Epoché
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP75Jajang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 11 April ), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP75Jajang (Kontrib • Log) 3934 hari 260 menit lalu. |
Epoché adalah istilah dalam Fenomenologi Agama yang digunakan untuk mengatakan objektivitas dalam analisis sebuah fenomena keagamaan dengan cara menunda penilaian normatif agama dan membiarkan fakta yang berbicara apa adanya.[1] Secara Etimologi, epoché berasal dari bahasa Yunani (ἐποχή dibaca epoché) yang berarti waktu, dalam konteks ini diartikan sebagai suspension of judgement atau penangguhan keputusan dalam arti bahasa Indonesia.[2] Meskipun berasal dari bahasa Yunani yang klasik, namun istilah epoché mulai sering digunakan dalam Fenomenologi Agama pada abad ke-19 yang disebut dengan Abad Pencerahan sebagai salah satu respon terhadap subjektivitas umat beragama waktu itu.[3]
Rujukan
- ^ Editor: Burhanuddin Daya, H. L. Beck. Ilmu perbandingan agama di Indonesia dan Belanda: Kumpul Makalah Seminar. INIS: Jakarta. 1992. Hlm 54.
- ^ http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3De%29poxh%2F
- ^ Rusli. Pendekatan Fenomenologi di dalam Studi AGAMA. UIN Sunan Ampel: Surabaya. 2008. Hlm 3.