Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP59Febri (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 15 Mei 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 27 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh Febri Gunawan (Kontrib • Log) 3885 hari 406 menit lalu. |
Tebu NXI-4T Toleran Kekeringan memiliki sifat tahan terhadap kekeringan dikembangkan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara yang bekerjasama dengan Universitas Jember dan telah disetujui oleh Kementerian Pertanian. Tanaman ini telah lolos dari uji keamanan melalui keputusan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) Indonesia pada bulan Mei 2013.
Morfologi
Sifat morfologi yang ditunjukkan oleh tebu transgenik ini yaitu
- Pada batang yang berwarna ungu, terdapat ruas berbiku, silindris, bulat, dan susunan ruas yang nampak adalah berbiku. Noda gabus jarang ditemukan, tidak ditemukan retak gabus. Pada bagian batang terdapat lapisan lilin yang tipis sepanjang ruas, tidak memiliki warna. Serta, tidak ditemukan retak tumbuh dan memiliki alur mata sepanjang 3 mm mencapai tengah, dan dangkal.
- Pada buku ruas tebu ditemukan cincin tumbuh yang melingkar datar di atas puncak mata, warna cincin tumbuh yang berwarna ungu, dan memiliki mata akar sebanyak 3, dan baris paling atas melewati puncak mata.
- Daun yang dihasilkan oleh tebu transgenik ini berwarna hijau, dengan lebar daun sebesar 4-6 cm. Daun melengkung kurang dari ½ helai daun, telinga daun memiliki tinggi kurang dari 2 kali lebarnya, dan tegak. Daun tebu ini tidak memiliki bulu bidang punggung, dan sifat lepas pelepah yang sedikit mudah. Warna pelepah yang dihasilkan adalah hijau tua, dan tidak memiliki rambut tepi pada bidang punggung.
- Mata tunas terletak di atas bungkus pangkal pelepah, tidak melampaui lingkar tumbuh. Bentuk mata yang dihasilkan adalah bulat, bagian terlebar terletak pada tengah-tengah mata. Sayap mata memiliki ukuran sama lebar, dan tepi sayapnya rata. Tebu ini memiliki rambut jambul yang lebih dari 2 mm, serta pusat tumbuh terletak di puncak mata. Tebu ini tidak memiliki rambut tepi basal, dan ukuran mata tunas yang dihasilkan besar.
Agronomi
Sifat agronomi yang dihasilkan oleh tebu transgenik ini adalah
- Perkecambahan yang sedang, memiliki diameter batang yang sedang, tidak berbunga, masak akhir, memiliki kadar sabut sebesar 12,9 – 14%, dan pada petumbuhannya tidak berlubang.
- Potensi Produksi
- Potensi produksi berbeda berdasarkan tekniknya:
- PC (''Plant-Cane Crop''):Memiliki bobot sebesar 911 ± 355,08, rendemen yang dihasilkan sebesar 8,45 ± 1,44, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 77,67 ± 38,13.
- Ratoon:Memiliki bobot sebesar 756,25 ± 246,15, rendemen yang dihasilkan sebesar 8,08 ± 1,75, serta memiliki hablur Gula (ku/ha) sebesar 58,74 ± 12,61.
- Ketahanan hama dan penyakit
- Untuk ketahanan terhadap hama, tebu transgenik ini agak tahan terhadap penggerek pucuk dan penggerek batang, dan tebu ini agak tahan terhadap penyakit mozaik dan penyakit karat daun.
- Kesesuaian lokasi
- Tebu ini cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak berpengairan (tegal tadah hujan, terutama untuk pola tanam awal musim hujan). Varietas tebu transgenik toleran kekeringan NXI-4T sangat sesuai dikembangkan pada lahan tegal tadah hujan dengan spesifik lokasi entisol dan inceptisol dengan iklim E4 dan D3, serta agak sesuai di lahan dengan spesifik lokasi grumosol dengan iklim C2.
Teknik Rekayasa Genetika
Tebu PRG transgenik kekeringan NXI-4T dihasilkan melalui metode transformasi genetik di Laboratorium Bioteknologi PTPN XI (Persero) sejak tahun 1999 bekerja sama dengan PT. Ajinomoto Company International. Materi genetik yang digunakan untuk merakit tebu transgenik toleran kekeringan NXI-4T adalah gen betA yang menyandikan enzim choline dehydrogenase (CDH) dan dirancang dalam plamsid pMLH 2113. Sekuen gen betA yang digunakan merupakan dari bakteri Rhizobium meliloti. Dalam konstruksi tersebut terlihat bahwa gen betA dikendalikan oleh promoter DNA 35S-CaMV (Cauliflower Mozaic Virus) dan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik higromisin (hptII). Konstruk pMLH 2113 yang mengadung gen betA kemudian ditransformasikan ke sel bakteri Agrobacterium tumefaciens galur LBA4404 dan digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu.
Transformasi
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri Gram-negatif yang umumnya ditemukan pada tanah yang menyebabkan penyakit tumor mahkota empedu. Agrobacterium sering digunakan dalam proses perakitan tanaman transgenik melalui proses transformasi. Plasmid yang digunakan dikonstruksi dari Escherichia coli umumnya lalu dikonjugasikan ke dalam Agrobacterium. Agrobacterium akan menghantarkan plasmid tersebut ke dalam sel tanaman melalui mekanisme tertentu sehingga sifat-sifat yang dikonstruksi dalam plasmid tersebut dapat diekspresikan oleh tanaman.