Wayang Kampung Sebelah
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP82Alexander (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 10 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 9 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP82Alexander (Kontrib • Log) 3927 hari 152 menit lalu. |
Wayang Kampung Sebelah (juga sering disingkat dengan WKS) adalah salah satu program televisi dengan genre baru dalam dunia pewayangan atau wayang dengan mengangkat cerita rakyat di dalam kehidupan kontemporer saat ini.[1][2]
Wayang kampung sebelah diciptakan oleh sekelompok seniman asal Solo.[3] Seorang dalang bernama Ki Jlitheng Suparman adalah salah satu pendiri Wayang Kampung Sebelah sekaligus sebagai penulis naskah, dibantu oleh rekan-rekannya yakni Yayat Suhiryatna, Max Baihaqi, dan Sosiawan Leak.[3] Meskinpun dalang adalah sebagai sutradara dalam pertunjukan Wayang Kampung Sebelah, tetapi sebagai pemain musik maupun penonton berhak melontarkan komentar atau menimpali dialog maupun ungkapan-ungkapan dalang dalam setiap adegan, menjadikan pertunjukan wayang segar bagi penonton.[2]
Jam tayang untuk Wayang Kampung Sebelah setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 22.30 di MNCTV yang memberikan alternatif hiburan penuh dengan pendidikan dan kritik sosial yang dikemas dalam sajian wayang.[4]Dengan menampilkan sajian dari boneka-boneka yang terbuat dari kulit, berbentuk sosok-sosok manusia modern dengan mencerminkan tokoh-tokoh nyata di dalam kehidupan sehari-hari seperti penarik becak, bakul jamu, preman, pelacur, pak RT, Pak lurah, sampai pejabat tinggi tingkat pemerintah kota. [5] Selain tampil dalam acara televisi, Wayang Kampung Sebelah juga hadir menghibur di tengah masyarakat secara langsung seperti pementasan yang pernah dilakukan dibeberapa tempat seperti di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kampus Pabelan, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah.[6] Kemudian di Kulonprogo Yogyakarta.[2] Juga di Bentara Budaya Jakarta (BBJ).[1]
Wayang Kampung Sebelah menjadi menarik untuk disaksikan dan menjadi digemari oleh masyarakat karena dikemas dengan ide pertunjukan wayang yang unik, mengangkat kisah realitas kehidupan masyarakat saat ini secara lebih lugas dan bebas.[3] Selain itu yang membuat lebih menarik dan berbeda dari pertunjukan wayang pada umumnya, Wayang Kampung Sebelah adalah tidak menggunakan iringan gamelan, melainkan menggunakan iringan alat musik seperti jimbe, ansambel berisi perkusi, bas, saxophone, flute, gitar, dan kendang.[3] [5]
Referensi
- ^ a b "Sentilan Kocak Ala Wayang Kampung Sebelah". Tribun News. Diakses tanggal 08 April 2014.
- ^ a b c "Pementasan Wayang Kampung Sebelah di Kulon Progo". Kementrian Pemuda dan Olahraga Republic Indonesia. Diakses tanggal 08 April 2014.
- ^ a b c d "Wayang Kampung Sebelah". MNC TV. Diakses tanggal 08 April 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "MNC" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ "Wayang Kampung Sebelah, Hiburan Menarik bagi Keluarga". Kompasiana. Diakses tanggal 08 April 2014.
- ^ a b "Pentas Wayang Kampung Sebelah". Kompas. Diakses tanggal 08 April 2014.
- ^ "WAYANG KAMPUNG SEBELAH Beri Pelajaran Demokrasi..." Solo Pos. Diakses tanggal 08 April 2014.