Nyai Ageng Ngerang
Nyai Ageng Ngerang adalah seorang Ulama wanita dan wali nukbah yang semasa dengan Dewan Walisongo yang menyebarkan agama islam di daerah Juwana dan daerah lereng pegunungan Kendeng Pati Selatan sampai akhir hayatnya dimakamkan di Pedukuhan Ngerang Desa Tambakromo Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Jawa Tengah,makamnya dari kota Pati ke arah Selatan sekitar 17 km.
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Kelahiran
Nyai Ageng Ngerang' diperkirakan lahir sebelum tahun 1478 M.Nama kecilnya bernama Dewi Roro Kasihan [1] dan nama lengkapnya bernama Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan,di Juwana sendiri mempunyai nama lain yakni Nyai Juminah.Namun beliau lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan dan gelar Nyai Ageng Ngerang karena bersuamikan Ki Ageng Ngerang I ,Sunan Ngerang I,Syeh Muhammad Nurul Yaqin yang mempunyai wilayah kekuasaan di Ngerang Juwana.
Silsilah
Nyai Ageng Ngerang merupakan salah satu keturunan bangsawan Kerajaan Majapahit Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dan mempunyai nasab sampai dengan Nabi Muhammad SAW generasi ke 25 dari keluarga Bani Alawi Hadramaut.Menurut beberapa catatan Babad Tanah Jawi,Serat Centhini dan berbagai sumber buku dan juga dari Keraton Surakarta Hadiningrat berikut silsilah Nyai Ageng Ngerang :
- Suami Beliau: Ki Ageng Ngerang I atau Sunan Ngerang atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin ialah putra Ki Ageng Jabung trah Sunan Ngudung ayah dari Sunan Kudus
- Ayah Beliau: Raden Bondan Kejawan Aryo Lembu Peteng, Ki Ageng Tarub II adalah putra dari prabu Brawijaya V
- Ibu Beliau : Dewi Retno Nawangsih
- Kakek Nenek dari sang ayah:Prabu kertabumi Brawijaya V dan Putri Wandan kuning
- Kakek nenek dari sang ibu:Ki Ageng Tarub atau Joko Tarub dan Dewi Nawang Wulan,seorang bidadari kahyangan.
- Saudara Kandung:
1.Ki Ageng Wonosobo atau Syeh Abibdullah. makamnya berada di Plobangan Selo merto Wonosobo.
2.Ki Ageng Getas Pendawa atau R.Depok atau Syeh Ngabdullah. makamnya berada di Kahuripan Purwodadi Grobogan.
Keturunan Nyai Ageng Ngerang'
- 1.Nyi Ageng Selo II atau Roro Kinasih.
Roro Kinasih menikah dengan Ki Ageng Selo[2],seorang legendaris yang mempunyai karomah dapat menangkap petir.Ki Ageng Sela adalah Keponakan dan sekaligus menantu Nyai Ageng Ngerang.Keduanya mempunyai 6 putri dan 1 putra, Ki Ageng Henis.
- 2.Ki Ageng Ngerang II.
Ki Ageng Ngerang II ini mempunyai putra yakni: Ki Ageng Ngerang III,Ki Ageng Ngerang IV dan Pangeran Kalijenar.
- 2.1 Ki Ageng Ngerang III Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Raden Ayu Panengah atau Nyi Ageng Ngerang III[3] salahsatu putri Sunan Kalijaga.makamnya berada di Laweyan Solo dan mempunyai putra yang bernama Ki Ageng Penjawi yang juga disebut Ki Ageng Pati karena mendapat hadiah dari Raja Pajang yang berupa tanah Perdikan yang sudah berbentuk wilayah yang banyak penduduknya dan sebelumnya vakum pemimpin.
- 2.2 Ki Ageng Penjawi[4]
Ki Ageng Penjawi mempunyai putri bernama Waskita Jawi atau Roro Sari yang menjadi permaisuri Panembahan Senopati Sutawijaya yang bergelar Ratu Mas.Dan yang satu lagi bernama Wasis Joyo Kusumo yang bergelar Adipati Pragola Pati.
- 2.18 Sinuhun Sunan Pakubuwono XII.
- 2.18 Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
- 2.19 Sinuhun Pakubuwono XIII dan patih Tedjowulan.
- 2.19 Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Sinuhun Pakubuwono XIII dan Sultan Hamengkubuwono X adalah Keturunan Nyai Ageng Ngerang generasi ke 19.
- 3.Roro Nyono
Roro Nyono menikah dengan Sunan Muria.Sunan Muria merupakan salah satu murid Sunan Ngerang,suami dari Nyai Ageng Ngerang .Kisah cerita kehidupannya menjadi legenda masyarakat Pati.
- 4.Roro Pujiwat
Roro Pujiwat terkenal akan kecantikan dan kesolehannya.Namun kisah hidupnya sangat tragis karena terbunuh oleh seorang pemuda yang ditolak cintanya karena tak bisa memenuhi persyaratannya untuk mengambil pintu kaputren kerajaan Majapahit dalam semalam.
Referensi
Bacaan lanjutan
- The Centhini Story: The Javanese Journey of Live, oleh Suwito Santoso dan Kestity Pringharjono, hal 141 dari 399 hal. Penerbit Marshall Cavendish 2006.
- Blogs Nyai Ageng Ngerang di www.nyaiagengngerang.blogspot.com