Epoché

Revisi sejak 1 April 2014 21.09 oleh BP75Jajang (bicara | kontrib) (Tambah tokoh)

Epoché adalah istilah dalam Fenomenologi Agama yang digunakan untuk mengatakan objektivitas dalam analisis sebuah fenomena keagamaan dengan cara menunda penilaian normatif agama dan membiarkan fakta yang berbicara apa adanya.[1] Secara Etimologi, epoché berasal dari bahasa Yunani (ἐποχή dibaca epoché) yang berarti waktu, dalam konteks ini diartikan sebagai suspension of judgement atau penangguhan keputusan dalam arti bahasa Indonesia.[2] Meskipun berasal dari bahasa Yunani yang klasik, namun istilah epoché mulai sering digunakan dalam Fenomenologi Agama pada abad ke-19 yang disebut dengan Abad Pencerahan sebagai salah satu respon terhadap subjektivitas umat beragama waktu itu.[3] Istilah epoché pertama kali digunakan oleh Edmund Husserl, seorang filsuf Jerman. [3] Namun menurut Kockelmas, istilah epoché ini telah digunakan pada tahun 1765 dalam tulisan-tulisan Kant. [3]

Rujukan

  1. ^ Editor: Burhanuddin Daya, H. L. Beck. Ilmu perbandingan agama di Indonesia dan Belanda: Kumpul Makalah Seminar. INIS: Jakarta. 1992. Hlm 54.
  2. ^ http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3De%29poxh%2F
  3. ^ a b c Rusli. Pendekatan Fenomenologi di dalam Studi AGAMA. UIN Sunan Ampel: Surabaya. 2008. Hlm 3.