Ledakan populasi alga

Revisi sejak 16 Januari 2014 10.18 oleh Hysocc (bicara | kontrib)

Ledakan populasi alga adalah suatu kondisi di mana populasi alga (umumnya alga mikroskopis) di dalam ekosistem perairan mengalami peningkatan populasi dikarenakan perubahan kondisi lingkungan. Umumnya spesies yang terlibat hanya sedikit. Ledakan populasi alga dapat menyebabkan perubahan warna pada ekosistem perairan dengan warna sesuai dengan jenis alga. Misal warna hijau muda dapat disebabkan oleh cyanobacteria dan warna merah disebabkan oleh dinoflagellata.

Ledakan alga yang sering terlihat dekat dengan pemukiman manusia

Tidak ada batasan populasi untuk mendefinisikan kasus ledakan populasi alga, namun konsentrasi ribuan sel per mililiter air sudah terlihat perbedaannya dengan ekosistem perairan normal. Pada kondisi yang parah, konsentrasi dapat mencapai jutaan sel per mililiter.

Ledakan populasi alga dapat memberian dampak negatif bagi organisme lainnya dengan memproduksi toksin atau akibat dekomposisi alga. Ledakan populasi alga seringkali terkait dengan kematian organisme skala besar (misal kebinasaan ikan) dan keracunan kerang.[1]

Penyebab

 
Ledakan populasi alga di dekat pantai Devon dan Cornwall di Inggris, 1999
 
Pencitraan satelit memperlihatkan populasi fitoplankton mengalir di Gotland, Laut Baltic, 2005

Penyebab ledakan populasi alga seringkali tidak bisa diniai apakah disebabkan oleh manusia atau merupakan kejadian alami.[2] Beberapa tampak jelas merupakan hasil aktivitas manusia.[3] Ledakan populasi alga dapat disebabkan oleh spesies yang berbeda dengan kebutuhan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Ledakan populasi alga dapat dikaitkan dengan tingkat penggunaan pupuk yang digunakan oleh manusia di aktivitas pertanian, sedangkan pada kondisi lainnya ledakan alga dapat diprediksi melalui perubahan musim dan pergerakan arus air laut di kawasan pantai.[4] Pertumbuhan fitoplankton di lautan umumnya dibatasi oleh keberadaan jumlah nitrat dan fosfat serta jenisnya (amonia, urea, atau dalam bentuk ion), yang keduanya dapat berada di muara dekat pantai yang merupakan hasil limpasan dari lahan pertanian. Nutrisi lainnya yang dapat mempengaruhi yaitu keberadaan zat besi, silika, dan karbon juga berperan dalam ledakan populasi alga. Perubahan iklim meningkatkan temperatur dan keasaman air laut yang diperkirakan juga berperan bagi peningkatan populasi alga secara mendadak.[5]

Beberapa faktor alami yang diperkirakan berperan dalam ledakan ppulasi alga yaitu debu yang kaya zat besi yang tertiup dari Sahara ke samudera Atlantik;[6] El Niño, dan abu dari erupsi gunung Eyjafjallajökull.[7] Ledakan alga di Teluk meksiko telah terlihat sejak jaman penjelajahan oleh Cabeza de Vaca,[8] namun belum diketahui apakah merupakan peran manusia atau terjadi secara alami karena pertanian sudah dilakukan oleh penduduk asli setempat. Dan masih belum terlalu jelas keterkaitan antara peningkatan ledakan populasi alga di berbagai tempat di dunia dengan aktivitas manusia atau karena teknologi observasi dan identifikasi semakin lebih baik.[9][10]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Harmful Algal Blooms: Red Tide: Home". www.cdc.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 August 2009. Diakses tanggal 2009-08-23. 
  2. ^ Adams, N. G.; Lesoing, M.; Trainer, V. L. (2000). "Environmental conditions associated with domoic acid in razor clams on the Washington coast". J Shellfish Res. 19: 1007–1015. 
  3. ^ Lam, C. W. Y.; Ho, K. C. (1989). "Red tides in Tolo Harbor, Hong Kong". Dalam Okaichi, T.; Anderson, D. M.; Nemoto, T. Red tides. biology, environmental science and toxicology. New York: Elsevier. hlm. 49–52. ISBN 0-444-01343-1. 
  4. ^ Trainer, V. L.; Adams, N. G.; Bill, B. D.; Stehr, C. M.; Wekell, J. C.; Moeller, P.; Busman, M.; Woodruff, D. (2000). "Domoic acid production near California coastal upwelling zones, June 1998". Limnol Oceanogr. 45 (8): 1818–1833. 
  5. ^ Moore, S.; et al. (2011). "Impacts of climate variability and future climate change on harmful algal blooms and human health". Proceedings of the Centers for Oceans and Human Health Investigators Meeting. doi:10.1186/1476-069X-7-S2-S4. 
  6. ^ Walsh; et al. (2006). "Red tides in the Gulf of Mexico: Where, when, and why?". Journal of Geophysical Research. 111: C11003. doi:10.1029/2004JC002813. 
  7. ^ "Iceland volcano ash cloud triggers plankton bloom". BBC News. 10 April 2013. 
  8. ^ Cabeza de Vaca, Álvar Núnez. La Relación (1542). Translated by Martin A. dunsworth and José B. Fernández. Arte Público Press, Houston, Texas (1993)
  9. ^ Sellner, K.G. (2003). "Harmful Algal blooms: causes, impacts and detection". Journal of Industrial Microbiology and Biotechnology. 30 (7): 383–406. doi:10.1007/s10295-003-0074-9. PMID 12898390. 
  10. ^ Van Dolah, F.M. (2000). "Marine Algal Toxins: Origins, Health Effects, and Their Increased Occurrence". Environmental Health Perspectives. Brogan &#38. 108 (suppl.1): 133–141. doi:10.2307/3454638. JSTOR 3454638. PMC 1637787 . PMID 10698729. 

Bahan bacaan terkait

Pranala luar