James Mill
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP19Alvian (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP19Alvian (Kontrib • Log) 3928 hari 1150 menit lalu. |
James Mill (1733-1836) adalah seorang filsuf kelahiran Skotlandia dan juga pemikir sosial.[1] Mill menerapkan utilitarianisme dari Bentham kepada soal-soal sosial seperti sistem pendidikan dan pemerintahan.[1] Ia juga merupakan ayah dari John Stuart Mill.[1] Ia lahir pada 6 April 1773. [2] Ia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Edinburgh di bidang teologi. [3] Selama hidupnya, ia dikenal oleh para pemikir sezamannya sebagai seorang yang mempertahankan asas utilitarianisme, selain itu ia juga merupakan seorang pemikir yang memiliki ketertarikan yang lebih terhadap pendidikan terutama di bidang psikologi. [4] [2] Sehingga, pada tahun 1819 ia menghasilkan sebuah buku yang berjudul Analysis of the Phenomena of the Human Mind yang memberikan sumbangan yang sangat penting terhadap perkembangan psikologi. [3][4]
Kehidupan dan Karir James Mill
Ia memulai karirnya sebagai pendeta tetapi tidak lama kemudian ia meninggalkan jabatannya itu, kerena khotbah-khotbahnya tidak dimengerti oleh jemaatnya.[5] Ia kemudian pergi ke London untuk menempuh karir dalam bidang politik dan sebagai pegawai pemerintah kolonial Inggris, lalu ia sempat dikirim ke India untuk beberapa tahun dan sekembalinya ia ke London, ia sempat pula duduk sebagai anggota parlemen.[3] Pada tahun 1817, ia menghasilkan sebuah buku yang merupakan laporan atas kunjungannya ke India dengan judul History of British India dan selanjutnya ia memang banyak menulis di dalam bidang politik.[5] Sekalipun James Mill sesungguhnya bukan tokoh yang sangat luar biasa dalam psikologi, namun pada dirinya terdapat suatu hal yang menarik dan masih sering menjadi bahan pemikiran para ahli psikologi sampai sekarang. [3] Ia mengakhiri kehidupan dan hasil pemikirannya terutama sumbangsihnya terhadap perkembangan psikologi pada 23 Juni 1836. [2]
Mengenai Analysis of the Phenomena of the Human Mind
Pada tahun 1829, James Mill menuliskan karyanya ini. [4] Meskipun karyanya ini bukan dianggap karya utama oleh pemikir cabang ilmu pengetahuan lain di zamannya, karya ini menjadi satu buku yang telah memberikan sumbangan yang sangat penting kepada perkembangan psikologi pada umumnya, dan aliran asosiasionisme pada khususnya. [3] Menurut Sarwono, pandangan Mill sebagaimana tertuang di dalam buku itu, secara hakiki tidak jauh berbeda dengan pandangan John Locke tentang ide. [3] Penginderaan adalah hasil kontak langsung alat indera manusia dengan rangsangan-rangsangan yang datang dari luar dirinya, sedangkan ide adalah semacam salinan dari penginderaan itu yang muncul dalam ingatan seseorang. [3] Mill beranggapan bahwa suatu hal yang sulit untuk memisahkan penginderaan dari ide, karena penginderaanlah yang menimbulkan ide dan ide tak mungkin ada tanpa seseorang mengalami penginderaan terlebih dahulu. [3] Selanjutnya Mill berpendapat bahwa ide-ide dapat dihubungkan satu dengan lainnya, dan mekanisme yang menghubungkan satu ide dengan ide lainnya disebutnya asosiasi. [3] Asosiasi ini penting sekali dalam teori Milldan menurut Mill, asosiasi itu tunduk hanya pada satu hukum, yaitu hukum kontiguitas. [3] Di dalam hal yang tersebutkan itu, ia merumuskan tiga kriteria tentang kuat atau lemahnya asosiasi itu. [3] Ketiga kriteria itu ialah sebagai berikut:
- Ketetapan: Asosiasi yang kuat adalah asosiasi yang permanen, artinya selalu ada kapan saja. Asosiasi yang kurang permanen berarti asosiasi tersebut kurang kuat dan mudah hilang setelah beberapa saat. [3]
- Kepastian: Suatu asosiasi adalah kuat kalau orang yang berasosiasi itu benar-benar yakin akan kebenaran asosiasinya itu. [3]
- Fasilitas: Suatu asosiasi akan kuat kalau di lingkungan sekitar cukup banyak prasarana atau fasilitas yang memudahkan timbulnya asosiasi, sehingga seseorang tidak usah berpikir keras atau berkhayal untuk dapat melakukan asosiasi. [3]
Referensi
- ^ a b c (Inggris)Alan Nelson. 1999. "Mill, James". In Cambridge Dictionary of Philosophy. Robert Audi, ed. 567-568. London: Cambridge University Press.
- ^ a b c (Inggris)http://www.biography.com/people/james-mill-9408191/.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia)Sarlito Sarwono. 2002. Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 37-38
- ^ a b c (Inggris)http://plato.stanford.edu/entries/james-mill/. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Stanford" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b (Inggris)http://www.britannica.com/EBchecked/topic/382612/James-Mill/.