Temu (Kunyit) Mangga
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. amada
Nama binomial
Curcuma amada
Roxburgh
Sinonim

Curcuma mangga Valeton & van Zijp

Temu mangga (Curcuma mangga Val.van Zip.) famili Zingiberaceae merupakan tanaman asli daerah Indo-malesian, tersebar dari Indo-China, Taiwan, Thailand, Pasifik hingga Australia Utara.[1] Beberapa nama daerah adalah Temu mangga, kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temu poh (Jawa), temu pao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng lalap, konneng pare, koneng bodas (Sunda), dan nama asingnya adalah temu pauh (Malaysia), kha min khao (Thailand).[1] Dinamakan temu mangga karena aroma rimpangnya spesifik seperti aroma mangga, dapat dikonsumsi sebagai simplisia (diiris, dikeringkan dan direbus) instant, asinan, permen/manisan, sirup, selai, lalapan (rimpang segar), dan botokan.[1] Temu mangga atau kunyit mangga merupakan empon-empon yang berkhasiat mirip dengan temu putih. Rimpangnya dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan pada perut, mengatasi penyakit kanker, dan penambah nafsu makan.

Kasiat

Secara empiris, rimpang temu mangga secara tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan perut, nyeri dada, demam, maag, dan perawatan post partum.[2] Temu mangga berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penangkal racun (antitoksik), pencahar (laksatif), dan antioksidan.[2] Khasiat lainnya untuk mengatasi kanker, sakit perut, mengecilkan rahim setelah melahirkan, mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan, menguatkan syahwat, gatal-gatal pada vagina, gatal-gatal (pruritis), luka, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), demam, kembung, dan masuk angin.[2]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b c Tedjo A, Sajuthi D, Darusman LK (2005). Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga. Makara Kesehatan, 9(2): 57-62.
  2. ^ a b c Djamaludin MJ, Sumarwan U, Mahardikawati GNA (2009). Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong di Kota Sukabumi. Jurnal Ilmu Dan Konsumen, 2 (2) : 174-184.