Pemerolehan bahasa kedua
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP53Reza (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 10 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 5 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP53Reza (Kontrib • Log) 3927 hari 485 menit lalu. |
Pemerolehan Bahasa Kedua (Bahasa Inggris: Second-language acquisition) atau disingkat PB2, adalah studi yang membahas tentang individu atau kelompok yang mempelajari bahasa asing pertama kali,dan proses pembelajaran bahasa asing tersebut. [1] Bahasa tambahan yang dipelajari disebut bahasa kedua (B2), walaupun bahasa tersebut adalah bahasa asing kedua,ketiga, keempat, ataupun kesepuluh yang sedang dipelajari.[1] Bahasa kedua yang dipelajari tersebut umumnya disebut bahasa target (BT), yaitu bahasa yang menjadi tujuan untuk dipelajari.[1] PB2 juga merupakan cabang dari bidang studi linguistik dan psikologi. Dan fokus pendekatannya terbagi menjadi beberapa cabang yang meliputi: linguistik, psikologis, sosial, dan pendidikan.
Sejarah
Hingga saat ini masih belum diketahui kapan untuk pertama kalinya studi tentang pemerolehan bahasa kedua dimulai.[2] Beberapa sumber menyebutkan terdapat dua publikasi ilmiah yang mendorong studi ini: esei Pit Corder yang berjudul The Significance of Learners’ Errors dan juga Larry Selinker yang berjudul Interlanguage.[3] Keduanya berargumen mengenai para pelajar bahasa kedua menggunakan sistem linguistik internal yang berbeda dan terpisah dari bahasa ibu dan bahasa keduanya.[3]
Selanjutnya, pada tahun 1970 para ilmuwan berlomba-lomba untuk mengeksplorasi lebih jauh gagasan Corder dan Selinker.[3] Beberapa langkah dilakukan pada studi eror analisis, tahap transisi kemampuan berbahasa kedua, dan “studi morfem” yang menginvestigasi urutan penguasaan fitur linguistik pada seorang pelajar bahasa kedua. [3]
Jenis-jenis pendekatan
Pendekatan Linguistik
Pendekatan Psikologis
Pendekatan Sosial
Tahap Pemerolehan Bahasa Kedua
Tahap 1: Preproduksi
Dalam proses perkembangannya, pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi menjadi lima tahap: preproduksi, produksi awal, bicara awal, fasih, dan mahir.[4] Tahap awal adalah preproduksi, yang dikenal juga dengan periode diam, di mana pelajar tak banyak bicara karena mereka hanya memiliki kosakata reseptif hingga 500 kata.[4]Tetapi, tidak semua pelajar melalui tahap periode diam. Beberapa pelajar langsung memasuki tahap berbicara, meskipun kata-kata yang mereka gunakan hanya meniru , bukan kreativitas sendiri. Bagi para pelajar yang melewati periode diam, biasanya hal itu hanya berjalan selama tiga sampai enam bulan. [5]
Tahap 2: Produksi awal
Tahap kedua dari pemerolehan bahasa kedua adalah produksi awal, dimana dalam tahap ini pelajar dapat berbicara dalam frasa pendek antara satu atau dua kata.[4] Mereka juga dapat mengingat potongan-potongan kata dalam bahasa kedua, meskipun masih mengalami banyak kesulitan dan kesalahan saat menggunakannya.[4] Pelajar bahasa kedua dalam tahap ini telah memiliki baik kosakata aktif dan pasif sekitar 1000 kata. Tahap ini normalnya berlangsung selama enam bulan.[1]
Tahap 3: Awal bicara
Tahap ketiga adalah awal bicara. Kosakata pelajar bahasa kedua pada tahap ini meningkat hingga 3000 kata, dan mereka mampu berkomunikasi menggunakan kalimat tanya sederhana. Mereka juga masih mengalami kesalahan gramatika.[4]
Tahap 4&5: Fasih
Tahap setelah awal bicara adalah fasih menengah, yaitu tahap di mana pelajar telah memiliki lebih dari 6000 kosakata, dan dapat menggunakan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks.[4] Pada tahap ini juga mereka mampu berbagi pikiran dan pendapat.[4] Namun, tetap saja pelajar masih menemukan kesalahan selama membentuk kalimat-kalimat kompleks.[4] Tahap terakhir adalah mahir, yang biasanya tercapai antara lima sampai sepuluh tahun belajar bahasa kedua. Pada tahap ini, kemampuan pelajar semakin dekat dengan penutur asli.[4]
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat mahir bervariasi tergantung objek bahasa yang dipelajari.[6] Menurut penelitian yang dilakukan oleh Foreign Service Institute di Amerika, dari 63 bahasa yang dianalisis, lima bahasa tersulit untuk mencapai tingkat mahir, terutama pada kemampuan membaca dan berbicara, adalah Bahasa Arab, Mandarin, Jepang, dan Korea. Bahasa-bahasa tersebut membutuhkan sekitar 88 minggu atau 2200 jam kelas untuk dikuasai.[7]
Rujukan
- ^ a b c d Saville-Troike, Muriel. 2009. Introducing Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press.
- ^ Gass, M. Susan, Larry Selinker. 2008. Second Language Acquisition: An Introductory Course. Taylor and Francis Publisher.
- ^ a b c d VanPatten, Bill; Benati, Alessandro G. (2010). Key Terms in Second Language Acquisition. London: Continuum.
- ^ a b c d e f g h i Haynes, Judie. 2007. Getting Started with English Language Learners: How Educators Can Meet the Challenge.
- ^ Ellis, Rod. 1994. The Study of Second Language Acquisition. Oxford University Press
- ^ http://www.nvtc.gov/lotw/months/november/learningExpectations.html
- ^ http://www.livescience.com/32644-what-is-the-hardest-language-to-learn.html