Ikan mas hias

ikan mas
Ikan mas
Peliharaan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. auratus[1]
Subspesies:
C. a. auratus
Nama trinomial
Carassius auratus auratus[2]
(Linnaeus, 1758)

Ikan mas hias (Carassius auratus auratus) adalah ikan air tawar dari familia Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Ikan ini adalah salah satu ikan yang pertama kali berhasil didomestikasi, dipelihara, dan dibudidayakan manusia. Kini ikan mas hias atau kadang disebut secara singkat sebagai ikan mas, adalah salah satu ikan hias akuarium yang paling populer. Varietas Carassius auratus auratus yang telah didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk memampat bulat disebut ikan maskoki.

Sebagai salah satu anggota keluarga ikan mas (yang juga termasuk ikan koi dan karper krusia), ikan mas hias adalah versi domestikasi budidaya dari ikan spesies Carassius auratus yang aslinya tidak terlalu berwarna yang habitat aslinya di Asia timur. Ikan ini pertama kali dipelihara di Cina lebih dari seribu tahun yang lalu, dan sejak itu beberapa ras berbeda telah dikembangkan. Ikan mas hias memiliki variasi yang luar biasa, seperti perbedaan ukuran, bentuk tubuh, susunan sirip, dan warna (berbagai kombinasi warna antara lain putih, kuning, jingga, merah, cokelat, dan hitam).

Di Indonesia istilah "ikan mas" juga merujuk kepada ikan mas biasa, yaitu kerabat ikan yang dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan, yaitu Cyprinus carpio atau "ikan karper".

Sejarah dan evolusi

Sejarah

Pemeliharaan ikan mas dimulai di Cina kuno sejak ribuan tahun lalu. Beberapa spesies ikan mas (secara umum dikenal sebagai "ikan mas Asia") mulai didomestikasi dipelihara sebagai sumber pangan melalui akuakultur. Secara alami di alam, ikan-ikan ini berwarna kelabu atau perak, akan tetapi beberapa jenis memiliki kecenderungan untuk mengalami mutasi warna dengan menghasilkan warna merah, jingga, atau kuning. Fenomena ini pertama kali dicatat pada periode Dinasti Jin (265–420).[3][4]

 
Akuarium di barat pada tahun 1850-an yang menampung ikan mas di antara ikan-ikan air dingin lain.

Pada masa Dinasti Tang (618–907), kebiasaan dan tren memelihara ikan mas sebagai ikan hias di kolam dan taman air menjadi populer. Mutasi genetik pada ikan mas yang didomestikasi manusia menghasilkan warna emas (tepatnya jingga kekuningan), sedangkan di alam ikan ini biasanya hanya menampilkan warna kelabu-perak. Hal ini terjadi karena di alam bebas, mutasi yang menghasilkan warna kuning-jingga ini jarang muncul, karena ikan dengan warna mencolok seperti ini mudah ditangkap dan diburu pemangsa; ikan dengan kamuflase sesuai alamnya lah yang bertahan hidup. Orang Cina mulai membiakkan dan membudidayakan varietas ikan berwarna emas raipada ikan yang berwarna keperakan, memeliharanya di kolam daripada membiarkannya di sungai atau danau. Pada kesempatan khusus ketika akan menerima kunjungan tamu, ikan mas ini dipindahkan dari kolam ke dalam wadah yang lebih kecil agar dapat dipamerkan kepada tamu.[5][6]

Pada masa Dinasti Song (960–1279), upaya domestikasi ikan mas telah mantap.[7] Pada 1162, seorang ratu Dinasti Song memerintahkan pembangunan kolam-kolam untuk mengumpulkan ikan mas varietas berwarna merah dan kuning. Pada kala itu masyarakat awam di luar keluarga kerajaan dilarang untuk memelihara ikan mas dari varietas warna emas (kuning), karena warna kuning adalah warna kekaisaran Cina. Mungkin karena hal inilah kini lebih banyak terdapat ikan mas warna jingga dan merah ketimbang warna kuning, meskipun sebenarnya secara genetik ikan mas warna kuning lebih mudah dibiakkan.[8]

Referensi

  1. ^ "Gulf States Marine Fisheries Commission: Fact Sheet. Carassius auratus (Linnaeus, 1758)". Nis.gsmfc.org. Diakses tanggal 2011-11-19. 
  2. ^ "Carassius auratus (Linnaeus, 1758)". Fishbase. Diakses tanggal 2011-11-19. 
  3. ^ "Goldfish". Ocean Park. Diakses tanggal 2009-11-16. 
  4. ^ Roots, Clive (2007). Domestication. Westport: Greenwood Press. hlm. 20–21. ISBN 978-0-313-33987-5. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bristol
  6. ^ Nutrafin Aquatic News, Issue #4, 2004, Rolf C. Hagen, Inc. (USA) and Rolf C. Hagen Corp. (Montreal, Canada)
  7. ^ Smartt, Joseph (2001). Goldfish varieties and genetics: A handbook for breeders. Oxford: Blackwell Science. hlm. 21. ISBN 978-0-85238-265-3. 
  8. ^ "goldfish". Diakses tanggal 2013-02-28. 

Pranala luar