Larasati (dalam tradisi pewayangan Jawa) merupakan salah seorang dari 41 orang istri Arjuna dan juga seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata.[1] Larasati sering dipanggil dengan nama Dewi Rarasati dalam cerita mahabarata.[2] Dalam pewayangan walaupun seorang wanita, Larasati mempunyai keahlian dalam keprajuritan, terutama memanah.[3]

Riwayat

Larasati merupakan putri dari Harya Prabu Rukma kakak dari Dewi Kunti yang merupakan ibu Arjuna, sehingga sebenarnya Larasati dan Arjuna masih saudara sepupu.[3] Ibu Larasati bernama Ken Sayuda, yang merupakan seorang wanita penghibur di Istana Madura.[1] Sebuah skandal terjadi ketika Harya Prabu yang waktu itu masih remaja dengan Ken Sayuda, (dalam kitab Mahabarata Ken Sayuda dulu yang mendekati Harya Prabu Rukmana) sehingga wanita penghibur itu hamil.[1] Bayi yang lahir dari skandal inilah Larasati.[1] Untuk memelihara nama baik keraton, Ken Sayuda yang sedang hamil dikawinkan dengan Demang Antagopa.[3] Mereka lalu tinggal di Kademangan Widarakandang.[3] Ken Sayuda setelah menjadi istri Demang Antagopa bernama Nyai Sagopi.[3]

Beberapa tahun setelah Larasati lahir, Prabu Basudewa Raja Mandura, mengungsikan tiga orang anaknya ke Widarakandang.[1] Mereka adalah Kakrasana, Narayana dan Lara Ireng alias Bratajaya. [1] Itulah sebabnya Larasati dan Bratajaya bersahabat sejak mereka masih kanak-kanak.[1] Persahabatan ini tetap akrab setelah keduanya menjadi istri Arjuna.[1]

Dewi Larasati mempunyai tiga saudara laki-laki yang juga lahir dari peristiwa skandal yang melibatkan ibunya.[1] Kebetulan ketiganya menjadi patih di negara yang berbeda.[1] Saudara pertamanya bernama Pratayoga yang merupakan anak gelap Prabu Kuntibojo yang kemudian menjadi patih di Kerajaan Mandura.[1] Kemudian saudaranya yang kedua bernama Udawa yang merupakan anak gelap Prabu Basudewa yang kemudian menjadi patih di Kerajaan Dwarawati dan saudara yang ketiga bernama Adi Manggala yang merupakan anak gelap Ugrasena yang menjadi patih di Kadipaten Awangga.[1]

Bentuk Wayang

Rarasati bermata jaitan, hidung mancung, muka agak mendongak.[4] Bersanggul gede (besar) dengan sebagian rambut terurai.[4] Berjamang dan sunting waderan, berkalung bulan sabit, bergelang dan berpontoh.[4] Berselendang dan menggunakan Kain dodot putren.[4]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l Tim Penulis Sena Wangi (1999). Ensiklopedi Wayang Indonesia. Jakarta: Sekretariat Nasional Pewayangan indonesia (SENA WANGI). hlm. 837. ISBN 9799240034.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "ensiklopedi1" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ R. Rio Sudibyoprono (1991). Ensiklopedi Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 135. ISBN 9799240034. 
  3. ^ a b c d e Heru S Sudjarwo, Sumari, Undung Wiyono (2010). Rupa & Karakter Wayang Purwa Dewa, Ramayana, Mahabarata. Jakarta: Kakilangit Kencana. hlm. 848. ISBN 9786028556262. 
  4. ^ a b c d "Larasai Dewi, Dewi Rarasati". Diakses tanggal 5 mei 2014. 

Lihat Pula