Pertumbuhan tanaman
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP72Zesy (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 10 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 3 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP72Zesy (Kontrib • Log) 3915 hari 549 menit lalu. |
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi dan merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam tubuh tanaman bersama faktor lingkungan. [1] Ketiga proses tersebut yaitu pertambahan ukuran, bentuk, dan jumlah. [1] Pertumbuhan, dalam arti terbatas, menunjuk pada pertambahan ukuran yang tidak dapat balik, mencerminkan pertambahan protoplasma dan berat kering. [2]
Analisis Pertumbuhan Tanaman
Analisis pertumbuhan merupakan suatu cara untuk mengikuti dinamika fotosintesis yang diukur dengan luas daun dan produksi bahan kering. [1] [3] Kuantitas lain dalam analisis diperoleh melalui perhitungan.[3] Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan. [1] Distribusi akumulasi bahan kering pada bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun dan bagian generatif, dapat mencerminkan produktivitas tanaman. [1] Salah satu manfaat menggunakan analisis pertumbuhan tanaman adalah mengetahui pengaruh perlakuan dan faktor-faktor dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman. [4] Parameter yang digunakan dalam analisis pertumbuhan tanaman yaitu Indeks Luas Daun (Leaf Area Index), Nisbah Luas Daun (Leaf Area Ratio), Laju Pertumbuhan Tanaman (Crop Growth Rate), Laju Asimilasi Bersih (Net Assimilation Rate), dan Laju Pertumbuhan Relatif (Relatif Growth Rate). [5]
Kurva Sigmoid
Kurva sigmoid adalah suatu fungsi pertumbuhan yang mencirikan pola pertumbuhan tanaman sepanjang suatu generasi secara khas. [3] Jangka waktunya dapat bervariasi kurang dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, tergantung pada organismenya atau organnya. [3] Kurva ini terbentuk oleh variabel berupa massa tanaman (berat kering), volume, luas daun, tinggi, atau penimbunan bahan kimia yang digambarkan terhadap waktu menjadi suatu garis yang dapat ditarik dari data secara normal akan berbentuk sigmoid yang menyerupai huruf S. [3] Kurva sigmoid berlaku bagi tumbuhan lengkap, untuk bagian-bagiannya ataupun sel-selnya. [6] Pertumbuhan tanaman pada mulanya lambat kemudian berangsur-angsur lebih cepat sampai tercapai titik maksimum akhirnya laju tumbuh menurun. [6] Pola pertumbuhan tersebut cepat pada fase vegetatif sampai titik tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya menurun pada fase senesen. [6] Bentuk kurva sigmoid untuk semua tanaman kurang lebih tetap, tetapi penyimpangan dapat terjadi sebagai akibat variasi di lingkungan. [6] Ukuran akhir, rupa, dan bentuk tumbuhan ditentukan oleh kombinasi pengaruh faktor keturunan dan lingkungan. [6]
Indeks Luas Daun
Nisbah Luas Daun
Laju Asimilasi Bersih
Laju asimilasi bersih adalah kemampuan tanaman dalam menghasilkan bahan kering yang dihasilkan melalui proses asimilasi tiap satuan luas daun tiap satuan waktu. [3]
Laju Pertumbuhan Tanaman
Indeks Hasil Panen
Rujukan
- ^ a b c d e Sitompul, S.M dan B. Guritno (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- ^ Harjadi, M. M., S. Setyati (1988). Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia.
- ^ a b c d e f Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R. L Mitchell (1991). Physiology of Crop Plants. Jakarta: UI Press.
- ^ Kalangi, J.L. (2005). "Growth analysis of radish crop (Raphanus sativus L) planted in various density". Eugenia. 11: 18–24.
- ^ Leopold, A. C. and P. E Kriedemann (1975). Plant Growth and Development. New Delhi: Tata Mc Grow Hill Pub. Co. Ltd. hlm. 545.
- ^ a b c d e Tjitrosoepomo, G. (1999). Botani Umum Jilid 2. Bandung: Penerbit Angkasa.
.