abubakar telah dipunyai tiga orang, dan seterusnya dan seterusnya kepada seluruh Silsilah Ruhaniah. Bukan silsilah dari apa yang tertulis dan yang didengar, diolah dengan otak yang menjadikan jasmani dan otak itu bermental Islam, akan tetapi antara Ruh dengan Ruh yang semuanya bergabung dengan Ruh Rasulullah SAW. Barulah Ruh itu terjamin Islamnya!

Antara jasmani dengan jasmani itu berjarak, kadang-kadang ratusan bahkan ribuan tahun, tetapi antara Ruh dengan Ruh, tidak berjarak.

Karena Ruh yang diisi Nurun ala Nurin yang maha bernilai itu, tetap hidup pada sisi Allah, sebab telah dimasuki unsur yang hidup, yang tiada mati, Nurun ala Nurin. Sedangkan jasmaniah Fir’aun saja pun tidak busuk walaupun hanya diawetkan dengan rempah-rempah.

Cairan-cairan pun banyak yang diawetkan oleh rempah-rempah, atau oleh bahan-bahan kimiawi. Apalagi Ruh yang hidup di sisi Allah.

Maka oleh sebab itu janganlah disangka para Syuhada, para Aulia, atau para Rasul itu mati, tetapi Beliau-beliau tetap hidup pada sisi Allah SWT, karena di dalamnya diberikan Zat yang hidup (Nurun ala Nurin) yang tak mati-mati.

Segala sesuatu yang diberi/dimasak dengan gula akan menjadi manis. Walaupun buah cermai yang asam akan menjadi manis. Walaupun buah Malaka yang amat sepat akan menjadi manis. Apa saja, berilah gula banyak-banyak maka akan hilang segala sifat aslinya, dia akan menjadi manis. Begitu juga Ruh kalau dimasukkan sepenuhnya Nurun ala Nurin yang membawa Kalimatullaahi Hiyal Ulya yang asli dan haqiqi yang tiada mati, dia akan hidup pada sisi Allah SWT. Bentuk daripada sang Ruh itu adalah menyerupai bentuk jasmaniah dimana ia duduk di tempatnya, seperti air yang duduk di tempatnya mengambil bentuk daripada tempat ia duduk. Gas, cahaya, Nur, Rohani, juga begitu semuanya.

Kembali di sini kita pakai dalil daripada ayat-ayat Allah yang tidak tertulis dalam Al Qur’an, tetapi terkandung di dalamnya, namun tertulis dalam ilmu Alam yang bcsar ini. Maka tiap-tiap manusia yang Ruhnya telah bergabung dengan Ruh Nabi, maka Ruh yang menggandeng "di belakangnya" tersebut, jelas pula akan bersatu pula dengan Ruh yang Pertama dan akan memiliki pula Kurnia Allah yang maha besar yakni turut memiliki Wabtaghuu ilaihil Wasiilata,

Nurun ala Nurin yang mengandung frekwensi tak terhingga yang mampu menyalurkan Kalimah Allah yang HAK dari Maha Sumbernya! Allahu Akbar!

Kita sudah mulai sampai kepada jawaban yang sejelas-jelasnya Begitulah tingginya Ilmu Tasauf, Begitulah tingginya llmu Sufi di dalam Al Islam. Begitulah tingginya Ilmu Thariqat itu, Thariqatullah asli yang maha akbar. Sungguh-sungguh beramal di atasnya, berdzikir di dalam Nurun ala Nurin adalah sangat bahagia.

Jadi sekarang sudah jelas bagi kita, tiap-tiap Ruh yang menggabungkan dirinya kepada Ruh Silsilah yang terakhir, akan memiliki wabtaghuu ilaihil Wasiilata, Temukanlah dia, carilah dia, niscaya bertemu Insya Allah Ta’ala. Barangsiapa belum beserta Allah, besertalah dengan Ruh orang yang beserta Allah, Ruh orang itulah (yang berisikan Nurun ala Nurin) yang menghubungkan Ruh engkau dengan Allah. (HR. Abu Daud).

