Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botanis berkebangsaan Perancis yang bernama Charles Plumier, karena itulah bunga kamboja mempunyai nama Latin Plumeria.[1] Bunga kamboja dulu hanya kita jumpai di tempat-tempat yang berbau religi seperti pemakaman dan tempat-tempat lain, namun kini hal itu sudah berubah.[1] Bunga ini tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan negara Kamboja sebab bunga ini ternyata berasal dari Amerika Tengah yang meliputi Equador, Colombia, Cuba, Venezuela, dan Mexico.[1] Sejak kapan keberadaannya di Indonesia sampai sekarang belum diketahui tepatnya.[1] Namun, bunga kamboja diperkirakan pertama kali dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda yang mana keduanya merupakan bangsa yang peduli terhadap lingkungan dan sangat menyukai alam tropis.[1] Diperkirakan kamboja asli Indonesia adalah bunga kamboja yang berwarna putih dengan bagian dalam berwarna kuning di mana kuntumnya tidak terbuka penuh serta berukuran kecil.[1].

Bunga Kamboja putih dengan bagian dalam warna kuning merupakan Kamboja asli Indonesia

Bentuk Tanaman

Bunga kamboja memiliki lima helai kelopak Bunga kamboja memiliki mahkota yang bertumpuk.[2]

Kegunaaan

Obat

Bunga kamboja mempunyai sejumlah senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yakni triterprenoid amirin, lupeol, dan fulvoplumierin.[3] Zat-zat tersebut bersifat antipiretik (menurunkan demam), antiinflarnatif (mengatasi radang), dan analgesik (meredakan rasa sakit).[3] Karena kandungan-kandungan inilah, bunga kamboja berguna untuk mengurangi nyeri haid dan mencegah pingsan akibat udara panas atau terkena sinar matahari (heat stroke).[3]

Makanan

Digunakan untuk membuat berbagai macam makanan ringan, sebagai contoh untuk membuat tempura bunga.[3] Hanya tinggal menambahkan bumbu yang berupa bawang putih, merica, garam lalu dicampur dengan tepung terigu serta baking powder akan menambah kreasi lain untuk bunga kamboja yang selama ini hanya menjadi penghias kebun.[3]


Referensi

  1. ^ a b c d e f WS, Don (2002).Memilih, Menanam, dan Merawat kamboja.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal6-
  2. ^ Ratnasari, Juwita (2007).Galeri Tanaman Bunga Hias.Depok:Penebar Swadaya. Hal 175 Cet. 2
  3. ^ a b c d e Apriadji, Wied Harry (2008).Resep sehat Alami Wied Harry di TV.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 72