Pierre Nkurunziza

politikus Burundi
Revisi sejak 20 Agustus 2005 19.33 oleh Komunitas (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pierre Nkurunziza adalah mantan pemimpin pemberontak Hutu yang terpilih sebagai presiden Burundi dalam pemilihan di parlemen pada tanggal 19 Agustus 2005. Tindakan ini dianggap secara luas sebagai langkah pertama untuk mengakhiri perang saudara selama tigabelas tahun di Burundi.

Bertahan tanpa lawan, pemilihan Nkurunziza disetujui dalam sidang gabungan majelis nasional dan senat, yang keduanya didominasi oleh partainya: Pasukan untuk Pertahanan Demokrasi (FDD) yang mendapatkan mayoritas suara dengan kelebihan suara yang sangat banyak dalam pemilihan parlemen pada permulaan tahun ini.

Nkurunziza akan dilantik secara resmi sebaga presiden pada 26 Agustus 2005. Ia adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis sejak pembunuhan pada tahun 1993 atas presiden saat itu; Melchior Ndadaye.

Pembunuhan itu memicu kekerasan etnik antara Hutu dan pemerintah yang didominasi-etnik Tutsi yang berlangsung selama satu dasawarsa yang mana lebih dari 300.000 orang tewas.

Perjanjian damai yang diperantarai-Afrika Selatan tahun 2003 secara resmi memulai perjalanan menuju gencatan senjata dengan pengecualian kelompok pemberontak Pasukan Pembebasan Nasional (FNL), yang menyerang sebuah markas militer pada malam pemilihan Nkurunziza.

Menurut perjanjian damai itu, parlemen baru tersebut akan dibagi secara adil dengan perbandingan 60 dan 40 (persen) antara anggota parlemen Hutu dan Tutsi.

Orang Tutsi, yang hanya merupakan 14 persen dari penduduk Burundi, memegang kekuasaan selama banyak tahun sejak kemerdekaan negara itu dari Belgia tahun 1962.

FDD mengatakan partai itu ingin memajukan rekonsiliasi dan pembangunan kembali ekonomi negara itu yang luluh lantak setelah 12 tahun konflik yang mengadu etnik mayoritas suku Hutu Burundi melawan minoritas suku Tutsi.

Pemilihan terakhir Burundi terjadi pada 1993, tak lama sebelum para pemberontak Hutu melancarkan serangan terhadap pemerintah dan tentara yang didominasi oleh suku Tutsi. Diperkirakan sekitar 300.000 orang tewas akibat perang saudara yang terjadi.

Sumber

http://www.antara.co.id/seenws/?id=16349