Wabtaghuu ilaihil Wasiilata dalam Rohani Sang Guru, inilah yang disebut Waliyam Mursyida yang Kamil lagi Mukammil yang Khalis Mukhlisin. Seperti 35 stasiun Televisi atau stasiun Radio menggabungkan gelombangnya kepada satu stasiun induk, maka seluruh gelombangnya akan hilang lenyap dalam gelombang yang satu itu. Jika Kepala Negara bersuara, sekaligus yang 35 itu bersuara. Apa yang diucapkan oleh yang Pertama diucapkan pula oleh yang ke 35. Apa yang ada dalam gelombang yang Pertama, pasti ada dalam gelombang yang 35 itu semuanya.

Di sinilah letaknya Rahasia dari segala Kelebihan-kelebihan dan mereka yang dikasihi Allah. Segala fasilitas, segala identitas, segala kwalitas para Rasul sudah jelas ada pada mereka, karena frekwensinya telah bersatu dengan frekwensi para Rasul. Wasilah dalam diri para Rasul mereka juga miliki ! Nurun ala Nurin pada diri Rasul yang dianugerahkan Allah SWT, juga mereka warisi. Segala kekeramatan para Rasul juga mereka warisi karena hukumnya sama, dan dengan hukum yang sama pasti menerbitkan hasil yang sama ! Di sinilah letak Haknya dan Sahnya Ilmu Tasauf dan Sufi serta Thariqat dalam Islam karena berdasarkan :

1. Al Qur‘an dan Al Hadits yang didukung oleh Sunnatullah dalam Ilmu Alam.

2. Karena bersatunya RUH RASUL dengan RUH para Ahli Silsilahnya.

Dengan sendirinya segala ilmu Kebatinan yang tidak mempunyai Silsilah yang nyata bertalian kepada Nabi harus ditolak, karena itu semuanya pasti di luar yang Haq dan akan hancur berantakan mulai dari Dunia sampai Yaumil Mahsyar !

1. Man laa Syaikhun Mursyidun lahu famursyiduhusy syaithaanu". Barangsiapa yang tidak ada Syekhnya (Waliyam Mursyida), maka pastilah setan pemimpinnya dalam Ilmu Kebathinannya. (Abu Yazid Al Busthami dikutip dari buku Mengenal Allah Karya DR. M. Chatib Quzwain, halaman 114)

2. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkannya sesat, maka tidak ada seorang pemimpin pun yang memberi petunjuk, (QS. Al-Kahfi, ayat 17).

3. Sebagai keterangan sekedarnya, kita uraikan di sini sekelumit betapa Dahsyat Bahayanya bagi mereka yang mengamalkan Ilmu Bathin tanpa Pimpinan Waliyam Mursyida (tanpa bergabung dengan Rohani Rasul yang dijamin Allah telah memiliki Wasilah yang tak terbatas Frekwensi-nya, yaitu Nurun Ala Nuurin).

Jelas kelihatan dan harus kita sadari, bahwa Allah SWT. berada di Arasy tempat Maha Agung yang tak terhingga jauhnya, sehingga Rasulullah sendiri WAJIB diberikan F rekwensi (Speed) yang tak terhingga kapasitasnya ( ∞ ).

Kalaulah Rasulullah Wajib memakai Faktor tak terhingga (∞), pasti SIAPAPUN orangnya WAJIB memiliki Faktor yang tak terhingga, yang harus sama pula dengan yang dipakai Rasul, agar tempat mendaratnya terjamin sama pula pada sisi Allah SWT.

Untuk itu TIDAK ADA LAIN JALAN, harus menggabungkan diri Rohaninya dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah,yang telah bergabung dengan Arwahul Muqaddasah Waliyam Mursyida sebagai Silsilahnya (yang telah terpatri kedua Rohani-nya dalam satu Fusi yang kekal dan abadi).

Sesuai dengan Rumus Ilmu Eksakta :

(Firman-firman Tuhan yang tertulis dalam llmu Alam) :

l. S (jarak) = V x t S = Spazium =jarak.

2. ∞ = ∞ x t V=Velocitas = kecepatan.

3. ∞ = V x ∞ (= t) t = tempo= waktu.

Jelas kelihatan pada Rumus nomor 3 ini, bahwa Faktor Kecepatan tak terhingga jika TIDAK kita MILIKI untuk menuju Kehadirat Allah SWT., maka SUDAH PASTI, bahwa t-nya lah yang menjadi ∞ artinya : kita TIDAK akan SAMPAI-SAMPAINYA Kehadirat Allah SWT. sampai hari Kiamat.

