Museum Gong Perdamaian Dunia
Museum Gong Perdamaian Dunia terdapat[1] di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara.
Museum Gong Perdamaian Dunia | |
Museum Gong Perdamaian Dunia | |
Informasi | |
---|---|
Lokasi | Jepara. |
Negara | indonesia |
Koordinat | 6°07′36″S 110°24′00″E / 6.1268°S 110.400°E |
Pemilik | |
Pengelola | Pemkab Jepara |
Dibuat oleh | Pemkab Jepara |
Awal pembangunan | 2008 |
Jenis objek wisata | Museum |
Tempat
Desa Plajan[2] dipilih sebagai tempat Situs Perdamaian Dunia diungkapkan Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani. Dia menyatakan, induk peradaban dunia berasal dari Bangsa Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Menurut Djuyoto, 60.000 tahun sebelum Masehi, bumi masih berupa satu daratan. Waktu itu, ada satu bangsa dengan peradaban besar, yakni Lemuria yang diyakini hidup di kawasan Gunung Muria, masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Namun setelah itu, kata Djuyoto, muncul zaman es. Sekitar 40.000 sebelum Masehi saat zaman es Plestosen berakhir, gletser-gletser di kutub mencair, dan lelehan air pun menyebar ke daratan yang lebih rendah. Setelah itu, kawasan yang semula satu daratan terpecahpecah, ada yang berubah menjadi pulau-pulau, laut, dan gunung. Bangsa Lemuria pun terpencar- pencar. Namun dari proses itu, munculah berbagai suku bangsa di dunia berikut peradabannya, seperti Peradaban Atlantis, Dravida, Maya, Aztek, Inca, Babilon, India, China, Mesir, Yunani, Romawi, Persia, Normandia, Viking dan lain sebagainya. Meski terpencar-pencar, namun keturunan Bangsa Lemuria itu meninggalkan jejak di tempat barunya. Salah satunya yakni adanya nama Muria di berbagai tempat di dunia. Mulai dari Rajastan India, Agrego Yunani, New York USA, Jeniro Brazil, Mali Afrika dan lain sebagainya. Di kawasan Timur Tengah, persisnya antara Jerussalem- Palestina/Israel juga ada Bukit Moriah (Muria). “Ada banyak penelitian yang mendukung teori ini,” kata Doktor Filsafat Universitas Hebrew Jerussalem, Israel ini. Terkait adanya perbedaan struktur wajah, fisik, warna kulit, bentuk rambut dan lain sebagainya, menurut Djuyoto hal itu dipengaruhi oleh kondisi cuaca, makanan dan faktor-faktor alam lainnya. Berdasar keyakinan induk peradaban manusia berasal dari Bangsa Lemuria, maka Djuyoto pun berinisiatif mencanangkan Jawa Tengah sebagai provinsi perdamaian. Selain alasan tersebut, juga lantaran adanya keyakinan jika Jawa Tengah yang posisinya berada di tengah Pulau Jawa, merupakan paku-nya nusantara. Atau dengan kata lain, kondisi yang terjadi di Jawa Tengah merupakan cermin dari situasi Indonesia. Proses pencanangan dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo di Jepara pada akhir April ini. Setelah Jawa Tengah tepatnya Desa Plajan dicanangkan sebagai "Pusat Peradaban Dunia", Maka munculah ide membuat sebuah icon perdamaian dunia dengan bentuk gong. Karena di Desa Plajan[3] terdapat Gong Keramat yang sudah berumur lebih dari 450 tahun, Gong tersebut merupakan metode dakwah milik seorang wali yang menyebarkan Islam di Jepara tepatnya di Plajan dan sekitarnya. sehingga jadilah Gong Perdamaian Dunia alias World Peace Gong. Gong yang telah di ciptakan di Plajan ada beberapa jenis yaitu: Gong Perdamaian Nusantara, Gong Perdamaian Asia-Afrika, Gong Perdamaian Dunia.
Koleksi
Benda-benda yang terdapat di dalam Museum Gong Perdamaian Dunia, yaitu:
- Gong Perdamaian Dunia
- Gong Perdamaian Asia-Afrika
- Gong Perdamaian Nusantara
- Tanah 202 Negara
- Air 99 Negara
- Bendera Negara di Dunia
- Rumah Ibadah
Perencanaan
Pemdes Plajan dan Pemkab Jepara serta warga berupaya tidak hanya tanah ataupun air saja yang dari berbagai negara didunia, tetapi:
- Duta Perdamaian Dunia
kedepannya akan mengundang orang dari beberapa negara untuk mewakili negaranya untuk tinggal di Desa Plajan.
- Waroeng Dunia
yang menjual berbagai menu makanan dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu menu makanan khas negara tersebut yang paling populer.