Geef Mij Maar Nasi Goreng

lagu tentang Indonesia berbahasa belanda
Revisi sejak 30 Desember 2013 05.24 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun))

Geef Mij Maar Nasi Goreng adalah sebuah lagu yang digubah oleh seorang wanita berkebangsaan Belanda yang bernama Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort atau Tante Lien. Ia lahir di Surabaya pada tanggal 16 Mei 1943 hingga berusia 14 tahun, kemudian tinggal di Den Haag, Belanda hingga sekarang.

Wieteke van Dort (Tante Lien) di Tahun 2009

Sejarah

Konflik Irian pada tahun 1957 membuat hubungan antara Indonesia dengan Belanda memanas. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sentimen anti orang Barat sehingga Wieteke (14 tahun) bersama dengan keluarganya mengungsi ke Belanda. Wieteke tidak menyukai iklim Belanda yang dingin serta makanan khas di sana. Dari sanalah, Wieteke akhirnya menulis lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng untuk mengekspresikan kerinduannya kepada Indonesia.[1]

Lagu yang diterjemahkan sebagai "Beri Aku Nasi Goreng" merupakan lagu kenangan Tante Liem semasa ia tinggal di Indonesia. Selain Nasi Goreng, ia juga menyebutkan beberapa makanan seperti tahu petis, bakpao, kue lapis, onde-onde, dan sebagainya. Baris-baris lirik lagu ini menunjukkan bahwa sang penulis sangat menyukai makanan dari Indonesia.[2]

"Beri saja aku nasi goreng dengan telur goreng … dengan cabai, kerupuk dan segelas bir sebagai pelengkap"

Lirik lagu

Lirik asli

Lirik lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng.[3]

   Toen wij repatrieerden uit de gordel van smaragd
Dat Nederland zo koud was hadden wij toch nooit gedacht
Maar ‘t ergste was ‘t eten.
Nog erger dan op reis
Aardapp’len, vlees en groenten en suiker op de rijst
(Refrain:)
   Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij
Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij
   Geen lontong, sate babi, en niets smaakt hier pedis
Geen trassi, sroendeng, bandeng en geen tahoe petis
Kwee lapis, onde-onde, geen ketella of ba-pao
Geen ketan, geen goela-djawa, daarom ja, ik zeg nou
(refrain)
   Ik ben nou wel gewend, ja aan die boerenkool met worst
Aan hutspot, pake klapperstuk, aan mellek voor de dorst
Aan stamppot met andijwie, aan spruitjes, erwtensoep
Maar ‘t lekkerst toch is rijst, ja en daarom steeds ik roep
(refrain)

Terjemahan

Berikut ini merupakan terjemahan dari lagu "Geef mij maar nasi goreng" ke dalam bahasa Indonesia.[1]

Saat kami tiba dari Indonesia; Kami tidak pernah tahu bahwa Holland begitu dingin;
Yang paling buruk adalah makanannya, lebih buruk dari makanan yang kami dapat selama di perjalanan; kentang, daging dan sayuran dan nasi dengan gula.
(Refrain)Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur; dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir;
Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur; dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir.
Tidak ada lontong, sate babi, tidak ada rasa pedas; tidak ada terasi, serundeng, bandeng, dan tahu petis;
Kue lapis, onde-onde, tidak ada ketela pohon atau bakpau; Tidak ada ketan, tidak ada gula jawa, jadi aku berkata;
(kembali ke refrain)
Namun sekarang aku telah beradaptasi dengan kubis dan buncis; hutspot (masakan khas Belanda), dengan parutan kelapa dan susu;
Stamppot (masakan khas Belanda) dengan sayuran andijwie, spruitjes, dan sup erwtens; apapun itu, nasi tetaplah yang terbaik. Jadi aku selalu berkata:
(kembali ke refrain)

Kultur populer

  • Lagu ini mencetuskan ide bagi Kafe Het Afdeling, sebuah kafe bernuansa masa kolonial Belanda, di Surabaya untuk mengeluarkan menu nasi goreng dengan level kepedasan dari 1 hingga 10.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Muhammad Yogi Fajri. 22 Juni 2012. Akses= 10 April 2013. Geef Mij Maar Nasi Goreng, an Homesick Song.
  2. ^ Tour. 22 Oktober 2012. Akses= 10 April 2013. Nasi Goreng’s Many Faces.
  3. ^ Osmond. Akses=10 April 2013. Lirik lagu “Geef mij maar nasi goreng” Wieteke Van Dort.

Pranala luar