Walaupun kita terbang dengan alat apa sajapun selama bermilyard-milyard tahun lamanya, walaupun dengan akal dan ma’rifat apa saja pun, karena kapasitas semuanya itu tetap terbatas, bukan tak terhingga. Ini berarti bahwa Ruh kita tetap akan gentayangan untuk selama-lamanya di alam ruh yang luas, yang tak bertepi, tak berujung dan tak berpangkal, tanpa pedoman hingga akhirnya hancur berantakan, karena sudah pasti disambar dan diperdayakan oleh jin, setan atau Iblis. Kemana hilangnya atau musnahnya? Wallahu a’lam.Tetapi pasti tidak dan bukan kembali pada ALLAH SWT, karena untuk sampai pada ALLAH harus wajib memakai frekwensi tak terhingga ( ∞ ), yang hanya berada dalam Dada Rasulullah yang hanya dapat diwarisi dari Rasulullah SAW.

Ini pulalah sekaligus kunci terbesar satu-satunya daripada segala ibadat, karena hanya dengan mendapatkan frekwensi tak terhingga (∞) dari pada ALLAH SWT, mengalirlah kekuatan Kalimah ALLAH yang maha Sakti secara murni langsung melalui sukma Rasulullah SAW dan melalui arwah nya Sang Mursyid yang telah Khalis Mukhlisin, tepat menuju sasarannya dengan energi yang tak terhingga, yang maha Dahsyat yang dimilikiNya, maka hancurlah bukit, gunung, iblis setan atau lawan apa saja, walaupun atom dan nuclear sekalipun, akan hancur luluh, kalau dihadapkan pada Oer

atom Kalimah ALLAH yang maha maha dahsyat ini. Dengan tenaga tak terhingga dari segala kekuatan di bumi dan langit, Dunia dan Akhirat, barulah berlaku realita: A’uudzubillaalli minasy syaithaanirrajiim dan lain—lain ayat, dalam arti kata realita yang sebenar-benarnya, jika telah dihadapkan langsung pada Kalimah AL LAH mahasakti yang khalis dan tulen (bukan Kalimah tiruan "produksi" manusia).

Inilah dia SENJATA MAHA SAKTI di tangan Mukmin yang PERKASA di segala Zaman dari Dunia sampai ke Akhirat, yang diterimanya langsung dari ALLAH SWT.via saluran yang Haq, sebagai maha "Controller" dan "Big

Conductor" dari ALLAH SWT yaitu : Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW. (Fadzkurullaaha la’allakum tuflihuun)

Eureka! Eureka! Eureka! Wir haben das grosse Geheim gefunden!"

"Selamat! Selamat! Selamat! Kita telah menemukan Rahasia Maha Sakti Kalimah ALLAH Yang Maha Dahsyat!"

Hidup kaum Mukmin! Hidup Al Islam Mulia Raya!

Hidup kaum Mufarridun! Allahu Akbar, Allahu Akbar,

Allahu Akbar walillahil hamd.

4. Kita telah menemukan Rahasia Maha Akbar walaupun baru dalam teorinya saja. Rahasia yang dicari-cari Umat di Dunia, Umat yang pertama sampai Umat yang penghabisan, yang dicari Umat ber-Agama yang pertama dan Umar ber-Agama yang penghabisan. Dan kalau ini belum ditemuinya hidupnya belum sampai pada tujuan fitrahnya, masih sia—sia, karena ia tak akan pemah sampai pada Tuhannya hingga kiamat dunia dan tetap terlunta-lunta untuk selama-lamanya! (Sesat engkau sekalian kecuali yang Kuberi taufik. Hadist Qudsi).

Inilah rahasia Senjata ALLAH maha dahsyat di tangan para Rasul dan para Wali yang kenamaan dari abad ke abad, yang dijolok dan di keluarkan melalui hukum-hukum Ilmu Tasauf dan Sufi Islam, dengan metode teknisnya yang tepat, yang ilmiahnya diuraikan dengan ilmu Metafisika Eksakta, bidang yang sama sekali bukan terletak dalam Ilmu Fiqih Islam.

Di sinilah sacara khas Ilmu Kerohanian dan Metafisika Tasauf Islam atas dasar Eksakta.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd!

