Motif batik
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP80Regenovia (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 20 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 29 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP80Regenovia (Kontrib • Log) 3895 hari 164 menit lalu. |
Motif batik adalah suatu gambaran yang biasanya ada dalam kain batik yang memiliki filosofi di setiap coraknya.
Motif-motif Batik
Ada ribuan motif batik yang telah diciptakan oleh para pengrajin dan seniman di Indonesia.[1] Ribuan motif batik tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok batik Indonesia yaitu:[1]
- Motif Parang, contohnya: Parang Klitik dan Parang Rusak.[1]
- Motif Geomteri, contohnya: Gambir Saketi, Limaran, Sriwedari, dan Tirta Reja.[1]
- Motif Banji, contohnya: Banji Bengkok.[1]
- Motif Tumbuh-tumbuhan Melanjar, contohnya: Cokrak-cakrik, Luwung Klewer, Semen Yogya.[1]
- Motif Tumbung-tumbuhan air, contohnya: Ganggong, Ganggong Sari.[1]
- Motif Bunga, contohnya: Kembang Kenikir, Truntum.[1]
- Motif Satwa dalam kehidupannya, contohnya: Gringsing, Sido Mukti.[1]
Perpaduan Motif Batik
Motif kain batik yang cenderung klasik sebaliknya dipadu dengan motif polos berwarna.[1] Untuk batik bermotif kecil boleh dipadu dengan bahan bermotif lain seperti polkadot atau garis-garis.[1] paduan berani dua motif berbeda merupakan ciri khas gaya remaja yang berani bereksperimen.[1]
dalam memadukan motif batik, jangan takut untuk bereksperimen.[1] Namun dengan tetap mengkonsepnya terlebih dahulu, supaya tidak menjadi motif batik yang terlihat berantakan.[1] Tidak ada salahnya bermain dengan tabrakan motif batik, memadukan motif dengan motif, misalnya baju kain panjang wanita bermotif bunga hijau merah jambu dipadukan dengan kaos polkadot hijau merah jambu, karena disini masih ada kesamaan yang sama antara baju kain dan kaos.[1] Contoh lain, motif Parang Rusak Merah dipadukan dengan motif batik Lok Can merah bata.[1]
Sebaiknya motif yang ramai memadu padankan batik dengan motif yang lebih sederhana.[1] Seperti motif batik Tumpal hijau dengan aksen merah jambu dipadukan dengan balero batik Garut warna merah jambu bermotif truntum yang lebih sederhana.[1]