Bila berkomunikasi dengan sesama, setiap individu berharap pesan yang disampaikan tersebut dapat dimengerti dan dipercayai. [1] Persuasif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan agar pesan yang ingin disampaikan dimengerti dan dipercayai oleh orang lain. [1] Komunikasi persuasif membiarkan orang lain (persuadee) bebas melakukan apapun yang mereka inginkan setelah persuader berusaha meyakinkan mereka. [2] Komunikasi persuasif menekankan keterbukaan, kepercayaan, dan praktik-praktik manajemen yang demokratis. [3]

Pengertian Persuasi

Persuasi adalah suatu bentuk pengaruh. [4] Dalam hal ini seorang persuader (pembujuk) berusaha mengarahkan orang lain untuk mengikuti perilaku, kepercayaan atau sikap yang ditawarkan. [4] Persuasi pada prinsipnya menyampaikan informasi dan berinteraksi antar sesama dalam kondisi di mana kedua belah pihak sama-sama memahami dan sepakat untuk melakukan sesuatu yang penting bagi kedua belah pihak. [4] Seorang persuader yang baik harus mejadi pendengar yang baik, mampu mengumpulkan dan memberikan umpan balik, memiliki kemampuan membaca dan peka dalam memahami situasi orang lain, mampu berpikir kreatif dan menghasilkan keputusan yang baik, serta memiliki rasa empati dan selalu mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. [5] Kemampuan mendengarkan merupakan keterampilan khusus yang sangat penting bagi setiap orang yang sedang mengalami masalah. [6] Komponen utama bagi kemampuan mendengarkan yang efektif adalah menjadi pendengar yang baik, dan untuk menjadi pendengar yang baik harus memiliki kualitas empati. [6]

Pentingnya Persuasi

Persuasi merupakan salah satu strategis komunikasi penting untuk mencapai sukses. [4] Dengan kepemimpinan yang persuasif, pemimpin dapat mempertahankan loyalitas kerja para kayawan. [4] Kepemimpinan persuasif ditandai dengan adanya ruang bagi partisipasi para karyawan. [4] Alasan lain pentingnya persuasi dalam dunia bisnis sekarang ini adalah adanya tuntutan kerja dalam tim. [5]

Strategi Persuasi

Empat stragtegi umum untuk mencapai persuasi yang efektif, yaitu:

Kredibilitas

Kredibilitas atau kepercayaan diperoleh dengan cara menunjukan kompetensi, yakni kemampuan dan pengetahuan. [5] Cara lain untuk memperoleh kredibilitas adalah dengan menunjukan niat-niat yang dapat dipercaya. [5] Selain itu, kredibilitas juga dapat dicapai melalui karisma pribadi seperti sikap peduli, antusias, dan sikap positif. Kredbilitas mengalir dari karakter personal seperti keahlian, sifat yang dapat dipercayai, ketenangan, dan kesan atau penampilan yang positif. [4]

Alasan yang Logis

Persuader dapat mempengaruhi orang lain bila dapat menunjukan alasan-alasan logis. [3] Persuader harus mengumpulkan informasi dan fakta sebelum melakukan persuasi dengan orang lain. [5] Informasi dan fakta-fakta tersebut berkaitan dengan tujuan, kebutuhan, dan kepentingan dari orang yang dipengaruhi. [5] Suatu persuasi bisa saja gagal jika tidak didukung oleh fakta yang kuat atau tidak memenuhi harapan pihak yang dipengaruhi. [5]

Daya Tarik Emosional

Persuader harus memiliki alasan yang logis dan masuk akal untuk mempengaruhi orang lain. [3] Alasan-alasan yang rasional akan lebih efektif jika persuader juga menyentuh emosional atau perasaan persuadee. [3] Untuk melengkapi alasan-alasan rasional tersebut perseuader berusaha menyalami kecemasan, harapan, cinta kegembiraan, ataupun frustasinya. [3]

Mengidentifikasi Kesamaan

Para persuader yang efektif mengembangkan suatu kerangka atau perencanaan dengan menggambarkan posisi mereka pada orang lain dengan cara mengidentifikasikan kesamaan-kesamaan di antara mereka. [4] Beberapa aspek yang dikembangkan persuader:

a. Menyediakan suatu perspektif yang diharapkan akan dipertimbangkan oleh pihak lain. Seorang persuader harus mampu mempresentasikan suatu aspek yang berbeda dengan spesifik. [4]

b. Menyediakan suatu pemikiran yang terbuka bagi alternatif-alternatif atau gagasan-gagasan untuk dibandingkan dan dikontraskan. [4]

c. Menciptakan suatu struktur logis dari keputusan yang akan dibuat. [4]


Referency

  1. ^ a b "Persuasive communication: The case of marketing" (PDF). Phon. Diakses tanggal 12 April 2014.13.00. 
  2. ^ Training In Interpersonal Skills, Tips for Manging People at Work. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2009
  3. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Robbins Stephen P. & Hunssaker, Philip L.
  4. ^ a b c d e f g h i j k Interpersonal Skill in Organization. The Mc Graw Hill, New York, 2009
  5. ^ a b c d e f g CB: Interpersonal Development. Character Building Development Center (CBDC), Universitas Bina Nusantara, 2013
  6. ^ a b Human Relations, Interpersonal Job-Oriented Skills. New Jersey. Pearson Prentice Hall. 2007