5. Oleh sebab itu, semasa kita hidup, sebelum mati, kita harus berjuang sehebat-hebatnya dengan segala daya upaya, untuk mendapatkan faktor tak terhingga ( ∞ ) ini, dan ini hanya berada dalam Dada/Rohani Rasulullah SAW.

6. Sebuah Rumus Aljabar yang Masyhur, sebagai sebuah Petunjuk yang jelas dari Sunnatullah, ialah sebagai berikut :

X : ∞ = 0

Iblis, Setan, Hantu, Penyakit-Penyakit, Cancer, Narkotika, Atom, Nuclear, Bala Kutuk, Galodo, Dosa, KIAMAT Dunia dan lain-lain dan lain-lain, apa saja pun,Fisis atau Metafisis, Kasar ataupun Halus : (baca dibagi , dihancur leburkan) oleh Tenaga Tak terhingga (∞) = Kalimah Allah atau Ayat-Ayat Qur’an yang khusus untuk Penghancur/Pemunah segala apa yang Negatif, yang berada antara Bumi dan Langit.

Semua itu akan Hancur Luluh, jika dihadapkan pada OER ATOM Kalimah Allah Maha Sakti, yang mengalir dari Maha Sumbernya! Bukan Kalimah Allah yang Relatif yang diproduksi Manusia sendiri-sendiri!

Jika Tenaga Maha Dahsyat itu TIDAK Hadir, tidak ada, maka jelaslah bahwa semua yang di atas itu TIDAK akan Musnah! Berarti segala UNSUR-UNSUR Negatif yang sangat berbahaya bagi Kehidupan Manusia Dunia Akhirat, tetap akan merajalela sampai akhir hayat kita dan dilanjutkannya sampai ke Akhirat kelak! Oleh scbab itu DI DUNIA INI SEMUA HARUS DISELESAIKAN dengan TUNTAS dengan PIMPINAN RASULULLAH Zahir Bathin!

Dan ini dapat terlaksana dengan GILANG-GEMILANG (khusus tentang Ilmu kerohaniannya). DENGAN WASILAH, bergabungnya arwah kita dengan Arwah Rasulullah yang di jamin Allah SWT., memiliki Frekwensi yang tak terhingga, satu-satunya Channel yang ditanamkan Allah SWT. Sendiri langsung kedalam Arwah para Rasul untuk dapat berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.

Dan channel ini pulalah yang kita pakai sebagai ALAT KOMUNIKASI yang terjamin Langsung berkomunikasi dengan Allah SWT. Sendiri ! INILAH DIA FUNGSI WASILAH YANG SEBENAR-BENARNYA.

Dan ini semua dapat terlaksana dalam Prakteknya dalam satu Titik yang maha halus di hati Sanubari seorang Mukmin yang Khalis Mukhlisin ! Jadi pada hakikatnya WASILAH/Channel yang dipakai para Rasul untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Yang ditanamkan dalam diri para Rasul, ALAT itu juga/channel itu juga, WASILAH ITU juga, yang kita pakai untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, jadi sama saja halnya dengan para Rasul, hanya saja Alat itu ditanamkan Allah dalam Rohani para Rasul di "pekarangan" para Rasul, bukan dalam "pekarangan" Rohani kita, sudah jelaslah kita HARUS gabungkan Rohani kita lebih dahulu dengan Rohani Para Rasul!

Rasul yang terdekat pada kita ialah MUHAMMAD SAW. dan ia masih nyata ada mempunyai tali silsilah yaitu para Ulama Silsilah, sedangkan para Rasul lainnya SUDAH TIDAK DIKETAHUI lagi mana TALI SILSILAH-nya, alias Putus hubungannya sama sekali dengan Allah, maka oleh sebab itu pada waktu itu mutlak perlu diturunkan Allah Seorang NABI BARU, NABI AKHIR ZAMAN. yaitu Rasulullah SAW. yang sudah jelas masih nyata ada mempunyai Ahli Silsilah yang tahqiq, hingga saat ini, sebagai syarat mutlak untuk dapat langsung berkomunikasi dengan Allah SWT. Jadi TUGAS Utama para Ahli silsilah ialah meneruskan Tugas Pokok para Rasul sebagai WASILAH-CARRIER, Si Pembawa WASILAH!

