Kursus Linguistik Umum
Kajian Linguistik Ferdinand de Saussure merupakan kajian ilmu linguistik berdasarkan hasil pemikiran Ferdinand de Saussure. Ferdinand de Saussure adalah salah satu tokoh ahli bahasa Swiss yang memperkenalkan kajian linguistik dengan menerbitkan buku Course de Lingistique Generale atau dalam bahasa Indonesia artinya Pengantar Linguistik Umum.[1] Bukunya baru terbit setelah 2 tahun kematiaannya yang disusun serta diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay pada tahun 1915 berdasarkan catatan kuliah selama Ferdinand mengajar di Univerisitas Jenewa tahun 1906.[2] Dalam buku inilah terkandung pandangan Saussure yang menjadi kajian baru bahasa yaitu telaah sinkronik dan diakronik, perbedaan langue dan parole, perbedaan ''signifiant'' dan ''signifie'', serta hubungan sintagmatik dan paradigmatik. [2]
Telaah Sinkronik dan Diakronik
Telaah sinkronik dan diakronik pada intinya ingin menelaah bahasa berdasarkan kurun waktu tertentu bahasa itu digunakan. [3] Telaah sinkronik adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. [3] Sebagai contoh, analasis penggunaan bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang. [3] Telaah Diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang bahasa tanpa ada batasan waktu tertentu. [3] Sebagai contoh, penelitian bahasa Indonesia harus dilakukan sejak zaman kerajaan hingga penggunaannya saat ini. [3]
La Langue dan La Parole
La langue adalah keseluruhan sistem yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antar anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. [3] La langue ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai konsep bahasa yang masih ada dalam pikiran manusia belum berupa tuturan. [3] La Langue bersifat abstrak dalam artian La Langue adalah rancangan sistem kebahasaan yang ada dalam pikiran manusia merupakan hasil dari dinamika masyarakat dari bahasa yang digunakan dan kumpulan yang disepakati oleh masyarakat.[4] Misalnya ketika manusia ingin berbicara, ia akan memikirkan dahulu apa yang ingin ia ucapkan.[4] Proses berpikir manusia untuk mengutarakan ide atau penyusuan kata itulah yang dimaksudkan sebagai La Langue.[4] Penerapan La langue juga berbeda-beda pada setiap penutur bahasa karena setiap penutur bahasa memiliki sistem kebahasan yang berbeda-beda.[5] Selain itu langue memiliki sistem susunan sendiri dalam sebuah struktur kebahasaan. [6] La Parole adalah realita fisis bahasa. Secara sederhana, parole dapat dikatakan sebaga ucapan atau tuturan. [3]
Signifié dan Signifiant
Signifié adalah pengertian yang muncul dalam pikiran kita. [3] Secara sederhana, signifie digambarkan sebagai makna. [3] Signifiant adalah citra bunyi yang memberikan pengertian. [3]
Paradigmatik dan Sintagmatik
Hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat vertikal. [3] Hubungan paradigmatik terjadi dengan pembandingan unsur-unsur bahasa yang memiliki kedudukan yang sama. [3] Hubungan Sintagmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat linear. [3] Hubungan Sintagmatik terjadi dengan analisa unsur-unsur bahasa dalam satu tuturan tanpa ada pembandingan dengan tuturan lain. [3]
Rujukan
- ^ Abdul Chaer (2009). Psikolinguistik:Kajian Teoritik. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 66.
- ^ a b Abdul Chaer (2007). Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 346.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o Abdul Chaer (2007). Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. hlm. 347. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "”rujukan3”" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c Ferdinand de Saussure (1988). Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 75.
- ^ Jos Daniel Parera (1986). Studi Linguistik dan Historis Bandingan. Jakarta: Penerbit Erlangga. hlm. 76.
- ^ Ferdinand de Saussure (1988). Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hlm. 90.