Psikologi agama

Revisi sejak 14 April 2014 09.47 oleh BP52Nurdin (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{inuseBP|BP52Nurdin|27 Juni 2014|1 April 2014}} '''Psikologi Agama''' menggunakan dua kata yaitu "''psikologi''" dan "''agama''".<ref name="Heny & Andri">Heny Narend...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu "psikologi" dan "agama".[1][2][3] Kata Psikologi (ilmu jiwa) dipergunakan secara umum untuk ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.[1] Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab.[2][3] Menurut Robert H. Thouless, mendefinisikan psikologi secara umum sebagai ilmu tentang tingkah laku dan pengalaman manusia.[3][2] Berikutnya kata agama juga menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan batinia manusia.[2][3] Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan terperinci.[2][3] Hal ini pula yang menyulitkan para ahli untuk mendefinisikan yang tepat tentang agama.[2][3] J.H. Leube dalam bukunya A Psychological Study of Religion telah memasukkan lampiran yang berisi 48 definisi agama, tampaknya juga belum memuaskan.[2][3]

Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare dan agama.[2][3] Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum.[2][3] Kemudian dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.[2][3] Sedangkan dari kata religi atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca.[2][3]


Referensi

  1. ^ a b Heny Narendrany Hidayati & Andri Yudiantoro. Psikologi Agama. cet-1. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) hal. 1-.
  2. ^ a b c d e f g h i j k Prof. Dr. H. Jalaluddin. Psikologi Agama. (Jakarta: PT. Rajagrafindo Prasada. 2007) hal. 10-.
  3. ^ a b c d e f g h i j k Drs. Bambang Syamsul Arifin M.Si. Psikologi Agama. (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hal. 11-.