Sebelum kita melakukan proses produksi atau proses budidaya, ada hal-hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan tersebut meliputi penentuan lokasi budidaya, penyediaan bahan baku dan peralatan. Lokasi budidaya sebaiknya tidak dipilih daerah yang ternaungi serta harus diperhatikan kebersihan tempat di sekitarnya. Sedangkan persiapan sebelum penanaman jamur tiram antara lain, pembuatan rumah jamur atau sering disebut kumbung, pembuatan media penanaman atau baglog, dan penyiapan bibit jamur tiram.
Setelah rumah jamur selesai dibuat, atau busa juga menggunakan salah satu ruang di dalam rumah, lengkah selanjutnya adalah pengadan peralatan budidaya. Pada dasarnya, peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana dan mudah didapatkan, bahkan dapat diperoleh dengan harga relatif murah. Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam proses budidaya jamur tiram antara lain, plastik tahan panas PE 0.002 berukuran 20 x 30 cm, cincin paralon dengan diameter kurang lebih 3 cm, alkohol, pembakar, autoclave atau oven atau alat lain untuk sterilisasi baglog, termometer, barometer, knapsack sprayer, plastik kemas, vacuum sealer, ember atau wadah lain untuk panen, ember untuk mencuci.
Setelah mempersiapkan rumah jamur, selanjutnya adalah persiapan penanaman. Penanaman merupakan kegiatan menanam bibit jamur tiram agar tumbuh menjadi tubuh jamur. Bagian tubuh jamur inilah yang merupakan target produksi untuk dipanen. Bibit jamur tiram ditanam pada media tanam (baglog) dan akan tumbuh besar hingga dapat dipanen pada media tersebut. Oleh karena itu, keberhasilan budidaya jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kualitas media tanam.
Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jamur tiram yang dibudidayakan di suatu lingkungan tertentu, akan berbeda dengan yang dihasilkan oleh lingkungan lain. Untuk mencapai hasil optimal, pembudidaya harus selalu melakukan eksperimen terhadap komposisi media tumbuh, sehingga media tumbuh yang digunakan sesuai dengan lingkungannya.
Secara umum, untuk membuat media tumbuh atau baglog dapat menggunakan serbuk gergaji kayu, sibstrat kayu, ampas tebu, maupun sekam sebagai media utama. Selain berfungsi sebagai media tumbuh, serbuk gergaji juga berfungsi untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan jamur tiram. Untuk meningkatkan kualitas dan hasil panen, sebaiknya menggunkan serbuk gergaji dari kayu keras, karena kayu keras banyak mengandung selulosa, dimana selulosa dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi yang dibutuhkan jamur.
Setelah mempersiapkan media serbuh gergaji, langkah selanjutnya adalah sterilisasi media kemudian memasukkannya ke dalam baglog. Baglog tersebut yang nantinya digunakan sebagai media tempat penanaman dan pertumbuhan jamur tiram. Baglog yang digunakan dipastikan harus steril agar pertumbuhan miselium dan tubuh jamur nantinya tidak mengalami banyak kendala. Jamur tiram sangat rentan terhadap lingkungan kotor dan tidak steril, oleh karena itu, dalam pembuatan baglog, baik tempat, tenaga kerja, maupun bahan harus diperhatikan kebersihannya.