Pangeran Martapura

Pangeran Adipati Martapura (bahasa Jawa: Pangeran Adipati Martopuro, lahir: Kota Gede, Kesultanan Mataram,1605 - wafat: Magelang, Kesultanan Mataram, 1688) adalah raja urutan ke-tiga Kesultanan Mataram yang memerintah hanya satu hari pada tahun 1613. Dia umumnya tidak dianggap Sultan Mataram yang ke-tiga yang resmi karena hanya memerintah sehari sebelum digantikan oleh adiknya, Raden Mas Rangsang.

Silsilah

Nama aslinya adalah Raden Mas Wuryah, putra Mas Jolang dari istri bernama Ratu Tulungayu putri Ponorogo. Ia dilahirkan tahun 1605 di Kotagede ibu kota Kesultanan Mataram.

Mas Jolang menjabat sebagai Adipati Anom dalam pemerintahan ayahnya, yaitu Panembahan Senopati. Sebagai seorang calon raja, ia pernah berjanji pada istrinya jika kelak dirinya menjadi raja, maka putra mereka yang akan dijadikan sebagai Adipati Anom.

Perkawinan Mas Jolang dengan Ratu Tulungayu tidak juga dikaruniai anak. Mas Jolang memutuskan menikah lagi dengan Dyah Banowati putri Pangeran Benawa raja Pajang. Dari perkawinan itu lahir Mas Rangsang tahun 1593.

Pemerintahan

Ketika Mas Jolang sudah naik takhta bergelar Prabu Hanyokrowati, barulah Ratu Tulungayu melahirkan Mas Wuryah tahun 1605. Namun Mas Wuryah tumbuh menjadi penderita tuna grahita karena perkembangan syarafnya kurang baik.

Prabu Hanyokrowati meninggal dunia tahun 1613. Ia sempat berwasiat supaya takhta Mataram diserahkan kepada Mas Rangsang. Namun, karena pernah berjanji pada Ratu Tulungayu, maka Mas Wuryah harus dijadikan raja selama satu hari terlebih dahulu, sebagai sekadar pemenuhan janji.

Mas Wuryah pun naik takhta Kesultanan Mataram dan memerintah hanya satu hari bergelar Adipati Martapura. Esoknya, takhta pun berpindah kepada Mas Rangsang alias Sultan Agung.

Kepustakaan

  • Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
  • Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Hanyakrawati
Sultan Mataram
1613-1613
Diteruskan oleh:
Sultan Agung