Wacana gombal

Revisi sejak 9 April 2014 16.36 oleh BP90Vincentius (bicara | kontrib) (mengubah sedikit format)

Wacana gombal adalah bentuk komunikasi verbal yang membutuhkan kreativitas melalui permainan bahasa.[1]. Wacana gombal sempat menjadi sangat populer di kalangan kaum muda dalam pergaulan sehari-hari.[1] Publikasi wacana gombal banyak terdapat di situs web, bahkan muncul juga dalam beberapa program televisi. [1] Wacana gombal adalah bagian dari wacana humor.[2] Dengan demikian, wacana gombal sering kali menyimpang dari aturan-aturan berkomunikasi yang ditentukan oleh prinsip pragmatik, baik secara tekstual maupun interpersonal. [2] Dewasa ini wacana gombal muncul sebagai suatu hiburan ringan yang merakyat.[2] Wacana gombal biasanya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak baku. [3]

Berkas:Operavanjava.jpg
Opera van Java menjadi salah satu program televisi yang memuat wacana gombal

Struktur Wacana Gombal

Bentuk wacana gombal adalah dialog. [4]. Maka, wacana gombal melibatkan dua pihak yang berperan sebagai pembicara dan pendengar secara bergantian.[4] Dua bagian pokok dalam wacana gombal adalah pengantar dan ketidakterdugaan.[5] Pengantar adalah bagian yang memberikan rangsangan kepada mitra tutur untuk membuat penasaran mitra tutur.[5] Ketidakterdugaan merupakan bagian yang berfungsi membelokkan persepsi untuk menciptakan rasa gombal dan efek lucu.[5]

Berkas:Denny Cagur.jpg
Deny "Cagur" sering memainkan wacana gombal dalam penampilannya sebagai komedian

Tipe-tipe Wacana Gombal

Wacana Gombal Sederhana

Wacana gombal sederhana terdiri dari dialog sederhana berisi inisiatif dari pembicara pertama lalu disusul tanggapan dari pihak pendengar (kedua).[5] Tanggapan dari pihak kedua biasanya berupa ungkapan perasaan semata atau juga sekadar pertanyaan retoris.[6]

Contoh:

A : Butuh waktu tiga detik untuk bilang aku cinta kamu. Tiga jam ngejelasin. Dan tiga abad untuk ngebuktiinnya..

B : Gitu ya? Makasi sayank...[6]

Wacana Gombal Kompleks

Wacana gombal kompleks memiliki paling tidak dua bagian inisiatif dari pihak pertama dan dua bagian tanggapan dari pihak kedua.[7] Dalam wacana gombal kompleks dialog bisa menjadi lebih beragam.[7]

Contoh :

A : Neng, boleh lihat tangannya?

B : Boleh Bang..

A : Kok tangan Neng kasar banget sich?

B : Ah masa sich?

A : Pasti Neng sering nyuci hatiku ya?[7]

Latar Belakang Munculnya Wacana Gombal

Wacana gombal hadir sebagai hiburan lewat media massa.[8] Pelopor wacana gombal dalam media televisi adalah dua stasiun televisi, yaitu Trans TV dan Trans7.[8] Dua stasiun tersebut memang ingin hadir sebagai stasiun televisi hiburan.[8] Hiburan yang paling umum adalah humor dan wacana gombal menjadi bagian darinya.[8] Kehadiran wacana gombal dalam stasiun televisi menjadi model bagi masyarakat banyak, sehingga muncul fenomena nggombal dalam kehidupan sehari-hari.[9] Selanjutnya, wacana gombal muncul juga di dunia maya lewat situs web.[9] Akhirnya, wacana gombal menjadi bagian dari budaya populer dalam masyarakat.[9]

Aspek Linguistik dalam Wacana Gombal

Wacana gombal memanfaatkan beberapa aspek kebahasaan:[10]

  1. Aspek Fonologi [10]
    1. Permainan fonem
    2. Penambahan suku kata
  2. Ketaksaan [10]
    1. Ketaksaan leksikal: polisemi dan homonimi
    2. Ketaksaan gramatikal : idiom dan peribahasa
  3. Gaya bahasa[10]
    1. Hiperbola
    2. Elipsis
    3. Metafora
    4. Personifikasi

Rujukan

  1. ^ a b c Sony Christian Sudarsono (2013). "Permainan Bahasa Dalam Wacana Gombal". 7 (edisi ke-1st). Universitas Sanata Dharma. 
  2. ^ a b c Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 15. 
  3. ^ Sotya Manggasri (2013). Pemakaian Bahasa dalam Wacana Rayuan Gombal di Internet (Tesis). Universitas Gajah Mada. p. 120. 
  4. ^ a b Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 26. 
  5. ^ a b c d Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 28. 
  6. ^ a b Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 29. 
  7. ^ a b c Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 31. 
  8. ^ a b c d Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 41. 
  9. ^ a b c Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 42. 
  10. ^ a b c d Sony Christian Sudarsono (2013). Wacana Gombal dalam Bahasa Indonesia:Kajian Struktural, Pragmatis, dana Kultural (Tesis). Universitas Sanata Dharma. p. 79.