Proposisi

Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh.

Proposisi mempunyai pengetian sebagai berikut:

1) Suatu pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh dan utuh. [1]

2) Rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. [2]

3) Pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.[3]

Unsur-Unsur Proposisi

Adapun unsur-unsur proposisi meliputi:

1) Subyek

Subyek adalah perkara yang diceritakan, terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara. [4]

2) Predikat

Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. [4]

3) Kopula

Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat. [1]

Contoh: Semua manusia adalah fana. [1]

Semua = pembilang

Manusia = subjek

Adalah = kopula

Fana = predikat

Kategori Proposisi

Berkas:Proposisi1.png
Skema Pembagian Proposisi

A) Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal dan majemuk. [3]

1. Proposisi Tunggal

Proposisi tunggal adalah proposisi yang hanya mengungkap satu pernyataan saja. [3] Artinya hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). [3]

Contoh:

Setiap manusia akan mati. [3]

2. Proposisi Majemuk

Proposisi majemuk adalah proposisi yang dibentuk dari gabungan dua proposisi tunggal atau lebih. [3] Artinya sekurang-kurangnya didukung dua pola kalimat. [3]

Contoh:

Setiap warga negara harus menyadari hak dan tanggung jawabnya. [3]

B) Berdasarkan Sifat Pembenaran atau Pengingkaran

Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori proposisi: kategorial dan kondisional. [3]

1) Proposisi Kategorial

Proposisi kategorial menunjuk pembenaran atau pengingkaran yang bersifat mutlak: pasti benar atau pasti salah. [3] Artinya, kebenaran terjadi tanpa syarat. [3]

Contoh:

Semua orang akan mati.[3]

2) Proposisi Kondisional

Proposisi kondisional menunjuk pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan. [3] Ada dua kategori proposisi kondisional: hipotesis dan disjungtif. [3]

A) Proposisi Kondisional Hipotesis

Proposisi Kondisional Hipotesis menunjuk pembenaran bersyarat. [3] Artinya bila proposisi terpenuhi maka kebenaran terjadi. [3]

Contoh:

Jika hujan terjadi, tanah becek. [3]

B) Proposisi Kondisional Disjungtif

Proposisi Kondisional disjungtif disebut juga alternatif. [3] Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa pilihan. [3]

Contoh:

Amir harus membantu orang tuanya atau membersihkan halaman rumah. [3]

C) Berdasarkan Luas Pengertian

Berdasarkan luas pengertian atau berdasarkan kuantitasnya, proposisi dibedakan menjadi tiga kategori: universal, partikular, dan singular. [3]

1) Proposisi Universal

Proposisi universal mencakup seluruh aspek atau mencakup seluruh bagian. Proposisi universal ditandai dengan kata tugas: semua, seluruh, setiap, setiap kali, masing-masing. [3]

Contoh:

Tidak seorangpun dinegeri ini yang atheis. [3]

2) Proposisi Partikular

Proposisi partikular mengungkap sebagian dari seluruh aspek. [3] Kata tugas yang menandai proposisi partikular adalah beberapa, sebagaian, tidak semua, kebanyakan, banyak.[3]

Contoh:

Tidak semua siswa tekun belajar.[3]

3) Proposisi Singular

Proposisi singular mengungkap satu aspek unsur, atau bagian. Kata tugas yang menandai proposisi singular adalah ini dan itu. [3]

Contoh:

Rumah ini akan dijual. [3]

Referensi

  1. ^ a b c Rapar, Jan Hendrik (1996).Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran.Yogyakarta:Kanisius .Hal 32
  2. ^ Departemen Pendidikan Nasional(2008);Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1106. Cet Pertama Edisi IV
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Kamdhi, JS.(2003).Terampil Berargumentasi.Jakarta:PT Grasindo. Hal 67-69
  4. ^ a b Hassan, Abdullah, dkk (2006).Sintaksis.Kuala Lumpur :PTS Professional Publishing. Hal 15-19