4. Satu Petunjuk lain yang sangat jelas dan sangat berharga dari Sunatullah ialah :

1 x ∞ = ∞ 1/100 x ∞ = ∞ 1 zarah x ∞ = ∞

Disini jelas kelihatan, bahwa jika Ibadah Kita, walaupun sebesar biji bayam kecilnya, jika dihubungkan/digandengkan atau di-ikutsertakan Unsur Frekwensi yang tak terhingga, maka hasilnya akan SANGAT BESAR PAHALA-nya, yang kalau ditujukan pada sasarannya, PASTI akan memberi bekas yang sangat memuaskan karena Dahsyatnya! Disini kelihatan lagi FUNGSI WASILAH itu dengan jelas sekali, dan NILAINYA yang sangat tinggi sekali itu.

Sekian penjelasan ala kadarnya yang lebih terperinci dari WASILAH.

Selanjutnya, semua Kurnia Ailah, yang ada tertulis pada Suppletoir I pada Buku ini, semua kelebihan-kelebihan para Rohani Rasul itu berlaku pula bagi Rohani semua para Ahli Silsilah karena Ruh Rasul telah bersatu dengan Ruh mereka,sukma Rasul telah bergabung dengan Sukma mereka, Rohani Rasul telah terpatri jadi satu dengan Sukma mereka oleh patri yang kekal dan abadi, yakni : WASILAH; Nurun ala Nurin, yang berintikan Kalimah Allah Haqiqi yang Maha Dahsyat, yang mengalir dari Maha Sumber-Nya yang Maha Agung Inilah kedahsyatan At Thariqah dalam Islam yang termaktub dalam Ilmu Tasauf Islam yang sangat halus dan tinggi serta juga sangat hebat!

Sesuai dengan Firman Tuhan :

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah seperti para Nabi—Nabi, Siddiqin (Ulama), Syuhada dan Salihin (Ulama), (QS. An-Nisa Ayat 69).

Bagi para Ahli Silsilah yang Rohaninya telah bersatu dengan Frekwensi Rohani Rasulullah maka segala apa yang berlaku bagi Rohani Rasul berlaku pula bagi Rohani mereka, karena mereka bukan saja mengikuti Rasul dengan seksama dan teliti, atau mentauladani Rasul dengan terperinci, bahkan mereka telah menyatukan diri Rohaninya dengan diri Rohani Rasulullah ! Sehingga semua Ayat dan Hadits sama-sama berlaku bagi Rohani mereka dan bagi Rohani Rasulullah!

Umpamanya :

1. Tangan Allah di atas tangan mereka. (QS. Al-Fath, ayat 10). (Wajah Allah di atas wajah mereka).

2. Kalau mereka melihat, Aku matanya. (Hadits Qudsi, HR. Bukhari).

3. Kalau mereka mengambil, Aku tangannya, (Hadits Qudsi,HR. Bukhari).

4. Kalau mereka berjalan, Aku kakinya (Hadits Qudsi, HR.Bukhari).

5. Kalau mereka digempur musuh, Aku lawannya, (Hadits Qudsi HR. Bukhari).

6. Rahmat-Ku Aku titipkan padanya untuk ditaburkan pada Ummat-Ku. (HR. Al Qudha’ii dari Abi Said).

7. Mereka men-Syafa’ati seperti Rasul men-Syafa’ati (HR. Ibnu Majjah).

8. Kalau mereka duduk, Aku temannya, (Hadits dalam Al-Atsar-Ihya Ulumuddin, halaman 85).

9. Kalau namanya disebut, Umat pun telah menyebut Nama-Ku dan sebaliknya jika Nama-Ku disebut ummat, telah turut discbut namanya di da1amnya.(HR. Tabrani, Al Hakim dan Abu Naim).

10. Mereka yang (Ruhnya berisikan Nurun ala Nurin bersama - sama) sederetan duduknya dengan para Nabi .... (QS. An-Nisa, ayat 69).

11. Barangsiapa belum beserta Allah, besertalah dengan orang (Ruhnya) yang beserta Allah, (Ruh) orang itulah (yang berisi dengan Nurin ala Nurin) yang menghubungkan Ruh engkau dengan Allah. (HR. Abu Daud).

12. Bumi dan langit-Ku tak berdaya menjangkau Aku, namun Aku telah dijangkau oleh Ruh/Hati hamba-Ku yang Ku-kasihi (yang Ruhnya berisikan Nurun ala Nurin). (HR.Ahmad).

