Monumen Simpang Lima Gumul

monumen di Indonesia
Revisi sejak 7 Mei 2014 01.58 oleh BP79Pandu (bicara | kontrib) (+isi)

Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon Kota Kediri yang bentuknya menyerupai L’arch D’ Triomphe yang berada di Paris, Perancis.[1] SLG mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati Kediri saat itu, Sutrisno. [2][3] Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri.[3]

Berkas:Simpang lima gumul.jpg
Simpang Lima Gumul (SLG) merupakan salah satu ikon Kota Kediri

Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Perancis dalam Revolusi Perancis dan Perang Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun.[3]. Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo Raja Kediri abad XII yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.[2][4]

Selain sebagai ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah maju.[1][5] Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Island.[1][5]

Karakteristik bangunan

Secara fisik, monumen Simpang Lima Gumul memiliki luas bangunan 37 hektar secara keseluruhan, dengan luas bangunan 804 meter persegi dan tinggi mencapai 25 meter yang terdiri dari 6 lantai, serta ditumpu 3 tangga setinggi 3 meter dari lantai dasar.[1][4] Angka luas dan tinggi monumen tersebut mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, yaitu 25 maret 804 Masehi.[1][4] Pembangunan monumen ini telah menghabiskan biaya lebih dari Rp 300 milyar.[3]

Di sisi monumen terpahat relief –relief yang menggambarkan tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini.[1] Di salah satu sudut monumen terdapat sebuah arca Ganesha, salah satu dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bala dan Dewa Kebijaksanaan.[3]

Di dalam bangunan monumen terdapat ruang-ruang untuk pertemuan di gedung utama dan ruang auditorium di lantai atas yang beratapkan mirip kubah (dome), ruang serba guna di ruang bawah tanah (basement), diorama di lantai atas, dan minimarket yang menjual berbagai souvenir di lantai bawah.[2] Bangunan ini juga memiliki tiga akses jalan bawah tanah untuk menuju monumen.[2]

Kawasan monumen ini tidak pernah sepi pengunjung di malam hari, karena di sekitar monumen banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu.[1] Pada hari sabtu dan minggu pagi, kawasan ini juga ramai oleh pengunjung yang berolaraga lari pagi (jogging), pengunjung yang rekreasi, maupun pengunjung pasar Sabtu-Minggu di Tugu.[1] Pemerintah juga telah merencanakan akan membangun hotel, mall, pertokoan, pusat grosir, dan pusat produk – produk unggulan dan cinderamata di kawasan Monumen Simpang Lima Gumul.[1]


Referensi