Selamat Pagi, Malam

film Indonesia tahun 2014

Film Selamat Pagi, Malam membawa penonton kedalam keunikan kota Jakarta setelah matahari tenggelam melalui cerita tiga perempuan yang hidupnya berubah melalui pertemuan-pertemuan tak terencana di suatu malam melankolis di Jakarta.

Selamat Pagi, Malam
Berkas:SELAMATPAGIMALAM.jpg
Poster film 'Selamat Pagi, Malam'
SutradaraLucky Kuswandi
ProduserSammaria Simanjuntak
Sharon Simanjuntak
PemeranAdinia Wirasti
Dayu Wijanto
Dira Sugandi
Ina Panggabean
Marissa Anita
Trisa Triandesa
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
19 Juni 2014 (2014-06-19)
Durasi92 Menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia

Disutradarai oleh Lucky Kuswandi. Tayang perdana pada 19 Juni, 2014 di bioskop nasional Indonesia. [1] [2]

Sinopsis

Film ini membawa penonton kedalam keunikan kota Jakarta setelah matahari tenggelam melalui cerita tiga perempuan yang hidupnya berubah melalui pertemuan-pertemuan tak terencana di suatu malam melankolis di Jakarta. [3]

GIA (32 tahun, diperankan Adinia Wirasti) yang telah menetap di New York bertahun-tahun tidak lagi merasa Jakarta sebagai rumahnya ketika pulang. Apalagi ketika bertemu NAOMI (32 tahun, diperankan Marissa Anita), soulmate-nya di New York yang telah lebih dahulu pulang ke Jakarta dan berkompromi dengan kemunafikan gaya hidup kelas atas Jakarta.

INDRI (24 tahun, diperankan Ina Panggabean) berambisi untuk meng-upgrade kehidupannya yang pas-pasan sebagai penjaga handuk di gym dengan menemukan laki-laki kaya melalui chatting di smart phone cicilannya, tempat di mana identitas tidak lagi pasti.

CI SURYA (48 tahun, diperankan Dayu Wijanto), ibu rumah tangga yang dikenal hanya dengan nama suaminya, Koh Surya seorang pengusaha yang sukses. Ketika suaminya meninggal, hidupnya terasa tidak berarti. Apalagi ketika menemukan kalau selama ini Koh Surya mempunyai kekasih lain: seorang penyanyi bar bernama SOFIA (32 tahun, diperankan Dira Sugandi).

Pada malam yang sama, kehidupan mereka berubah di luar rencana. [4]

Kredit [5]

Pemeran

Pemeran Pendukung

  • Lina Marpaung
  • Aming
  • Adella Fauzi
  • Mayk Wongkar
  • Nazyra C. Noer
  • Paul Agusta sebagai Davit
  • Sunny Soon

Kru

  • Writer, Editor, & Director : Lucky Kuswandi
  • Producer : Sammaria Simanjuntak & Sharon Simanjuntak
  • Executive producers : Diana Widjaya & Lie Li Hoa
  • Director Of Photography : Sony Budi Sasono
  • Production Designer : Christyna Theosa
  • Music Composer  : Ivan Gojaya "Iponk"
  • Costume Designer : Yufie Safitri
  • Make-Up Artist : Stella Gracia
  • Sound Recordist : Ude Wardana
  • Sound Designer  : Edo.W.F.Sitanggang

Lagu

  • ”Selamat Pagi Malam” by Agustine Oendari
  • “Pergi Untuk Kembali” by Karta Tanuwidjaya
  • ”To NY” by Aimee Saras (Trailer)

Produksi

Pernyataan Sutradara

Sebagai warga Jakarta, kita semua pasti memiliki pengalaman-pengalaman unik tersendiri. Misalnya, terjebak di dalam kemacetan selama 3 jam. Banjir yang melumpuhkan seluruh kota. Pergi ke acara-acara sosialita dimana semua orang berinteraksi bukan dengan satu sama lain tetapi dengan smartphone masing-masing. Terobsesi dengan trend terbaru mulai dari yoghurt, rainbow cake, sampai sandal Crocs. Welcome to Jakarta.

Diantara kerusuhan kota Jakarta, masih ada hal-hal yang indah yang bisa kita temukan. Misalnya, makanannya yang sangat beragam. Orang-orangnya yang sebenarnya sangat hangat. Dan tentu saja, Jakarta saat malam hari. Menurut saya, malam hari di Jakarta merupakan momen dimana kota ini akhirnya bisa istirahat dan menghela nafasnya.

Malam hari di Jakarta terasa sangat damai. Kita bisa berjalan kaki karena tidak ada pedagang atau motor yang lewat di atas trotoar. Kita bisa mencari makan di pinggir jalan, atau pergi ke pasar kue saat dini hari. Di malam hari, warga Jakarta juga perlahan melepaskan topeng-topeng yang mereka kenakan sepanjang hari. Topeng-topeng yang menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya. Aneh memang, tetapi di malam hari warga Jakarta menjadi lebih jujur dengan diri mereka masing-masing.

Film “Selamat Pagi, Malam” membahas mengenai dualitas ini. Dari judulnya saja sudah jelas. Pagi dan Malam. Warga Jakarta, seperti kotanya sendiri, sepertinya sedang mengalami krisis identitas. It’s all in the surface. Semuanya tampak luar saja, tetapi bagaimana dengan jiwa mereka sendiri? They seem to be losing their souls.

Film ini bukan hanya menjadi love letter terhadap Jakarta, tetapi juga terhadap semua kota besar yang mengalami peperangan identitas. Film ini dibuat untuk manusia-manusia urban yang mengalami kesepian ditengah-tengah keramaian. Semoga kita semua bisa mengarungi kota yang membingungkan ini. Dan semoga kota yang sudah terus-terusan di-abused ini bisa tetap selamat, dan berdiri tegap bagaikan seorang penyanyi lounge cantik yang tidak henti-hentinya bersenandung.[6]

Lucky Kuswandi – Writer, Editor, & Director

Testimonial

  • "Film favorit saya sepanjang film Indonesia" – Nia Dinata
  • "Bikin gw jatuh cinta lagi sama Jakarta dan sama FilmMaking" – Joko Anwar
  • "Ini film bagus banget, ini film perempuan banget, ini film Jakarta banget yang harus ditonton ama semua orang Indonesia" – Ria Irawan 
  • "Kerasa Banget filmnya itu punya makna yang dalam ya" – Indra Febriansyah 
  • "I totally enjoy the experience … It’s Amazing" – Melissa Karim
  • "So real, Jakarta Banget …" – Amiee Saras 
  • "SPM is a unique movie. So you have to watch it" – Alvin Adam
  • "Sebuah film terbaru karya Lucky Kuswandi yang mengembalikan kepercayaan kita kepada Jakarta dan kepada Film Indonesia" - Leila Chudori [7]

Referensi

  1. ^ https://www.facebook.com/KepompongGendut
  2. ^ http://www.21cineplex.com/selamat-pagi-malam-movie,3472,04SPMM.htm
  3. ^ http://www.kepomponggendut.com/portfolio/item/selamat-pagi-malam/
  4. ^ http://www.kepomponggendut.com/selamat-pagi-malam-characters-gallery/
  5. ^ http://www.kepomponggendut.com/selamat-pagi-malam-cast-crew/
  6. ^ http://www.kepomponggendut.com/selamat-pagi-malam-directors-statement/
  7. ^ http://majalah.tempo.co/konten/2014/04/28/FL/145231/Satu-Malam-di-Jakarta/09/43


Pranala luar