Mangkunegara VIII

Adipati dari Mangkunagaran (1944-1987)

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VIII (7 April 1925 – 2 Agustus 1987, mulai berkuasa 1944) adalah penguasa Praja Mangkunegaran terakhir yang mengalami masa kolonial Belanda dan yang pertama kali pada masa Indonesia merdeka.

KGPAA. Mangkunegara VIII
Berkas:Mangkoe Nagoro VIII en zijn echtgenote Goesti Kandjeng Poetri Toeti te Soerakarta.jpg
Mangkunegara VIII dan GKP. Tuti
Adipati Mangkunegaran
Masa jabatan
1944–1987
PresidenSoekarno
Soeharto
Informasi pribadi
Lahir
BRM. Hamijoyo Saroso
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Berkas:Mangkunegara ke 8.JPG
Mangkunegara VIII.

Baru saja dilantik dan kemudian harus menghadapi arus perubahan politik yang besar, Mangkunegara VIII (bersama Pakubuwana XII) kesulitan memposisikan diri untuk menjaga kedaulatan wilayah. Akibatnya wilayah Daerah Istimewa Surakarta (termasuk Mangkunegaran) digabungkan ke dalam Provinsi Jawa Tengah sejak 1950.

Perjuangan Mangkunegara VIII dalam krisis keberadaan Pura Mangkunegaran dijalaninya dengan menempuh jalan yang formal seperti ketika mempersoalkan aset-aset Mangkunegaran yang diambil alih pengelolaannya oleh pemerintah tanpa pembicaraan. Meski kemudian ternyata kalah dalam pengadilan, Mangkunegara VIII tetap menjalankan roda monarki Mangkunegaran dengan berbagai upaya dan usaha.

Mangkunegara VIII dalam kancah kesenian sangat berjasa dalam menggali kembali Tari Bedaya Anglir Mendung, sebuah tarian ciptaaan Mangkunegara I yang menghilang. Pada tahun 1970 oleh Mangkunegara VIII digali kembali dan dihidupkan. Selain menggali kembali Tari Bedaya Anglir Mendung, ia juga menciptakan sebuah tarian kerakyatan yang disebut Tari Gambyong Retno Kusumo.

Mangkunegara VIII wafat tahun 1987 dan digantikan oleh putra ketiganya, GPH. Sujiwakusuma, sebagai KGPAA. Mangkunegara IX.

Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Mangkunegara VII
Adipati Mangkunegaran
1944-1987
Diteruskan oleh:
Mangkunegara IX