Biawak timor
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP62Stevanus (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 20 May 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 25 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP62Stevanus (Kontrib • Log) 3834 hari 1120 menit lalu. |
Biawak Timor | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Subgenus: | V. (Odatria)
|
Spesies: | V. timorensis
|
Nama binomial | |
Varanus timorensis Gary, 1831
| |
Sinonim | |
Monitor timorensis |
Habitat dan Sejarah Alam
Habitat asli dari V. timorensis adalah hutan musim, yang telah banyak ditebang untuk dijadikan lahan pertanian.[1] Sebagian besar spesimen yang tertangkap, ditangkap di lahan pesisir berbatu, dengan ketinggian sebesar 50 meter.[1] Meskipun demikian, V. timorensis juga ditemukan pada daerah dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut.[1]
V. timorensis hidup di daratan dan pepohonan. V. timorensis biasa berteduh di waktu siang hari untuk menghindari panas matahari.[1] V. timorensis umummnya memanfaatkan lahan berbatu untuk berjemur, dan untuk berburu mangsa yang biasanya merupakan invertebrata.[1] Hewan tersebut juga berburu di semak belukar.[1]
Diet
V. timorensis merupakan hewan karnivora.[1] Analisis isi perut menunjukkan bahwa diet V. timorensis dapat berupa kalajengking, ular buta, belalang, laba-laba, dan cecak.[1]
Reproduksi
Diperkirakan V. timorensis berkembang biak pada awal musim kemarau (Mei hingga Juli).[1] Hal ini terlihat dari, buah zakar dan ovarium milik V. timorensis yang lebih besar secara signifikan pada bulan Oktober dan September.[1] Dalam penangkaran, V. timorensis menginkubasi sekitar 7 hingga 11 butir telur, dalam sebuah siklus reproduksi, selama jangka waktu 93 hingga 186 hari.[1] Ketika menetas, panjang tubuh anakan adalah sekitar 163 hingga 174 mm.[1] Perbedaan jumlah jantan dan betina yang tertangkap dinyatakan tidak berbeda nyata.[1]