13. Dan lain-lain; yang no. 1 sampai dengan no. 12 dan lain - lainnya, semuanya ada dalam Suppletoir 1 dalam Buku ini[1]

Untuk menguatkan Ayat-ayat dan Hadits-hadits tersebut di atas, kami tuturkan di bawah ini secara ringkas tentang keutamaan yang hebat dari seorang Aulia di zaman Tabi’in, yang tidak berjumpa dengan Nabi.

Rasul bersabda: ”Wahai Umar dan Ali, jika aku nanti telah tiada, carilah seseorang yang bernama Uwais Al Qarni, ia seorang Aulia Allah yang pilihan, Kekasih Allah, Zuhud Dunia, sampaikan salamku padanya, dan pohonkan Doa padanya agar ia mau mendoakanmu pada Allah, agar engkau diampuni Allah akan semua kesalahanmu dan engkau masuk surga; kelak di Padang Mahsyar ia diperintahkan Allah menaiki sebuah mimbar untuk memberi Syafa’at kepada seluruh ummat yang hadir pada waktu itu. (HR. Imam Ahmad disyahkan oleh Imam Bukhari). (Lihat: Ilmu Tasauf karangan H. Zainal Arifin Abbas, halaman 221 - 230).

Betapa hebatnya kelebihan-kelebihan seorang Aulia Allah itu, Rasul sendiri menggambarkan kehebatan itu, Namun para Waliyam Mursyida tidaklah banyak di dunia ini, namun pada tiap-tiap abad pasti ada orangnya, the WASILAH CARRIER si Pembawa WASILAH!

Para pembaca yang budiman!

Kami telah memberanikan diri menguraikan secara panjang lebar akan jalan Rahasia kepada Allah ini, karena dituntut zaman.

Kapankah lagi kita akan menguraikan semua ini, sedangkan Dunia telah begitu tua dan begitu rawan? Huru-hara melanda seluruh Dunia, kemelut, kekacauan bergelora di antara bangsa-bangsa di Dunia! Ancaman-ancaman kehancuran jagad ini telah di ambang pintu. Hanya hasil dari Jalan Thariqatullah dalam Islam inilah satu-satunya jalan keluar yang mampu mengatasinya secara tuntas!

Apakah saya tidak bersalah, jika Jalan Utama ini tidak saya uraikan sekadarnya, dan membiarkan Kemelut Dunia, yang disebabkan oleh setan di semua pelosok Dunia dan dalam pribadi manusia berkecamuk terus, tanpa dapat dibendung oleh mereka sendiri, sehingga membahayakan seluruh Jagad ini. !

Wahai kaumku, kaum Muslimin di seluruh Dunia yang aku kasihi, yang telah berabad-abad lamanya dipecah-belah dan menderita oleh kaum non Islam orientalis Barat! Mereka para orientalis benar-benar faham bahwa energi Islam terpendam dalam Tasauf/Thariqat Islam sebagai Teknologi dalam Al Qur’an.

Thariqat Islam sangat tinggi, sangat dalam, oleh karenanya sulit dimengerti oleh orang awam beragama Islam, apalagi pada zaman dahulu, dimana ilmiah eksakta masih belum umum dikuasai. Di sini lah mereka, para orientalis, menyusup untuk mengacau dan melaga antara Islam dengan Islam. Mereka menciptakan thariqat-thariqat palsu yang menyesatkan, dan atas dasar ini mendiskreditkan seluruh thariqat termasuk Thariqat yang HAK. Di sinilah kekuatan Islam mulai pudar, menuju kehancuran! Para Ulama muda/Para Wahabiah memfatwakan bahwa semua Thariqat tanpa pandang bulu adalah salah dan sesat!

Betapa dahsyatnya kerugian orang Islam selama berabad-abad lamanya! Disebabkan oleh para Orientalis yang berhasil dengan sangat licik memecah-belah dan menghancur-leburkan kesatuan dan persatuan Islam yang sangat bernilai itu!

Ummat Islam menjadi kacau-balau di dunia. Untuk menggambarkan keadaan di atas, selanjutnya kami turut lampirkan di sini ulasan seorang Ahli Thariqat dari Malaysia (dipersilahkan membaca dan meneliti kebenarannya, yang kami tempatkan pada halaman terakhir dari pada buku ini).

