Ranu Tompe
Ranu Tompe adalah danau gunung yang terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Secara administratif daerah terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Secara geografis, Ranu Tompe terisolasi dan jauh dari akses manusia. Selama ini keberadaan Ranu Tompe hanya diketahui dari peta kawasan dan citra satelit.[1]
Penemuan dan kondisi
Keberadaan Ranu Tompe sudah pernah diketahui oleh masyarakat Tengger sejak sekitar tahun 1980-an. Namun, masyarakat yang mengetahuinya enggan menjamah danau itu karena dianggap sebagai wilayah yang angker. Ranu Tompe berada di tempat yang terisolir dan jauh dari akses manusia. Danau Tompe tersebut berada di ketinggian 1.733 mdpl dengan suhu udara antara 10,5 hingga 14 derajat Celsius. Danau ini merupakan danau tadah hujan. Pada tanggal 4 sampai 13 Oktober 2013, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) melakukan ekspedisi mencari lokasi Ranu Tompe yang selama ini belum pernah didokumentasikan wujudnya. Keberadaan danau tersebut hanya berdasar cerita dari masyarakat, serta citra satelit dan peta kawasan.
Dari ekspedisi diketahui data sementara, danau seluas 0,7 hektare dengan kedalaman 4-5 meter ini berada di zona inti atau menjadi jantung TNBTS dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat banyak dan penting. Di sekitar Ranu Tompe banyak ditemukan keanekaragaman hayati yang sangat langka, seperti Paruh Kodok Jawa (Batrachostomus Javanensis), tanaman Pinang Jawa (Pinang Javana Blume), serta berbagai jenis tanaman anggrek dan capung. Tim ekspedisi juga menemukan delapan jenis mamalia dan satu jenis primata di kawasan danau tersebut. Di sekitar danau juga ditemukan jejak kaki, bekas cakaran di pohon, serta kotoran Harimau Jawa (Panthera pardus melas). Sementara di kawasan perairan Ranu (Danau) Tompe ditemukan lima jenis serangga Odonata, yakni capung jarum yang terdiri atas Capungsambar hijau (Orthetum sabina Drury), Capungsambar kembara (Pantala lavescens), Xiphiagrion cyanomelas, Agriocnemis sp, dan Anacieschna montivagans.[2]
Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sepakat untuk tidak membuka jalur rute wisata ke Ranu Tompe untuk melindungi keaslian keanekaragaman hayati yang banyak dihuni spesies langka. Dan hanya memberi akses untuk tujuan riset atau penelitian dengan izin khusus.[3]