Raja Muda secara harfiah bermakna pejabat yang mewakili Sultan, pejabat hirarki kedua setelah Sultan. Namun istilah Raja Muda atau Panembahan Muda atau Yang Dipertuan Muda juga digunakan sebagai gelar dari penguasa kerajaan kecil yang menginduk kepada kerajaan/kesultanan yang lebih besar.

Raja Muda Banjar

Raja Muda di Kesultan Banjar merupakan pejabat hirarki kedua setelah Sultan. Namun jabatan ini bukanlah pengganti Sultan, karena yang bakal menggantikan Sultan (Raja Agung) adalah Sultan Muda. Tidak semua rezim terdapat gelar Raja Muda, tetapi jika diangap perlu saja oleh Sultan yang berkuasa. Gelar Raja Muda ini pernah digunakan di Kesultanan Banjar, diantaranya :

  1. Raja Muda Pangeran Purbanegara, adik kandung dari Sultan Banjar yang berkuasa saat itu yaitu Sultan Agung.
  2. Raja Muda Pangeran Prabu Anom. Anak lelaki keempat dari Sultan Banjar yang berkuasa saat itu yaitu Sultan Adam.[1]
  3. Raja Muda Khairul Saleh.[2][3]

Raja Muda Perak

Raja Muda Perak atau lebih dikenali Raja Pemangku Perak ialah jabatan bangsawan kerajaan Negeri Perak, Malaysia. Menurut hirarki kerabat kerajaan negeri Perak, kedudukan raja muda kedua tertinggi selepas Sultan Perak. Sistem beraja di Perak tidak dilantik mengikut nasab keturunan. Raja Muda Perak akan menjadi Sultan Perak apabila sultan meninggal dunia. Putera sulung sultan yang mangkat tidak akan menjadi Raja Muda Perak, sebaliknya menjadi Raja di-Hilir Perak. Raja di-Hilir Perak akan menjadi Raja Muda Perak apabila sultan baginda mangkat.

Raja Muda juga terdapat di negeri Perlis. Di negeri lain seperti Johor, Kedah, Kelantan, Pahang dan Selangor, raja muda digelar sebagai Tengku Mahkota atau dieja Tunku Mahkota dan dipilih menurut nasab keturunan. Manakala di Terengganu digelar sebagai Yang di-Pertuan Muda dan bagi Negeri Sembilan pula gelaran raja muda ialah Tengku Besar Seri Menanti.

Raja Muda Perak kini ialah Raja Nazrin Shah ibni Sultan Azlan Muhibbuddin Shah.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia)Poesponegoro (1992). Sejarah nasional Indonesia: Nusantara di abad ke-18 dan ke-19. Indonesia: PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-410-1.  ISBN 978-979-407-410-7
  2. ^ http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/11/25/gelar-khairul-saleh-berubah-jadi-sultan-banjar
  3. ^ http://humas.banjarkab.go.id/raja-muda-banjar-undang-masyarakat-kalsel-meriahkan-milad-ke-508/