Syukur pada Allah bahwa dewasa ini Thariqat dapat diterangkan secara Ilmiah Eksakta, sehingga jelas kelihatan mana thariqat asli mana yang palsu. Ilmu Eksakta adalah Sunnatullah, yakni Firman-firman Tuhan yang tidak tertulis dalam A1 Qur’an, namun terkandung di dalamnya. Ilmu Eksakta adalah saringan yang ketat terhadap Thariqat yang beredar, sehingga dapat dibedakan mana yang asli dan mana yang palsu[2].

Kami merisetnya selama + 40 tahun atas dasar Ilmu Eksakta secara teori dan praktek dengan bukti-bukti yang autentik. Dan Ilmu Eksakta mampu menguraikan Firman Allah yang mengandung energi teknologi dalam Al Qur’an. Harap Dunia Islam memperhatikannya, demi bangkitnya Al Islam kembali dengan Dahsyatnya! Dan demi segala aliran kebatinan di dunia kembali kepada induknya yakni A1 Qur’an dan Al Hadits dan merupakan potcnsi maha dahsyat sebagai Benteng Agama dan Benteng NEGARA PANCASILA!

Sekian uraian mengenai Wabtaghuu ilaihil Wasiilata.

Semoga kita semua mendapat Taufik dan Hidayah dari Allah SWT yang Maha Agung, Maha Pemurah lagi Penyayang! Amin. Alhamdulillahi rabbil Alamin.

P E N U T U P

Dalam uraian yang panjang lebar ini kami tetap tidak mengilmiahkan Allah SWT. Yang terbit daripada Allah SWT, yaitu Nurun ala Nurin, itu pun tidak kami Kami hanya mengilmiahkan Rasulullah SAW mulai daripada jasmaninya sampai akalnya, terutama Ruhnya, karena kita memiliki juga unsur yang tiga itu. Ini yang dapat secara maksimal kita ilmiahkan, yakni yang ada pada kita!

Jadi janganlah para pembaca yang budiman mendakwakan bahwa kami mengilmiahkan hal-hal yang berada di atas daripada apa-apa yang dimiliki Rasulullah SAW. Karena kita telah yakin dan percaya bahwa Rasulullah SAW itu adalah manusia yang "super genius" karena senantiasa berhampir kepada Allah SWT.

Firman Allah :

Dan kami lebih hampir kepadanya daripada kedua urat lehernya. (QS. Qaf, ayat 16).

Ruhnya tidak bercerai-cerai sepanjang masa dari sisi Allah SWT. Dan pada Ruh inilah kita fokuskan Ruh kita pula dalam gabungan yang bersatu-padu. Jadi jangan disangka bahwa kami mengilmiahkan selain daripada Rasulullah SAW. Karena inilah objek utama kita yang sempurna lahir batin. Inilah dia konduktor yang sempurna, karena dalam bergabung dengan Rasulullah SAW dalam Arwahul Muqaddasahnya. pasti pulalah kita sampai ke Hadirat Allah SWT. Scope kita, tujuan kita, target kita, fokus kita hanya sampai berhampir pada Rasulullah SAW. Bergabung dalam Rohaninya. automatis kita menerima, mempusakai, mewarisi apa yang diwarisi Rasulullah SAW keseluruhannya, mulai dari ilmunya, sampai pada Makrifat

nyu, dan akhirya sampai kepada Surganya.

Jadi fokus kita, target kita, hanya sampai pada Rasulullah SAW.

Ke atas, itu tidak kita kupas secara ilmiah apa pun karena tidak perlu dan tidak ada gunanya, karena tujuan telah tercapai.

Saudara-saudaraku Umat islam di seluruh dunia yang aku kasihi!

Marilah kita murnikan Islam kita kembali, jangan dinodai lagi oleh siapa pun: Syariatnya, Thariqatnya dan Hakikatnya semuanya harus asli (Fikih dan Tasaufnya harus sejalan bergandengan tangan, jangan ada yang ditinggalkan. Terimalaln Islam itu secara keseluruhan. (QS. Al-Baqarah, ayat 208).

Hanya dengan mengamalkan keseluruhan islam (Syariat, Thariqat dan Hakikat Islam) kita menang Dunia-Akhirat!

ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, WALILLAHIL HAMD.

