Ramin
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP89Siti (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 26 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP89Siti (Kontrib • Log) 3834 hari 228 menit lalu. |
Pohon Ramin | |
---|---|
Berkas:Pohon ramin.jpg | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | Magnoliophyta
|
Kelas: | Magnoliopsida
|
Ordo: | Myrtales
|
Famili: | Thymelaeaceae
|
Genus: | Gonystylus
|
Spesies: | G. bancanus
|
Ramin adalah salah satu pohon penghasil kayu yang ada di wilayah Indonesia khususnya di Kalimantan dan Sumatera.[1] Nama ilmiah dari ramin adalah Gonystylus bancanus. [1]Tumbuhan ini berasal dari keluarga Thymelaeaceae.[1] Nama ramin adalah nama yang umum digunakan di Indonesia, sedangkan dalam bahasa lokal di kalimantan disebut jerami dan ada pula yang menyebutnya aloevera.[1] Tumbuhan berkayu ini memiliki sinomin yaitu Gonystylus haackenbergii Dales dan G. miquelianus Teysm. [1]
Habitat dan penyebaran
Habitan ramin adalah pada daerah gambut dengan iklim tropis. [2] Dataran yang tepat untuk tumbuh adalah dataran rendah, rawa atau campuran antara daerah gambut dan rawa.[2] Tanman ini banyak tumbuh di hutan tropis serta hutan rawa air tawar pada dataran rendah.[2] Ramin termasuk dalam tumbuhan asli Indonesia terutama di Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat.[2] Tanaman ini terdistribusi hingga ke seluruh daerah Asia Tenggara.[2] Ramin juga terdapat di Malaysia terutama di Semenanjung Selatan dan Serawak, serta Brunei Darussalam di daerah rawa pesisir.[2] Berdasarkan daftar merah IUCN, tanaman ini masuk ke dalam kategori beresiko.[1] Hal ini terjadi karena semakin maraknya pembalakan liar dan penebangan yang berebihan.[1]
Batang
Ramin memiliki batang yang berbentuk bulat.[3] Tinggi atang tumbuhan ini bisa mencapai 40 meter hingga 45 meter.[3] Tinggi bagian batang yang lurus dapat mencapai 21 meter.[3] Ukuran diameter batang bagian bawah pada ketinggian setinggi dada orang dewasa adalah 60 cm hingga 120 cm.[3] Akar ramin lebih sering menonjol keluar tanah dan besar-besar.[3] Permukaan batang ramin banyak yang rusak yaitu berupa pengelupasan kulit pohon.[3] Warna kulit atau [epidermis] dari pohon ramin adalah coklat, abu-abu, hingga kemerahan sedangkan bagian dalam kayunya berwarna kuning. Bagian kulit yang mengelupas berwarna coklat mudah pucat atau putih.[4]
Daun
Daun ramin memiliki bentuk oval dengan ujung daun berbentuk meruncing dan tangkai daun panjang. [5] Daun ramin termauk daun tunggal karena setiap tangkai hanya menyokong 1 daun. [4] Daun tersusun pada tangkai pohong secara selang-seling beraturan.[4]
Bunga dan biji
Ramin tidak memiliki musim yang konsisten dalam berbunga dan berbuah jadi terkadang pohon ini tidak setiap tahun berbunga dan berbuah.[5] Pohon ini memiliki masa berbunga berbeda di setiap tempat tumbuhnya. [4] Pohon ramin dihutan Kalimantan Barat biasanya berbunga antara bulan Agustus sampai Oktober sedangkan di Kalimantan Tengah antara bulan April ayau Mei. [4] Pohon ramin di Kapuas, Kotawaringin, dan Indragiri Hilir pernah selama 8 tahun tidak berbunga.[4]
Buah ramin berbentuk agak bulat dengan ukurani 4,5 cm dan rongganya rongga 3-4 cm.[4] Pohon ini memiliki permukaan buah yang kasar dan tidak.[4] Benih dikumpulkan dari buah yang sudah matang.[4] Buah yang sudah masak akan membuka dengan sendirinya.[4] Biji ramin sebaiknya disimpan dalam bentuk kering supaya lebih tahan lama.[4] Perkecambahan dari benih ramin yang masih basah dilakukan menggunakan serbuk gergaji yang disimpan dalam kantong plastik.[4] Benih tersebut akan mulai berkecambah setelah didiamkan selama dua minggu. [4] biji yang sudah kering, sebelum ditanam sebaiknya direndam terlebih dahulu untuk mempercepat proses perkecambahan.[4] Proses penaburan dan perkecambahan dilakukan dilahan pasir atau serbuk gergaji dan campuran tanah dengan perbandingan 2:1.[4]
Kegunaan
Ramin banyak ditebang karena akan diambil kayunya.[4] Kayu ramin berwarna kekuningan agak putih dengan tekstur halus dan rata.[4] Kayu ramin baik digunakan sebagai bahan membuat kayu lapis.[4] Kayu ini juga cocok untuk membuat bangunan yang memerlukan konstruksi ringan.[4] Pengrajin yang memerlukan kayu dengan warna bersih juga dapat memilih ramin untuk karyanya. [4]Kayu ini baik digunakna untuk membuat pintu,jendela, langit-langit serta sekat pengganti dinding antar kamar.[4] Kayu ini juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ukiran karena sifat teksturnya yang lembut dan mudah dibentuk. Pembuatan kapal juga sering memanfaatkan kayu dari tanaman tinggi ini.[4]
Rujukan
- ^ a b c d e f g "Gonystylus bancanus". IUCN Red List. Diakses tanggal 5 Mei 2014.
- ^ a b c d e f Hamzah, Ali Aziz. Gonystylus bancanus jewel of the peat swamp forest. Malaysia: Gemilag Press. hlm. 13-34. ISBN 978-967-5221-46-0.
- ^ a b c d e f "Non detrimental Finding Procedures" (PDF). Institut Kehutanan Malaysia. Diakses tanggal 5 Mei 2014. line feed character di
|title=
pada posisi 25 (bantuan) - ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v "Gonystylus bancanus" (PDF). Curis. Diakses tanggal 5 Mei 2014.
- ^ a b "Gonystylus bancanus" (PDF). World Agro Forestry. Diakses tanggal 5 Mei 2014.