Pendidikan karakter
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP39Candra (bicara). Untuk sementara waktu (hingga {{{2}}}), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Halaman ini terakhir disunting oleh BP39Candra (Kontrib • Log) 3916 hari 921 menit lalu. |
Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan edukatif dan didaktis yang diperuntukkan bagi generasi pertumbuh, sehingga harapannya generasi yang dididik punya pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjaga dan melangsungkan kehidupannya, dalam hal ini pendidikan karakter merupakan proses penyempurnaan diri individu secara terus menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik.[1] <
Pendidikan karakter sebuah tinjauan historis
Istilah karakter dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abab ke 18, sebenarnya pendidikan karakter telah lama menjadi bagian dari inti sejarah pendidikan misalnya kita temukan dalam cita-cita humanitas romawi, dalam hal ini akan membahas sejarah perkembangan pendidikan karakter dalam kehidupan umat manusia. [1]
- Perang melawan lupa
Aktivitas pendidikan sejak awal telah dijadikan sebagai cara bertidak dari sebuah masyarakat, manusia mewariskan nilai-nilai yang menjadi bagaian penting dari kultur sebuah masyarakat tempat mereka hidup kepada generasi yang lebih muda, dalam hal ini jika proses pewarisan ini tidak terjadi maka nilai-nilai tersebut terancam punah dengan ditandai kematian para anggotanya, oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting sebab pendidikan tidak hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga mengukuhkan identitas individu dalam sebuah masayaraka.[1] permasalahan pokok yang dihadapi setiap kebudayaan tentang eksistensinya adalah berperang melawan resiko untuk dilupakan cara tradisonal untuk membrantas serangan lupa adalah dengan bercerita, berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal kegiatan pendidikan, pendidikan secara hakiki merupakan sebuah cara melalui mana harta warisan budaya itu diteruskan dari generasi satu kegenerasi.[1]
- pendidikan karakter Aristokratis ala Humeros