Ilmu perbandingan agama
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni [[User:[73Faradila]|[73Faradila]]] ([[User talk:[73Faradila]|bicara]]). Untuk sementara waktu (hingga 8 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP73Faradila (Kontrib • Log) 3894 hari 496 menit lalu. |
Ilmu Perbandingan Agama yang merupakan terjemah harfiah dari The Comparative Study of Religion, atau biasanya diperpendek dengan sebutan Comparative Religion adalah ilmu yang mempelajari asal-usul, ciri-ciri dan struktur asasi agama-agama dengan maksud untuk menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya yang sebenarnya serta sejauh mana hubungan agama yang satu dengan agama yang lain sehigga dapat diungkapkan hakikat dan pentingnya agama bagi pemeluknya masing-masing. [1][2] Dewasa ini Ilmu Perbandingan Agama dipelajari di bawah beraneka ragam cabang ilmu seperti sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, fenomenologi agama, dan filsafat agama serta beberapa ilmu-ilmu bantu yang lainnya.[2] Tiap-tiap cabang ilmu itu memiliki pendekatan dan metodenya sendiri-sendiri.[2]
Sejarah
Sejarah Ilmu Perbandingan Agama dapat ditelusuri jauh pada masa Yunani-Romawi yang di dalamnya terdapat beberapa tokoh yang melakukan studi perbandingan terhadap agama-agama.[1] Berdasarkan corak kepercayaan Yunani-Romawi yang bersifat antropomorfis dan politeistis, maka karakteristik studi agama pada masa itu menggambarkan religiusitas masyarakat yang bersangkutan.[1] Herodotus (484-425 SM), misalnya, menyatakan bahwa meskipun masyarakat Yunani menyembah banyak dewa namun pada hakikatnya dewa-dewa itu sama, yaitu manifestasi dari manusia.[1] Teori ini dikenal dengan the equivalence of gods.[1] Begitu pula Euhemerus (330-260 M), mengatakan hal yang sama bahwa dewa-dewa yang disembah masyarakat Yunani Kuno berasal dari manusia.[1]