Yaeba
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP75Jajang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 11 April ), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP75Jajang (Kontrib • Log) 3924 hari 313 menit lalu. |
Yaeba
Yaeba adalah tren gigi gingsul berasal dari Jepang dengan cara memanjangkan gigi taring, sedangkan gigi geraham bagian tengah didorong sedikit, bertujuan tampil menggemaskan saat tersenyum layaknya anak kecil yang tengah mengalami pertumbuhan gigi.[1] Secara bahasa, yaeba berasal dari bahasa Jepang yang berarti gigi ganda atau disebut juga "gigi vampir".[2] Di Amerika, yaeba dikenal dengan nama snaggleteeth yang berarti taring.[3] Yaeba lebih banyak digandrungi oleh remaja perempuan.[4] Menurut Dr. Emilie Zaslow, seorang asisten profesor komunikasi di Pace University mengatakan bahwa tren yaeba ini memperlihatkan adanya daya tarik seksual dari anak-anak.[2] [3]
Jenis Yaeba
Yaeba dapat dibagi menjadi dua jenis:[2]
- Alami
Secara alami, gigi gingsul merupakan bagian dari awal perkembangan gigi dan mulut. Kemudian muncul secara alami karena gigi susu yang terlambat tumbuh atau mulut anak yang masih terlalu kecil.[2]
- Buatan
Tren Yaeba yang kini populer di Jepang juga difasilitasi oleh dokter gigi untuk membuat gigi gingsul, dan perawatan ini dilakukan oleh dokter gigi profesional.[5] Ada pula sebuah produsen kosmetik yang menyediakan jasa menciptakan yaeba dengan cara merekatkan taring mini permanen maupun non-permanen.[6]
Mahar dan Teknik Pembuatan Yaeba
Menurut Direktur RSGM Prof. Soedomo, Dr. drg. Ahmad Syaify Sp Perio (K), teknik Yaeba ini sebenarnya sudah ada sejak lama.[5] Namun, aplikasinya bukan ditujukan untuk kepentingan estetis dan penampilan semata.[5] Tren kosmetik yaeba ini membutuhkan biaya sekitar $ 390 atau Rp3.500.000,-.[5] Adapun teknik pembuatan yaeba, menurut drg. Ahmad dapat dilakukan dengan dua cara.[7]
- Teknik penambalan gigi, yaitu dengan cara menambalkan gigi buatan pada letak yang diinginkan, seperti halnya penambalan pada gigi yang patah atau berlubang.[7]
- Membuatkan semacam helm pembungkus gigi taring agar ukuran gigi lebih besar atau lebih panjang.[7]
Akan tetapi praktek seperti ini tidak dianjurkan untuk sekedar masalah estetis.[7] Kedua teknik tersebut, khendaknya dilakukan karena adanya indikasi medis.[7] Misalnya, memiliki gigi pendek yang tidak tumbuh sempurna, patah, atau terlalu kecil.[7]
Efek Samping
Gigi yaeba buatan harus dilakukan secara seksama, salah satunya memperhitungkan perubahan ukuran gigi pun harus, agar tidak terjadi benturan antara gigi atas dan bawah (traumatic occlusion).[7] Apabila gigi atas terlalu panjang akan terjadi benturan terus menerus antar-gigi yang menyebabkan dampak fatal bagi kesehatan gigi.[7] Pasien akan mengalami radang di sekujur akar gigi (periodontitis), kemudian semakin lama terjadi benturan tersebut dapat menyembabkan terbentuknya abses, yakni pembengkakan gusi yang berisi timbunan nanah.[7]
Rujukan
- ^ Memo bee."Memasang Gigi Taring Tren Baru Wanita di Jepang." Diakses 4 April 2014.
- ^ a b c d Kun Sila Ananda. "Yaeba: Tren 'Gigi Vampir' Digandrungi Wanita Jepang." Merdeka Online. Diakses 9 April 2014.
- ^ a b (Inggris) Austin Considine. "A Little Imperfection for That Smile?". Newyork Times. Diakses 10 April 2014.
- ^ Fikri Shofin. "Yaeba: Sisi Lain Kecantikan Gigi". Semarang: UNISSULA. Majalah U-Gateaway edisi 2, April 2012. Hlm 64.
- ^ a b c d Esa. "Mau Tampil dengan Gigi Yaeba Keluarkan Kocek Rp3,5 Juta". Tribuns Online. Diakses 9 April 2014.
- ^ (Inggris) Larisa Brown. "Why are Japanese women paying hundreds of pounds to make perfectly straight teeth look crooked and fang-like?". Daily Mail. Diakses 10 April 2014.
- ^ a b c d e f g h i Eka-Zul."Tambah Cantik dengan Gingsul Yaeba.". JPPN Online. Diakses 4 April 2014.