Blencong
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Blencong dalam istilah pedalangan lebih menunjuk kepada suatu alat penerangan pertunjukan wayang dimasa lampau yang menggunakan bahan bakar minyak kelapa, benbentuk macam-macam ada yang berbentuk burung Jatayu, ada yang benbentuk seperti celengan dengan sayap kiri kanan. Blencong ini terbuat dari kayu berukir ataupun : perunggu, dengan lobang ditengah untuk menaruh minyak dan mempunyai sumbu yang menghadap ke arah kelir.
Blencong merupakan alat penerangan yang berfungsi juga untuk menghidupkan bayangan wayang di kelir /layar. Wayang yang mempunyai cat dasar prada emas akan terlihat lebih hidup. Begitu pula bayangan yang dihasilkan di jika dilihat dibelakang layar akan terlihat lebih artistik. Terpaan anging terhadap sumbu blencong akan membawa efek tersendiri pada wayang yang sedang di tampilkan Dalang.
Dalang perlu mengecek dan membenahi untuk menarik sumbu blencong agar tidak padam dan sinarnya sesuai dengan kebutuhan pergelaran. Disini diperlukan satu alat lagi yang namanya sumpit untuk menjepit sumbu blencong yang biasanya terbuat dari kain atau kapas yang telah di bentuk seperti tali. Kehati-hatian seorang Dalang juga mutlak diperlukan dalam menggunakan sumpit ini, karena percikan api blencong mudah membakar kain yang dikenakan oleh Dalang.
Namun blencong saat ini sudah jarang dipergunakan karena dianggap tidak praktis dan sinarnya kurang terang. Pada perkembangannya blencong digantikan dengan lampu petromak. Di jaman yang serba listrik ini blencong diganti dengan lampu bohlam (lampu pijar), bahkan saat sekarang karena pergelaran wayang sering diselenggarakan di lapangan luas dan akbar maka lampu blencong digantikan dengan lampu helogin (sejenis lampu mobil) 1000 what.
Pergelaran wayang yang menggunakan lampu blencong satt sekarang hanya terdapat di keraton saja, juga acara ritual khusus seperti ruwatan dan pentas pesanan para turis manca negara yang menghendaki pergelaran wayang seperti aslinya tempo dulu.