DAFTAR KEPUSTAKAAN :

1. Mahmud Yunus : Tafsir Qur’an Karim.

Pustaka: Mahmudiah Jakarta,1938.

2. Bachtiar Surin : Tafsir Al Qur’an Jilid I—II—III

Penerbit: Fa. Sumatera (Disyahkan Depag. R.I. 1978).

3. H.M. Bachrun/Maulana Muhammad Ali, M.A. LLB. : Qur’an Suci/The holy Qur’an,Penerbit Kutubil Islamiah,Jakarta, 1979.

4. Muhammad Tajuddin bin Al Munawi Al Haddadi : 272 Hadits Qudsi,Alih Bahasa: H. Salim Bahreisy,Penerbit: P.T. Bina Ilmu,Surabaya, 1978.

5. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS : Sinopsis sistem mendarah dagingkan Pancasila, Penerbit: FIKM UNPAB-MEDAN,1979.

6. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS: Capita Selecta tentang Agama,Metafisika, Ilmu Eksakta, jilid I.Penerbit : FIKM UNPAB - Medan, 1982.

7. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Capita Selecta tentang Agama,Metafisika, Ilmu Eksakta, jilid 2. Penerbit : FIKM UNPAB - Medan, 1982.

8. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Ibarat Sekuntum Bunga dari Taman Firdaus. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1982.

9. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Filsafat Tentang "Ke-Akbaran dan ke-Dahsyatan Kalimah Allah" Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1983

10. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS : Teknologi Modern dan Al Qur’an (Mengiringi Seminar Islam pada IAIN Medan). Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1983

74

11. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS :Teknologi Modem dan Al Qur’an atau Ilmu Metafisika Eksakta dalam mengupas 1SRA’ – MI’RAJ RASULULLAH SAW. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1984

12. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS : Azas-Azas &. Dalil-Dalil Thariqatullah. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1984

13. Kadirun Yahya, Prof.DR.H.SS : Kumpulan Kuliah pada Lembaga Ilmiah Tasauf Islam. Penerbit: FIKM UNPAB - Medan, 1984

14. Soewandi, DR. FICS. : Pandangan Mengenai Metafisika Barat dan Timur serta Metafisika Tasauf Islam.Penerbit: LIMTI - Medan, 1985.

15. Hasbi Ashshiddieqy Prof. DR .T.M. : Pedoman Dzikir dan Do’a. Penerbit: Bulan Bintang, Jakarta,cetakan ke-2, 1964.

16. Dj u f ri : Fadhilah berdzikir.Penerbit: Al Ma’arif, Bandung, 1972.

17. David Halliday : Introductory Nuclear Physics,1957.

18. P. Parker : Listrik dan fisika Atom, 1978.

19. Mulyono Gandadiputra Prof. DR. H & H. Amir Hamzah : Al Asma’ul Husna, Penerbit: Yayasan Masagung,Jakarta, l984.

20. Anshari, Endang Saifuddin,MA : Kuliah Al Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.Penerbit: Pustaka Perpustakaan Salman ITB, Bandung 1986.

[1] Namun Huum-hukum Syariat yang khusus berlau bagi Jasmani Rasul tidak berlaku bagi Jasmani mereka, karena mereka bersatu dalam Ruhani bukan dalam Jasmani. Bagi mereka sebagai manusia mukmin sejati tetap berlaku huum-hukum hidup dan kehidupan yang telah digariskan dalam Syari’at bagai seluruh Kaum Muslimin di dunia.

[2] Ucapan DR Nurcholis Madjid dalam kesempatan diskusi yang diselenggarakan Himpunan Masyarakat Pencinta Buku (Himapbu) sebagai berikut :

Sebagaimana ilmu dan teknologi yang menjadi inti kemodrenan harus dapat dipertanggungjawabkan secara etik dan moral, maka agamapun harus bersedia dihadapkan pada pengujian ilmu pengetahuan. Agama adalah suprarasional, walaupun demikian sesuatu yang suprarasional tidak berarti bertentangan dengan rasio, hanya berada pada tingkat yang lebih tinggi, Agama yang tidak bisa bertahan karena bertabrakan dengan ilmu dan teknologi, tidak lagi dapat dikatakan sebagai Agama. (Lihat Harian Kompas Senin tanggal 23 Maret 1985 No. 262 TAHUN KE - 20).

Pranala luar