Diakonia Transformatif
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP27Yohannes (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 25 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 7 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP27Yohannes (Kontrib • Log) 3896 hari 739 menit lalu. |
Diakonia Transformatif adalah bentuk diakonia yang mengembangkan bentuk Diakonia Karitatif dan Diakonia Reformatif.[1] Diakonia Transformatif dikenal juga dengan istilah Diakonia Pembebasan.[1] Diakonia Transformatif mengilhami pemikiran Paulo Freire, yakni mengusahakan penyadaran (konsientasi) dan mendorong rakyat untuk percaya pada diri sendiri melalui pemberdayaan dan pengorganisasian (organizing and empowering people).[1] Maka dari itu, bentuk diakonia ini dilakukan dengan menyadarkan masyarakat mengenai hakikat dirinya sehingga mereka memiliki rasa percaya diri, dan juga memberdayakan masyarakat dengan mengorganisasikan mereka sehingga mereka dapat menghadapi serta melawan ketidakadilan melalui kemampuannya sendiri.[2]
Diakonia Transformatif bertujuan untuk mewujudkan perubahan total dalam fungsi dan penampilan kehidupan bermasyarakat, yakni perubahan yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan manusia (aspek politik, sosial, dan ekonomi), dan juga membebaskan rakyat kecil dari belenggu ketertindasan struktural yang tidak adil.[1] Fokus pelayanan Diakonia Transformatif ini mengarah pada rakyat yang adalah sumber sejarah.[1] Maka dari itu, konten pelayanannya lebih bersifat preventif (pencegahan), menjunjung tinggi keadilan, mewadahi partisipasi rakyat, menganalisis persoalan kemiskinan dengan kacamata sosial, melakukan penyadaran dan mengorganisasi rakyat. [3]