Bunga Kamboja
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 1 April 2012. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3911 hari 675 menit lalu. |
Bunga kamboja ditemukan oleh seorang botanis berkebangsaan Perancis yang bernama Charles Plumier, karena itulah bunga kamboja mempunyai nama Latin Plumeria.[1] Bunga kamboja dulu hanya kita jumpai di tempat-tempat yang berbau religi seperti pemakaman dan tempat-tempat lain, namun kini hal itu sudah berubah.[1] Bunga ini tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan negara Kamboja sebab bunga ini ternyata berasal dari Amerika Tengah yang meliputi Equador, Colombia, Cuba, Venezuela, dan Mexico.[1] Sejak kapan keberadaannya di Indonesia sampai sekarang belum diketahui tepatnya.[1] Namun, bunga kamboja diperkirakan pertama kali dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda yang mana keduanya merupakan bangsa yang peduli terhadap lingkungan dan sangat menyukai alam tropis.[1] Diperkirakan kamboja asli Indonesia adalah bunga kamboja yang berwarna putih dengan bagian dalam berwarna kuning di mana kuntumnya tidak terbuka penuh serta berukuran kecil.[1].
Bentuk Tanaman
Bunga kamboja memiliki lima helai kelopak
Jenis-Jenis
Bunga kamboja tidak hanya terdiri dari satu jenis saja melainkan bermacam-macam, diantaranya Plumeria Bali-Whirl. Bunga kamboja ini memiliki mahkota yang bertumpuk, sedang cara memperbanyak serta melestarikannya adalah dengan penyetekkan.[2] Ada juga Plumeria Acuminata, bentuk mahkotanya membulat serta bagian ujungnya menggulung.[2] Yang ketiga yakni Plumeria Acutifolia, bau bunganya harum dan berkhasiat untuk obat kencing nanah, bengkak serta bisul.[2] Bunga kamboja jenis ini sering digunakan untuk upacara keagamaan oleh orang Bali.[2]
Selanjutnya adalah Plumeria Cendana, meskipn berbau harum tetapi getahnya mengandung racun yang mana racun tersebut dapat menimbulkan rasa gatal.[2] Plumeria Kok Putih, bunga kamboja ini yang sudah mekar tetap terlihat seperti kuncup. [2]
Kegunaaan
Obat
Bunga kamboja mempunyai sejumlah senyawa yang berkhasiat sebagai obat, yakni triterprenoid amirin, lupeol, dan fulvoplumierin.[3] Zat-zat tersebut bersifat antipiretik (menurunkan demam), antiinflarnatif (mengatasi radang), dan analgesik (meredakan rasa sakit).[3] Karena kandungan-kandungan inilah, bunga kamboja berguna untuk mengurangi nyeri haid dan mencegah pingsan akibat udara panas atau terkena sinar matahari (heat stroke).[3]
Selain itu, bunga kamboja juga banyak mempunyai khasiat yang lain, yakni sebagai obat luar maupun dalam. Sebagai contoh pengobatan terhadap gigi berlubang, caranya adalah dengan melumaskan getah kamboja pada kapas yang mana kapas ini nanti digunakan untu menutupi gigi yang berlubang, namun jangan sampai terkena gigi yang sehat. Kemudian sebagai obat dalam, contohnya digunakan sebagai obat oleh orang yang terkana penyakit disentri. Langkah-langkahnya adalah dengan cara memasukkan 12-24 gram bunga kamboja kering lalu direbus dengan air 400cc dan menyisakan airnya sampai 200 cc. [4]
Makanan
Digunakan untuk membuat berbagai macam makanan ringan, sebagai contoh untuk membuat tempura bunga.[3] Hanya tinggal menambahkan bumbu yang berupa bawang putih, merica, garam lalu dicampur dengan tepung terigu serta baking powder akan menambah kreasi lain untuk bunga kamboja yang selama ini hanya menjadi penghias kebun.[3]
Referensi
- ^ a b c d e f WS, Don (2002).Memilih, Menanam, dan Merawat kamboja.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal6-
- ^ a b c d e f Ratnasari, Juwita (2007).Galeri Tanaman Bunga Hias.Depok:Penebar Swadaya. Hal 175 Cet. 2
- ^ a b c d e Apriadji, Wied Harry (2008).Resep sehat Alami Wied Harry di TV.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 72
- ^ Prof. Hembing (2000).Ensiklopedia Millenium:Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Hal 76-79